Baca sebelumnya sinopsis 'Healer' episode 7 - bagian 1.
Sinopsis 'Healer' Episode 7 (Bagian 2)
Kisah Romance – Begitu para penjaga SS berhasil mendobrak masuk ke dalam ruangan, tempat penyimpanan itu telah kosong dan sang Healer telah pergi. Hwang berteriak histeris atas kinerja para pengawalnya yang begitu lambat sementara Jung-hoo berhasil lolos tanpa kesulitan apapun. Jung-hoo memukul dadanya dengan kepuasan, berkata bahwa seluruh kesulitan itu telah teratasi.
Moon-shik menelepon bawahan Moon-ho yang ceria di stasiun berita, Jon-soo, dan mengajukan sebuah permintaan. Jong-soo merasa tertampar ketika mendengar Moon-shik memintanya untuk berhenti dari posisinya dan bergabung dengan Moon-ho di surat kabar internet-nya, karena itu seperti meminta seseorang melepaskan pekerjaan bergaji tinggi di surat kabar Ne York Times dan bergabung dengan blog berita sampah. Namun Moon-shik menawarinya posisi sebagai deputi direktur di perusahaan surat kabarnya sendiri dan kenaikan gaji dua kali lipat, semua sebagai ganti atas tugasnya memata-matai Moon-ho selama beberapa bulan.
Di kantor, Moon-ho mengajak Young-shin untuk melakukan wawancara palsu dengan menggunakannya sebagai narasumber. Pertanyaan yang diajukan begitu sederhana-mengapa ia meninggalkan pekerjannya dan berakhir disini?-namun ia berhasil menghindari usaha Young-shin untuk mengajukan pertanyaan yang mengarah kesana. Young-shin melancarkan sebuah taktik, dan Moon-ho mendorong Young-shin untuk melakukan segala cara demi mendapatkan perhatiannya, meskipun ia harus melempar sepatu padanya.
Hal itu membawa kita pada sebuah kilas balik, di mana seorang anak kecil Young-shin (Ji-an pada waktu itu) bertanya pada seorang “Paman” remaja, Moon-ho untuk memperbaiki mainannya yang rusak. Namun ia tetap fokus pada pekerjaan sekolahnya dan tidak berhenti belajar-dan kemudian, Ji-an mulai melemparkan balok-balok mainan padanya. Ia merasa gadis itu begitu lucu hingga ia memanggilnya dengan sebutan Kacang Kecil dan mulai mengejarnya keliling ruangan. Ketika orangtuanya pulang dan akan menidurkannya, gadis itu meminta Paman Moon-ho saja yang melakukannya. Hal ini membuat Moon-ho sangat senang. Mereka benar-benar menggemaskan.
Young-shin memergoki Moon-ho yang tengah memandanginya dengan begitu dalam, hingga ia terpaksa mengembalikan dirinya ke masa kini, menelan seluruh kenangan dan emosi itu.
Moon-shik mendapatkan berita mengenai video rekaman Hwang. Bagian rekaman yang terdapat Politikus Kim tidak terlalu terlalu menggemparkan-sebagian besar ia hanya minum-minum bersama Yeon-hee-Moon-shik berkata bahwa ia mengetahu “kebiasaan buruk” Kim, dan berpandapat bahwa rekaman video itu dapat menjadi aset.
Moon-shik menemi istrinya di luar dan menyambutnya dengan senyuman hangat, bertanya tentang harinya dan betapa senang ia bertemu dengan wanita itu. Myung-hee menerawang di dalam pikirannya dengan membayangkan sunset yang akan terjadi di akhir hari. Moon-shik tak sabar ingin melihat peristiwa itu sekarang, wania tu tertawa mendengarnya dan mulai bercerita mengenai masa lalu, masa keika mereka masih sekolah.
Myung-hee muda duduk di sisi Moon-shik muda di sebuah tempak loak (ini merupakan bisnis keluarga Moon-shik) sementara teman-teman mereka pergi bermain di tempat lain, ia berkata bahwa ia ingin waktu berhenti sekarang. Moon-shik berkata bahwa ia tidak ingin terjebak di masa yang tak pasti, dan lebih memilih untuk melanjutkan hidup. Ia paham bahwa teman-teman lainnya tengah mengejar karir di perusahaan surat kabar, sementara Moon-shik tidak pernah bermimpi untuk bekerja di bidang jurnalisme.
Teman mereka yang mengendarai sepeda (kini sang Guru) menambahkan bahwa yang ingin dilakukan oleh Moon-shik hanyalah berda di sisi Myung-hee, ia menegaskan bahwa Moon-shik seharusnya menyatakan perasaannya pada Myung-hee. Meskipun ia ditolak, setidaknya ia mencoba. “Jika kau mengungkapkannya, aku akan menghancurkan kita berlima,” ia berkata.
Ia berhasil menyelesaikan permasalahannya namun Moon-shik tetap diam dan Myung-hee tampak tak nyaman, membuat suasana semakin kikuk. Namun teralihkan begitu Myung-hee terkagum-kagum melihat indahnya sunset.
Young-shin tertidur saat melihat video-video wawancara lama, ketika sebuah pesan masuk ke teleponnya. Isi pesan itu membuatnya terbangun dengan seketika: “Sekarang. Di atap. Sendiri.-Healer.”
Ia tiba di atap dan menemukan jejak tanda panah di tanah, yang mengarahkannya menuju sebuah amplop berisi hard drive. Ia memeriksa teleponnya kembali dan menemukan sebuah pesan: “Sebuah bingkisan-dari tempat penyimpanan rahasia Hwang Jae-gook.”
Ia tak dapat melihat tanda-tanda kehadiran sang Healer namun tetap mencoba untuk memanggilnya, dengan pertimbangan bahwa ia mungkin masih di sekitar tempat itu. Ia meminta sang Healer untuk berbicara padanya, dan segera menutup matanya agar sang Healer bersedia muncul.
Dari sudut, Jung-hoo melangkah keluar untuk bergabung dengannya di atap. Ia bertanya-dengan suara normal, mengingat bahwa suara Bong-soo-nya lah yang cenderung bernada tinggi-apa yang ingin ia ketahui.
Young-shin bertanya apakah ia sang Healer, dan apakah ia yang telah menyelamatkannya di lorong. Dan mengambil tasnya serta memotong kuku jarinya. Kini ia memberikannya bingkisan ini-mengapa?
Perlahan, Jung-hoo berjalan menujunya dan berkata bahwa ia mendapatkan firasat yang benar. Jung-hoo tersenyum ketika ia menebak bahwa potongan kuku adalah untuk contoh DNA, dan bahwa pria itu telah mengamatinya sejak lama sehingga ia dapat menyelamatkannya dari para penjahat tersebut. Namun sekali lagi-mengapa?
Ia bertanya dengan menggebu, “Apakah kau…ayah kandungku?” HAHA, raut wajah Jung-hoo berubah tak percaya. Kemudian ia menambahkan, “Atau mungkin…saudara kandungku?” Muncul lagi raut wajah yang sama. Aku yakin ini bukan imajinasiku saja (atau harapanku) bahwa Jung-hoo mengamati dengan saksama kedua bibir wanita itu, mengingat bahwa hanya itu bagian wajah yang tampak jelas baginya.
Kedua tangan Young-shin kini meraih jaketnya, dan kini ia menyadari bahwa Jung-hoo berdiri tepat di hadapannya. Ia mengarahkan tangannya ke atas untuk memegang dadanya, dan bertanya “Siapa kau? Dan siapa aku?”
Suasananya begitu menegangkan dan Jung-hoo tampak sedikit gugup, namun ia menggenggam tangan wanita itu. Ia membungkuk ke depan (omg*#$@!%# perasaaaan) dan merendahkan nada suaranya: “Sudah kukatakan padamu-jangan mengikuti sembarang orang. Dan berhati-hatilah terhadap orang-orang yang mendekatimu dan bersikap baik padamu.
Bingung dan bercampu aduk, ia ingin tahu, “M-mengapa?”
Tangan wanita itu masih dalam genggamannya, ia mengarahkannya ke wanita itu….dan kemudian ia menghilang. Young-shin merasakan udara kosong di sekitarnya dan menarik lepas syalnya-ia sendirian.
Min-ja bergabung bersama guru Young-jae di kafe-dan ya ampun, kedua orang ini sama sekali tidak indah dipandang mata, seperti orang yang baru putus cinta. Ia memberitahukan bahwa hari akan segera berakhir-jika sang Guru tidak menelepon Jung-hoo segera, maka amarahnya akan semakin menjadi-jadi.
Sang Guru masih memanggilnya dengan sebutan Detektif Jo, karena begitulah mereka pertama kali kenal. Ia cukup menyusahkan para polisi, namun ia berkata bahwa ia dapat menyelamatkan keempat temannya jika ia menutup mulut.
Ia menghabiskan sebelas tahun di dalam tahanan, namun begitu ia bebas, dua temannya telah meninggal, satu mengalami lumpuh sebagian, dan satu lagi sukses luar biasa. Min-ja mengingatkan sang Guru bahwa hal tersebu sangatlah janggal dan mengapa ia tidak menyelidikinya. Sang Guru berkata bahwa kebenaran belum tentu membawa kebahagiaan. Mereka berdua tertawa getir begitu mendengar kata kebahagiaan, yang Min-ja anggap sebagai omong-kosong.
Sang Guru membalas bahwa omong-kosong dan kebenaran adalah serupa-dan bahwa kebenaran yang omong-kosong bisa menjadi takdir seseorang, yang sanggup menjerat begitu banyak orang. Itulah yang terjadi pada Jung-hoo. Min-ja: “Kau tidak selalu menemukan kebahagiaan di akhir kebenaran. Itu bisa menjadi neraka. Sang Guru: “Tapi kau tak dapat menghindarinya, begitu hal tersebut adalah takdir.” Mereka bersulang.
Young-shin mempelajari rekaman video tersebut, meskipun pikirannya terus melayang tentang pertemuannya dengan sang Healer, begitu pula dengan Jung-hoo. Jung-hoo hampir saja menerobos lampu merah karena pikirannya teralihkan oleh peristiwa tadi, sementara Young-shin melukai jarinya ketika membuka kaleng (membuktikan bahwa perkataan ayahnya benar mengenai kaleng).
Young-shin menutup kedua matanya, ia menggambarkan kembali pertemuannya dengan sang Healer, dan pada saat yang bersamaan, Jung-hoo mengikuti perkataan Young-shin sebelumnya tentang bagaimana ia memahami kesendirian sang Healer.
Moon-shik masuk ke dalam ruang kerjanya dan terkejut ketika mendapati tempat penyimpanan rahasianya terbuka sendiri. Sebuah suara memperingatkannya bahwa kamera keamannnya akan memutar sebuah video rekaman. Ia mengingatkan agar Moon-shik tidak memanggil bantuan dan membuat kegaduhan. Moon-shik menebak bahwa itu merupakan sang Healer, dan Jung-hoo pun mengiyakan.
Jung-hoo memerintahkan agar Moon-shik duduk dan melihat ke arah layar, yang menayangkan sebuah adegan yang tak asing baginya-itu merupakan data yang ia perintahkan Go Sung-chul, yang kini telah meninggal, untuk disampaikan kepada sang Healer….dan sekaligus merupakan alasan Moon-shik membunuh Go dan menjebak sang Healer.
Moon-shik tetap berpura-pura tak bersalah, namun Jung-hoo berkata bahwa ia rela mati demi menyelamatkan video rekaman ini, hal ini membuat semuanya menjadi sangat menarik. Dengan kemampuan meretasnya yang sangat canggih, akan menjadi hal yang sangat mudah baginya untuk memasukkan rekaman itu hingga terangkat di berita petang. Ancaman itu membuat Moon-shik berpikir, mungkin karena wajah yang mudah dikenali di dalam rekaman itu-Ketua kita yang misterius.
Moon-shik mengingatkan bahwa sang Healer terkenal luas menjalankan tugas dari kliennya tanpa mencuri atau melakukan pemerasan. Jung-hoo menjawab bahwa hal tersebut benar, hingga seseorang berusaha untk menjebaknya dengan kasus pembunuhan. Moon-shik bertanya berapa banyak uang yang ia inginkan, namun Jung-hoo berkata bahwa orang-orang selalu menjadikan uang sebagai jalan keluar, ia muak dengan hal semacam itu.
Jadi apa yang ia inginkan? “Pembunuh sebenarnya,” Jung-hoo menjawab. Ia memberi Moon-shik waktu tiga hari untuk menyerahkan si penjahat sebenarnya ke pihak kepolisian jika ia ingin video rekaman itu tidak tersebar luas. Moon-shik mengelak bahwa ia tak dapat mempercayai hal tersebut, namun Jung-hoo menjelaskan bahwa bisnis akan surut jika kabar beredar bahwa sang Healer mengacaukan perintah klien dan memerasnya. Jung-hoo mematikan lampunya dan meraih pegangan pintu….yang telah terputar sebelum ia berhasil meraihnya.
Myung-hee tampak terkejut di depan pintu yang terbuka, yang melihat dengan jelas setiap sisi wajahnya. Jung-hoo segera berbalik arah, tapi wanita itu telah melihat wajahnya dengan jelas dan berteriak, “Joo-seok-ah!”
Ia menatap Myung-hee dengan terkejut-begitu pula dengan Moon-shik, yang mengenali nama itu. Jauh dari rasa takut ia tampak senang bertemu dengannya, sembari mengulang, “Kau Joon-seokie, kan?”
Bersambung ke sinopsis 'Healer' episode 8 - bagian 1.
0 komentar:
Post a Comment