Sinopsis drama Korea, film, artis Korea, k-pop, k-movie, dan k-drama

October 19, 2014

Sinopsis Modern Farmer Episode 1

Sinopsis Modern Farmer Episode 1


Remember, life is better to burn out than fade away [Kurt Cobain]

Sinopsis Modern Farmer episode 1.
Sinopsis Modern Farmer episode 1.

Tiga orang pemuda berteriak aaa... sambil mendorong gerobak yang berisi seorang pemuda mabuk dengan penuh semangat. Sesaat kemudian, salah seorang di antara mereka berhenti untuk menerima telpon. Setelah mengangkatnya, dia sedikit menjauhkan telpon dari telinganya karena si penelpon meneriakinya. “Hei, jangan berteriak,” pinta pemuda itu, “Kami hampir sampai di sana.”

“Kenapa kau mencuri makanan sih?” keluh si penelpon, “Para penonton sudah hampir meledak nih. Sudah cepatlah kemari!”

Sinopsis Modern Farmer episode 1.
Sinopsis Modern Farmer episode 1.
Sinopsis Modern Farmer episode 1.

Setelah menjanjikan bahwa mereka akan segera tiba di sana dalam lima menit, si pemuda menutup telpon lalu mengejar ketertinggalan langkah kedua temannya, dan ikut mendorong gerobak lagi sekuat tenaga. Lalu, orang yang mendorong di bagian belakang berhenti, dan menjatuhkan dirinya. Tak memiliki tenaga untuk mendorong lebih jauh lagi.

“Han Cul!” kata si pemuda yang habis menelpon tadi kepada seorang pemuda berambut gimbal, “Sekarang giliranmu menginjak pedal!”

Pemuda bernama lengkap Lee Han Cul [LEE SI UN] itu mengeluh, karena memang tidak ada pedal di gerobaknya. Han Cul memutuskan untuk menyuruh temannya yang sedang beristirahat itu untuk mendorong lagi. Namun temannya si Han Cul ini mengeluh capek. Tapi pemuda yang habis menelpon tadi terus menyemangatinya.

“Bagaimana dengannya?” tanya si 'sopir' kepada pemuda yang berada di dalam gerobak. Han Cul menyuruh si 'sopir' untuk bertanya sendiri langsung, tapi sebelum itu mereka harus terus mendorong. Si 'sopir pun kembali memiliki semangat 45. Dan... mereka kembali mendorong penuh semangat.

Sinopsis Modern Farmer episode 1.
Sinopsis Modern Farmer episode 1.

Saking semangatnya, mereka tidak peduli apa yang ada di depan mereka. Ketika mereka melewati jalan yang padat, mereka berteriak menyuruh orang-orang minggir sambil menghindari orang-orang. Ketika menghindari orang membawa plang, mereka tak bisa menghindari tanggulan, hingga membuat gerobak terpental ke udara. Dalam gerakan lambat kita bisa melihat Han Cul bersama kedua temannya hanya bengong melihat gerobak dan orang yang di dalamnya terpental. Ketika gerobak sampai di tanah kembali, orang mabuk yang ada di dalamnya juga masuk lagi ke dalam, tapi beberapa detik kemudian dia bangun. Ketiga temannya berteriak, “Min Ki!”

Pemuda yang dipanggil Min Ki ini menengok ke arah teman-temannya yang menghampirinya, dan khawatir karena disangka Min Ki bakal mati. Pemuda bernama Lee Min Ki [LEE HONGKI] mengatakan bahwa dirinya kesakitan. Mereka kemudian menengok ke belakang dan menemukan orang-orang dalam kondisi terluka. Salah seorang wanita memangil suaminya yang kekar, dan mengejar gerombolan Min Ki cs. yang juga langsung kabur.

Para penonton menuntut band rocks bernama EXSO untuk segera tampil! Karena sudah terlambat banyak jam. Mereka sudah tidak sabar lagi menantikan band kesayangan mereka tampil. Saking telatnya, bahkan para cewek berpikir kalau mereka kecelakaan. Namun dugaan itu dijawab dengan mati lampu, sehingga perhatian mereka teralih ke panggung. Dalam beberapa detik, lampu menyorot ke arah panggung. Tampak Han Cul dan kedua temannya sudah berdiri dan menahan Min Ki yang masih mabuk. Ketika lampu sorot mengarah pada mereka, Min Ki sadar. Dia menghitung sampai empat, dan musik rock mulai menghentak dan memanaskan area konser. Min Ki dkk tampil dengan penuh enerjik dan semangat.

Terdengar suara hati Min Ki di tengah keriuhan konser bahwa dirinya tak lagi merasa khawatir. Dia yakin bisa menggapai impiannya, yeah walaupun bukan mega bintang dunia, tapi setidaknya musisi rock! Lalu Min Ki melemparkan tubuhnya sendiri ke arah penonton. Yeah!

Tujuh tahun kemudian, tampak Min Ki tampil membawakan lagu She's Gone dari Steel Heart. Dia membawakannya penuh penjiwaan dengan memejamkan mata hingga lagu usai dimainkan. Begitu membuka mata, Min Ki berharap penonton memberinya tepuk tangan dan sorak sorai. Nyatanya, tidak ada seorang pun memberinya tepuk tangan maupun sorak sorai. Yang ada di sana hanyalah para manula dan anak-anak yang tidak mengerti apa yang dilakukan Min Ki di atas panggung. Suara hati Min Ki kembali terdengar, 'Kini, aku benar-benar ... seorang pecundang!' Ekspresi Min Ki berubah tidak bersemangat.

Pembawa acara itu muncul untuk meminta para manula dan anak-anak itu tepuk tangan meriah kepada satu orang personel band rock EXO. Tapi mereka tidak bereaksi apa-apa. Min Ki - MC saling memandang, dan MC berkata jika Min Ki sudah bekerja dengan baik.

Tiga orang siswi SMA datang ke acara Festival Chunhyang di mana Min Ki barusan tampil. Salah seorang dari mereka bertanya pada temannya, “Kau bilang yang tampil band EXO? Apakah itu EXO?” Yang ditanya menjawab jika dia hanya melihat dari selebaran. Satunya lagi mengeluh kalau dia sudah pergi ke salon selama dua jam demi menonton band EXO tampil di festival Chunhyang ini, tapi kenyataannya... mereka hanya menonton sampah. Siswi yang bertanya tadi meminta kedua temannya, karena Min Ki telah meniru EXO, untuk tidak repot-repot buang tenaga. Dia mengatakan, “Di usianya, mencari nafkah pastilah sulit. Biarkan dia hidup seperti itu dan akhirnya mati!” Ketiga siswi itu berbalik badan dan hendak berlalu untuk makan siang.

Min Ki yang baru saja mau turun panggung balik lagi ke atas panggung dan memanggil ketiga siswi tersebut. Kemudian Min Ki memberikan kuliah sejarah singkat tentang band yang pernah berjaya tujuh tahun sebelumnya. Sebuah band bernama Exellents Souls yang disingkat EXO, dan didirikan olehnya. Ketiga siswi itu tidak peduli. Salah seorang siswi malah melempar sendal kepada Min Ki. Kesal, Min Ki melempar balas sendal itu kepada siswi yang melempar sendal. Terjadilah perkelahian yang tak terelakkan antara ketiga siswi itu dengan Min Ki. (Adegan-adegan perkelahian ini sungguh membuat perutku geli).

Min Ki pulang dengan mobilnya sambil meringis kesakitan saat menyentuh pipi kirinya. Yap, perkelahian dengan ketiga siswi SMA itu menyebabkan pipi kirinya terluka. Tapi yang paling bikin dongkol adalah bayaran manggungnya tidak pakai uang, melainkan pakai cabe. Ha. Min Ki kaget ketika mendengar suara klakson mobil truk dari arah berlawanan, dan segera membanting setirnya ke arah kiri supaya tidak bertabrakan. Sayangnya, ketika mencoba menstabilkan mobilnya malah menabrak tumpukan kotoran di pinggir jalan. Min Ki merasa hidupnya sengsara banget, sambil memandangi foto lamanya bersama tiga personel EXO digantungan spion dalam mobil.

Han Cul tampak sedang memfotokopi selembar kertas, sambil menelpon manajernya dan membuat kopi. Dia mengeluh kesal ketika mesin fotokopi tak kunjung mengeluarkan kertas. Ketika dibuka, ternyata ada kertas nyangkut di dalamnya. Dia kemudian mencoba menarik, kertas pun robek. Lalu mendadak perutnya sakit. Han Cul mengambil obat dari saku jasnya dan meminumnya dengan kopi. Kemudian ada seorang pria memanggilnya, buru-buru Han Cul memuntahkan kembali kopinya bersama obat yang ingin diminumnya. Hiaks.

Pria itu bertanya kenapa Han Cul tidak segera membawakan kopi yang dimintanya ke ruangannya. Han Cul mau menjelaskan, tapi pria itu keburu mengambil gelas kopi dan menenggaknya bersamaan obat Han Cul. Pria itu sempat bertanya kenapa ada krim yang mengeras di dalam kopi, sebelum bertanya kepada Han Cul soal berkas proyek mereka. Han Cul menjelaskan kalau itu sebentar lagi selesai. Si pria minta Han Cul menyelesaikannya dalam satu minggu ini, kemudian mengajaknya untuk ikut makan malam bersama klien. Han Cul alasan tidak enak badan. Si pria atasan Han Cul mengeluh bahwa jika orang muda seperti Han Cul sudah sakit-sakitan, bagaimana bisa mengamankan posisinya setelah magang?

Mau tak mau, Han Cul ikut menggila di ruang karaoke bersama atasan yang sudah teler berat dan kliennya. Han Cul sendiri ikutan gila dengan menambahkan jambang palsu dan memainkan gitar bak rocker.

Sementara itu, Hong Ki Joon [KANG DONG YEON] memijat keningnya yang pening mendengar penjelasan dosen yang panjang dan ribet. Sepertinya sama sekali ucapan dosen yang masuk ke dalam otaknya yang 'jernih'. Setelah dosen menyatakan bahwa pelajaran selesai untuk sekarang, Ki Joon menghela napas panjang.

Detik berikutnya, Ki Joon menghabiskan satu gelas bir besar setelah itu kembali menghela napas. Tindakannya diikuti oleh Min Ki yang juga ikut menghela napas. Ki Joon lalu merebahkan kepalanya di meja, begitu pula Min Ki yang merebahkan kepalanya juga. Han Cul kesal dan menendang bawah meja. Dia berteriak kalau tindakan Ki Joon - Min Ki bisa membuatnya depresi juga. Ki Joon - Min Ki mengangkat kepalanya, lalu merebahkannya kembali ke meja.

Ki Joon mengatakan jika sampai tidak ikut ujian lagi, maka dia harus bekerja di restoran ayahnya. Hal itu bisa membuatnya gila. Min Ki protes jika Ki Joon itu beruntung masih ada tempat untuk bernaung. Han Cul memegang dua kepala sahabatnya dan bertanya sampai kapan mau hidup seperti itu terus? Apa mereka berdua sama sekali tidak berniat bekerja?

Min Ki mengangkat kepalanya dan minta Han Cul untuk melepaskan jambang palsunya yang terbuat dari rumput laut. Han Cul melakukan cepat-cepat. Min Ki mengejek jika Han Cul sendiri malah bersenang-senang di perusahaan? Han Cul menjelaskan jika menghibur orang bagian dari pekerjaan - semacam memberikan bakat yang dimiliki untuk dinilai positif bagi perusahaan. Min Ki bertanya kenapa Han Cul mau memberikan bakatnya di ruang karaoke? Dan bertanya kenapa menyentuh gitar lagi, setelah berjanji tidak akan menyentuhnya lagi? Lalu Min Ki bertanya kenapa Han Cul tidak memberikan bakatnya untuknya? Dan mengajak untuk membentuk band lagi, band hebat seperti dulu sekali lagi.

Han Cul menatap Min Ki tidak percaya. Tapi Min Ki terus berceloteh bahwa dirinya telah mengirimkan semua demo lagu mereka ke seluruh agensi, dan sebentar lagi pasti akan ada agensi yang mengontak mereka. Han Cul meminta Min Ki berhadapan dengan realita, karena usia mereka bukan lagi 17 tahun. Ki Joon menambahkan bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk bisa dilirik oleh agensi, karena mereka pasti lebih memilih idol, yang lebih muda dan banyak duitnya. Tapi Min Ki keras kepala. Dia yakin suatu saat bisa konser di Amerika. Han Cul meminta Min Ki untuk memakan popcorn saja.

Mendadak perut Han Cul sakit. Dua kawannya bertanya apa yang terjadi? Han Cul menjelaskan jika perutnya terkena maaf akut. Ki Joon menyarankan Han Cul pergi ke dokter, dokter Kang Hyuk. Min Ki mendadak marah dan minta mereka untuk tidak menyebut nama itu lagi. Setelah itu, Ki Joon menunjuk ke sebuah layar besar, di mana ada seorang wanita cantik sedang tampil. Ki Joon mengatakan, “Itu Yoo Na. Wow, dia masih tetap saja cantik di usianya yang sekarang. Apa ya yang dia makan?”

Min Ki mengambil gelas dan meletakkannya dengan kasar, membuat Han Cul melambaikan tangan di depan mukanya. Takut kalau Min Ki 'hilang'. Han Cul bertanya, “Apa kau sudah melupakannya?” Kemudian Han Cul menambahkan jika Yoo Na adalah wanita yang sekarang tak bisa mereka impikan apalagi dimiliki. Min Ki kesal dan pergi begitu saja. Ki Joon menegur Han Cul karena kata-katanya terlalu keras. Han Cul membela diri kalau dia hanya mengungkapkan kenyataan, itu saja. Sesaat semua hening. Namun Han Cul sadar, makanan belum dibayar. Dia memanggil Min Ki kembali untuk membayar makanannya, namun Min Ki cuek dan terus melangkah pergi.

Ketika Han Cul kembali ke mejanya, Ki Joon juga sudah raib. Dia celingukan mencarinya, dan saat melihatnya Ki Joon sudah lari tunggang langgang ke arah yang berbeda dari Min Ki pergi. Han Cul tertawa keras dan mengatakan jika dia membenci mereka berdua karena telah menguras uangnya.

Di atas jembatan, Min Ki memandangi langit. Tampaknya dia merenungi hidupnya yang belum berubah. Dia mengalihkan pandangan ke sebuah layar besar begitu melihat Yoo Na terpampang di sana untuk sebuah iklan. Kemudian dia pulang.

Min Ki kembali ke rumahnya dan menemukan banyak surat menumpuk di depan pintunya. Dua orang pria muncul di hadapannya, membuat Min Ki terkejut. Sadar, ada debt collector di hadapannya, Min Ki balik arah untuk ambil langkah seribu. Sayang di sana juga muncul dua orang debt collector lainnya.

Detik berikutnya, kita melihat Min Ki dicelupkan dalam posisi digantung. Rupanya Min Ki punya utang banyak pada renternir. Saking banyaknya, bahkan si bos renternir harus menagih langsung. Dia minta Min Ki menjawab kapan mau membayar utangnya dalam lima kata. Gugup, Min Ki harus dicelupkan beberapa kali di air, hingga akhirnya dia meminta waktu satu tahun untuk jangka waktu penulasan.

Si bos renternir kemudian melihat sarung gitar Min Ki dan membukanya. Begitu terbuka si bos agak terkejut dan mengambil gitar itu. Dia kemudian bertanya kepada Min Ki darimana gitar itu. Karena hanya diizinkan menjawab dalam lima kata, maka Min Ki menjawabnya dalam lima kata, sehingga jawabannya menjadi tidak jelas. Si bos renternir kesal karena tidak mendapatkan detail penjelasan. Sekarang dia mengizinkan Min Ki menjawab dengan panjang supaya bisa memberikan detailnya. Min Ki kemudian mengatakan jika dia mendapatkan gitar itu saat masih kecil di gunung, setelah seorang ahjussi membuangnya.

“Ahjussi?” tanya si bos renternir, “Ahjussi siapa?” Min Ki menjawab tidak tahu, dan meminta jeda pembayaran selama enam bulan. Si bos tampak memandangi gitar dan meminta Min Ki diam, dan dia akhirnya memberikan waktu tiga bulan Min Ki untuk pelunasan. Setelah itu, bos renternir dan anak buahnya meninggalkan Min Ki. Anak buahnya bertanya kenapa bosnya tidak membunuh Min Ki? Si bos menjawab jika dia hanya berpikir tentang masa lalunya.

Min Ki sendiri masih berada di sana, terlentang, bersama gitarnya. Matanya berkaca-kaca, dan kemudian dia berteriak keras untuk melampiaskan emosinya. Suara telpon membuatnya berhenti. Ketika diangkat, mimik wajah Min Ki berubah.

Dua orang wanita yang mengurus sebuah kematian seseorang mengobrol tentang betapa sedikitnya orang-orang yang datang. Salah seorang di antara mereka mengatakan itu mungkin disebabkan karena nenek (orang yang meninggal itu) galak sama orang-orang, sehingga enggan untuk layatan. Satunya lagi mengatakan bahwa orang-orang seharusnya tidak seperti itu. Soalnya, ini kan kesempatan terakhir menghormati mendiang.

Seorang tamu bertanya di mana tuan rumahnya? Salah seorang dari dua wanita itu mengatakan bahwa Sang Taek sudah menghubungi, pasti sebentar lagi orang itu akan datang. Tapi temannya menduga bahwa orang ini takkan datang.

Di ruangan lain di rumah duka yang sama juga ada kematian. Penjaganya menemukan kalau salah satu karangan bungan untuk ucapan selamat bergerak-gerak. Dia menghampiri dan menarik seorang wanita keluar dari dalamnya, dan bertanya apa si wanita mau mencurinya? Si wanita berdalih jika dirinya sedang meminjam bunga untuk kematian seorang nenek, karena tidak ada bunga di sana. Setelah menjelaskan ini - itu, akhirnya si penjaga membiarkannya si wanita meminjam karangan bunga sebentar.

Si wanita mendapat telpon jika sapinya mau melahirkan. Karena itu, dia buru-buru menemui dua wanita yang ada di ruangan rumah duka si nenek, dan memberitahu jika dirinya tak bisa berlama-lama. Dia akan segera pulang untuk membantu kelahiran sapinya. Wanita ini kemudian buru-buru keluar dengan berlari.

Saking buru-burunya, wanita ini lari keluar begitu saja tanpa melihat Min Ki sedang berjalan ke arahnya. Jadilah tumbukan terjadi. Si wanita meminta maaf, dan kacamata hitam yang dipakai Min Ki patah terbelah dua. Min Ki menggeram dan mengomeli si wanita. Tapi si wanita minta Min Ki tenang karena dia akan menggantinya, lalu bertanya berapa harga kacamata itu? Min Ki mengangkat dua jarinya sebagai tanda. Si wanita meremehkan, kalau cuma dua puluh Won sih bisa dibayar tidak perlulah Min Ki ngamuk-ngamuk. Min Ki mengatakan kacamatanya bukan seharga dua puluh, tapi dua ribu Won. Kagetlah si wanita itu, dan memutuskan lari kabur. Min Ki mengejarnya, tapi lari si wanita lebih cepat bahkan langsung melompat ke motor roda tiga. Min Ki tidak percaya dengan yang dilihatnya.

Detik berikutnya, Min Ki ke ruang duka. Dua orang wanita berbaju hitam hanya menatap langkahnya. Terdengar suara Min Ki kalau orang yang meninggal adalah neneknya. Bla...

Lalu, Min Ki mengenakan ban duka di lengan kirinya. Salah seorang wanita yang melihatnya tadi masuk ke ruangan untuk menyalakan dupa lagi, dia mendiamkan Min Ki terpekur di sudut ruangan. Dia keluar, dan temannya melongok dari pintu keluar ke arah Min Ki. Min Ki diam dalam kesedihan dan mendadak seorang pria mabuk mengejutkannya. Min Ki memarahinya. Pria itu bertanya, "Apa kau Min Ki?"

"Siapa kau?" Min Ki balas bertanya. Pria itu menjelaskan jika dia adalah orang yang pernah tinggal dengan Min Ki dulu. Min Ki tetap tidak ingat. Lalu, pria itu menjelaskan jika Min Ki mendapat warisan berupa tanah. Sontak raut wajah Min Ki ceria. Pria mengatakan warisan itu tidak banyak, hanya 400 ribu meter tanah. Muka Min Ki tambah ceria. Dia menghitung jika dijual, tanah itu akan laku jutaan dolar. Lalu background belakangnya berubah menjadi bunga-bunga, Min Ki berterima kasih kepada Tuhan dan neneknya.

Lalu, dia pura-pura menangis di depan altar neneknya. Dua wanita yang melihat merasa Min Ki sangat mencintai neneknya sampai menangis keras seperti itu. Padahal dalam hati Min Ki tertawa.

Detik berikutnya, Min Ki pergi bersama pria yang menceritakan tentang warisan neneknya di sebuah desa. Ketika sampai, pria itu menunjukkan betapa luasnya tanah peninggalan neneknya, dan betapa sawi putih bisa tumbuh subur di tanah itu. Min Ki tidak mendengarkannya tapi niatnya menjual tanah makin menggebu. Dia bertanya di mana bisa menemukan agensi penjual tanah? Si pria bertanya, apa Min Ki mau menjualnya? Min Ki mengiyakan, karena bisa mendapatkan jutaan dolar dari tanah ini. Si pria mengatakan kalau tanah ini harganya hanya dua sen saja, tidak lebih. Min Ki menatap pria itu dengan tatapan tidak percaya. Lalu, dia menjatuhkan diri, menangis sejadi-jadinya.

Kemudian kita melihat Min Ki kembali pada pekerjaannya mencuci piring. Tapi dia mengerjakannya setengah hati, sampai-sampai pemilik usaha memarahinya. Dia kemudian minta Min Ki mengerjakannya nanti, dan memberikan satu karung sawi putih untuk dibersihkan. Lagi-lagi Min Ki mengerjakannya dengan malas. Pemiliknya pun memarahi Min Ki lagi, sebab sawi putih itu harganya mahal. Mendengar kata mahal, otak Min Ki mengingat ucapan pria yang mengatakan jika tanah peninggalan neneknya sangat subur dijadikan lahan menanam sawi putih.

Mendadak Min Ki melepas sarung tangan untuk cuci piring dan pergi ke warnet. Di sana dia mengecek tentang pertanian sawi putih, dan menemukan fakta bahwa menanam sawi putih sangat menjanjikan, tapi punya siklus per dua tahun. Tahun 2010 harga sawi putih naik, tahun 2011 turun, tahun 2012 kembali naik, tahun 2013 turun lagi, dan... Min Ki menarik kesimpulan jika tahun ini pasti naik lagi. Dia menghitung dan sampai pada kesimpulan hasil yang didapatnya ada jutaan dolar lagi. Min Ki teriak kegirangan, saking lebaynya dia memeluk layar dan mencium gambar sawi putih. Dia merasa mendapatkan pencerahan. Orang di sebelahnya sampai jijik, disangka Min Ki sakit jiwa.

Masalahnya, untuk bisa menghasilkan satu juta dolar, Min Ki membutuhkan tenaga kerja. Siapa orang yang bisa disuruh kerja gratis, tolol, dan kuat! Min Ki membelalakkan matanya. "Orang-orang itu..." pekiknya.

Han Cul memakai pakaiannya dan salah satu kancingnya terlepas. Dia berusaha memungutnya di bawah kolong tempat tidurnya, tapi justru menatap masa lalunya: gitar bass tua. Tapi kenangan itu buyar begitu suara ibunya terdengar memanggilnya dari luar. Han Cul buru-buru ke meja makan di mana telah tersaji makanan berbahan cabai. Han Cul mau mengeluh, tapi ibunya kemudian datang ke meja makan dan memperingatkan mereka semua untuk menghabiskan cabai yang dibawa Han Cul. Han Cul melihat ayahnya diam saja terus makan, dan berniat protes kalau sesekali bolehlah makan yang lain. Ibunya protes siapa suruh bawa cabe satu karung? Han Cul mengatakan kalau dia hanya dapat dari Min Ki. Ibu bertanya apa Han Cul masih gaul sama Min Ki lagi? Han Cul beralasan kalau dia hanya berpapasan saja dan Min Ki memberikannya sekarung cabe. Ibu kemudian ke kamar adiknya Han Cul dan memukulinya karena telah main gitar. Tidak mau melihat kejadian tidak enak, Han Cul buru-buru pergi ke dokter.

Dokter menjelaskan jika Han Cul terkena kanker parah yang tidak bisa disembuhkan. Waktu hidup Han Cul cuma setahun, enam bulan minimal. Atau jika parah banget besok Han Cul bakal mati. Berita itu mengguncang jiwa Han Cul. Dia shock berat.

Ketika datang ke kantor, Han Cul ditegur atasannya karena datang terlambat. Han Cul hanya meminta maaf. Dia kemudian menelpon asisten manajer Kim, tapi karena tidak diangkat, Han Cul mengeluarkan emosinya. Dia berteriak kenapa asisten manajer Kim tidak mempedulikannya yang sedang sekarant dan bla.. bla... bla... Atasan Han Cul balas berteriak dan bertanya kenapa Han Cul berteriak? Han Cul meminta maaf, dan dia mendapat telpon.

Min Ki menjelaskan dengan berapi-api kalau dia mengajak Han Cul bikin pertanian sawi putih. Tapi Han Cul tidak punya semangat lagi dan mengatakan sudah terlambat. Dia pun pergi. Min Ki menghalanginya dan bertanya kenapa Han Cul selalu tidak mau mengambil kesempatan lain di luar plot hidupnya? Han Cul tidak peduli dan meninggalkan Min Ki yang marah-marah karena tidak direspons positif.

Hal yang sama juga terjadi saat Min Ki menyampaikan visinya pada Ki Joon. Dia bertanya biar bagaimanapun visinya Min Ki tetap saja harga sawi di tingkat petani itu murah. Min Ki mengatakan jika itu karena jalur distribusi tidak dikelola sendiri. Jika dikelola sendiri bukan tidak mungkin akan bagus hasilnya. Tetap Ki Joon tidak percaya. Min Ki marah-marah karena Ki Joon tidak mau mengikuti ajakannya. Dia mengatakan jika Ki Joon fokus pada sekolah maka Ki Joon akan jadi pegawai pemerintah yang dibayar dengan gaji sama terus seumur hidup. Dia pun pergi meninggalkan Ki Joon. Ki Joon membuka mienya, tapi menjauhkannya karena sudah terlalu matang. Dia kemudian membuka buku, dan teringat tentang ujiannya.

Han Cul tidak semangat lagi pura-pura jadi gitaris menemani atasan dan manajer umum karaoke. Dalam hati dia berpikir hidupnya hampa: mati atau mengubah jalur. Atasannya menegur kenapa Han Cul tidak semangat. Dia menyuruh Han Cul menyanyi. Tapi Han Cul tidak mau, dan atasannya pun memaksanya. Dia harus menanyi. Han Cul pun akhirnya mau menyanyi. Terdengarlah suara backsound lagu Gun N Roses, Han Cul bersiap. Dia berubah menjadi Han Cul masa remaja yang gimbal. Dia pun memekik membuat atasan dan manajer umum keberisikan. Mereka meminta Han Cul berhenti menyanyi. Tapi Han Cul tidak mau, karena ini perintah mereka, kemudian dia mengamuk dan merusak semua yang ada di meja. Semua orang keluar, termasuk dua cewek penghibur, tapi Han Cul tidak membiarkan atasannya keluar.

Min Ki sedang memetik gitarnya memainkan Stairway to Heaven dari Deep Purple. Dia menggumam, "Aku tidak tahu yang akan terjadi surga atau neraka, tapi ayo kita lakukan saja..." Min Ki mengeluhkan sikap ketidaksetiaan teman-temannya, dan berjanji takkan menemui mereka lagi. Tiba-tiba terdengar suara bel dari luar. Rupanya Han Cul datang dengan membawa gitar basnya.

Min Ki meledek kenapa Han Cul membawa gitar ke tempatnya? Han Cul hanya mengatakan, "Ayo kita lakukan?" Min Ki mengeluh kalau pasti Han Cul mengajaknya ke karaoke lagi. Han Cul mengatakan bahwa dia mau ikut Min Ki buat pertanian sawi. Min Ki girang. Kemudian, Han Cul mencengkeram baju Min Ki dan berkata, "Jika album kita tidak sampai rilis. Kubunuh kau!" Min Ki menenangkan Han Cul karena dia sudah memiliki rencana matang. Dia mengajak Han Cul masuk.

Tapi belum pintu tertutup sempurna, ada tangan yang menahannya. Tangan itu membuka pintu, Min Ki - Han Cul heran siapa yang telah melakukannya? Ketika wajahnya muncul, Min Ki giran karena itu adalah Ki Joon. Ki Joon juga mengungkapkan jika dia bersedia ikut Min Ki bertani sawi putih. Tapi ada syaratnya nama band mereka harus ganti tidak lagi EXO (gara-gara diprotes fans EXO kayaknya. Baca: fans EXO berang drama "Modern Farmer" menggunakan nama EXO sebagai singkatan Execellents Souls). Min Ki sepakat dengan itu, dan mereka pun bersorak-sorai, kecuali Han Cul yang tampak kelihatan tertekan.

Keesokan harinya, teman Yoo Na meminta Yoo Na keluar untuk melihat ada pesan yang ditulis untuknya di dinding. Pesan itu berisi tulisan: “Yoo Na aku akan kembali membawa berlian 100 karat. Tunggu aku. [MK]” Yoo Na tersenyum membacanya. Teman Yoo Na bertanya siapa orang yang berani mencoret dinding untuk memberi Yoo Na pesan seperti itu? Yoo Na tidak memberitahu siapa orang itu, kecuali fakta bahwa tak ada yang bisa menghentikan orang itu! Sementara itu, tidak jauh dari mereka berdiri, Min Ki duduk sambil cengar-cengir - sepertinya tindakannya berhasil memancing reaksi dari Yoo Na.

Ki Joon tampak berusaha menutup bagasi mobil yang penuh dengan barang-barang bawaan mereka ketika Min Ki muncul tiba-tiba mengejutkannya. Min Ki mengatakan kalau pintu bagasi mobilnya takkan bisa tertutup, karena memang sudah rusak, jadi biarkan saja. Ki Joon bertanya kenapa Min Ki tidak memperbaikinya? Min Ki menjawab karena memang tidak punya uang. Jangankan diperbaiki, bisa jalan saja Min Ki sudah bersyukur. Lalu, Ki Joon dengan ekspresi wajah sungkan bertanya kenapa Min Ki tidak mengajak Kang Hyuk? Min Ki lalu mencak-mencak, kenapa Ki Joon bertanya soal orang itu? Bahkan jika orang seperti itu mau ikut, Min Ki menegaskan bahwa dirinya takkan mengizinkannya.

Di sebuah rumah sakit, kita melihat dua orang wanita jambak-jambakan demi memperebutkan Dr. Kang Hyuk. Mereka ini sepertinya pasien dan suster - terlihat dari pakaiannya. Sementara mereka berkelahi, orang-orang di sekitar mereka berusaha untuk memisahkannya. Dan kita melihat Kang Hyuk [Park Min Woo] jongkok untuk kemudian melarikan diri. Tapi upayanya dicegah oleh seorang dokter senior, Kang Hyuk menatap ke arah wajah dokter itu sambil nyengir kuda kemudian berdiri. Dokter itu bertanya kepada Kang Hyuk untuk berhenti. Kang Hyuk berkata jika dia tidak bisa memimpin perkelahian itu dan menyerahkan kepada si dokter. Si dokter kesal dan mengatakan macam-macam hal kepada Kang Hyuk. Tapi Kang Hyuk mengatakan biar bagaimana ayahnya adalah pemilik RS ini, jadi tak ada orang yang bisa mengganggunya.

Seorang dokter tua keluar dari ruangan diikuti para stafnya. Kang Hyuk menunjuk bahwa dokter tua itu adalah ayahnya dan memanggil dokter tua itu dan melambaikan tangan. Tapi dokter tua itu tidak menggubris panggilan Kang Hyuk dan pergi begitu saja. Kang Hyuk kecele.

Han Cul rupanya check-up di rumah sakit tempat Kang Hyuk magang. Ketika sudah mendapatkan hasilnya, dia segera keluar. Saat itu, Kang Hyuk melihatnya dan langsung nyengir. Tanpa basa-basi, Kang Hyuk lari dan segera nomplok ke punggung Han Cul. Han Cul kesal dan meminta Kang Hyuk turun. Kang Hyuk turun dan bertanya apa yang sedang dilakukan Han Cul? Han Cul tidak mau memberitahunya. “Dia takkan pernah memberitahumu,” ungkap Han Cul. Kang Hyuk berpikir siapa orang bijak yang mengatakan itu? Dia menebak dengan tepat: pasti Min Ki! Han Cul terkejut.

Kemudian, kita melihat jika Han Cul memberitahu tentang usaha pertanian sawi putih yang akan mereka rintis di desa. Setelah mengatakan hal tersebut, Han Cul pergi. Kang Hyuk melepaskan jas dokternya dan segera berminat. Dia membuang jasnya ke tempat sampah dan berlari menyusul langkah Han Cul.

Akhirnya, kita tahu jika Kang Hyuk ikut bersama rombongan Min Ki, Han Cul, dan Ki Joon ke desa. Di sepanjang perjalanan, Kang Hyuk terus bernyanyi membuat Min Ki kesal (Aku bertanya-tanya ada masalah apa antara Kang Hyuk dan Min Ki?). Saking kesalnya, Min Ki langsung mencekik Kang Hyuk dan membiarkan mobil oleng.

-------------------

Komentar:
Setelah nonton episode 1, aku baru ngeh kalau yang menyebabkan personel band rock EXO ini pergi ke desa adalah Min Ki yang ingin membangun bisnis pertanian sawi putih setelah kejayaan mereka sirna. Karena belum punya biaya membayar tenaga, Min Ki mencari orang-orang kuat yang tolol. Nah orang-orang ini adalah sahabat-sahabatnya sendiri.
Selain itu, ada masalah yang belum kuketahui antara Min Ki dan Kang Hyuk. Kenapa Min Ki tidak mau bertemu dengan Kang Hyuk?

Itu saja sih komentarku. Aku juga mau bilang kalau serial ini kocaknya minta ampun. Jadi jangan lewatkan kelanjutannya ya...

Bersambung ke sinopsis drama Modern Farmer episode 2.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis Modern Farmer Episode 1

0 komentar:

Post a Comment