Sinopsis drama Korea, film, artis Korea, k-pop, k-movie, dan k-drama

March 17, 2015

Sinopsis Blood Episode 9 (Bagian 2)

Baca sebelumnya sinopsis Blood episode 9 - bagian 1.

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

Kisah Romance – Sebelumnya, ketika Ji Tae dan Eun Soo asyik berdiskusi, pintu ruangan diketuk seseorang dari luar. Eun Soo buru-buru menghapus tulisan di papan. Ri Ta masuk. Ji Tae bertanya apa yang membawanya datang? Ri Ta mengaku ingin berdiskusi.

Dokter Lee yang mengurusi Ja Bok menyatakan baru kali pertama melihat penyakit tersebut dan tak tahu apa yang akan menjadi risiko dari penyakit itu. Dia mengatakan pada Jae Wook untuk tak lagi melanjutkan pengobatan dengan metode itu jika malah membuat pasien berisiko kehilangan nyawa. “Tugasmu hanya memanipulasi data medis. Jangan pikirkan soal itu,” ucap Jae Wook, “Itu kan yang kita sepakati?”

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

Dokter Lee mengatakan bahwa Ji Tae ini mengamati gerak-geriknya, sangat sulit menipunya. Jae Wook berjanji akan mengurusnya. Dokter Lee kemudian minta pengertian dari Jae Wook atas apa yang sudah dilakukannya. Jae Wook mengerti dan tersenyum hingga Dokter Lee pergi. Setelah itu, senyumnya menghilang berubah menjadi raut wajah mengerikan.

Ri Ta, Ji Tae, dan Eun Soo masih mendiskusikan tentang Ja Bok. Khususnya, Ri Ta yang merasa heran karena virus yang diidap Ja Bok membuat tubuhnya jadi dingin banget. Eun Soo mengajak bicara Dokter Lee, tapi Ji Tae tidak mau dengan alasan Dokter Lee takkan mau memberikan jawaban secara langsung. Pasalnya, Dokter Lee sudah lengket betul dengan Jae Wook.

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

Ji Tae bertanya pada Ri Ta, “Ngomong-ngomong. Ini kan proyeknya Presdir Yoo. Kau baik-baik aja?” Ri Ta ketus menjawab, biarpun itu proyek Presdir, tetap saja jangan melupakan batas benar dan salah. Ji Tae tersenyum, dan meminta maaf telah keliru menilainya. Eun Soo terkagum-kagum mendengar ucapan Ri Ta.

Ji Tae mengeluh. Dia menilai biar bagaimana mereka berusaha, tetap saja akan membentur “dinding” yang dibentuk Jae Wook. Karena itu, mereka akan terlihat seperti orang bodoh. Ji Sang masuk dan menyatakan diri bergabung.

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

Ri Ta secara tak sengaja melihat kata “vampir” yang telah dihapus Eun Soo di papan tapi belum bersih. Dia memberi isyarat dengan matanya untuk mengatakan apa itu? Eun Soo belagak pilon, pura-pura tak tahu.

Detik berikutnya, kita melihat Ri Ta dan Eun Soo bicara. Eun Soo menegaskan kembali jika penelitian itu cuma penelitian personal. Ri Ta tak percaya begitu saja, terlebih setelah melihat kata “vampir” tadi. “Apa Departemen Hematoma melakukan penelitian seperti itu sekarang?” tanya Ri Ta. Eun Soo kembali pura-pura bodoh.

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

Ri Ta ngambek dan mempertanyakan hubungan persahabatan mereka. Dia mau pergi. Eun Soo menahannya. “Duduklah dulu,” pinta Eun Soo, “Jangan bilang siapa-siapa ya? Itu penelitian rahasia yang dilakukan Ji Tae.”

Sementara itu, seseorang meminta pasiennya Ji Sang untuk keluar. Istrinya coba minta pengertiannya, tapi pria itu seolah tak peduli. “Dia bilang hidup dengan obat-obatan seperti itu percuma saja. Pilihannya hanya satu: dia harus keluar!” tukas pria itu. Dia bahkan berbohong kalau dokter yang bertanggung jawab yang merekomendasikannya keluar. Ji Sang datang dan bertanya siapa yang telah merekomendasikannya? Pria itu terdiam.

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

“Pasien ini masih menerima pengobatan kankernya. Tinggalkan dia!” ucap Ji Sang tegas. Pria itu mencoba menabrakkan permintaan Ji Sang dengan peraturan yang berlaku. Ji Sang tak menganggap peraturan itu ada.

Eun Soo yang sudah susah payah menyembunyikan fakta soal penelitiannya akhirnya membongkar semuanya pada Ri Ta. “Jujur ya, aku nggak percaya, lihat deh gigi dan kuku-kuku itu. Ini memang beneran ada loh,” jelas Eun Soo. Ri Ta memicingkan matanya, memperhatikan tiap detail yang Eun Soo berikan padanya.

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

“Jika Ji Tae mengungkapkan hal ini pada para akademisi hematoma, tentu akan terjadi kehebohan,” terang Eun Soo lagi. Ri Ta bertanya vampir sudah tak ada lagi kan sekarang? Eun Soo mengiyakan. Jika sekarang masih ada vampir, maka semua orang sudah jadi vampir sekarang.

Ri Ta mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada Eun Soo karena telah memberi penjelasan padanya. Dia bangkit hendak pergi, tapi malah terhuyung. Eun Soo membantunya duduk kembali. Dia menyuruhnya pulang.

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

Ji Sang dan Ga Yun mengecek kondisi Suster Sylvia, yang bertanya jika dirinya benar-benar tak memiliki harapan sama sekali tolong dikatakan. Ji Sang menjawab kalau belum waktunya bagi Suster Sylvia menghadap pada Tuhan. Dia minta Suster Sylvia tak ajukan pertanyaan itu lagi. Suster Sylvia mengaku lega mendengar hal positif dari Ji Sang.

Saat Ji Sang dan Ga Yun pergi dari ruangan Suster Sylvia, Ga Yun bertanya kenapa Ji Sang berbohong pada Suster Sylvia mengenai kondisinya yang sebenarnya? Padahal, kalau dengan pasien lain, Ji Sang menjelaskan secara gamblang. Ji Sang menjawab, “Ada alasannya. Berbeda dari pasien lainnya, Suster Sylvia tak perlu belajar nilai tentang kematian. Jika pasien lain membutuhkan waktu untuk melakukan persiapan, Suster Sylvia tak perlu banyak lakukan persiapan. Dia telah lakukan hal-hal yang bernilai semasa hidup. Jadi, tak ada penyesalan atau kebutuhan untuk bercermin saat ajal ada di depan matanya.”

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

Ga Yun manggut-manggut mendengar penjelasan Ji Sang. Kemudian, dia mengajak Ji Sang makan malam bersama, tapi jika keberatan tidak mau juga tak apa-apa. Ji Sang menjelaskan dirinya benci makanan tepung, pedas, asin, berminyak, dan berkaki lebih dari empat. Dia minta Ga Yun mempersiapkannya, dan hari Jumat mereka akan pergi bersama.

Ri Ta pulang ke rumah dan langsung merebahkan diri di kasur.

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

Ji Sang mendapat telpon dari bagian perawatan di depan. Dia segera kesana dan melihat banyak pasien memiliki gejala tinnitus (istilah sudah dijelaskan di part sebelumnya). Seorang perawat menjelaskan bahwa tim pengembang obat baru yang akan mengurusnya. Dia menambahkan bahwa pasien-pasien ini super-duper menjengkelkan.

Ji Sang bertanya apa ada pasien yang memiliki hiper sensitivitas bersamaan dengan tinnitus. Perawat mengiyakan. Pasien ini meminta lampu di lorong dimatikan, karena cahayanya menyakitkan mata. Perawat kaget melihat salah seorang pasien menempelkan wajahnya di kaca dengan tatapan mupeng. Ji Sang menengok dan menemukan hal yang sama.

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

Di sisi lain, Hye Ri melaporkan kemajuan yang telah dibuatnya pada Jae Wook tentang hiper sensitivitas dan tinnitus. Para pasien ini akan bertahan setidaknya seminggu lamanya. Hasilnya cukup menggembirakan. Efek bisa dikontrol sesuai keinginan, yaitu sementara. Reaksinya pun cukup menonjol.

Agak malam, Ri Ta menghubungi Eun Soo untuk membawakan obat-obatannya yang ketinggalan di RS. Eun Soo berjanji akan membawakannya untuk Ri Ta. Dia meminta Ri Ta tunggu sebentar karena mendapat panggilan lain.

Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2
Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 2

Jae Wook mengundang Presdir Yoo ke ruang Departemen Pengembang Obat Baru. Dia menjelaskan Presdir Yoo bahwa tim telah melakukan pengobatan untuk pasien bangsal 21A dengan putaran pertama reaktan. Setelah empat hari, hasilnya positif. Presdir Yoo mengintip dari teropong miskroskop dan menemukan reaksi antar-sel yang berpadu dengan obat.

Setelah selesai, Jae Wook kembali menegaskan bahwa itu obat baru yang mereka berikan pada pasien tumor tahap akhir membuat tumor dinetralkan tujuh kali lebih cepat dibandingkan kemoterapi. Meskipun obat baru itu belumlah stabil 100 persen. Melihat sendiri, Presdir Yoo tersenyum. Dia mengaku puas dengan hasil yang ada dan meminta maaf karena telah mencemoohnya sebelumnya.

Ri Ta bangun dengan wajah masih pucat. HP-nya berdering-dering. Begitu diangkat, dia menyuruh Eun Soo sabar karena dirinya lagi jalan. Dia bertanya, “Kau tahu kode pintunya kenapa masih pencet-pencet bel?” Begitu melihat dilayar monitor yang datang adalah Ji Sang, Ri Ta mencak-mencak. Eun Soo minta maaf, karena tidak bisa datang ke tempat Ri Ta. Mendadak ada pasien yang butuh penanganan cepat.

“Iya, tapi kenapa harus dia sih?” tanya Ri Ta kesal. Eun Soo mengaku hanya Ji Sang yang bisa dimintai tolong saat itu. Ri Ta menggeram, “Setelah aku sembuh dari demam ini, akan kugetok kepalamu!” Dia pun membuka pintu dan menyatakan bahwa dirinya sehat. Disuruhnya Ji Sang enyah.

Ji Sang menolak. Soalnya, dia melihat Ri Ta pucat seperti Gollum (karakter di Lord of the Ring dan Hobbit). Dia langsung masuk. Ri Ta menyuruh Ji Sang meladeni diri sendiri kalau mau apa-apa dan duduk di kursi sambil bersidekap dengan mulut cemberut. Ji Sang menyuruhnya ke tempat tidur sekarang. Ri Ta tidak mau. Dia menyuruh Ji Sang mengukur suhu tubuhnya dan langsung pergi saja. “Kau mau jalan sendiri atau mau kubopong?” goda Ji Sang.

“Nggak sudi!” sahut Ri Ta. Tapi detik selanjutnya, kita tahu kalau Ri Ta sudah berbaring di tempat tidurnya, sementara Ji Sang mengeceknya. Setelah selesai Ji Sang meledek Ri Ta, bagaimana bisa dokter ahli bedah tak bisa menjaga kesehatannya? Ri Ta mendengus, karena Ji Sang sendiri bahkan lebih parah sakitnya sampai tak bisa lakukan operasi.

“Kau tahu kenapa aku sakit?” tanya Ri Ta. Ji Sang mengangkat bahunya. Ri Ta menjelaskan bahwa dirinya tak sakit lantaran virus flu. Dia sakit karena marah dan frustasi. Ji Sang mengulurkan tangannya dan memegang jidat Ri Ta. “Kenapa? Kau ngecek panasku?”

“Nggak. Aku nggak ngecek panasmu kok. Aku mendinginkan suhu tubuhmu. Kau tahu sendiri kan, tanganku ini dingin banget, kayak es,” ucap Ji Sang. Ri Ta membenarkan, dan tak cuma tangan Ji Sang saja yang dingin, tapi hatinya juga dingin seperti terbuat dari batu es.

“Manajer, belakangan ini aku sangat takut padamu,” tukas Ri Ta, “Apa kau beneran bisa berubah kayak gitu? Aku ngeliat waktu kau selamatkan Ja Bok. Semuanya. Sumpah, perubahan itu nggak kayak kesembuhanmu yang cepat waktu tergores pisau di pipi oleh Dong Pal.” Pertanyaan Ri Ta membuat Ji Sang tersentak.

Jae Wook memerintahkan minionnya untuk melakukan lagi, tanpa kesalahan. Dia minta minionnya melakukan yang terbaik. Apa perintahnya?

Dokter Lee tampak sedang melakukan transaksi dengan seseorang. Ketika selesai, dokter Lee celingak-celinguk. Dia merasa seseorang membuntutinya. Ketika menengok, tak ada siapa-siapa. Detik berikutnya terdengar satu teriakan panjang memecah kesunyian, selanjutnya hanya ada keheningan. Kita melihat minionnya Jae Wook melongok dari parkiran ke arah bawah, dimana Dokter Lee sudah membujur menjadi bangkai dengan kepala pecah.

Ji Sang bertanya, “Kenapa kau pura-pura nggak tahu setelah melihatku berubah?” Ri Ta menegaskan dirinya ketakutan – takut disedot darahnya, hiiiy. Ji Sang balik bertanya apa dirinya monster?

“Terus kau ini apa Manajer? Apa kau sejenis makhluk supranatural atau bagaimana?” tanya Ri Ta. Benak Ri Ta ingat saat dirinya mengajukan pertanyaan pada Ji Sang muda yang belum dikenalnya itu. Pertanyaannya hampir sama, yaitu 'Apa kau sejenis makhluk penunggu hutan atau bagaimana?'

Waktu itu jawaban Ji Sang juga sama dengan jawaban Ji Sang sekarang. “Kau bisa menganggapnya begitu.”

Ri Ta bertanya lagi, “Apa makhluk supranatural yang ambigu banget?” - mirip dengan pertanyaannya dulu, 'Apa setan yang ambigu banget?'

Dulu, Ji Sang juga menjawab pertanyaan itu dengan kata-kata 'Ada setan yang ambigu juga'. Itu sama dengan jawabannya sekarang, “Ada makhluk supranatural yang ambigu juga.”

Ri Ta mendengus, “Ah, apa ini deja vu ya?” Dia kembali bertanya apa Ji Sang sudah lama mengidap penyakit aneh itu? Ji Sang menjawab sejak lahir. Kemudian, dari mulutnya mengalir sebuah cerita sekaligus pengakuan, bahwa dirinya dulu tinggal di hutan dimana tak ada orang lain tinggal, selain dirinya dan ibunya.

“Aku merasa nyaman di sana, meskipun selalu sendirian, sampai ada seorang cewek entah datang dari mana. Dia memakai rok bunga-bunga dan baju berwarna pink, senada dengan topinya. Cewek itu jalan tanpa takut tersesat. Begitu tersesat, dia kabur nggak tentu arah karena dikejar-kejar anj*ng liar. Untung, aku ada didekatnya dan berhasil selamatkan dia,” cerita Ji Sang, “Aku beneran mau nyelamatin dia aja, padahal aku sendiri ketakutan banget.”

“Yang kau bilang mimpi kan?” tanya Ri Ta, matanya berkaca-kaca, “Aku berharap sih bukan. Kalau begitu, aku beneran ketemu cowok yang selamatin aku dulu. Selama hidup, aku berharap bisa melihatnya seenggaknya sekali seumur hidup. Ternyata, cowok itu ternyata...” Ri Ta jatuh tertidur. Ji Sang tersenyum dan membelai wajah Ri Ta.

Sementara itu, Ji Tae masih terus bekerja lakukan penelitian pustaka. Dia mengunggah beberapa data. Di sisi lain, Hyun Woo juga sedang bekerja lakukan penelitian. Dia menemukan beberapa data tambahan dari database RS Taemin, dan kembali menemukan bahwa data diunggah dari ruang departemen pengembang obat baru.

Keesokan harinya, Ri Ta bangun dan kaget menemukan Ji Sang tidur duduk di sisi tempat tidurnya. Dia bertanya kenapa Ji Sang tidur disini? Ji Sang bertanya apa Ri Ta sudah baikan? Ri Ta memegang lehernya untuk mengecek, dan menyatakan tak ada panas lagi, berarti dirinya baik-baik saja.

“Cuci rambut sono. Rambutmu berminyak banget, kayak kulit pohon aja,” komentar Ji Sang. Ri Ta mendengus, kenapa Ji Sang peduli itu? Ingatan Ri Ta sudah pulih. Karena itu, dia bertanya pada Ji Sang, untuk memastikan, apa yang diceritakan semalam itu benar? Ji Sang mendekatkan tubuhnya kepada Ri Ta dan menyuruhnya untuk mengingat yang benar.

“Sebelumnya kau bilang berapa banyak anj*ng liar yang memburumu? Sepuluh? Itu cuma lima tahu! Terus kau bilang aku melompat setinggi 30 meter? Hah, emang aku ini kutu lompat? Aku cuma melompat setinggi 5 meter,” ucap Ji Sang, “Terus kau bilang aku sebut kau cantik dan aku menciummu? Nih, cium bok*ngku!” Pernyataan itu membuat Ri Ta yakin seratus persen, Ji Sang adalah cowok yang dicarinya selama ini.

Ri Ta pun memegang wajah Ji Sang dan memandanginya lamaaa sekali. Sampai-sampai Ji Sang jadi risih sendiri, tapi Ri Ta tak peduli dan terus melakukannya. Eun Soo datang bawakan obat dan melihat apa yang Ri Ta lakukan pada Ji Sang. Dia kaget. Ri Ta mencoba membela dirinya bahwa apa yang terjadi bukanlah seperti yang Eun Soo lihat. Eun Soo masa bodoh dan langsung pergi.

Ji Sang dan Ri Ta pergi bersama. Saat itu, dia menyarankan Ri Ta untuk libur setidaknya sehari. Ri Ta menjawab dirinya harus lakukan operasi menggantikan Ji Sang. Dia kemudian menyuruh Ji Sang untuk melepas plester di pipinya. Toh, tidak banyak orang yang tahu bahwa Ji Sang memiliki codet disana. Ji Sang beralasan Eun Soo melihatnya. Ri Ta membalas Eun Soo bisa diatur.

Mereka berdua sampai di RS Taemin dan menemukan informasi yang menyebutkan bahwa staf dokter tidak bisa seenaknya mengadakan rapat. Ri Ta mengeluh tradisi yang bagus dihilangkan begitu saja. Ji Tae datang dan ikut berkomentar kalau konferensi agora sudah menemui ujugnya. “Kita sudah kalah sejak awal. Bahkan untuk mengadakan konferensi pun nggak bisa.”

Hyun Woo menemukan sebuah korelasi nama. Dia mengetikkan nama-nama itu, dan terkejut dengan hasilnya.

Setelah itu, Hyun Woo menghubungi Ji Sang untuk menyatakan ada sesuatu yang harus Ji Sang lihat sekarang juga. “Manajer Jung punya beberapa informasi tambahan,” sebut Hyun Woo. Ji Sang pun pergi ke ruangannya dan mengecek artikel dimana Hyun Woo menunjukannya. Apa yang Hyun Woo temukan?

Ternyata bapaknya Ji Tae adalah Dokter Jung Han Su, legenda di dunia HPB. Dia memiliki korelasi dengan Ayah dan Ibu Ji Sang. Yang lebih mengejutkan adalah ketiga orang ini memiliki keterkaitan dengan Jae Wook.

Di sisi lain, tampak Jae Wook sedang menikmati tehnya di ruangannya sendiri.

Bersambung ke sinopsis Blood episode 10 - bagian 1.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis Blood Episode 9 (Bagian 2)

2 komentar:

  1. Elprida Aritonang ElpridaMar 19, 2015, 12:25:00 AM

    suka dengan ceritanya, dan aku juga menunggu eps. 10 dan selanjutnya.

    ReplyDelete
  2. Ngakak bacanya...... emang ji sang ngngomo gtu

    ReplyDelete