Sinopsis drama Korea, film, artis Korea, k-pop, k-movie, dan k-drama

December 11, 2014

Sinopsis 'The King's Face' Episode 7 (Bagian 1)

Sinopsis 'The King's Face' Episode 7 (Bagian 1)

Sebelumnya baca: sinopsis 'The King's Face' episode 6.


Kisah Romance – Gwanghee meninggalkan istana bersama Young Shin. Ia menatap istana untuk terakhir kalinya. Di luar istana, Do Chi yang berjalan bersama Gong Ryang menatap beberapa saat Gwanghee dan Young Shin keluar dari istana. Tak ada tegur sapa. Gong Ryang mengajak Do Chi untuk menemui menteri.

Di jalan, Gwanghee harus menerima perlakuan kasar masyarakat, dilempari batu. Mereka menuduh Gwanghee berusaha membunuh saudara sendiri. Young Shin berusaha menangkisnya dan mengatakan cukup, tapi batu terus berdatangan. Ga Hee sendiri berdiri di antara orang-orang dan diam saja.


Go San tidak mau menerima Do Chi dengan alasan departemennya sudah penuh. Padahal, alasan sebenarnya adalah, setelah membaca wajah Do Chi, Go San menilai Do Chi akan menggeser posisi dan pengaruhnya di istana. Menteri bertanya apa Go San mau mengisi departemennya dengan saudaranya sendiri? Tak ada yang bisa dilakukan Go San untuk menolak Do Chi.

Do Chi secara resmi memperkenalkan dirinya. “Namaku Kim Do Chi, aku mohon bantuannya.”


Menteri mengingatkan jika Do Chi tidak boleh melakukan kesalahan apapun dalam menjalankan tugas. Ia menempatkan Do Chi pada Gwi In. Do Chi bisa memahaminya. Gong Ryang mempromosikan pembacaan yang dilakukan Do Chi sangatlah tepat dan meminta Do Chi membaca garis wajah menteri.

Do Chi mengatakan jika menteri adalah orang yang bisa membendung harta. Jadi dia akan sukses. Menteri menertawai pembacaan Do Chi. Karena semua orang, yang mengetahui statusnya saat ini, pasti tahu kondisi ekonominya. Kemudian, Do Chi mengatakan bila menteri akan mengalami sakit keras. Garis hitam yang ada di wajah menteri menunjukkannya. Do Chi menandaskan bila semuanya benar-benar terjadi, menteri harus mengingat dan memanfaatkan dirinya dengan bijak.

Menteri nyengir dan berkata jika dirinya sama sekali tidak mempercayai pembaca wajah. Ia menegaskan tak memerlukan saran apapun.


Gwanghee dan Young Shin sampai di sebuah rumah tua tak berpenghuni. Ketika dibuka bau apak rumah mulai menguar. Young Shin menawarkan diri untuk merapikannya. Tersentuh oleh kebaikan hati pelayannya, Gwanghee mengelap luka di kepala Young Shin. Ia kemudian duduk dan tetirah selama beberapa saat.

Tiba-tiba pikirannya kembali teringat pada Ga Hee. Gwanghee bangkit dan mengatakan kepada Young Shin untuk mencari cara menemui Ga Hee, pasalnya pihak istana telah mengetahui mengenai komunitas Daedoong masih ada di kota. Young Shin mengiyakan.


Shinsung yang sudah sembuh menghadap ayahnya dan masih berbohong soal pelaku sebenarnya. Seonjo bertanya apa Shinsung benar-benar tidak melihat orang lain di TKP yang melesatkan anak panah bambu merah? Banyak orang mengatakan telah melihat orang lain selain dia dan Gwanghee di TKP. Ia meminta Shinsung mengingat-ingat kembali dan seorang pelukis istana dipanggil untuk menggambarkan apa yang Shinsung jelaskan tentang ciri-ciri orang itu.

Detik berikutnya, skesta seorang pria mengenakan caping sudah tersebar di masyarakat. Penjelasan di sketsa itu menyebutkan jika pria itu adalah pemberontak yang telah mencoba membunuh pangeran Shinsung. Gwanghee yang kebetulan lewat melihat pengumuman tersebut. Pasukan istana kemudian mencari orang-orang yang memiliki tanda lima titik secara membabi-buta (dengan dipukul-pukuli tentunya).


Salah seorang anggota Daedoong membeku ketika di depannya ada pasukan istana. Ia berniat melarikan diri dengan mengambil langkah balik. Tapi, pasukan istana mengetahui keberadaannya dan memanggilnya. Anggota Daedoong itu ragu-ragu melangkah. Jika diperiksa pasukan istana, sudah pasti akan tertangkap.

Namun, mendapat seorang pembawa t**k lewat dan menabraknya sehingga pikulan t**k yang dibawanya tumpah kemana-mana. Orang itu marah dan mengajak rekannya untuk bersandiwara. Mereka saling menjejalkan t**k pada wajah masing-masing. Sehingga, pasukan menyuruhnya pergi. Koplak!


Orang ini kemudian berceloteh di forum bahwa pihak istana telah mencari mereka dan menyebutkan dirinya hampir saja celaka. Do Chi memutuskan bahwa orang-orang dari komunitas Daedoong harus mundur dulu. Ia juga mengatakan kepada Ga Hee untuk mengubah penampilannya sehingga tidak dicurigai petugas keamanan.

Ga Hee berada di padang rumput dan bergumam pada dirinya sendiri bahwa ia akan menyelesaikan semuanya sendiri. Karena, ia yang telah menyebabkan komunitas Daedoong dalam bahaya.


Young Shin menengok ke belakang dan mengatakan kepada Gwanghee bahwa mereka diikuti seseorang. Ia bertanya apa Gwanghee masih berniat pegi ke Departemen Kehakiman? Gwanghee menyatakan tetap, karena ia ingin mengetahui apa yang sedang terjadi – orang-orang mencari simbol lima titik di semua orang dan wajah Ga Hee terpampang di mana-mana.

Saat itulah, Gwanghee melihat Ga Hee dengan pakaian wanita mendekati Departemen Kehakiman. Ia memerintahkan Young Shin untuk mengatasi orang yang membuntuti mereka. Sementara ia sendiri akan menemui Ga Hee.


Ga Hee mengatakan kepada penjaga jika dirinya minta keadilan. Penjaga mengatakan apa keadilan bisa didapat siapapun? Sewaktu Ga Hee mau berucap kembali, Gwanghee muncul dan mengatakan bahwa semua adalah salahnya dan berharap Ga Hee tidak marah, karena ia kerap pergi ke rumah judi. Gwanghee mengajak Ga Hee ikut dengannya.

Saat Gwanghee-Ga Hee berjalan bersama, seorang penguntit dipingsankan Young Shin dan tubuh si penguntit diletakkan di tempat yang aman. Young Shin meminta maaf karena telah membuat si penguntit, yang hanya melaksanakan perintah, pingsan.


Sementara itu Gwanghee-Ga Hee berada di padang savana. Gwanghee mengaku senang bisa bertemu kembali dengan Ga Hee. Namun tidak sebaliknya dengan Ga Hee. Ia mengaku tidak mau bertemu Gwanghee dan menyebutkan fakta bahwa orang yang merencanakan pembunuhan Gwanghee adalah dirinya. “Ya, akulah orang yang berencana membunuhmu!” pekiknya. Gwanghee mengeluarkan pisau dan meminta Ga Hee menusuknya bila benar-benar mau membunuhnya. Tentu saja Ga Hee menolaknya.

Gwanghee bertanya bila Ga Hee benar-benar ingin membunuhnya kenapa masih ragu-ragu? Apa itu karena... Ga Hee menyatakan bahwa hubungan mereka berakhir tiga tahun silam, saat keluarganya dihabisi pihak istana. Ia pun pergi meninggalkan Gwanghee yang terluka hatinya.


Do Chi melihat Ga Hee kembali dengan wajah lesu. Ia mengungkapkan kekhawatirannya pada Ga Hee, yang pasti akan mudah dikenali sebagai bagian dari komunitas Daedoong meski tidak mengenakan pakaian pria. Ga Hee tetap diam dan memilih duduk langsung. Melihat itu Do Chi bertanya kenapa Ga Hee terlihat begitu murung? Ga Hee menceritakan jika semuanya terjadi gara-gara dirinya.

Tiga tahun sebelumnya, ia telah memberikan buku astronomical kepada Gwanghee. Ia juga mengatakan bahwa dirinya dan Gwanghee saling menyukai sejak kecil dan berjanji akan menikah. Perasaan itulah yang membuatnya percaya pada Gwanghee. Tapi, yang terjadi justru Gwanghee mengecewakannya. Do Chi berkomentar jika kejadian itu sudah terjadi dan tak ada yang bisa mengubahnya. Ga Hee berkata lirih, “Benarkah peristiwa itu sudah dilupakan?”


Kepala keamanan istana melaporkan kepada Seonjo jika mata-matanya kehilangan jejak Gwanghee saat di Departemen Kehakiman. Seonjo murka atas kecerobohan itu. Kepala Keamanan berjanji akan mengirimkan mata-mata lain untuk menyelidiki Gwanghee. Seonjo menyatakan bahwa Gwanghee adalah satu-satunya orang yang bisa membawa mereka lebih dekat dengan komunitas Daedoong.

Young Shin datang tergopoh-gopoh ke dalam kamar Gwanghee untuk memberikan surat. Ia bertanya pada Gwanghee apa isi suratnya? Gwanghee menjawab jika isi surat berbunyi ada seseorang yang mengajaknya bertemu di rumah untuk “bersenang-senang” Jang Soo Tae pukul 8 malam. Namun, ia mengatakan tidak tahu siapa yang mengajaknya bertemu karena tidak dituliskan dalam surat.


Rumah untuk “bersenang-senang” milik Soo Tae ramai dikunjungi para tamu, yang berniat main j*di dan “bersenang-senang” tentunya. Gwanghee dan Young Shin masuk, mencari orang yang mengajaknya bertemu. Gwanghee berpapasan dengan Soo Tae dan menyapanya. Namun sang pemilik menjawab ketus jika Gwanghee tidak niat main j*di lebih baik pergi saja. Young Shin berkata pada Gwanghee kenapa Soo Tae bisa sekasar itu padanya? Gwanghee hanya tersenyum.

Gwanghee melihat Gong Ryang sedang main j*di bersama seseorang ditemani seorang gisaeng. Gwanghee mendekat dan membaca wajah Gong Ryang yang akan mengalami kekalahan, tapi entah kenapa Gong Ryang berhasil menang pada sesi itu. Gwanghee heran kenapa bisa salah?


Permainan diteruskan. Gwanghee melakukan pembacaan lagi terhadap Gong Ryang, yang setelah membuka kartu, mimik wajahnya segera berubah. Bahkan, Gong Ryang memegang hidungnya sebagai penanda rasa gugupnya. Gwanghee yakin Gong Ryang tidak memiliki nilai yang bagus. Lawan Gong Ryang memasang taruhan sedikit. Gwanghee mendekat dan menyarankannya untuk bertaruh 100 nyang. Gong Ryang baru menyadari keberadaan Gwanghee yang sedari tadi berdiri di dekatnya. Gwanghee meminta lawan Gong Ryang memasang 100 nyang.

Ketika kartu dibuka, benar saja Gong Ryang kalah. Ia frustasi, kekalahannya membawanya pada kebangkrutan. Ia memilih pergi. Lawan Gong Ryang mendamprat Gwanghee yang telah menolongnya. Semua kacau gara-gara Gwanghee memberinya saran. Ia lantas menyusul Gong Ryang. Gwanghee dan Young Shin bertanya-tanya kenapa orang itu marah padanya? Padahal, Gwanghee telah membantunya mengembalikan kekalahannya?


Jung Hwa muncul dengan senyuman manis. Ia mengatakan jika yang dilakukan Gwanghee salah. Pasalnya, orang tadi bukan berniat menang dari Gong Ryang, kini setelah Gwanghee membantunya orang itu kehilangan tujuan sebenarnya. Karena itu, Gwanghee mendapat dampratan!

Bersambung ke sinopsis 'The King's Face' episode 7 - bagian 2.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'The King's Face' Episode 7 (Bagian 1)

0 komentar:

Post a Comment