Sinopsis 'The King's Face' Episode 21 (Bagian 1)

Baca sebelumnya sinopsis 'The King's Face' episode 20 - bagian 2.

Sinopsis 'The King's Face' Episode 21 (Bagian 1)

Kisah Romance – Kasim Song masuk ke ruangan dimana jasad putri duta besar yang akan menjadi permaisuri sedang dicek oleh tabib. Dia bertanya apa yang terjadi? Tabib menjawab tidak tahu, saat masuk dia menemukan calon permaisuri itu sudah meregang nyawa. Kasim Song membaca wajah putri duta besar dan menarik kesimpulan jika tak ada penyakit kronis yang dimilikinya. Tidak lama kemudian, Do Chi datang. Kasim Song kaget melihat wajah putri duta besar bertentangan dengan wajah Do Chi. Dia menduga Do Chi yang telah membunuhnya.

Saat Jung Hwa memberitahu, Gwanghee kaget. Dia sama sekali tak menduga kejadian ini akan terjadi, pasalnya putri duta besar sehat-sehat saja sebelumnya. Dia teringat pesan Profesor Go bahwa dirinya akan melewati gunungan takdir.

Di sisi lain Seonjo sedang memarahi seorang pejabat (tidak diperlihatkan wajahnya), karena telah mengambil wanita yang sakit. Dia kemudian menyalahkan Profesor Go, karena tidak bisa mengenali wajah yang akan mati dalam semalam. Do Chi yang ada di ruangan itu bersuara bahwa ada kemungkinan Profesor Go mungkin tak menyadarinya. Dia menyorongkan saran baru, yaitu memilih calon permaisuri lain. Orang yang disodorkannya adalah putri Kim Jae Nam. Dia bahkan berani menjamin sang putri memiliki kualitas sebagai seorang permaisuri unggulan. Seonjo menerima usulan Do Chi dan meminta pernikahan dipercepat. Saat itu Kasim Song yang berdiri tidak jauh dari Do Chi menatap tajam ke arah Do Chi.

Anak buah Do Chi melaporkan jika Kasim Song mengorek informasi tentang kapan Do Chi meninggalkan kantor semalam? Dia mengatakan setelah itu Kasim Song langsung pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi. Di lain ruangan, Kasim Song dan Gwanghee membicarakan soal kematian mendadak putri duta besar. Kasim Song menduga bahwa Do Chi adalah orang yang seharusnya bertanggung jawab. Sebab, dia tidak melihat adanya tanda-tanda sakit kronis yang diidap sang calon permaisuri. Gwanghee tak menyangka Do Chi bertindak sejauh itu dan mengatakan harus melakukan sesuatu. Kasim Song mengatakan bahwa dirinya akan mencari cara untuk menguak kejahatan yang dibuat Do Chi. Ketika mereka bicara, Do Chi menguping dari luar, melalui sela-sela pintu yang terbuka.

Di luar istana, Do Chi berpapasan dengan Kasim Song. Dia mengungkapkan keheranannya bahwa dirinya sama sekali tidak menyangka sang kasim bisa membaca wajah. Pasalnya, dia selalu merasa penasaran ketika berada di Uiju, Kasim Song selalu saja melihatnya. Namun, Kasim Song mengungkapkan bahwa itu hanya salah satu hobi aneh yang dimiliki kasim.

Gwanghee menyatakan akan mematahkan sayap Do Chi. Dia kemudian menawarkan arak oplosan pada Heo Gyun apa mau ikut dengannya terus atau berhenti saja? Toh, utang menyelamatkan nyawa Heo Gyun dianggapnya lunas. Heo Gyun memutuskan ikut Gwanghee terus. Dia kemudian mengungkapkan bahwa raja pasti sedang melakukan hubungan malam pertamanya dan bertanya-tanya apa raja akan memiliki anak lagi? Karena jika begitu, maka raja akan makin “jatuh” pada permaisuri baru.

Di sisi lain, Do Chi dan pengikutnya di istana merayakan kemenangan mereka yang tinggal beberapa langkah lagi. Dia mengatakan bila permaisuri memiliki pewaris sah, maka “dunia mereka” akan terbuka lebar.

Permaisuri baru (namanya Sosung Kim) dan Seonjo sudah menikah dan sedang melakukan malam pertama mereka. Permaisuri Sosung meminta bantuan terhadap raja karena dirinya permaisuri baru di istana. Seonjo mengatakan bahwa usia selir dan anak-anak mereka jauh lebih tua dibandingkan Permaisuri Sosung, karena itu dia minta tidak memicu keributan. Saat itu, Seonjo mendengar suara erangan di luar. Dia beranjak dan keluar. Ternyata Imhae di sana memberikan suara berkabung, karena Ayahnya menikah lagi dan akan memicu keributan bila Permaisuri Sosung melahirkan pewaris sah. Merasa kesal, Raja Seonjo memerintahkan penjaga membawanya pergi dan menganggap Imhae bukanlah putranya lagi.

Keesokan harinya, Seonjo meminta Gwanghee mengatasi sendiri permasalahan status ke-putra-mahkota-annya dengan pihak Ming. Pasalnya, setelah berkali-kali mencoba, selalu saja utusan Joseon gagal mendapatkan legitimasi mengangkat Gwanghee sebagai Putra Mahkota. Gwanghee setuju mencari jalannya sendiri.

Ketika ditemui Jung Hwa dan Gwanghee, Permaisuri Sosung bertanya apa bisa menerima seorang permaisuri yang usianya 9 tahun lebih muda? Gwanghee mengiyakan. Lalu, Permaisuri Sosung sok mendiskusikan soal Putra Mahkota yang ditolak berkali-kali oleh Ming. Namun, Gwanghee mengatakan bahwa sekarang Putra Mahkota belum bisa diganti – toh, anaknya Sosung belum lahir. Dia minta Sosung mengurus masalahnya sendiri.

Kemudian, Gwi In dan Jungwon juga menemui Sosung. Gwanghee dan Jung Hwa memutuskan untuk pergi. Gwi In memberi ucapan selamat kepada Sosung soal jabatan yang didapatkannya dan berjanji akan melayaninya dengan yang terbaik. Namun Sosung menunjukkan perbawa sok-nya. Dia bertanya bagaimana bisa Gwi In melayaninya dengan baik padahal tidak menginginkan dirinya menjadi Permaisuri? Senyum di wajah Gwi In mendadak sirna. Bahkan, Sosung tak segan-segan mengusirnya.

Heo Gyun menemui PM Lee, karena dia diangkat menjadi pegawai pemerintah lagi atas rekomendasi dari Gwanghee. PM Lee mengingatkan tentang aturan ini-itu yang tidak boleh dilanggarnya. Bahkan, dia meminta tidak dekat-dekat dengan Putra Mahkota, karena nanti bisa terkena cipratan api. Namun, Heo Gyun mengatakan bahwa untuk permintaan terakhir, dirinya tak bisa mengikutinya. Sebab, rasanya mengasyikkan menjadi pengikut Putra Mahkota. Kemudian, Heo Gyun meminta PM Lee menandatangani selebaran yang menjelentrehkan informasi prestasi Gwanghee selama menjadi Putra Mahkota yang dibuatnya. Nanti selebaran ini akan ditandatangani oleh para pejabat dan dikirim ke Ming untuk dimintakan acc.

Heo Gyun mengeluh karena dirinya hanya menjadi pegawai kerajaan tingkat lima di Dep. Kehakiman. Gwanghee hanya tersenyum saja mendengar keluhan Heo Gyun. Dia kemudian bertanya apa yang dilakukan Heo Gyun dengan memintakan tandatangan para pejabat? Heo Gyun menjawab bahwa itu semacam informasi tentang prestasi Putra Mahkota yang ditandatangani semua pejabat untuk dipakai sebagai acc dari pihak Ming. Gwanghee tersenyum dan mengatakan kalau tujuannya bukan untuk mencari pejabat mana yang berada di pihaknya dan mana di pihak Do Chi.

Heo Gyun kaget jika Gwanghee tahu sampai sejauh itu. Sayangnya, kebanyakan dari para pejabat tidak memilih ikut menandatanganinya, kecuali beberapa. Dia kemudian bertanya bagaimana caranya mematahkan “sayap” Do Chi? Belum dijawab, Heo Gyun menjawabnya sendiri: Gwi In!

Gwi In kesal dipermalukan oleh permaisuri Sosung. Jungwon menimpali bahwa sikap Sosung yang berani seperti itu disebabkan ada Do Chi di belakangnya. Dia mengatakan jika sampai ada putra lahir dari rahim Sosung, maka posisi Do Chi dan Sosung akan makin kukuh. Dia menyarankan Gwanghee sebagai orang yang bisa diajak kerja sama, dan biarkan kedua orang itu berkelahi. Hanya saja, ada satu masalah yang ditakuti Jungwon: Sosung melahirkan putra sebelum Gwanghee – Sosung jatuh.

Do Chi menemui Sosung dan memberikan tanggal bagus untuk digunakan sebagai waktu yang tepat untuk bersenggama antara Sosung dan Seonjo. Menurut perhitungannya, bila mereka berdua melakukan itu di malam tanggal itu, maka akan lahir putra yang kuat. Dia mengatakan telah memilih pada dayang penjaga yang baik, meski begitu dia mengingatkan Sosung untuk tetap berhati-hati – terutama Gwi In.

Seonjo bertanya pada Ga Hee bagaimana wajahnya – sudah berubah belum? Ga Hee menjawab bahwa wajah raja jauh lebih tenteram dibandingkan sebelumnya. Seonjo mengungkapkan bahwa dirinya takut dengan wajahnya sendiri lantaran buku rahasia 'The King's Face' – buku standarisasi untuk mengangkat Raja Joseon. Dia mengatakan itu sebabnya dirinya membutuhkan Ga Hee.

Di luar, Do Chi mencuri dengan pembicaraan Seonjo dan Ga Hee. Dia teringat kembali dengan buku yang hampir dilupakannya itu. Jika dirinya bisa mendapatkan buku itu secara otomatis akan bisa dibuktikan jika Seonjo bukanlah raja yang tepat untuk Joseon. Dia kemudian pergi ke beberapa perpustakaan istana untuk mencari buku tersebut supaya bisa merencanakan kudeta menggulingkan raja yang sekarang, sehingga dirinya bisa menjadi raja (kok enak banget mikirnya?).

Young Shin yang sedang mengamatinya menyenggol sesuatu. Do Chi menyadarinya dan mengecek. Beruntung Young Shin sudah pergi dan melaporkan temuannyanya pada Gwanghee. Dia mengatakan jika Do Chi pergi semua perpustakaan istana untuk mencari sesuatu, dan menyebutkan ada kemungkinan itu sebuah buku. Gwanghee menduga jika buku yang dicari Do Chi adalah buku 'The King's Face'.

Bersambung ke sinopsis 'The King's Face' episode 21 - bagian 2.