Sinopsis 'Healer' Episode 10 (Bagian 2)

Baca sebelumnya sinopsis 'Healer' episode 10 - bagian 1.

Sinopsis 'Healer' Episode 10 (Bagian 2)

Kisah Romance – Saat Moon Shik meninggalkan rumah sang Ketua, ia teringat kembali awal ia dibawa ke rumah itu. Saat itu ia diseret oleh seorang pria, sudah pasti ia datang ke sana tanpa keinginannya sendiri.

Dengan wajah berdarah-darah, Moon Shik hanya bisa mentapa sang Ketua saat ia mengucapkan perkembangan sebagai proses menutup mata, lalu membukanya kembali dan melihat segala sesuatu dari perspektif yang berbeda. Moon Shik berkata, “Berbohong pada dunia, memberikan pernyataan palsu, mengkhianati teman, apakah semua itu yag kau sebut sebagai perkembangan?”

Ketua menjelaskan bahwa begitulah caranya agar bisa tetap hidup, begitu pula dengan wanita yang dicintainya. Wanita itu bisa mendapatkan pengobatan terbaik untuk menyembuhkannya, lalu Moon Shik bisa memilih apakah ia akan menyesal telah berbuat dosa, atau justru semakin mencintainya. Hm, sepertinya ini adalah flashback setelah terjadinya kecelakaan itu.

Jong Soo kembali ke kantor sendirian, ia menggerutu telah ditinggalkan oleh rekan-rekannya. Begitu senang hatinya saat mengetahui bahwa Moon Ho akan menraktir seluruh staf makan malam, dan begitu ia pergi, kamera itu tergeletak begitu saja di tumpukan pakaian Young Shin dan Jung Hoo.

Dalam perjalanan menuju tempat yang dirahasiakan oleh Jung Hoo, Young Shin berhenti di depan elevator. Ia membuat alasan dengan mengatakan bahwa ada bar yang enak di bawah, namun Jung Hoo berkata ahwa ia suka dengan tempat yang berada di ketinggian, karena ia bisa melihat orang-orang yang lalu lalang dari atas.

Ucapan itu terdengar aneh di telinga Young Shin, lalu Jung Hoo menjelaskan, “Aku bisa melihat orang-orang, tapi mereka tak bisa melihatku.” Setelah itu, Young Shin segera melangkah masuk ke dalam elevator meskipun setelah berada di dalam, ia mengepalkan tangannya dan menutup matanya.

Jung Hoo memerhatikan reaksinya dan dengan perlahan bergerak mendekatinya, tangannya terulur untuk memegang tangan Young Shin. Begitu tangannya menyentuh tangan Young Shin, Young Shin segera menggenggamnya dengan erat. Jung Hoo tampak sangat kaget, dan perlahan Young Shin mulai tenang. Perlahan-lahan Jung Hoo mendekati Young Shin, membungkuk untuk mencium kening Young Shin.

Tapi pada saat itu, elevator berbunyi ding, mata Young Shin terbuka, dan Jung Hoo bergerak mundur. Jung Hoo membawa Young Shin menuju pintu atap bangunan. Dengan tergagap ia mengatakan bahwa kunci dari gembok yang berada di pintu itu ada di saku jaketnya. Young Shin bergerak maju, menarik jeit dari rambutnya, dan mengotak atik gembok hingga kahirnya terbuka. Jung Hoo melangkah mundur, dan Young Shin memohon agar ia tak memberitahukan hal itu pada siapa pun.

Di atap bangunan itu, jung Hoo telah menyiapkan tempat itu. Di sana ada sofa, api unggun, dan kotak penyimpanan es. Saat mereka duduk di sofa, ditutupi dengans elimut yang sama, Young Shin meminta Jung Hoo untuk bercerita mengenai dirinya, karena selama ini selalu ia yang mendengarkan cerita Young Shin.

Namun Jung Hoo malah bertanya pada Young Shin apakah orang yang ditunggu-tunggunya sudah datang. Young Shin masih terus memaksa Jung Hoo agar mau menceritakan dirinya. Lalu Jung Hoo berkata, “Apakah aku tak cukup bagimu?”

Ah, apakah ia hendak mengungkapkan perasaannya? Ia berkata, “Daripada menunggu seseorang yang takkan pernah datang, bagaimana dengan aku? Aku selalu berada di sisimu.”

Young Shin tertawa seolah yang diucapkan oleh Jung Hoo adalah sebuah lelucon. Namun Jung Hoo melanjutkan bahwa ia bersedia menjadi sosok yang diinginkan oleh Young Shin. “Aku akan selalu berada si sisimu, selamanya.”

Young Shin kemudian menyadari bahwa Jung Hoo tidak sedang bercanda, lalu bertanya apakah Jung Hoo benar-benar serius dengan ucapannya. Jung Hoo tersenyum padanya, dan berkata, “Ya.” Jung Hoo meminta Young Shin untuk mempertimbangkannya, tapi Young Shin menjawab ia tak bisa melakukannya. Sambil meletakkan tangan di dadanya, ia berkata, “Saat ini, tak ada ruang untukmu di sini.”

Ah, Jung Hoo ditolak. Jung Hoo menerima jawaban Young Shin. Begitu siapnya ia hingga Young Shin terkejut. Young Shin berkata bahwa beberapa saat yang lalu Jung Hoo tampak seperti orang lain/ Ia lalu meminta agar Jung Hoo tak merasa sakit hati dengan penolakannya, karena lawannya adalah sosok yang seimbang. Jung Hoo berkata ia tak perlu mengkhawatirkan hal itu. (Young Shin kemudian memaksanya untuk memberitahu kapan Jung Hoo mulai menyukainya, dan apa alasannya).

Di kantor polisi, anak buah Detektif Yoon telahs elesai menyelidiki atar belakang staf Someday. Mereka nyaris saja menemukan identitas Park Bong Soo yang sesungguhnya ketika sebuah berita mengejutkan tiba-tiba muncul. Presiden Hwang telah bunuh diri.

Tentu saja itu adalah pekerjaan sang Ketua, dengan bantuan dari Sekreatris Oh. Ada sebuah pesan bunuh diri yang ditinggalkan, dan tak ada tanda-tanda orang masuk dengan paksa. Namun Detektif Yoon merasa kasus itu janggal, karena semuanya begitu terorganisir dengan baik. Ada sebuah pesan bunuh diri yang ditinggalkan, lalu ada sederet kejahatan yang telah dilakukannya, ungkapan maafnya pada wanita yang telah disakiti serta disiksanya, dan epngakuan telah membunuh Go Sung Chul.

Dalam pesan itu Hwang mengaku tak sengaja membunuh Go di kereta api dengan menggunakan obat yang ditaruh dalam minumannya untuk membantunya tidur. Ia mengaku terpukul dengan kejadian itu. Obat itu ditemukan di meja kerja Hwang, beserta tiket kereta api di hari peristiwa itu terjadi. Betapa baik orang yag telah menyusun kasus ini, ucap Detektif Yoon dengan sarkastik.

Ketika Jung Hoo tiba di rumah malam itu, Guru sudah menunggunya dengan senyuman tersungging di wajahnya. Jung Hoo menatapnya dengan tak percaya, sama seperti saat pertama mereka bertemu.

Jung Hoo remaja mengabaikan senyuman seorang pria tua yang mengaku sebagai teman ayahnya. Guru mengikutinya dan mengingatkannya bahwa ia kini sendirian saja, neneknya telah meninggal dunia saat ia berada di pusat rehabilitasi anak, sementara ibunya telah menikah lagi. Guru menjual rumah nenek Jung Ho dan menyimpannya di tabungan. Ia menunjukkan buku rekening itu di hadapan Jung Hoo.

Jung Hoo menyebutnya sebagai pencuri dan menyerangnya, tapi Guru berhasil melumpuhkannya sambil memaksanya untuk mencuri buku rekening itu darinya. Jung Hoo mengejar Guru hingga ke bangunan yang kini menjadi kediamannya. Ia terus berusaha meraih buku rekening itu dari tangan sang Guru, berlatih siang dan malam, hingga akhirnya ia mampu bertarung dengan lebih baik. Pelatihan fisik itu tak mengenal waktu, dan semakin hari semakin bertambah keras.

Namun suatu hari Guru mengemasi barang-barangnya dan berkata hendak pegi ke suatu pulau. Dengan senang ia mengucapkan bahwa ia takkan kembali lagi. Akhirnya ia menyerahkan buku rekening itu pada Jung Hoo serta memberikan nomor telepon ajumma, Guru berkata bahwa Jung Hoo telah dewasa sekarang, dan ia mengharapkan yang terbaik untuknya. Ah, pak tua, kau sungguh kejam. Kau bahkan meninggalkannya di hari ulang tahunnya.

Jung Hoo memanggil-manggilnya, masih berpikir bahwa semua itu hanyalah lelucon semata. Ia menatap Gurunya terus melangkah tanpa sekalipun menoleh ke belakang.

Tak mengherankan mengapa Jung Hoo kini menatap si pria tua itu dengan tatapan tak percaya. Bukankah Guru berkata bahwa ia takkan pernah kembali lagi? Mengapa tak pernah sekalipun ia menelepon? “Apakah kau memang tak pernah ingin meneleponku?” tanya Jung Hoo. “Atau kau memang sudah melupakanku?”

Guru mengatakan bahwa ada rasa sakit tiap kali ia melihat Jung Hoo. Lalu Jung Hoo bertanya, “Mengapa ada begitu banyak orang yang merasa sakit saat melihatku?”

Guru mengeluarkan fotonya dengan teman-temannya dan bersedia menjawab pertanyaan Jung Ho tentangnya. Jung Hoo bertanya mengapa ayahnya bunuh diri. Pertanyaan itu mengejutkan Guru karena ia berpikir Jung Hoo tak mengetahui hal itu.

Sebenarnya Jung Hoo sudah mengetahui fakta itu selama bertahun-tahun, ia mendengar cerita sepotong demi sepotong dari banyak orang yang kurang berhati-hati menjaga kerahasiaannya. Ia bertanya ke sana sini dan mencari ibunya untuk menanyakan kepastian hal itu, tapi ia tak pernah punya keberanian untuk menanyakannya pada ibunya karena tiap kali melihatnya, ibunya selalu menangis.

Akhirnya ia memutuskan untuk menyimpan rahasia itu untuk dirinya sendiri, dan foto yang ditunjukkan oleh Guru merupakan kesempatan yang bagus untuknya. Dalam foto itu, ia melihat ayahnya tersenyum, sungguh mustahil bagi seorang pria yang terlihat sangat bahagia bisa melakukan bunuh diri. Ia pernah melihat foto yang sama di ruangan orang yang telah menjadikannya sebagai kambing hitam pembunuhan Go Sung Chul. Ia harus tahu alasan yang sebenarnya.

Guru bertanya, “Kau membutuhkan sebuah alasan?” Jung Hoo menjawab, “Guru, aku sama sekali tak punya alasan untuk hidup.”


Sambil menangis, ia berkata, “Hal itu membuatku takut. Suatu hari mungkin aku akan mengambil keputusan seperti ayahku, untuk mengakhiri hidup. Aku tak bisa terus hidup seperti itu. Aku benar-benar takut akan berakhir seperti ayahku. Apakah benar ayahnya melakukan bunuh diri? “Apakah ayahku mempunyai tujuan dalam hidupnya?”

Sang Guru memberitahu hal-hal yang diketahuinya. Ayahnya adalah seorang reporter, dan tiap kali mengejar berita, ia selalu mendapatkan uang. Dan karena uang itulah ia membunuh seseorang.

Tubuh Jung Hoo lemas. Guru mengatakan bahwa ia mengumpulkan semua berita mengenai ayah Jung Hoo setelah ia dibebaskan dari penjara, namun ada begitu banyak kejanggalan dalam berita itu. Dengan lemas, Jung Hoo berkata, “Jadi ayahku adalah seorang pembunuh, dan aku adalah pencuri.” Ia berteriak-teriak dan menendang-nendang apa pu yang ada di hadapannya. Ia bahkan menyalahkan sang Guru karena telah menjawab pertanyaannya.

Sang guru menatapnya dengan tegas dan berkata, “ Dengarkan aku, Seo Jung Hoo. Ayahmu, Seo Joon Seok tak mungkin membunuh. Aku tahu betul soal itu. Jadi kuminta kau mencari tahu dengan benar faktanya, siapa yang membunuh ayahmu. Aku sudah berhenti mencari tahu. Apa yang akan kau lakukan sekarang?”

Di apartemen Moon Ho, si penyembuh mengetahui bahwa apartemen itu senda gkosong, lalu ia masuk. Ia telah diberitahu oleh Guru tentang anggota keenam dari kelompok yang ada di foto yang ditunjukkannya, yaitu si bocah lelaki kecil yang memotret. Bocah itu dianggap adik oleh para anggota lainnya.

Young Shin duduk dan menulis email pada si penyembuh untuk meminta bantuannya. Young Shin tak tahu prosedur yang benar maupun besarnya bayaran si penyembuh, namun ia ingin bertemu dengannya. Itulah perintahnya.

Jung Hoo menggeledah apartemen Moon Ho, sampai akhirnya ia menemukan seuah kper yang disembunyikan di dalam brankasnya. Di dalam koper itu terdapat begitu banyak kaset rekaman. Terdapat jug sebuah booklet yang bertuliskan “Penyembuh”, dan tertanggal Mei 1981. Di halaman depan itu tertulis: media ini tercipta untuk mendiagnosa dan menyembuhkan semua rasa sakit yang dialami oleh masyarakat. Aha, ternyata Penyembuh adalah media pemberitaan bawah tanah.

Moon Ho menyelesaikan pekerjaannya di kantor Someday, dan saat berjalan keluar, ia menabrak sebuah tas, pakaian Young Shin dan Jung Hoo. Ia memungut pakaian itu, lalu tanpa sengaja menemukan sesuatu yang tersembunyi, yaitu HP Young Shin yang rusak.

Bersambung ke sinopsis 'Healer' episode 11 - bagian 2.