Sinopsis 'Modern Farmer' Episode 19 (Bagian 2)
Baca sebelumnya: sinopsis 'Modern Farmer' episode 19 - bagian 1.
Kisah Romance – Yoon Hee kembali ke rumah dan menemukan Min Ho terlihat sedang bersedih hati. Ia menanyakan apa yang menyebabkannya murung? Min Ho menatap Ibunya, “Ibu. Tidak bisakah kau meminta para hyung untuk tidak pergi Seoul? Aku berharap Min Ki hyung tidak akan kembali ke Seoul. Tolong katakan padanya untuk tidak pergi.”
Dengan penuh kesabaran Yoon Hee menjelaskan jika dirinya tidak bisa melakukannya. “Mereka kan pergi untuk alasan yang baik. Kita harus membiarkan mereka pergi dengan baik juga. Lagipula, mereka akan sering datang berkunjung. Jadi, jangan terlalu sedih, oke?” Min Ho mengangguk, tapi wajah sedihnya belum juga hilang.
***
Bul Ja sedang tercenung sendiri di dalam penjara Kantor Imigrasi, ketika seorang petugas memberitahunya ada tamu menjenguknya. Ia pun terkejut melihat Ki Joon duduk di ruang tamu dan menanyakan kenapa datang ke sini?
“Hwa Ran,” ucap Ki Joon menyebut nama asli Bul Ja, “Kau baik-baik saja? Apa kau sehat?” Bul Ja mengangguk dan memintanya tidak perlu khawatir. Ki Joon terlihat menangis. Ia meminta maaf, karena merasa telah memicu keributan kemarin dan membuat Bul Ja akan dideportasi. Bul Ja meminta Ki Joon tak perlu merasa seperti itu, toh ia juga sedih tak bisa mengucapkan selamat tinggal pada Ki Joon, kemudian mengucapkan terima kasih atas bantuan yang Ki Joon berikan padanya.
“Selama ini, aku sangat kesepian dan kesulitan. Terima kasih padamu. Aku sangat bahagia. Saat-saat bersamamu, akan kuingat selamanya.” Bul Ja juga menanyakan tentang pertanian sawi putih di Hadurok Ri dan kenapa Ki Joon ada di Seoul, bukannya di sana?
Ki Joon mengaku telah menyerah – sawi putih dan musik – dan akan memikirkan jalur lain untuk masa depannya. “Mimpi hanyalah sebuah mimpi,” ucap Ki Joon, “Aku baru menyadarinya.” Namun pengakuan Ki Joon membuat Bul Ja marah yang mengatainya pengecut, karena mengaku tak memiliki pilihan. Ki Joon mengiyakan.
Bul Ja mendengus, “Aku sama sekali tidak berpikir kau seperti itu. Tapi, kau ini benar-benar pengecut! Kau kesini cuma mau mengatakan itu? Jeez benar-benar deh. Aku tahu Ki Joon bukan cowok semacam itu. Kau mungkin tidak dewasa, sembrono, sulit dimengerti, cerewet, tapi kau selalu penuh semangat!” Sepertinya Bul Ja mengatakan ini demi menyemangati Ki Joon. “Aku kecewa. Pergi sana, aku nggak mau ngelihat kamu kayak gini!”
Namun, Ki Joon menahannya untuk meminta maaf telah memperlihatkan kelemahannya. Bul Ja bertanya terus apa Ki Joon masih mau menyerah juga? Ki Joon menggeleng. Bul Ja tersenyum. “Oiya, apa tadi yang mau kamu omongin?” tanyanya.
“Aku cinta kamu!” ucap Ki Joon, setelah beberapa kali mulutnya sempat terkunci kaku, “Aku cinta kamu, Hwa Ran! Aku bakalan sukses dan ngejemput kamu balik ke Korea lagi. Jangan lupain aku ya, dan tunggu aku!” Saat itu, air mata Bul Ja meleleh, terharu.
Petugas menyatakan waktu sudah habis dan memerintahkan Bul Ja segera masuk sel lagi. Bul Ja hendak menuruti petugas, tapi Ki Joon menahannya sebentar, dan memintanya tidak melupakannya. “Aku pasti bakalan ngejemput kamu kesini. Ingat itu ya! Jangan ngelirik cowok lain juga!” Bul Ja mengangguk-angguk. Bibirnya tersungging senyuman manis.
***
Min Ki minta maaf sama Kang Hyuk yang duduk di sebelah, karena telah salah paham dulu. Kang Hyuk minta Min Ki melupakannya, toh kejadiannya sudah lama.
Han Chul yang duduk agak berjauhan dari mereka nanya, “Terus kita harus ngapain nih?” Min Ki yang sudah kehilangan semangat menjawab lesu kalau lebih baik semuanya berhenti sampai di sini saja. “Itulah kalau kamu kebanyakan ngomong soal sawi putih!” pekik sebuah suara, yang terdengar familiar. Mereka menengok dan menemukan Ki Joon berdiri di depan pintu. Ketiganya suprised melihat Ki Joon kembali dan bertanya apa yang membawanya kembali? Sambil cengar-cengir, Ki Joon menjawab jika dia datang untuk menjual sawi putih dan membuat album.
Han Chul menegaskan jika semuanya sudah selesai – harga sawi putih telah menukik tajam dan kontrak membuat album yang baru juga batal baru-baru ini. Ia menyebutkan tak ada pilihan lain bagi mereka. Ki Joon mengutip kata-kata Bul Ja, “Seseorang mengatakan padaku jika kau mengatakan tak ada pilihan lain, berarti kalian pengecut!”
Mereka bertanya kenapa Ki Joon tiba-tiba punya pemikiran bagus seperti itu? Padahal, sebelumnya bilang mau menyerah dan keluar dari jalur bermusik. “Ya, iya sih,” kata Ki Joon, “Tapi, kayaknya maen musik sama kalian jauh lebih menyenangkan. Ayolah semangat! Kita masih harus menjual sawi putih seharga seratus ribu nih!” Setelah Ki Joon mengucapkan hal itu, Yoon Hee datang dan terkejut melihat Ki Joon ada di sana. Tapi, ia mengaku senang dengan kedatangan Ki Joon, meskipun sempat pergi seperti setan.
Yoon Hee kemudian menjelaskan tujuan kedatangannya kepada para personel ExSo untuk membicarakan sesuatu. Ia mengajak mereka ngobrol di ruang tamu dan memberikan plan bisnis asinan sawi putih. “Asinan sawi putih adalah sawi putih yang direndam di dalam air garam,” jelas Yoon Hee, “Emang sawi putih lagi anjlok harganya, tapi harga asinan sawi putih nggak buruk-buruk amat. Lagipula, permintaan lagi meningkat nih.”
Para personel ExSo mengaku tidak mengetahui apapun tentang produk ini. Kang Hyuk berseloroh kalau begitu mereka butuh pekerja untuk mengerjakannya dan toko online untuk jualan. Yoon Hee terlihat ceria waktu menenangkan kerisauan para personel ExSo bila dirinya sudah minta tolong sama para penduduk dan soal toko online bisa dompleng di website pemerintah, gratis. “Apa pendapatmu, Min Ki?” tanyanya.
Min Ki yang masih kelihatan tidak semangat terus bertanya apa itu mungkin, apa ini mungkin. “Ah, kau ini, nyerah aja kayak moron,” komen Han Chul melihat sikap Min Ki, “Ayo dong membara seolah-olah kau ini pria terakhir di muka bumi. Bertanggung jawablah! Kau kan yang membujuk kami datang ke sini?” Akhirnya, semangat Min Ki bangkit. Lagipula, mereka sudah jalan terlalu jauh, balik hancur, berhenti tidak dapat apa-apa. Min Ki mengucapkan terima kasih pada Yoon Hee karena sudah peduli pada mereka.
“Bilang makasihnya nanti aja,” kata Yoon Hee, “Yang harus kalian lakukan sekarang adalah bergerak untuk mengangkut sawi-sawi putihnya ke rumah! Jangan buang-buang waktu!” Yoon Hee segera mengusir mereka untuk segera bekerja.
***
Sementara itu, kelompok Soo Yun dan dua kawannya yang masih mengharapkan durian runtuh masih menunggu di tempatnya. Mereka menunggu Sang Deuk, yang masih setia menjagai sawi-sawi putih milik Min Ki cs., untuk pergi tapi tidak pergi-pergi. Mereka senang waktu Sang Deuk mau pergi, setelah ditelpon Mi Young untuk membantu mencari Ayahnya yang kabur lagi, dan berniat menuju ke tempat sawi-sawi putih. Tapi, mereka mundur lagi, karena melihat para personel ExSo, termasuk si gila Han Chul, datang ke sana.
***
Para personel ExSo memasang kawat berduri di sekeliling sawi-sawi putih yang sudah ditumpuk. Ki Joon dipasang untuk menjaga sawi-sawi putih itu, sementara para personel ExSo lainnya dibantu masyarakat desa membuat asinan sawi putih. Yoon Hee mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah membantu. Masyarakat desa yang telah membantu meminta Yoon Hee dan personel ExSo lainnya tidak perlu sungkan, lagipula mereka tidak ada kerjaan.
“Tapi, kalau kalian sudah menghasilkan uang dari ini, belikan kami mi kacang hitam ya,” tukas Man Gu dan Sang Deuk. Min Ki dan yang lainnya tentu saja mengiyakan.
Di tengah-tengah itu semua, Soon Boon mengecek ponselnya, kemudian melepas sarung tangannya. Man Gu menuduhnya mau menemui In Ki. Soon Bon frustasi dan memintanya diam, lalu pergi. Man Gu berteriak jika dirinya bakalan gila jika Ibunya benar-benar berkencan dengan In Ki hyung. Sang Deuk minta Man Gu membiarkannya saja, karena tidak ada yang salah jika mereka berdua saling mencintai. “Nggak usah ikut campur!” pekik Man Gu. Sang Deuk meledek jika itulah yang menyebabkan Man Gu cepat terlihat tua. Hahaha.
Yoon Hee meminta semua orang untuk mempercepat pekerjaan. Min Ki memandanginya sambil tersenyum, membuat Yoon Hee tersipu-sipu. Yoon Hee menyuruh Min Ki tidak melakukan hal itu, sebab mereka masih memiliki banyak pekerjaan.
***
Sementara itu, kegilaan yang sama terjadi pada Sang Deuk juga terjadi pada Ki Joon. Ya, ia main silat-silat melawan angin. Kekeke, ngelihatnya kocak banget.
Di kejauhan tiga pasang mata (Soo Yun, Mi Ja, dan pria 5 juta dolar) menatap Ki Joon. Mereka mengeluh karena tempat itu masih terus dijagai secara ketat.
***
Yoon Hee dan Min Ki rebutan mengantar sawi putih yang sudah dipak. Min Ki akhirnya mengalah setelah Yoon Hee sangat memaksa. Ia mengucapkan terima kasih. Setelah Yoon Hee pergi, Yoo Na menghubunginya dan Min Ki memutuskan pergi menemuinya.
Kang Hyuk bertanya, “Mau kemana kamu?” Min Ki menjawab jika dirinya mau keluar cari angin dulu. Han Chul juga memutuskan untuk menemui Ki Joon untuk menggantikannya menjagai sawi-sawi putih.
***
Min Ki benar-benar menemui Yoo Na yang sudah menunggu di jalanan kampung. Ketika melihat wajah Yoo Na, ia memutuskan balik arah. Namun, Yoo Na menahannya dan meminta maaf. Raut wajah Min Ki terlihat kesal, “Kau pikir mengatakan maaf saja cukup? Kau telah membodohiku. Kau tetap merahasiakannya, padahal kau tahu aku sudah salah paham pada Hyuk. Kau malah memperalat Hyuk juga. Kau tahu apa yang membuatku sangat kesal? Perasaanku padamu selama ini menjadi begitu sia-sia.” Lagi-lagi, Yoo Na hanya bisa meminta maaf.
Min Ki bertanya, “Apa kau ingin membuatkan kami album karena rasa kasihan? Berapa lama kau akan menipuku? Sampai kapan kau akan membuatku sengsara?” Yoo Na mengaku bukan seperti itu yang dimaksudnya, selain perasaan takut Min Ki direbut Yoon Hee. Kemudian, ia mengaku akan cuti dari industri K-Pop, untuk sementara waktu akan liburan ke Amrik. Ia meminta maaf dan mengucapkan terima kasih dan membalikkan tubuhnya, melangkah menjauhi Min Ki. “Selamat tinggal Min Ki,” ucapnya lirih.
Bersambung ke sinopsis 'Modern Farmer' episode 19 - bagian 3.
0 komentar:
Post a Comment