Sinopsis 'Healer' Episode 6 (Bagian 2)

Sebelumnya baca sinopsis 'Healer episode 6 - bagian 1.

Sinopsis 'Healer' Episode 6 (Bagian 2)

Kisah Romance – Jung Hoo memeriksa monitor keamanannya, dan cukup senang dengan apa yang dilihatnya. Ia menelepon Min Ja, namun hanya mendengar voicemail saja. Ia bingung karena tak bisa menghubungi Min Ja seharian, dan sebal dengan voicemail yang menerima teleponnya, yang sok imut.

Ia meninggalkan pesan, ia curiga bahwa orang yang memerintahkan agar ia mati adalah Moon Shik. Hal itu sangat masuk akal, bila ia memerintahkan Go Sung Chul untuk memberikannya sebuah file, membunuhnya, lalu memerintahkan agar sang penyembuh juga dibunuh untuk menghilangkan jejaknya.

Ternyata sang Ajumma mendengarkan pesannya, dengan sengaja ia mengabaikan teleponnya karena ia sedang berbicara dengan sang guru. Ia mengatakan bahwa Jung Hoo sudah berhasil mengambil kesimpulan yang benar tanpa bantuannya, dan dia akan segera tahu bahwa ayahnya adalah teman Moon Shik.

Sang guru memastikan agar Min Ja meretas kamera pengaman milik Jung Hoo, karena ia berada di lorong. Ia bertanya-tanya seberapa banyak yang nantinya akan diketahui oleh Jung Hoo, dan Min Ja berkata bahwa Jung Hoo tak membutuhkan waktu lama untuk mengetahuinya. Ia hanya perlu mencari berita untuk mengetahui bahwa ayahnya membunuh rekannya karena uang, lalu bunuh diri saat diinterogasi oleh polisi.

Sang guru menyebut Min Ja dengan sebutan detektif, yang menjelaskan siapa dirinya sebenarnya. Ternyata karena itulah ia bisa mengenal Detektif Yoon dan bisa menguasai teknik meretas. Sang guru mengkhawatirkan reaksi Jung Hoo bila mengetahui tentang ayahnya, dan membicaraka mengenai mimpinya untuk bisa membeli pulau. Tapi Min Ja mengingatkan sang guru bahwa Jung Hoo tak pernah meninggalkan siapa pun, karena selalu dia yang ditinggalkan. Ayahnya, ibunya, neneknya dan bahkan sang guru pun meninggalkannya.

HP Jung Ho menerima sms dari Young Shin, yang diabaikannya. Ada sms lagi yang penuh dengan caci maki karena ia telah mengabaikan Young Shin. Lalu ada sms lagi yang mengatakan bahwa ia mengkhwatirkan Jung Hoo, apakah ia baik-baik saja? Young Shin memintanya untuk meneleponnya hanya untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja. Di akhri smsnya, Young Shin berkata “Rasanya aku ingin mati saja.”

Jung Hoo tidak membalas sms itu, tapi ia membaca ulang sms-sms Young Shin dan tertawa. Namun ia bertanya-tanya apa maksud dari baris terakhir sms Young Shin.

Di kediaman Chae, suana menjadi sangat tidak bersahabat begitu ayah membaca data-data kasus Yeon Hee. Yeon Hee sangat syok dan Young Shin merasa sangat tak berdaya, karena situasi tampak sangat buruk bagi mereka. Cerita kini berkembang bahwa Yeon Hee meminta tebusan 3 milyar won, dan ayah bertanya-tanya dari mana asalnya angka sejumlah itu. Yeon Hee mengingat bahwa Presiden Hwang pernah bertanya padanya apakah Yeon Hee bersedia menerima 30 juta won, dan Yeon Hee menjawab bahwa bukan uang yang menjadi masalah dan seharusnya Presiden Hwang membayarnya 3 milyar won. Sepertinya Presiden Hwang merekam percakapan mereka.

Yung Shin menyingkir untuk menerima telepon. Betapa senangnya ia menerima teepon dari Jung Hoo. Jung Hoo menjelaskan bahwa ia merasa sakit sebelumnya, lalu muntah-muntah dan tertidur. Ia berusaha terdengar sangat malu atas kejadian tersebut lalu meminta maaf. Young Shin memberitahunya bahwa hal itu tak masalah, dan ia juga merasa kesulitan bernapas. Tapi tak perlu malu dengan hal itu.

Ternyata Jung Hoo menelepon Young Shin dari jarak dekat, karena ia mengawasi Young Shin dari tempat biasa. Jung Hoo lupa untuk berbicara hormat pada senironya, dan Young Shin mengingatkanya akan hal itu. Biasanya Jung Hoo tergagap-gagap memberikan alasan, atau terkadang berpura-pura tak mendengarnya, tapi kali ini ia terus berbicara dengan gaya informal, dan Young Shin membiarkannya.

Ia menanyakan maksud baris terkahir dalam smsnya, Young Shin berkata bahwa itu adalah cerita yang sangat panjang. Jung Hoo meyakinkannya bahwa ia siap mendengarkannya, namun Young Shin malah bercerita tentang kesulitan yang dihadapinya setelah menulis artikel itu. Sambil mendengarkan, Jung Hoo turun dari lantai dua, dan berjalan mendekati rumah Young Shin begitu ia bercerita mengenai Kim Moon Ho dan bagaimana Young Shin harus menelan harga dirinya, hanya untuk menelepon Moon Ho dan berbicara padanya. Dan ternyata reaksi Moon Ho tak sesuai harapannya.

Posisinya begitu dekat dengan Young Shin sehingga ia bisa melihat wajah Young Shin dengan jelas. Jung Hoo bertanya seberapa terkenal Moon Ho sebenarnya, dan Young Shin mengakui bahwa ia sangat menyukai Moon Ho. “Ia adalah idolaku, cinta pertamaku, dan sudah lama aku menyimpan perasaan untuknya.”

Young Shin bercerita padanya tentang poster Moon Ho yang dipasang di kamarnya, dan bahwa sejak awal tahun lalu, hatinya mulai mendua.

Jung Hoo bertanya siapa pria itu, dan Young Shin berkata bahwa meskipun ia memberitahunya, ia takkan tahu. “Ia adalah mimpi burukku.” Ah, ada ekspresi aneh di wajah Jung Hoo.

Ia tergagap-gagap dan berkata bahwa ia tak paham. Young Shin mengatakan bahwa pria itu sangat terkenal di seluruh dunia. “Rumor-rumor tentang orang itu pastilah sudah dilebih-lebihkan, tapi ia mampu membuat hatiku bergetar, dan aku sering memimpikannya. Begitulah awalnya aku mulai memiliki rasa padanya.”

Tampaknya otak Jung Hoo sudah hampir meledak mendengar berita itu, melihat caranya menanggapi cerita Young Shin. Young Shin masih terus melanjutkan ceritanya, mengatakan bahwa ia mungkin takkan pernah bisa berkenalan dengannya, namun saat bertemu, ia tak sempat melihat wajahnya, “Namun rasa itu...”

Young Shin menjadi  malu lalu mengulangi ucapannya, “Perasaan itu...” Ia lalu tertawa dengan malu, dan kemudian dengan nada bicara yang biasa ia mengatakan bahwa meskipun Jung Hoo aneh, ia merasa nyaman dengannya. Jung Hoo tersenyum mendengarnya.

Lalu Young Shin menambahkan, “Aku merasa kita seperti saudara perempuan saja.” Haha... Jung Hoo tampak terkejut dengan ucapan Young Shin. Setelah menutup telepon, Young Shin kembali ke dalam rumah. “Saudara perempuan?”

Moon Shik menghadiri pertemuan rahasia dengan Politisi Kim di sebuah bar. Bartendernya tampak  seperti orang yang mempunyai kedudukan tinggi, dan tiap kali ia berbicara secara formal dengan Moon Shik, politikus Kim tampak sangat malu, karena ia tahu, ia telah berbuat salah. Dan suara halus dan tenang sang bartender membuatnya semakin terlihat besar.

Sang bartender mengingatkan bahwa ada beberapa hal yang seharusnya tak dilanggar, yang tentu saja tak dipedulikani oleh politikus Kim, dan bahwa ada begitu banyak orang yang telah bekerja dengan keras untuk menjadikannya kandidat walikota. Bukankah akan sangat menyulitkan bila seluruh kerja keras itu menjadi sia-sia saja hanya karena seorang wanita?

Politikus Kim memohon agar diberikan kesempatan lagi. Namun sayangnya, sang bartender tampak sulit memaafkannya.

Moon Shik pulang ke rumah dan menyuruh Myung Hee segera tidur, dan meyakinkannya bahwa ia takkan pernah lelah merawatnya. Myung Hee menanyakan bagaimana harinya, Moon Shik menjawab bahwa sekali lagi ia bertemu dengan orang menyebalkan yang sangat serakah, dan bertanya-tanya apakah negara ini akan baik-baik saja di tangan orang seperti itu.

Myung Hee berkata bahwa Moon Shik kini sudah berubah, tak seperti saat masih kuliah dulu. Akhir-akhir ini dia bagaikan Merlin, si penyihir bijak yang berada di sisi Raja Arthur. Ia bertanya, “Apakah mungkin kau ingin menjadi Raja Arthur daripada Merlin?” Karena dalam waktu dua puluh tahun, ia sudah menjadi sosok yang kuat dan berkuasa. “Apakah kau masih merasa tak mampu?”

Moon Shik merasa dirinya belum berubah. Tak seperti lainnya yang mengejar keadilan, ia tak seperti itu, “Aku masih seperti itu, bila ada yang tidak benar, aku selalu mengatakan itu tidak benar. Aku masih ingin melakukannya. Tapi untuk bisa melakukannya, aku hanya harus punya kekuasaan, itu saja.”

Myung Hee menerima ucapan itu, dan meminta maaf atas ucapannya sebelumnya. Tapi Moon Shik tidak merasa tersinggung.

Keesokan paginya, Editor Jang merasa resah menunggu telepon dari bosnya, yang berjanji akan mengirimkan seorang pengacara, yang belum datang juga. Tapi begitu terkejutnya ia melihat kedatangan Moon Ho di kantornya. Para staf yang melihatnya pun terkejut.

Editor Jang menebak bahwa Moon Ho datang untuk melakukan penelitian mengenai kasus Yeon Hee, lalu berniat untuk mewawancarai mereka. Namun betapa terkejutnya ia saat mendengar Moon Ho berkata, “Saya berharap bisa bekerja sama dengan Anda.” Aahhh, jadi dia mengundurkan diri dari stasiun TV terkenal hanya untuk bekerja di tempat itu? Sungguh luar biasa.

Young Shin tiba di lobi, hanya beberapa langkah di belakang Jung Hoo. Ia berniat mengejutkan Jung Hoo, namun penasaran dengan adanya sosok baru. Mereka tiba di kantor, tepat saat Moon Hoo berusaha menyesuaikan diri, sementara Editor Jang tampak kebingungan. Melihat kedatangan Young Shin, Moon Ho mengatakan bahwa ia akan membentuk tim departemen video, yang tentu saja membutuhkan lebih banyak tempat serta kru untuk tim kamera dan editing.

Ia lalu berkata hendak membeli satu lantai di bangunan itu, seolah itu adalah hal biasa (tapi sejujurnya, baginya itu memang hal biasa). Saat Editor Jang berusaha menjelaskan sistem kerja mereka, ia menerima telepon dari sang pemilik suratkabar, yang kebetulan baru saja menjual bangunan tersebut. Semua orang menatap Moon Ho, yang kehadirannya menjadi lebih bermakna.

Moon Ho memberitahu Young Shin bahwa ia akan sangat sibuk mulai detik itu, menyentuh kepalanya dan menyuruhnya menelepon rumah untuk memberitahu ayahnya bahwa ia takkan pulang ke rumah selama beberapa hari. Moon Ho tersenyum padanya, sementara Young Shin menatapnya dengan bingung, dan Jung Hoo sama sekali tak tampak senang.

Bersambung ke sinopsis 'Healer' episode 7 - bagian 1.