Sinopsis drama Korea, film, artis Korea, k-pop, k-movie, dan k-drama

March 18, 2015

Sinopsis Blood Episode 10 (Bagian 2)

Baca sebelumnya sinopsis Blood episode 10 - bagian 1.

Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2

Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2

Kisah Romance – Il Nam mengecek kondisi pasiennya Ri Ta. Tak ada tanda-tanda buruk terlihat – dipantau dari tekanan darah dan suhu badan. Dia bertanya pada pasien, “Kau merasakan sesuatu yang nggak nyaman di tubuhmu?” Pasien menjawab di bagian lehernya terasa kaku. Il Nam melihat tengkuk pasien. Dia kaget melihat adanya urat biru yang muncul sangat jelas.

Ji Sang ragu-ragu, apakah harus kembali atau menemui Ri Ta. Dia melempar koin untuk bertaruh apa yang musti dilakukannya. Ketika yang muncul ada gambar, dia tampak kesal. Pun begitu, dia pergi ke ruangan Ri Ta.

Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2

Di sisi lain, Ri Ta bersiap pulang. Dia melihat Ji Sang masuk dengan wajah canggung. Tak seperti biasanya, Ji Sang plegak-pleguk bicaranya. “Hmm, anu, hmm, kau sudah makan malam belum?” Ri Ta mengaku belum, karena baru keluar dari ruang operasi sepuluh menit lalu. Kebetulan yang asyik. Ji Sang langsung mengajaknya makan malam.

“Tumben. Ada apa?” tanya Ri Ta, “Kau merasa bersalah membuatku melakukan semua operasi-operasimu?” Ji Sang menampik tudingan itu. Dia mencari alasan yang tepat, dan yak... dia beralasan ini adalah makan malam tim.

Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2

Ji Sang mengajak Ri Ta ke restoran yang dinamai Kimbab Heaven. Itu sebuah restoran yang menyediakan 80 item menu enak. Ri Ta membuat pesanan dua tuna gulung dan satu kue beras tumis. Setelah itu, Ri Ta menyatakan, “Sekarang bantulah aku!” Ji Sang mengernyitkan dahi. Apa yang musti dibantunya?

“Mulai ini hari, akan kuajukan 100 pertanyaan padamu dan kau harus menjawab 100 pertanyaan itu!” tukas Ri Ta. Ji Sang menolak menjawabnya. Hahaha, Ri Ta mentang-mentang udah baca buku Wawancara dengan Vampir langsung bersikap sama. Tapi Ri Ta memaksa. Dia mengatakan pertanyaan akan diajukan secara random, tergantung situasinya.

Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2

“Pertanyaan pertama ya nih. Apa vampir beneran minum darah?” Ri Ta menunggu jawaban. Dengan cepat Ji Sang menjawab bahwa semua orang sudah tahu jawabannya. Itu artinya iya. Ri Ta langsung bertanya lagi apa Ji Sang minum juga? Ji Sang menggeleng. Dia mengaku hanya makan susu kental, albumin, sayuran, dan sedikit karbohidrat. Ri Ta mencemooh menu Ji Sang yang sudah seperti menu diet para biksu.

“Aku nggak bisa ngerasain makanan apapun. Karena, aku nggak punya indera perasa,” jelas Ji Sang. “Jadi kau nggak bisa makan sup tom yum atau lainnya? Sungguh disayangkan,” komentar Ri Ta, “Eh, walau gitu, kau masih bisa makan apapun kan?” Ji Sang mengiyakan, dan menyebutkan bahwa tiap kali habis makan saat itu juga dia harus membiarkan makanan itu keluar. Hening. Pernyataan Ji Sang seolah membuat enek pengunjung lain. Hahaha.

Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2

Pramusaji datang dan meletakkan menu yang dipesan Ri Ta. Langsung deh Ri Ta menyuap satu kimbab untuk Ji Sang. Tapi Ji Sang segera menolak. Tidak bisa tidak, Ri Ta melolohkan begitu saja kimbab yang ada di tangannya ke mulut Ji Sang. “Kunyahlah! Kalau kau mengajakku makan, maka kau juga harus makan.” Ri Ta tersenyum. Begitu pula dengan Ji Sang.

Ri Ta turun dari mobilnya setelah memarkirkan mobilnya di tempat parkiran. Dia berjalan menuju lift untuk membawa ke lantai apartemennya. Di saat itu, dia merasa ada seseorang menguntitnya. Dia tidak bisa mengetahui siapa orang itu, tapi kita tahu kalau orang itu ternyata adalah minionnya Jae Wook.

Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2

Di rumah, Hyun Woo menjelaskan pada Ji Sang bahwa dirinya sama sekali tidak tahu apa yang bisa dibaca dari data yang telah didapatkannya. Dia bertanya apa Ji Tae telah memberikan kunci jurnalnya? Ji Sang menggeleng, tapi dia mengaku telah meminta pada Ji Tae untuk mengizinkannya membacanya karena ingin ikut berpartisipasi dalam penelitian. Besok mungkin Ji Tae baru akan membalas pertanyaannya. “Bagus deh kalau gitu,” sahut Hyun Woo.

Ji Sang kemudian mengatakan bahwa jurnal Han Su sepertinya bukan topik untuk penelitian umum. Dia juga mengaku tak mengatakan apapun pada Jae Wook mengenai masalah ini. Hyun Woo memuji kerja Ji Sang dan berkomentar kalau apa yang dikatakan Jae Wook sejak awal tidak masuk akal. Dia menilai Han Su juga datang ke lokasi pemakaman. Pasalnya, dia merasa yakin Han Su adalah peneliti yang membimbing Jae Wook, Hyun Seo, dan Sun Young.

Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2

Ji Sang ingat kalau sebelumnya Jae Wook sempat mengatakan berada di Kochenia untuk menjadi sukarelawan empat puluh tahun silam. Hyun Woo berkomentar kalau Jae Wook sama sekali tidak pernah menyinggung-nyinggung tentang pembimbingnya, kuburan di Kochennia, atau orang tua Ji Sang. Dia mengingatkan untuk tidak membiarkan Jae Wook mengetahui latar belakang Ji Sang sampai Jae Wook mengatakan sesuatu yang mendekati kebenaran.

“Jika dia terus saja bohong, pasti ada tujuan lain yang dimilikinya,” ungkap Hyun Woo, “Oiya, kau tahu, mungkin apa yang kita cari selama ini sudah ada di depan hidung kita. Han Su adalah orang yang menemukan kuburan di Kochenia dari orang-orang yang terinfeksi. Ada kemungkinan bahwa virus VBT-01 diciptakan olehnya. Itulah, kita harus mendapatkan data dari Ji Tae.”

Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2

Sementara itu Ji Tae sendiri sedang menimang-nimang permintaan Ji Sang di ruangan Departemen Hematoma. Dia yakin Ji Sang mengetahui sesuatu – mungkin lebih dari yang diketahuinya.

Ji Sang memandangi foto Hyun Seo dan Sun Young. Dia berkata pada diri sendiri bahwa selama ini Ibunya sama sekali tak pernah memperlihatkan foto dirinya, supaya Ji Sang tak kepikiran dan tak mengenal Ayahnya. Ibunya selalu mengajari Ji Sang untuk kuat dan tak menengok kembali ke masa lalu. Tapi, setelah melihat dan mengetahui wajah Ayahnya, dia merasa wajib untuk merindukan sang Ayah. “Senang bertemu denganmu, Ayah,” tukas Ji Sang, lirih.

Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2

Kemudian, Ji Sang memutar kembali video pernyataan Ibunya yang menyebutkan bahwa Ji Sang mengidap virus VBT-01, karena keturunan dari mereka berdua. Ibunya mengatakan Ayah Ji Sang menyesal hingga akhir hayat. Dia juga menyebutkan jika ada sekelompok orang yang berniat memakai virus tersebut untuk tujuan yang buruk. Tapi, kedua orang tua Ji Sang tak setuju dengan hal tersebut.

Keesokan paginya, Ri Ta menyusun 100 pertanyaan yang akan ditanyakan pada Ji Sang. Di pertanyaan akhir, dia mesam-mesem membaca pertanyaannya sendiri, yaitu apa vampir berubah waktu berciuman? Kekeke. Tapi pertanyaan itu dia hapus. Malu kayaknya.

Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 10 - Bagian 2

Hyun Woo kaget ketika Ji Sang cerita bahwa identitasnya telah diketahui oleh Ri Ta. Ji Sang mengatakan kalau Ri Ta adalah cewek yang diselamatkannya di Pulau Jeju beberapa tahun silam. Hyun Woo menolak percaya, tapi Ji Sang meyakinkan bahwa apa yang dikatakannya benar.

Ji Sang melihat Jae Wook sedang memberi perintah untuk beberapa orang dokter. Setelah beberapa dokter itu bubar, Jae Wook menatap Ji Sang yang sedang memperhatikannya. Dia membungkuk beri hormat. Ji Sang membalasnya dan langsung pergi.

Na Jung kesal karena menerima suntikan lagi. Perawat mengatakan bahwa suntikan itu untuk menjadikannya lebih baik. Soalnya, Na Jung tak minum obat dan malah membuangnya. Na Jung menyangkal tudingan itu. Ri Ta mengancam jika Na Jung membuang obat lagi, maka akan disuntik dengan suntikan paling menyakitkan.

Ji Sang datang dan Ri Ta makin menakut-nakuti Na Jung kalau Ji Sang adalah dokter yang mengerikan. “Kau akan membuang obatnya lagi atau nggak?” tanya Ji Sang. Pertanyaan itu langsung dijawab tidak oleh Na Jung. Ri Ta kesal. Seharusnya Na Jung takut pada Ji Sang, bukannya senang. Na Jung mengaku tak takut Ji Sang, soalnya Ji Sang ganteng. Aih, Ji Sang langsung malu. Ji Sang berpesan pada Na Jung supaya mendengarkan ucapan dokter dan perawat yang ada disini. Na Jung mengiyakan.

Ri Ta mendengus mendengar Na Jung menurut dengan Ji Sang. Il Nam datang dan bertanya apa yang terjadi di ruangan tersebut. Na Jung bertanya dengan kasar, “Kau siapa sih?” Pertanyaan itu membuat Il Nam kesal. Dia bertanya kenapa Na Jung seperti itu? Tak ada yang menjawabnya. Hahaha.

Ri Ta melihat jam di pergelangan tangannya dan mengatakan pada Ji Sang kalau sudah saatnya. Ji Sang mengiyakan.

Ji Sang, Ri Ta, dan Ga Yun pun menemui Soo Hyun. Ri Ta memberikan gaun berwarna putih untuk dipakai Soo Hyun. Tentu saja, Soo Hyun senang menerima itu. Dia pun berjalan di lorong RS bak seorang pengantin. Beberapa orang staf, dokter, dan pasien menyambutnya.  Ri Ta mendorong Ji Sang untuk berpura-pura menjadi pengantin prianya. Ji Sang sebenarnya ogah, tapi demi Woo Shik yang sakit parah dia mau juga.

Woo Shik, Soo Hyun, dan Ji Sang berjalan menuju altar, dimana Suster Sylvia sudah menunggu. Di tengah-tengah, Soo Hyun menangis dan mengatakan bahwa dirinya akan mengingat hari ini. Woo Shik juga menangis dan mendadak menegang. Penyakitnya kumat.

Ri Ta, Ji Sang, dan Ga Yun menatap Woo Shik yang terbaring tanpa daya di tempat tidur. Ri Ta merasa bahwa waktunya bagi Woo Shik sudah tiba. Dia bertanya apa Ji Sang akan memindahkan Woo Shik ke tempat tidur kematiannya? Ji Sang mengaku tak bisa berbuat apa-apa untuk Woo Shik. Bahkan, semisal Woo Shik benar-benar meninggal pun, dia tak bisa berbuat apapun. Ri Ta menenangkan Ji Sang, “Kalau itu bukan cuma kau saja yang merasakannya Manajer. Kita semua merasakan hal seperti kau rasakan.”

Ji Sang dan Ga Yun datang ke kamar Suster Sylvia untuk lakukan pengecekan rutin. Di saat itu, Ji Sang menanyakan, “Suster, aku baca di sebuah artikel kalau kau telah membantu banyak sekali orang miskin dan yatim-piatu. Jika kau diberi kesempatan hidup lagi, apakah kau akan membantu lagi?” Sambil tersenyum Suster Sylvia mengiyakan, tapi dia menyayangkan Tuhan sepertinya sudah sangat sayang pada dirinya dan ingin dia kembali. “Tapi, bagaimana bila Dia betulan memberimu kesempatan dan mengizinkannya?”

Pertanyaan Ji Sang belum dijawab Suster Sylvia, karena kita harus beralih ke ruang lainnya, dimana Ji Tae dan Kyung In tengah bicara. Kyung In tampak menyesal karena Ji Tae harus mengalami kejadian tak menyenangkan kemarin. Dia mengerti kalau Ji Tae membutuhkan sampel darah dari pasien bangsal 21A untuk memverifikasi apa yang dilakukan tim pengembang obat baru. Karena itu, dia menawarkan diri melakukannya untuk Ji Tae.

Ji Tae tersenyum sinis. Dia coba percaya, tapi dia juga tahu Kyung In mendapat masalah gara-gara hal ini. Kyung In meminta Ji Tae mempercayainya dan memberinya satu kesempatan lagi.

Jae Wook berdiri di ruangannya. Dia tersenyum sinis. Entah apa yang dia senyumkan.

Hye Rin datang ke ruang perawatan Woo Shik. Dia menyapa istri Woo Shik, “Permisi, apa benar kau wali pasien Woo Shik?” Istri Woo Shik menatap Hye Rin.

Kyung In memperhatikan bahwa para dokter yang keluar-masuk bangsal 21A harus diperiksa oleh penjaga. Takut kalau mereka akan membawa sampel darah atau apapun. Setelah itu, dia menemui seorang perawat untuk memintanya mengambil sedikit saja sampel darah dari pasien di bangsal 21A. Tentu saja, si perawat harus melakukannya dengan cara yang tidak mengundang perhatian. Kyung In menjanjikan si perawat untuk “keluar”, segera setelah mendapatkan sampel darah yang diinginkan.

Ji Sang berpapasan dengan Jae Wook di depan resepsionis RS. “Kau kayaknya mau bertanya banyak hal padaku, tapi nggak jadi ya? Aku beneran nggak ngasih tahu kau nih.” Ji Sang menyahut kalau dirinya hanya perlu tahu yang perlu diketahuinya. Jae Wook mengaku telah mendengar tentang pemindahan pasien kanker pankreas.

“Aku tahu, sebagai dokternya kau pasti merasa sedih betul. Hal itu jauh lebih menyakitkan dibandingkan berita bahwa pasienmu telah sembuh total,” ungkap Jae Wook.

Ga Yun datang ke ruang perawatan, dimana Woo Shik seharusnya berada. Sesampainya disana, dia tak menemukan Woo Shik ada di tempat seharusnya. Hanya ada seorang perawat membersihkan tempat tidur. Ga Yun bertanya dimana Woo Shik berada? Perawat malah balik bertanya apa Ga Yun tidak diberitahu sebelumnya?

Selanjutnya, Ga Yun dan Ji Sang pergi ke bangsal 21A. Mereka menemukan Woo Shik terbaring di salah satu tempat tidur, ditunggui istri dan anaknya. Kekhawatiran Ji Sang sedikit berkurang. Tapi... dia mengajak Istrinya Woo Shik bicara mengenai pemindahan yang seharusnya memberitahunya. Istri Woo Shik meminta maaf, tapi dia beralasan bahwa suaminya butuh menjalani perawatan yang diperlukan.

“Kau bahkan nggak tahu bangsal apa ini?” tanya Ji Sang, masih dengan nada suara tinggi. Istrinya Woo Shik membenarkan. Dia mendengar rumor yang beredar, tapi dia mengaku telah membuat keputusan setelah melakukan pertimbangan.

Dalam satu kilasan, tampak Hye Rin menyodorkan draft kontrak untuk mengalihkan Woo Shik ke bangsal 21A. Dia minta diberi kesempatan dan menyatakan takkan memberikan harapan palsu pada Woo Shik. “Aku paham kau mungkin khawatir, karena ini obat yang masih baru. Setelah ini, kau nggak akan putus asa lagi. Kami punya contoh sukses,” tukas Hye Rin, “Bila kau mengizinkan melakukan transfer suamimu, maka semua biaya pengobatan gratis. Kau nggak perlu merasa terbebani oleh segala macam biaya.”

Istrinya Woo Shik meminta Ji Sang mengerti apa yang sedang dihadapi suaminya dan dirinya. Dia mengaku bahwa apa yang ditawarkan Hye Rin adalah satu-satunya kesempatan dan harapan, karena tak ada lagi tempat untuk berpaling – baik itu dari penyakit yang diidap Woo Shik maupun dari keuangan mereka. Ji Sang menolak. Istrinya Woo Shik sudah memutuskan. Dia meminta Ji Sang mundur mengurus Woo Shik. Lagipula dirinya sudah menandatangani kontrak perjanjian. Wajah Ji Sang mengeras. Dia tahu siapa yang harus dituju.

Ji Sang pun pergi dan kembali memikirkan kata-kata Jae Wook tadi saat berpapasan dengan dirinya di depan resepsionis RS. Ri Ta melihatnya dan memegang tangan Ji Sang untuk bertanya, “Mau kemana kau Manajer.” Dengan tatapan tajam, setajam silet, Ji Sang menyuruh Ri Ta melepaskan tangannya. Ri Ta melepaskan pegangannya dan mundur. Ji Sang pergi tanpa pamit, meninggalkan Ri Ta yang masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Jae Wook memarkirkan mobilnya di tempat parkir. Begitu keluar, dia merasa hawa keberadaan Ji Sang. Karena itu, dia menengok dan menemukan Ji Sang sudah dalam mode vampir. Jae Wook mengernyitkan dahi melihat Ji Sang berdiri disana, dan tampak kaget ketika Ji Sang berlari ke arahnya untuk menyerangnya. Dia coba menangis serangan Ji Sang.

Ji Sang mendarat. Kukunya berdarah. Pipi Jae Wook tampak berdarah. Ji Sang kembali menyerang dan mencekik Jae Wook yang belum berubah mode vampir.

Bersambung ke sinopsis Blood episode 11 - bagian 1.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis Blood Episode 10 (Bagian 2)

18 komentar:

  1. Terimakasih y... Bwt yg bikin sinop y blood ...
    Keren juga seru...

    ReplyDelete
  2. Ky ny sinop ep 10 part 2 blm sls ya? Lanjut dunk... Qt tg postingnya y.... Dah ntn tp pic y g full jd krg mtp... Makasih ya..... Fighting!!

    ReplyDelete
  3. Cemungut!!! Ii like it so much.... Thanks a lot u postingany ..pic n jg ok.... Aza aza.. Fighting!!

    ReplyDelete
  4. Tengkiuu min2...mao request dunk...gambarnya diperbanyak....muachh....ditunggu episode selanjutnya...

    ReplyDelete
  5. Admin Kisah RomanceMar 18, 2015, 10:15:00 PM

    Sama2 Mitha :)

    ReplyDelete
  6. Admin Kisah RomanceMar 18, 2015, 10:15:00 PM

    Salam keren juga :)

    ReplyDelete
  7. Admin Kisah RomanceMar 18, 2015, 10:16:00 PM

    Sudah selesai kok. Coba dibaca ulang.

    ReplyDelete
  8. Admin Kisah RomanceMar 18, 2015, 10:16:00 PM

    Sama2 Pie. Nanti diperbanyak deh. Janji.

    ReplyDelete
  9. Admin Kisah RomanceMar 18, 2015, 10:25:00 PM

    Sama2 Mitha :)

    ReplyDelete
  10. ditunggu kelanjutannya sis,, penasaran banget ,, tpi sis klo bisa episode slanjutnya disertai gambarya .. thankyou :)

    ReplyDelete
  11. Terimakasih sinopsisnya.. pertama kali koment... hampir setiap hari selalu mampir di blog ini... terimaksih sekali lg atas kerja kerasnya... fighting.....😘

    ReplyDelete
  12. makasih sinopsisnya...

    ReplyDelete
  13. wahh gomawo sinopsis nya, tapi gambar nya di perbanyak ya, supaya membacanya lebih seru dan menarik, thanks chingu

    ReplyDelete
  14. gambar nya diperbanyak chingu,

    ReplyDelete
  15. sikit kali gambarnya , lain kali diperbanyak gbr nya ya chingu biar lebih seru

    ReplyDelete
  16. makasih sinopsis.a
    d tunggu klanjutan crta.a sist ^_^

    ReplyDelete