Sinopsis 'The King's Face' Episode 5

Sinopsis 'The King's Face' Episode 5

Sebelumnya baca: sinopsis 'The King's Face' episode 4.

Kisah Romance – Gwanghee menyamar sebagai peserta ujian ahli pembaca wajah istana. Do Chi juga ikut sebagai peserta. Seorang pelayan mati di meja makan Raja Seonjo. Pelayan mengatakan bila salah seorang peserta ahli pembaca wajah istana adalah tersangkanya. Ia menunjuk Gwanghee. Namun Do Chi meminta Seonjo untuk memberinya kesempatan membaca wajah, sehingga bisa ditemukan siapa pelaku sebenarnya. Jika salah, Do Chi rela dipenggal kepalanya.

Di ruang pemeriksaan, Gwanghee membaca wajah Do Chi. Ia berceloteh Do Chi adalah wajah orang yang mudah mendapatkan jabatan gubernur. Jadi, ia akan tenang, karena pasti keluar hidup-hidup. Mereka berdua kemudian melakukan pemeriksaan wajah secara seksama dan menemukan satu fakta: pelayan mati karena penyakit kronis. Gwanghee dan Do Chi saling memandang. Sementara itu, di luar para pelayan ketar-ketir menunggu jawaban.

Imhae meminta izin ayahnya untuk melakukan interograsi. Ia berjanji akan menangkap pelakunya. Shinsung (putra keempat Seonjo) berkomentar kalau sebaiknya masalah ini diserahkan pada Departemen Kehakiman, yang lebih berpengalaman. Imhae mengungkapkan ekspresi kemarahannya, “Jadi, maksudmu aku tidak mampu melakukannya, karena aku bodoh?”

Gwiin Kim menegur keduanya. Ia lantas bertanya di mana Gwanghee berada? Seorang selir kemudian terkekeh mengetahui Gwanghee tidak ada di sana. Gwiin Kim menyuruhnya diam. Ketika selir itu terdiam, giliran Seonjo yang tertawa. Ia menyatakan semuanya hanya lelucon. Sebab, dua jam sebelumnya jasad pelayan sudah dicek oleh tabib dan dipastikan pelayan itu mati karena penyakit kronis yang dideritanya.

Kim Gong Ryang (saudara Gwiin Kim) kesal, karena semua ini hanya lelucon Seonjo. Gwiin Kim mengatakan bahwa yang membuatnya khawatir adalah lelucon ini dikompori oleh Sookyong Hoon. Ia merasa Seonjo sangat “dalam” perasaannya terhadap Sookyong.

Gong Ryang bertanya apa yang membuat Gwiin Kim khawatir? Biar bagaimanapun, setelah ujian ahli pembaca wajah istana selesai, Shinsung akan ditunjuk sebagai putra mahkota. Karena Imhae dan Gwanghee tidak masuk hitungan. Namun, Gwiin Kim merasa Gwanghee itu berpotensi, sehingga ada kemungkinan menjadi kuda hitam dan mengalahkan putranya ke kursi putra mahkota.

Go San menemukan para peserta ujian menuliskan nama peserta lainnya, karena salah satu di antara mereka dituding sebagai penyebab kematian pelayan. Namun, hanya satu orang yang menyebutkan bahwa pelayan mati karena penyakit kronis. Dan orang yang membuatnya jadi lelucon adalah Raja Seonjo. Go San membaca nama peserta itu adalah Do Chi.

Kemudian, Go San menemui para peserta dan menyatakan tidak ada pelaku dalam kematian pelayan. Do Chi mengulangi kembali jawabannya. Go San bertanya siapa nama Do Chi? Lantas, ia membaca wajah Do Chi dan menyimpulkan Do Chi melengkapi wajahnya. Gwanghee ngoceh kalau mereka semua tertipu dengan lelucon Seonjo, kecuali Do Chi. Saat bicara kumis tempelan Gwanghee miring sebelah. Orang-orang bertanya kenapa kumis Gwanghee miring sebelah? Menyadari ada yang salah, Gwanghee mencoba memperbaikinya. Seseorang berteriak kebakaran dan Gwanghee langsung ambil kaki seribu – ternyata yang berteriak adalah Young Shin.

Seonjo bertanya apakah ada yang menjawab dengan benar? Go San mengiyakan dan menyebutkan namanya Do Chi. Ia merasa yakin Do Chi akan mendapat posisi pertama.

Setelah melihat papan pengumuman, Dong Chi pergi begitu saja, karena yang tertera di sana bukanlah namanya. Gwanghee memerintahkan Young Shin untuk mencari tahu siapa Do Chi sebenarnya. Young Shin bertanya siapa dia? Gwanghee menjawab bahwa Do Chi adalah pembaca wajah yang akan mengguncang Joseon di masa depan.

Ga Hee bertanya apa rencana Do Chi untuk masuk ke departemen pembaca wajah, setelah gagal pada ujian. Do Chi menyatakan ia akan masuk melalui jalur Gong Ryang, sambil menunjukkan sebongkah emas berbentuk kura-kura. Ia yakin Gong Ryang akan menerima emas itu dan memberikannya pada Jang Soo Tae. Dengan demikian, ia akan menjadi orangnya Gwiin Kim. Ga Hee bertanya apa Gong Ryang bisa mempercayainya? Do Chi menyatakan harus membuatnya percaya saat melihat wajahnya nanti. Ga Hee minta diajak demi komunitas Daedoong.

Bersama Ga Hee, Do Chi menghadap Gong Ryang untuk menghadiahinya emas kura-kura yang dibelinya dari seorang pedagang. Gong Ryang bertanya untuk apa Do Chi memberinya hadiah? Do Chi lantas membaca wajah Gong Ryang. Ia mengatakan Gong Ryang memiliki masa depan cerah sebagai pemimpin. Namun, Gong Ryang memiliki keburukan – seperti tidak peduli metode untuk naik ke kursi kepemimpinan dan tidak memiliki orang-orang baik di sekitarnya.

Karena itu, ia meminta Gong Ryang untuk menjadikannya pengikut. Gong Ryang tertawa. Ia belum bisa percaya pada Do Chi. Namun, Do Chi menegaskan apa alasan Gong Ryang tidak mempercayainya? Toh, ia membawa emas kura-kura ke hadapan Gong Ryang kan, bukannya ke pengadilan? Gong Ryang marah karena Do Chi menuduhnya telah mencuri emas kura-kura itu. Namun, Do Chi menjawab telah membaca wajah Gong Ryang – wajah tak pernah berbohong.

Gong Ryang memanggil orang-orangnya yang berjaga di luar. Ga Hee langsung mengambil panah dan mengarahkannya pada Gong Ryang. Gong Ryang minta waktu berpikir sebelum memutuskan. Jadi Do Chi dan Ga Hee pun pergi keluar.

Ga Hee bertanya apa mereka berhasil meyakinkan Gong Ryang? Dong Chi menenangkan Ga Hee dengan mengatakan bila Gong Ryang menemui Jang Soo Tae, maka Gong Ryang akan menerimanya.

Gong Ryang bertanya kenapa Soo Tae membiarkan segel emas jatuh ke tangan orang lain? Soo Tae meminta maaf mengenai itu. Gong Ryang bertanya lagi siapa orang-orang itu? Soo Tae berspekulasi bahwa orang-orang itu adalah suruhan Gwanghee.

Soo Tae menyatakan bahwa ada seseorang yang menyelamatkan Gwanghee membidiknya dengan anak panah bambu merah. Dan belum lama ini ada yang membeli anak panah bambu merah dalam jumlah yang besar. Orang yang membelinya adalah Young Shin. Gong Ryang merasa frustasi.

Gong Ryang meminta Ga Hee menunjukkan kemampuannya memanahnya sebelum menjadi orang kepercayannya. Ga Hee pun bersiap memanah sasaran di depannya, tapi ia berbalik arah dan mengarahkan panahnya pada seseorang pemanah di atas pohon. Sekali bidik, pemanah itu tumbang. Gong Ryang kagum dengan kemampuan Ga Hee. Ia berjanji akan memasukkan Do Chi sebagai orang departemen fisionomi dengan syarat Ga Hee membunuh Gwanghee - ini sekaligus pembuktian Ga Hee dan Do Chi bukanlah orang suruhan Gwanghee.

Jelas, perintah ini membuat Ga Hee galau. Ia ingatan ucapan gurunya yang bertanya apa tujuan Ga Hee belajar memanah? Toh, Ga Hee tidak punya potongan jadi seorang pemanah. Ia mengingatkan bahwa panah bukan bertujuan untuk membunuh seseorang, tapi untuk menyelamatkan seseorang. Ia juga ingat kata-kata Do Chi bawa buku grafik astronomi miliknya dibocorkan seseorang kepada raja - ia menduga itu ulah Gwanghee. Ia juga ingat bagaimana kedua ortunya mati - ayah dipenggal, ibu ditusuk prajurit.

Seonjo berhasil memanah burung dengan tepat. Anak-anaknya memujinya. Imhae melihat rusa dan mengatakan akan memburunya untuk dipersembahkan kepada ayahnya. Shinsung menyusul beberapa waktu kemudian. Gwanghee juga ikut berburu. Tapi, di tengah pencariannya, Gwanghee melihat Ga Hee, yang dikenalinya sebagai orang yang menolong beberapa waktu lalu. Gwanghee membuntutinya.

Shinsung berhasil memanah buruannya lebih dulu. Hal itu membuat Imhae marah. Shinsung meneruskan mencari buruan lainnya. Imhae masih terpaku di tempat. Seorang pengawalnya melepaskan anjing pemburu untuk mengigit Shinsung.

Gwanghee celingak-celinguk mencari keberadaan Ga Hee yang dikejarnya. Padahal, Ga Hee bersembunyi di belakangnya, siap memanah dirinya. Melihat Gwanghee, pikiran Ga Hee sempat kalut. Ia terkenang masa-masa indah bersama Gwanghee. Itu membuatnya sempat mengurungkan niat untuk membidiknya.

Seseorang terlihat bergerak mengejar buruannya. Itu adalah Shinsung. Gwanghee melihat Shinsung siap membidik buruannya di mana seekor anjing pemburu telah mengejarnya. Ga Hee memutuskan menarik tali busurnya, mengarahkannya pada Gwanghee, sehingga yang terkena panah Ga Hee adalah Shinsung. Seonjo dan lainnya datang. Ia bertanya siapa yang melakukannya. Shinsung berbohong dengan menuduh Gwanghee pelakunya. Seonjo memerintahkan prajurit menangkap Gwanghee.

Namun, Gwanghee mengatakan bahwa seseorang telah memanah Shinsung dan berlari. Ia meminta ayahnya untuk mengejar pelaku sebelum jauh melarikan diri. Seonjo memerintahkan prajurit menyisir hutan. Ia mengingatkan jika sampai pelakunya tidak ketemu, maka Gwanghee harus mempertanggungjawabkan ucapannya.

Di sisi lain, Ga Hee masih berlari demi menghindari kejaran prajurit. Ia berhasil meloloskan diri dari prajurit setelah bersembunyi di balik bebatuan. Namun, setelah berdiri, Ga Hee justru menemukan seekor anjing pemburu berdiri di sana. Ia lari tunggang langgang, di belakangnya anjing pemburu mengejarnya. Seonjo dan iring-iringannya kembali ke istana. Gwanghee yang diikat memerintahkan Young Shin untuk mencari pelakunya.

Ga Hee masih mencoba meloloskan diri dari kejaran anjing pemburu. Ia memutuskan mengambil anak panahnya dan memanah anjing yang mengejarnya sebelum kakinya terantuk batu. Prajurit pengejar mendengar suara gaduh. Mereka menghampiri dan menemukan anjing sudah mati tertembus panah bambu merah. Young Shin hanya melihatnya dari kejauhan.

Tabib mengatakan bahwa Shinsung akan baik-baik saja, mengingat tidak terkena bagian yang fatal. Gwiin Kim meminta Seonjo untuk mengirimnya keluar istana, karena anaknya dalam bahaya. Seonjo menyatakan akan melakukan tindakan. Pelayan masuk dan memberitahu kalau kepala keamanan sudah kembali.

Bersama kepala keamanan, Seonjo menemui Gwanghee yang kehujanan di luar. Ia bertanya apa yang ditemukan kepala keamanan? Kepala keamanan menjadi ia dan anak buahnya tidak menemukan siapapun. Seonjo memerintahkan untuk memasukkan Gwanghee ke dalam penjara. Ia bahkan tidak mau mendengar penjelasan Gwanghee.

Permaisuri mendatangu Gwanghee di penjara. Ia menyatakan bahwa raja pasti salah. Gwanghee meminta maaf telah membuat ibunya khawatir. Ia berjanji akan cepat dilepas, karena semuanya hanya kesalahpahaman belaka. Permaisuri memegang wajah Gwanghee dengan mata berkaca-kaca. Begitu pula Gwanghee.

Hong Sook Yong bertanya apa Gwanghee benar-benar orang yang mau membunuh Shinsung? Seonjo ingat laporan Kepala Keamanan menyebutkan bahwa ia sama sekali tidak menemukan seseorang. Tapi, ia menemukan anak panah bambu merah menancap di tubuh anjing pembunuh dan jejak kaki orang lari. Seonjo memerintahkan Kepala Keamanan tidak bicara mengenai fakta ini pada siapapun.

Kembali pada Seonjo dan Sook Yong. Seonjo mengatakan bahwa seringkali raja itu bukanlah ayah atau manusia, tapi bunga. Sook Yong tertawa dan mengatakan kalau raja itu bunga, maka ia berniat memetiknya. Kasim Song memberitahu jika Ui In ingin menemui Seonjo, tapi Seonjo tidak minat bertemu.

Young Shin mendatangi Gwanghee di tahanan. Ia menginformasikan tidak melihat Kepala Keamanan menemukan seseorang, tapi ia melihat mereka menemukan jejak kaki dan anak panah bambu merah. Gwanghee terkejut. Ia yakin ayahnya pasti tahu mengenai ini, namun kenapa bersikap berbeda padanya?

Gwi In melempar barang-barang melampiaskan kekesalannya pada Gong Ryang yang tidak becus mengawasi Gwanghee. Gara-gara itu, Gwanghee jadi memiliki kesempatan untuk melukai Shinsung. Kemudian, Shinsung mencoba duduk. Ia memberitahu bahwa orang yang membidiknya bukanlah Gwanghee. Ada orang lain. Gwi In bertanya jika memang kebenarannya seperti itu, kenapa Shinsung mengatakan pada semua orang kalau Gwanghee-lah pelakunya?

Shinsung menjelaskan dengan mengatakan kebohongan ini, ia berhasil menyingkirkan satu lawannya dari bursa pencalonan putra mahkota kan? Gong Ryang mengangguk-angguk setuju dengan ide itu? Gwi In dan Gong Gyang tersenyum.

Sementara itu, Ga Hee dalam kondisi terluka tangannya akibat digigit anjing pergi ke tempat Gong Ryang untuk memberitahu bahwa ia gagal membunuh Gwanghee. Ia meminta nyawa saudaranya, dalam hal ini adalah Do Chi, dimaafkan. Setelah itu, ia ambruk pingsan.

Pejabat istana terbelah dua. Satu sisi sepakat memberikan hukuman setimpal pada Gwanghee. Sisi lainnya tidak sepakat dengan alasan Gwanghee belum terbukti bersalah. Salah satunya adalah Yoo Ja Shin – kelak, jadi mertua Gwanghee.

Lee San Hae membicarakan soal perdebatan ini pada Gwi In. Meski begitu, ia janggal karena Raja Seonjo tidak mencoba melindungi Gwanghee. Padahal, saat Imhae membunuh seseorang Raja Seonjo mencoba menutup-nutupinya. Gwi In berkomentar bahwa faktanya jelas. Saksinya adalah putranya sendiri.

Meskipun Ga Hee gagal menjalankan perintah, Gong Ryang menyatakan bahwa ia tetap berbaik hati memaafkan Do Chi. Do Chi menyela untuk mengingatkan bahwa Ga Hee tidaklah gagal. Pasalnya, sejak terluka kena panah, toh Shinsung jadi semakin dekat dengan status putra mahkota. Biar bagaimanapun, ia mengungkapkan keyakinannya Gong Ryang tetap akan membawanya masuk Departemen Fisiognomi. Gong Ryang menenangkan Do Chi.

Ga Hee akhirnya siuman dan menemukan Do Chi duduk di sisinya. Do Chi bertanya kenapa Ga Hee membahayakan nyawanya sendirian? Ga Hee justru lebih khawatir dengan kondisi Do Chi, yang kemudian berkata jika mereka memang membutuhkan Gong Ryang tapi itu tetap tidak sepadan bila Ga Hee kehilangan nyawanya. Soalnya, orang yang mau dibunuh Ga Hee itu adalah Gwanghee, pangeran Joseon! Ga Hee menjawab jika ia cukup memiliki kepercayaan diri untuk membunuh Gwanghee.

Sipir membuka pintu sel penjara Gwanghee. Sehingga, Gwanghee mengira bahwa dirinya akan dibebaskan. Ternyata salah, sipir membawanya ke istal dan memerintahkan membersihkannya atas nama Raja Seonjo. Saat membersihkannya, Gwanghee terlihat semangat loh... sampai nggak tega ngeliat dia buang bebek kuda. Tapi, akhirnya Gwanghee menangis setelah terjatuh saat kakinya terantuk ember air.

Saat itu, Raja Seonjo datang dan memberi Gwanghee waktu lima hari untuk menemukan pelaku sebenarnya. Ia mengingatkan jika gagal, maka Gwanghee harus rela kehilangan status pangerannya.

Selanjutnya baca: sinopsis 'The King's Face' episode 6.