Sinopsis drama Korea, film, artis Korea, k-pop, k-movie, dan k-drama

November 24, 2014

Sinopsis 'The King's Face' Episode 2

Sinopsis 'The King's Face' Episode 2
Baca sebelumnya sinopsis 'The King's Face' episode 1.

Sinopsis 'The King's Face' Episode 2

Kisah Romance – Melihat kekacauan yang terjadi, Raja Seongjo dan bawahannya memutuskan pergi dari tempat upacara. Kim Yoon Hae yang merasa bersalah buru-buru menyingkir juga, tapi langkahnya tertahan oleh pangeran Gwanghee. “Namaku Gwanghee,” ucap Gwanghee sambil tersenyum. Yoon Hae menjawab, “Namaku Kim Yoon Hae.” Dari kejauhan ahli pembaca wajah menilai karakter wajah keduanya cocok. Ia mengernyitkan dahi kenapa orang yang wajahnya cocok dengan raja, cocok juga dengan pangeran?

Yoon Hae berniat pergi, tapi Gwanghee menjegalnya sehingga Yoon Hae jatuh. Untung Gwanghee menahannya. Yoon Hae marah, tapi Gwanghee menjelaskan kaki Yoon Hae akan menginjak kadal. Karena menghindarkan Yoon Hae dari dosa membunuh makhluk tidak bersalah, Gwanghee minta sesuatu pada Yoon Hae sebagai bayarannya. Ia menunjukkan tulisan tangan ayah Yoon Hae dan menjelaskan jika tulisan itu mirip sekali dengan tulisan grafik astronomi yang dipinjam Gwanghee sebelumnya. Permasalahannya bagi Gwanghee, apa hubungan tanda lima titik pencuri di istana dan grafik astronomi tulisan tangan ayah Yoon Hae?

“Sebelum kutanyakan langsung pada Tuan Kim, aku bertanya dulu padamu...” ucap Gwanghee. Yoon Hae yang merasa Gwanghee mencurigai ayahnya segera berlalu. Ia menilai pendekatan Gwanghee kemarin adalah palsu.

Di luar, Yoon Hae berpapasan dengan si ahli pembaca wajah yang memperkenalkan diri sebagai Go San. Yoon Hae bertanya ada apa seorang pembaca wajah dengan dirinya? Go San hanya mengatakan bahwa ia melihat wajah Yoon Hae sangatlah bagus saat melihat di tempat upacara tadi. Yoon Hae mengucapkan terima kasih an berlalu. Saat itu, Goo San melihat ekor Yoon Hae dan menebak jika ia adalah wanita.

Raja Seongjo murka kepada pemimpin upacara minta hujan yang dinilainya telah sembrono. Tapi pemimpin upacara mengatakan jika kekacauan tersebut sudah keinginan langit. Raja Seongjo mengambil pedang dan mengacungkannya persis di leher si pemimpin upacara yang menyatakan siap mati. Namun, Seongjo urung melakukannya, karena terganggu oleh pesan yang diwartakan pengawalnya. Bahwa perampok asal Jepang menyerang tiga provinsi di selatan.

Kemudian kita melihat kekacauan yang diakibatkan oleh para perompak Jepang. Tapi di saat itu pula ada sekelompok orang yang melawan dan akhirnya memenangkan pertempuran. Orang-orang meneriaki namanya, “Daedong! Daedong! Daedong!” Seongjo mencemooh prajuritnya sendiri yang dinilainya tidak sigap menghadapi perompak Jepang. Justru Jung Yeo Rim dan anak buahnya yang menghadapinya. Lee San Hae wakil PM bersuara jika sudah saatnya bagi istana untuk memberi hadiah besar kepada Yeo Rim. Seongjo merasa hal ini justru menjatuhkan wibawanya.

Petugas keamanan melapor pada Seongjo bahwa salah seorang pencuri berhasil tertangkap berasal dari Daedong. Seongjo menarik kesimpulan: “Yeo Rim adalah orang yang menghadapi Jepang, tapi juga orang yang mencari buku rahasia 'The King's Face'?”. Ia segera memerintahkan petugas keamanan untuk melakukan pengintaian. Seongjo bertanya kepada Kasim Song, apa tujuan Yeo Rim mendapatkan buku rahasia tersebut?

Kasim Song menjawab jika Yeo Rim itu setia. Namun, Seongjo tidak percaya, bagaimana bisa setia ketika ada orangnya berusaha mencuri buku tersebut? “Ini pengkhianatan!” pekik Seongjo dan berencana menyingkirkan buku itu. Kasim Song meminta raja tidak melakukannya, sebab buku The King's Face merupakan warisan yang dibuat untuk para raja Joseon. Seongjo menyatakan bila dirinya dari dulu sudah niat menghancurkannya. Ia membalik meja makan dan wajahnya mengeras.

“Hal pertama yang mau kulakukan waktu jadi raja adalah menghancurkan buku itu. Tapi aku tidak melakukannya untuk membuktikan buku itu salah!” pekik Seongjo, “Tapi, ketika itu hanya melahirkan pengkhianatan, aku tak bisa diam saja!” Diantar Kasim Song, Raja Seongjo pergi ke ruang penyimpanan buku rahasia The King's Face. Ia pun membakar buku itu, walaupun Kasim Song menghalang-halanginya.

Gwanghee tersenyum melihat kedatangan Yoon Hae yang telah dinantikannya. Yoon Hae segera menyuruh Gwanghee naik kuda bersama. Sebelum melapor pada Tuan Kim, ia akan membawa Gwanghee ke perkampungan yang ditinggali oleh orang-orang yang pernah terkena wabah. Tempat itu dibuat oleh Tuan Kim, ayah Yoon Hae. “Apa ayahku masih terlihat sebagai orang yang terlibat dalam pencurian di istana?” tanya Yoon Hae, yang kemudian memberi buku kepada Gwanghee.

Ia juga meminta Gwanghee memperhatikannya sampai tidak memiliki keraguan lagi, jika sudah ia memperkenankan Gwanghee menemui ayahnya. Gwanghee tersenyum mengerti. Ia lalu melihat senyum manis Yoon Hae dan sempat tergeragap beberapa detik.

Di depan forum pejabat, Raja Seongjo mengungkapkan kecurigaannya terhadap aktivitas militer yang dilakukan Yeo Rim di Daedong adalah untuk memberontak. Namun para pejabat membantah jika itu dilakukan untuk memberontak. Mereka sepakat aktivitas  militer yang dilakukan Yeo Rim dan anak buahnya untuk melindungi Joseon dari ancaman pihak Jepang.

Imhae terlihat kesal karena pengukuhan posisi putra mahkota harus tertunda lagi – Imhae terlihat bersama Gwanghee di gibang. Ia mengatakan jika ayahnya sudah memutuskan itu adalah pemberontakan, maka itu adalah pemberontakan! Karena itu, ia menyarankan diri sendiri dan Gwanghee untuk bersembunyi. Gwanghee bertanya harus sembunyi di mana? Imhae menjawab konyol, jika Gwanghee akan bersembunyi di balik rok ibunya, maka ia akan bersembunyi di balik rok para gadis gibang.

Di tengah keasyikan mereka membunuh waktu di gibang., Sebuah ruangan di gibang terbuka. Seseorang di dalamnya, yang dikenali Gwanghee sebagai Tuan Songkang (nama asli Jung Chul), mengejek ada bau air laut yang mampir di hidungnya, mengingatkannya akan puisi. Imhae marah dan mengambil pedang lalu menuju ke ruang Tuan Songkang. Ia mengacungkan pedangnya pada Tuan Songkang menebasnya, tapi yang terkena hanya ujung topinya. Imhae terkekeh dan menyebutkan dirinya calon putra mahkota. Tapi Tuan Songkang menjawab santai akan melihat siapa yang menduduki kursi putra mahkota.

Gwanghee meminta maaf kepada Tuang Songkang atas tindakan Imhae. Tuan Songkang juga meminta maaf telah berkata berlebihan. Gwanghee membenarkan tindakan Tuan Songkang dan menyalahkan diri sendiri. Detik berikutnya, kita melihat Tuang Songkang menemui Raja Seongjo. Mereka tampak saling mengenal dengan baik. Lalu, Seongjo bertanya tentang Yeo Rim kepada Tuan Songkang.

Songkang menjawab bahwa ia sangat mengenal Yeo Rim. Ia menyatakan Yeo Rim adalah pengkhianat, yang selalu berkoar dunia ini milik semua orang bukan satu orang. Ia meminta izin untuk penerang rencana Seongjo. Di sisi lain, bersama salah seorang pejabat, Gwiin Kim (salah seorang selir Raja Seongjo) mendiskusikan soal kedekatan raja dengan Songkang lagi. Mereka menebak akan terjadi peristiwa berdarah lagi.

Orang toko bertanya pada Yoon Hae, di mana pelajar ganteng yang biasa pergi bersama Yoon Hae? Yoon Hae menjawab bahwa mereka tidak saling mengenal. Tapi, Gwanghee muncul dan langsung menyapa Yoon Hae. Gwanghee meminta izin Yoon Hae untuk dipinjamkan buku grafik astronomi beberapa hari lagi, karena belum selesai membacanya. Namun, ia mengungkapkan ketertarikannya pada buku itu dan merasa ada hal yang menarik.

Di saat itu, pintu ruangan ambruk, setelah oleh seorang wanita yang dikejar tiga pria. Tidak ada tempat lari, wanita itu terpaksa ikut dengan ketiganya. Namun, Yoon Hae tidak suka melihatnya. Ia pun menantang salah seorang di antara ketiganya untuk adu minum. Jika ia menang, maka mereka membolehken si wanita pergi tanpa diganggu lagi. Yoon Hae pun adu minum makguli, dan setelah beberapa kali minum, lawan Yoon Hae ambruk. Gwanghee menyuruh mereka bertiga pergi.

Setelah ketiganya pergi, Gwanghee melihat Yoon Hae terkapar. Ia membangunkannya. Di luar dugaan, begitu bangun, Yoon Hae segera mengelus pipi Gwanghee dan bertanya apa Gwanghee mau menyanyikan satu lagu untuknya? Gwanghee tidak mengerti apa yang dimaksud Yoon Hae. Ketika berniat mengangkatnya, batu giok dengan simbol bintang terjatuh ke lantai. Hal ini membuat Gwanghee teringat masa lalunya. Kita kemudian melihat jika Gwanghee dan Yoon Hae kecil sedang duduk melihat bintang. Mereka menganggap bintang-bintang itu adalah ibu dan kakak mereka yang sudah tiada.

Gwanghee dan Yoon Hae kecil juga iseng membicarakan soal pernikahan. Yoon Hae mengatakan jika Gwanghee pasti sudah lupa padanya begitu pergi ke istana. Gwanghee mengaku takkan melupakan Yoon Hae, karena itu menyukai perempuan yang bawel dan bersuara kencang. Kemudian, Gwanghee mendapat kabar bahwa permaisuri sakit keras. Karena itu, ia harus kembali ke istana segera. Gwanghee menemui Yoon Hae kecil dan memberikan giok hijau bintang sebelumnya.

Kita kembali ke masa sekarang. Keesokan, Yoon Hae terbangun dari tidurnya. Ia menemukan pakaiannya telah ditanggalkan, menyisakan pakaian berwarna putih saja. Begitu membuka pintu, ia menemukan Gwanghee sedang duduk minum teh. Yoon Hae bertanya apa yang telah terjadi? Gwanghee bertanya apa Yoon Hae tidak ingat telah mengumpat padanya dan muntah di jubahnya semalam? Yoon Hae mengatakan harus cepat-cepat pergi, dan permintaan maaf ditangguhkan lain kali.

Setelah Yoon Hae pergi, kasim mendekat dan bertanya kenapa pangeran tidak bertanya langsung. Selama ini pangeran sudah berusaha mencari Yoon Hae, tapi... Gwanghee menjawab tidak mau Yoon Hae mengenalinya, sebab jika begitu ia akan bersembunyi lagi. Ia berkata pasti ada alasan kenapa Yoon Hae hidup sebagai pria! Kemudian, menyalahkan diri sendiri karena tidak mengenalinya sejak pertama kali bertemu lagi.

Sementara itu, Yoon Hae melapor pada Tuan Kim telah meminjamkan grafik astronomi pada Gwanghee. Ia menjelaskan jika Gwanghee mencurigai ayahnya sebagai salah seorang komplotan pencuri yang masuk ke istana, dan mengatakan akan mendapatkan buku itu kembali dalam beberapa hari. Tuan Kim menyuruh Yoon Hae pergi dan teringat masa lalu saat Jookdo (belum tahu siapa yang dimaksud, yang jelas orang ini menyebut Daedong). Di mana, Jookdo membeli rasi bintang itu padanya sebagai simbol egaliter.

Yeo Rim berbicara pada Dong Chi bahwa ada surat dari Tuan Kim yang menyebutkan jika ada pencuri yang masuk ke istana. Para pencuri ini dicurigai berasal dari kelompok Daedong. Yeo Rim bertanya apa Dong Chi yang telah memerintahkan dua pencuri itu melakukannya? Dong Chi tidak menyangkal, dan menjelaskan alasannya, bahwa ia berniat mencuri buku itu untuk menemukan bukti bahwa raja yang sekarang bukanlah raja sah! “Aku hanya ingin mewujudkan sesegera mungkin negeri yang setara yang kau impikan!” tukas Dong Chi. Ia kemudian memerintahkan Dong Chi pergi ke kota untuk mengamati keadaan.

Kemudian, kita melihat para petugas keamanan istana sudah bergerak ke markas kawanan Daedong. Mereka menuntut Yeo Rim menyerahkan diri karena dinilai akan melakukan pemberontakan. Yeo Rim terkekeh, bagaimana bisa negara berpikir ia adalah pengkhianat, sementara ia telah mengusir Jepang dan menyelamatkan rakyat? Ia akhir melawan dan pertumpahan darah pun tak terelakkan.

Saat Dong Chi kembali, Yeo Rim sudah terluka parah oleh sayatan pedang petugas keamanan. Dengan kemampuannya yang hebat, Dong Chi menghabisi semua petugas keamanan terisa dan mendekati Yeo Rim yang sekarat, yang memintanya untuk menjadi pengganti. Sebelum pergi ke alam sana, Yeo Rim berpesan supaya Dong Chi mewujudkan impian untuk membentuk raja dan negara yang lebih egaliter bagi semua orang. Ia meminta Dong Chi untuk menemui Tuan Kim, yang akan membantunya lebih lanjut.

Raja Seongjo menerima laporan Songkang bahwa kelompok Yeo Rim sudah dibasmi – Yeo Rim bunuh diri setelah membunuh pasukan keamanan istana. Pejabat lainnya menampik laporan tersebut dan menyebutkan bahwa Yeo Rim tidak mungkin bunuh diri. Namun Songkang memberikan alasan cukup kuat, sehingga fakta itu tak terbantahkan. Ia lalu menunjuk Imhae sebagai orang yang bersekutu dengan Yeo Rim. Seongjo memerintahkan semua orang yang terkait dengan pemberontakan Yeo Rim harus ditangkap. Kita melihat terjadi penangkapan besar-besaran orang-orang yang diduga terlibat.

Gwanghee masih menelaah buku grafik astronomi. Ia menemukan lembar terakhir ditulisi kalimat “Dunia di bawah langit tidak memiliki majikan, jadi siapapun bisa menjadi raja!”

Seongjo meminta permaisuri Uiin mempercayainya. Permaisuri Uiin mengiyakan. Karena, Seongjo adalah langit baginya. Seongjo manggut-manggut mendengar pernyataan istrinya dan mengatakan bahwa untuk melindungi gelar raja, tampaknya ia harus memangkas cabang-cabang permaisuri (belum jelas, yang dimaksud itu kekuasaan atau anak).

Tuan Songkang bertanya pada tertuduh pengkhianat apa telah merencanakan pengkhianatan? Orang yang ditanyai meminta Tuan Songkang untuk mengamankan permaisuri. Lalu, orang itu dibunuh. Detik berikutnya, Imhae ditangkap karena terlibat dalam aksi pengkhianatan. Ia segera dihadapkan ke depan ayahnya, di mana diputuskan untuk Imhae dijebloskan ke dalam bui.

Tuan Songkang meminta Gwanghee tidak mencari tahu apapun, saat Gwanghee bertanya apa kakaknya dijadikan korban pelimpahan kesalahan? Ia meminta Gwanghee menutup mata dan telinga, karena itu satu-satunya cara melindunginya dan masa depan Joseon.

Gwanghee pergi ke ruang di mana ayahnya membakar buku The King's Face. Ia bertanya pada diri sendiri apa yang harus dilakukannya? Jika menyelamatkan kakaknya, bagaimana dengan gadis itu (Yoon Hae maksudnya)?

Yoon Hae berjalan kembali berpapasan dengan Go San yang memaksanya untuk mengikutinya. Go San mengatakan bahwa Yoon Hae adalah orang yang ditakdirkan menjadi selir raja berdasarkan pembacaan wajah yang dilakukannya. Namun, Yoon Hae marah. Ia tidak terima Go San berbicara seperti itu padanya. Ia pergi dan meminta Go San tidak bicara sembarang lagi.

Di jalan Yoon Hae dan Gwanghee berpapasan. Yoon Hae mengaku dengar soal pengkhianatan dan bertanya apa dirinya dan ayahnya akan selamat? Gwanghee mengiyakan. Air mata Yoon Hae meleleh, membuat Gwanghee bertanya kenapa menangis? Yoon Hae hanya berkata jika dirinya punya alasan untuk menangis! Lalu, ada kuda yang mengarah pada Yoon Hae. Dengan sigap Gwanghee menarik dan memeluk Yoon Hae ke pinggir. Yoon Hae minta dilepaskan, tapi Gwanghee tidak melepaskannya dan berkata, “Ga Hee...”

Komentar:
Tadinya, aku sempat bingung antara Yoon Hae dan Ga Hee. Ternyata nama aslinya adalah Ga Hee, dan Yoon Hae adalah nama saat ia menjadi “prianya”. Oke, fix.

Oke, silakan lanjutkan ke sinopsis 'The King's Face' episode 3.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'The King's Face' Episode 2

0 komentar:

Post a Comment