Sinopsis drama Korea, film, artis Korea, k-pop, k-movie, dan k-drama

December 23, 2014

Sinopsis 'The King's Face' Episode 10 (Bagian 1)

Sinopsis 'The King's Face' Episode 10 (Bagian 1)

Baca: sinopsis 'The King's Face' episode 9 - bagian 2.

Kisah Romance – Pada episode sebelumnya, Pangeran Gwanghee menemui Ga Hee yang kemudian memintanya untuk segera menikah setelah mendengar dari Do Chi jalan satu-satunya untuk menyelamatkan Gwanghee adalah dengan menikah putri Tuan Yoo, yaitu Yoo Jung Hwa. Karena, hanya dengan cara itu, keselamatan Pangeran Gwanghee terjamin setelah nasib Permaisuri ada di ujung tanduk. Sedih mendengar permintaan orang yang dikasihinya itu, Pangeran Gwanghee mencium Ga Hee tepat di bibirnya. Apa yang akan terjadi selanjutnya pada mereka berdua? Takdir apa yang sudah menunggu di depan mereka?

***


Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1
Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Dua orang pengemis mengerubungi Baek Kyung di jalanan. Mereka mencari apakah ada yang berharga dari orang tua itu. Ketika tidak menemukan apapun, mereka mendengus, “Orang tua ini tak punya apa-apa!” Baek Kyung marah dan mengatakan, “Beraninya kau! Meski jika takdirmu adalah menyentuh barang milik orang lain, setidaknya belajar bersikap seperti manusia!” Saat Baek Kyung mengatakan itu, Pangeran Gwanghee muncul dan berhenti untuk melihatnya, sadar jika orang tua buta itu adalah orang yang berjanji menemuinya sepuluh hari sebelumnya.

“Jika tidak, sama seperti takdirmu dengan pisau tertanam di suaramu, kau akan mati dalam
kecelakaan mendadak!” pekik Baek Kyung, “Ibumu sedang sakit seolah-olah akan meninggal dalam satu atau dua hari. Jangan berada disini, tinggallah bersama ibumu.” Dua pengemis itu bertanya bagaimana Baek Kyung tahu? Pangeran Gwanghee mendekati dan menyuruh dua pengemis itu pergi.

“Kenapa kau baru muncul? Kau datang telat sekali, sehingga aku hampir kehilangan pakaianku,” ucap Baek Kyung kepada Pangeran Gwanghee.

Pangeran Gwanghee mengernyitkan dahi dan bertanya, “Anda tahu kalau aku akan muncul disini?” Baek Kyung mengingatkan jika sepuluh hari silam telah meminta Pangeran Gwanghee datang.

***

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1
Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Detik berikutnya, Pangeran Gwanghee mentraktir Baek Kyung makan. Saat Baek Kyung makan, Pangeran Gwanghee membatin meskipun buta tapi Baek Kyung memiliki kemampuan membaca wajah hanya dari suara seseorang. 'Itu merupakan kemampuan tertinggi seorang pembaca wajah,' batinnya, 'Siapa ia sebenarnya?'

Setelah menandaskan penganannya, Baek Kyung mengatakan supaya Pangeran Gwanghee tidak perlu risau lagi tentang apa yang ada di dalam hatinya. Biar bagaimanapun ia menilai Pangeran Gwanghee tak bisa melakukannya sendirian. “Anda ini siapa sih, kok bisa melihat pikiranku?” tanya Gwanghee. Namun, Baek Kyung hanya mengatakan bahwa Pangeran Gwanghee bukanlah tandingannya Raja Seonjo. Ia menyuruh Pangeran Gwanghee untuk memikirkan cara bertahan hidup, bertahan demi Joseon, melewati bencana sampai akhir saja dulu.

“Bencana?” Pangeran Gwanghee tidak mengerti maksud Baek Kyung.

Baek Kyung menyebutkan bahwa akan segera terjadi bencana besar di Joseon, di mana rasa sakit yang dibawa oleh Gwanghee akan menjadi satu-satunya harapan Joseon. Ia bangkit dan mengatakan, “Kita akan segera bertemu lagi.” Gwanghee beringsut hendak menahan, tapi orang tua itu datang dan pergi sesukanya.

***

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Di dalam kamarnya, Gwanghee merenung, memikirkan apa yang dikatakan Ga Hee padanya, bahwa Ga Hee tak meninggalkannya, melainkan mengirimnya ke dunia yang lebih besar. “Dunia dimana orang-orang belajar tentang harapan karena dirimu. Kesanalah aku mengirimmu,” ingatnya akan kata-kata Ga Hee.

Sementara itu, ia juga teringat kata-kata Baek Kyung yang mengatakan apa yang ada di dalam hatinya. 'Kau takkan pernah bisa melakukannya sendirian.'

***

Pada akhirnya, Gwanghee memutuskan untuk menemui Raja Seonjo. Ia menyerahkan buku kas yang awalnya mau digunakan sebagai senjata untuk menekan para pejabat korup. Raja Seonjo bertanya, “Sebelumnya kau kan bilang jika ini adalah pedang, bukan sebuah buku kas biasa, kenapa kau serahkan padaku?”

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1
Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Gwanghee mengaku bahwa dirinya sangat bodoh, terlambat mengetahui kemampuannya masihlah buruk. “Pedang itu seharusnya berada di tangan Anda sejak awal. Hamba tidak kompeten dan menyedihkan, sehingga mendorong rakyat menjadi kacau. Bahkan, Permaisuri telah dituduh,” ucap Gwanghee, air matanya mulai menitik, “Tak peduli betapa hebatnya sebuah pedang jika berada di tangan orang yang tak tahu cara menggunakannya, mana mungkin itu bisa berguna?” Ia menyebutkan jika satu-satunya orang yang tepat menggunakannya adalah ayahnya, Raja Seonjo sendiri.

Raja Seonjo memicingkan matanya dan mempertanyakan kesungguhan putranya. “Kenapa kau tiba-tiba berubah?” Sambil menangis tersedu-sedu, Gwanghee menjelaskan jika dirinya telah menyebabkan rakyat jatuh dalam keputusasaan. Raja Seonjo mengangguk-angguk mengerti. Ia bertanya, “Jika begitu, bolehkah aku menggunakan pedang ini dengan cara apapun yang kuinginkan?”

Gwanghee makin membenamkan kepalanya ke bawah, mengiyakan dengan suara berat. Ia juga menambahkan bahwa fitnah yang terjadi pada Permaisuri adalah akibat kebodohannya menyimpan buku kas itu, yang direncanakan oleh orang yang menginginkan buku kas tersebut. Raja Seonjo mengatakan akan segera mengetahuinya setelah mengecek buku kas tersebut.

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Sementara itu di luar ruangan, para pejabat dipimpin oleh Tuan Songkang meminta kepada Raja Seonjo untuk mengembalikan status Pangeran Gwanghee. Karena, ia terbukti tidak bersalah. Kemudian, dalam sebuah narasi, Gwanghee mengatakan, “Aku telah gagal. Tapi suatu hari, aku pasti akan mewujudkan reformasi ini. Demi impian itu, aku akan menanggung segala penderitaan.”

***

Raja Seonjo mengungkapkan kepada PM San Hae jika kejadiannya takkan seperti ini, apabila para pejabat tidak menolak reformasi pertama yang dilakukannya untuk mereformasi Kantor Pajak. Dengan raut wajah ketakutan, PM busuk ini meminta supaya Raja Seonjo tidak menjadikan seluruh pejabat pemerintah sebagai musuhnya. “Terus, kau mau mengatakan supaya aku mengubur buku kas ini, begitu?” tanya Raja Seonjo. PM mengiyakan, dan berani memastikan jika raja menguburnya, maka akan mendapatkan kesempatan mengisi kas negara.

“Berpaling dari buku itu dan berbagi korupsi?”

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1
Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

PM mengangguk. Ia bicara lebih pelan, lebih kencang dari berbisik sih, untuk menyebutkan bahwa sebagian besar prajurit belum menerima pembayaran. Ia menambahkan bahwa inilah kesempatan raja untuk unjuk diri, dengan memberikan lebih banyak gandum pada rakyat. “Istana yang tak bisa memberi makanan pada rakyat, hanya akan menerima kebencian dari rakyat pada akhirnya.”

Raja Seonjo mengangkat poci minuman dan menuangkannya ke gelas PM, sampai penuh, sampai meluber-luber. “Untuk ke depan, tidak ada pejabat, termasuk dirimu yang akan menerima segelas anggur yang penuh seperti ini,” ucap Raja Seonjo. Dengan tangan gemetar, PM meminumnya dan akan akan mengingatnya. Selanjutnya, Raja Seonjo mengungkapkan akan menyimpan buku kas itu terlebih dulu sebelum digunakan sebagai kartu truf-nya kelak.

***

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Moo Chul berusaha keras membantu Soo Tae melarikan diri keluar melalui dinding rumahnya saat prajurit istana mengejarnya. Bahkan, Moo Chul rela dijadikan alas kaki supaya Tuannya itu bisa melarikan diri. Namun, begitu Soo Tae berhasil memanjatnya, ternyata prajurit istana sudah menunggu di balik tembok. Hahaha. Ibarat pepatah keluar mulut singa masuk mulut buaya.

Soo Tae pun dijebloskan ke dalam penjara. Satu sel bersama Gong Ryang yang sudah meringkuk di dalamnya lebih dulu. Soo Tae senang melihat Gong Ryang – sama sekali tidak menyangka. “Wah, Anda ada di sini juga Tuan,” sapa Soo Tae, “Kita berbagi sel rupanya.” Gong Ryang yang menunduk saja sedari tadi mengangkat wajahnya. Melihat Soo Tae, terlihat dari raut wajah Gong Ryang ketidaksenangan. Gong Ryang mengatakan bahwa dirinya akan segera bebas, sehingga takkan berbagi sel dengan Soo Tae. Soo Tae tertawa-tawa mendengarnya. Ia tak yakin seperti itu.

***

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Sementara itu, Raja Seonjo mengumumkan kepada para pejabat bahwa nama Pangeran Gwanghee telah dibersihkan dari tuduhan melukai adiknya sendiri (Shinsung). “Karena itu, aku memerintahkan pengembalian status Pangeran Gwanghae,” ucapnya. Para pejabat bersujud, memuji pernyataan raja.

***

Raja Seonjo ada di perpustakaan saat Gwanghee datang menghampiri. Ia berbalik menghadap Gwanghee yang kemudian segera bertanya sesuatu. Gwanghee mempertanyakan kenapa ayahnya hanya menghukum Soo Tae, padahal dalam buku kasnya itu ada banyak nama pejabat yang terlibat? Raja Seonjo bertanya balik bukankah sebelumnya Gwanghee mengatakan akan mengizinkannya untuk menggunakan “pedang” itu dengan cara sesuai keinginannya? Gwanghee menjawab bila ia berpikir bahwa ayahnya akan menghukum semua pejabat atas kejahatan mereka itu.

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1
Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Nada bicara Raja Seonjo mulai naik. Ia bertanya kenapa Kantor Pajak gagal? Sebab, kekuasaan istana dan kekuasaannya lemah. “Tak peduli betapa mulianya niat itu atau betapa pedulinya dirimu pada rakyat. Apa yang bisa dilakukan seorang raja bila dia bahkan tak bisa membayar para pejabatnya? Jika kau hanya mendorong kebijakan, menurutmu itu adalah reformasi?” Lalu ia berteriak melampiaskan kekesalannya karena Gwanghee berani mengkritik yang dilakukannya tanpa mengetahui apapun.

“Aku mengubur buku itu untuk memperkokoh kekuasaanku dan kau memberikan buku itu untuk mengembalikan status pangeranmu. Kita tidak berbeda kan?”

***

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1
Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Di ruang lukisan para raja terdahulu Joseon, Gwanghee mengeluh tentang keinginannya sendiri pada Kasim Song. Ia merasa hanya memberikan keputusasaan pada rakyat, dan menggunakan buku itu demi kepentingan pribadi. Kasim Song meminta Pangeran Gwanghee untuk melihat tujuan lebih besar yang diinginkannya, walaupun ragu-ragu. Karena, itu alasan Pangeran Gwanghee menikah kan?

“Sebelumnya, aku meminta Shinsung untuk tidak mendamba gelar Putra Mahkota, karena itu sudah di-tag oleh Imhae. Jadi, tidak mungkin bagi dirinya sendiri bermimpi menjadi Putra Mahkota di saat ada Imhae?” tanya Gwanghee. Pertanyaan itu ditanyakan balik oleh Kasim Song apa Pangeran Gwanghee bisa menyerahkan penderitaan rakyat yang dipedulikannya pada orang lain? Gwanghee mengaku tidak bisa, tapi ia bertanya apakah keinginan untuk menjadi Putra Mahkota bukan hanya keserakahanku semata kan? Tak ada jawaban untuk itu. Tak ada.

***

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Pelayan Permaisuri datang ke gibang untuk menemui Ga Hee, meminta kesediaannya merias Jung Hwa sebagai pengantin wanita di rumah Tuan Yoo. Sebab, menurut penuturan sang pelayan, pesta pernikahan Gwanghee-Jung Hwa akan diadakan di sana. Pelayan memberikan sekantong besar uang. Ga Hee tercenung dan tatapannya kosong. Ia melamun mengetahui kenyataan yang ada di hadapannya bahwa pria yang mengejar-ngejarnya yang mencintainya yang dicintainya akan menikahi orang lain dan bukan dirinya?

“Kenapa kau tak menjawabku?” tanya pelayan, “Permaisuri memerintahkanmu melakukan
yang terbaik untuk mempelai wanita.”

Setelah tersadar dari lamunannya, Ga Hee mengaku akan melakukan yang terbaik untuk membantu pernikahan Gwanghee-Jung Hwa.

***

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Selanjutnya, kita melihat Ga Hee merias Jung Hwa dengan sangat cantik. Di sisi lain, Young Shin masuk ke ruangan di mana Gwanghee telah menunggu. Ia mengatakan, “Yang Mulia, ini saatnya untuk pergi. Anda memilih jalan ini demi rakyat. Anda tak ditakdirkan bersama Nona Ga Hee.”

Upacara pernikahan pun berjalan sempurna tanpa halangan. Saat ditahbiskan sebagai suami-istri, mata Gwanghee menangkap sosok Ga Hee yang berdiri di kejauhan. Mata itu kemudian mengekori kepergian Ga Hee dari sana. Jung Hwa sempat menangkap sekilas momen itu. Kegembiraan yang terpancar dari wajahnya mendadak sirna.

***

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1
Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Malamnya, selayaknya pasutri baru menikah, mereka berdua melakukan malam pertama. Sebelum melakukannya, mereka makan dan minum dulu sambil berbincang-bincang. Jung Hwa bertanya, “Apa Anda terkejut tadi? Saya tak bermaksud membohongi Anda. Saya hanya merasa khawatir tidak seperti wanita dari keluarga bangsawan yang lain. Karena itu, saya tidak memberitahu Anda soal siapa saya sebelumnya. Mohon maafkan saya.”

Namun, Pangeran Gwanghee mengatakan bahwa tidak seharusnya Jung Hwa meminta maaf padanya. Sebaliknya, justru dirinyalah orang yang harus minta maaf itu. Ia mengaku andai tahu wanita yang akan dinikahinya adalah Jung Hwa, maka ia takkan mau menikah. Jung Hwa sedikit terkejut mendengarnya dan bertanya, “Apa Anda tak menyukaiku sama  sekali?”

Gwanghee menggeleng. Bukan itu maksudnya. Ia hanya merasa berdosa terhadap wanita yang dinikahinya, yang mana seolah mencari perlindungan di baliknya. Pun demikian, ia mengucapkan terima kasih pada Jung Hwa, karena mau dinikahinya.

***

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1
Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Ga Hee minum tuak demi melupakan Gwanghee yang sudah menikahi Jung Hwa. Ia memuji jika wanita yang telah menikah dengan Gwanghee sangatlah cantik, dan pendukung kuat posisi pangeran. “Aku sangat senang,” ucap Ga Hee, “Song Wol, tidak berdosa kan menyimpan Pangeran Gwanghae di dalam hatiku? ... Aku boleh menyimpannya di dalam hatiku tanpa membiarkan orang lain tahu.”

Do Chi melas mendengar ratapan Ga Hee dari luar. Ia membawa Ga Hee kembali, sambil mengatakan bahwa Ga Hee tidak boleh menyimpan Gwanghee di dalam hatinya. Sebab, Ga Hee adalah miliknya. “Aku akan menunjukkan padamu, bahwa tak ada bibit perpisahan
bagi para raja dan bangsawan. Pangeran Gwanghae meninggalkanmu dengan alasan demi rakyat. Aku akan membuktikan padanya, bahwa melindungi orang yang kau cintai berarti kau melindungi rakyat,” ucap Do Chi dalam sebuah narasi, sewaktu menggendong Ga Hee pulang.

***

Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1
Sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 1

Pagi-pagi benar, Raja Seonjo sudah memicingkan sebelah matanya. Ia akan membidik sasaran di depannya dengan senapan laras panjang. Beberapa detik berikutnya terdengar dor! Burung-burung beterbangan dan para pejabat istana yang ada di sana menutupi telinganya mendengar suara menakutkan yang memekakkan telinga itu. “Apa ini senjata yang dibawa oleh utusan Jepang bersama seekor burung merak?” tanyanya.

Para pejabat membenarkan. Mereka menjelaskan jika senjata yang dipegang Raja Seonjo dinamai senapan. Raja Seonjo bertanyta apa tujuan para utusan Jepang ini dengan membawa senapan ini, apa untuk unjuk kekuatan militer mereka? Apa sebentuk ancaman bagi Joseon, karena meminta pembukaan jalur ke Ming (China). Salah seorang pejabat yakin tujuannya tidak seperti itu. Biar bagaimanapun senapan hanya memiliki jangkauan bidik dalam jarak relatif dekat, seperti juga telah disampaikan oleh Utusan Kim Sung Il, sama seperti senjata api yang mereka miliki. Ia yakin pihak Jepang tak mungkin merencanakan perang dengan mereka.

Raja Seonjo mengatakan jika senapan itu, biar bagaimanapun, adalah hadiah dari utusan asing. Maka, ia memerintahkan seorang prajurit untuk menyimpankannya satu untuknya di gudang militer.

***

Malam harinya, seorang penjaga melakukan kontrol keliling saat menemukan seseorang tergantung di sebuah ruangan.

Keesokan harinya, Profesor Go, Do Chi, dan beberapa staf dari Departemen Fosiognomi melaporkan temuan mereka mengenai penyebab kematian Selir Hong Sookyong. Raja Seonjo meminta penjelasannya. Profesor Go hati-hati mengatakan, “Selir Hong mabuk dan meninggal setelah kepalanya terluka karena terjatuh malam itu.”

“Ia tidak diracun?” tanya Seonjo.

Profesor Go menggeleng. “Tidak Baginda,” jawabnya kemudian, “Setelah kami mengamati baik-baik mayatnya, kami menemukan memar di kepala dan tak melihat tanda-tanda adanya racun apapun dari jenazahnya.” Kening Raja Seonjo mengerut, kemudian mempertanyakan jika benar seperti itu kenapa kenapa tabib menyebutkan bahwa Selir Hong diracun? Ia minta dipanggilkan tabib itu sekarang juga! Profesor Go menjawab sang tabib sudah meninggal semalam, gantung diri.

Hal itu justru makin membuat benak Raja Seonjo dipenuhi pertanyaan-pertanyaan. “Kenapa tabib membunuh dirinya sendiri?” Profesor Go terdiam, sehingga Do Chi mengambil alih jawaban. Ia menyebutkan jika sang tabib ketakutan setelah mengetahui hasil investigasi Departemen Fisiognomi yang tidak menemukan adanya racun. Ia menambahkan jika ada seseorang yang mencoba memfitnah Permaisuri, dengan membeli pernyataan sang tabib. Kesal, Raja Seonjo memerintahkan mencari dalangnya.

***

Selir Gwi In menemui Permaisuri dan menunjukkan wajah bermuka duanya. Ia mengaku senang Permaisuri dibebaskan dari segala tuduhan. Permaisuri tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas perhatian Gwi In.

“Ngomong-ngomong, siapa yang berani memfitnah Anda?” tanya Selir Gwi In kemudian (ya, kamu itu!!!), “Apa Anda memiliki dugaan?” Permaisuri menjawab jika pelakunya akan segera ditemukan, karena gosip dirinya difitnah telah membuat gonjang-ganjing. Dengan lidah buayanya, Selir Gwi In menyebutkan bahwa pelaku memang harus segera ditemukan untuk memberikan pelajaran takkan ada orang lain yang mencoba melakukannya kelak.

***

Sekeluarnya dari ruang Permaisuri, Selir Gwi In menanyai pelayannya apakah sudah mengurus sang dokter? Pelayan mengiyakan dan memintanya tenang. Selir Gwi In menyatakan bahwa mereka harus bergerak hati-hati. Pasalnya, apa yang mereka lakukan akan berbahaya jika orang-orang dari Departemen Fisiognomi menguaknya.

Ketika hendak berjalan pergi, Do Chi menghadang langkah mereka. Dengan sopan, Do Chi menyapa Selir Gwi In dan memperkenalkan diri.

***

Detik berikutnya, keduanya sudah duduk saling berhadapan. Selir Gwi In bertanya, “Apa gerangan yang membawa seorang pembaca wajah ingin menemuiku?” Do Chi menyebutkan jika awalnya ia hendak bertanya perihal kematian Selir Hong untuk menyelidiki sang tabib. Namun, ia mengaku jika telah menemukan faktanya sendiri semalam dan menyerahkan sebuah surat terlipat, juga sekantung uang. Selir Gwi In tersentak melihatnya – ini merupakan bukti nyata yang diberikan Do Chi bahwa tabib itu bergerak atas perintahnya. Ia langsung bertanya maksud dan tujuan Do Chi?

“Tidak perlu khawatir, Yang Mulia,” tatap Do Chi tajam, “Hamba masuk ke sini melalui jalan yang dibuka oleh Gong Ryang. Jadi, Hamba ada pada sisi Yang Mulia. Karena itu, gunakanlah Hamba sebagai pemantik api!” Benak Selir Gwi In dipenuhi tanda tanya apa maksud kata-kata Do Chi. Sebelum ditanyakan, Do Chi sudah menjelaskan lebih dulu

“Hamba seorang pembaca wajah, dan Yang Mulia memiliki wajah seseorang yang akan melahirkan Raja Joseon berikutnya,” ungkap Do Chi, “Peran Hamba akan membantu Pangeran Shinsung untuk mengukuhkannya sebagai Putra Mahkota.”

Bersambung ke sinopsis 'The King's Face' episode 10 - bagian 2.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'The King's Face' Episode 10 (Bagian 1)

0 komentar:

Post a Comment