Baca sebelumnya sinopsis 'Heart to Heart' episode 1 - bagian 1.
Sinopsis 'Heart to Heart' Episode 1 (Bagian 2)
Kisah Romance – Yi Suk dan pacarnya saling menelpon. Pacarnya Yi Suk bertanya kenapa Yi Suk tidak datang? Yi Suk memberikan alasan bahwa dia sedang sibuk. Kemudian, dia mengucapkan selamat malam kepada pacarnya.
Hong Do membaca buku “Heart to Heart” karya Yi Suk dengan beragam gaya. Waktu terus berlalu, tanpa terasa sudah pagi. Dia menarik kesimpulan bahwa orang-orang yang mengidap antrophobia seperti dirinya bisa diobati. Senyum di wajahnya mengembang, lalu berjingkat kegirangan, “Oh, apakah langit memberiku kesempatan? Baiklah, aku percaya padanya!”
Di sisi lain, Yi Suk baru bangun dan langsung pergi bekerja. Sebagai psikolog sudah tugasnya mendengar keluhan para pasien. Mereka ini macam-macam ceritanya, ada yang cerita biasa saja dan ada yang cerita yang teriak. Kepala Yi Suk sampai mau pecah mendengarnya – sepertinya dia jadi stres sendiri. Karena itu, dia jadi terlihat tidak semangat kerja.
Hong Do dengan semangat memacu motornya pergi ke klinik kejiwaan Heart to Heart milik Yi Suk. Saat ini, Yi Suk sendiri tengah mendengarkan keluhan seorang pria tua. Pas mendengarkan, konsentrasi Yi Suk menghilang, bahkan kepalanya makin pening dan matanya berkunang-kunang. Dia sampai tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan pria tua itu.
Di luar klinik Yi Suk, Hong Do sudah tiba dengan helm “bodohnya”. Dia melihat nama kliniknya dan agak ragu-ragu masuk ke dalam klinik, tapi lagi celingak-celinguk seorang sekretaris keluar dari dalam. Sekretaris itu minta tolong kepada Hong Do untuk menjaga barang sebentar sementara dirinya bergegas pergi ke toilet.
Hong Do masuk dan kembali celingak-celinguk mencari orang yang bisa membantunya, tapi klinik itu dalam keadaan kosong. Tiba-tiba keheningan itu pecah, ketika terdengar suara pria tua memekik “bunuh aku!” dari sebuah ruangan. Hong Do mendekatinya pelan-pelan, suara itu makin jelas terdengar. Begitu membukanya, dia menemukan Yi Suk tengah duduk di atas perut pria itu sementara tangannya menahan sebuah pulpen yang menancap di leher si pria tua. Yang membuat Hong Do terkejut sambil jatuh terduduk adalah darah – darah keluar dari leher si pria tua, membasahi tangan Yi Suk.
Melihat Hong Do ketakutan di luar ruangan, Yi Suk memintanya untuk menghubungi ambulans. Cepat dan dengan perasaan panik Hong Do melakukan apa yang diminta Yi Suk. Tapi, begitu tersambung, Hong Do menyebutkannya terbata-bata, sehingga tidak jelas kata-katanya. Yi Suk minta Hong Do memberikan HP-nya, biar dirinya yang bicara dengan petugas.
Dua jam kemudian. Berjalan menuju ruang interograsi, Detektif Jang Doo Soo diberitahu rekannya bahwa ada seorang dokter yang dilaporkan telah menikam pasiennya dan seorang saksi mata yang diam seribu bahasa. Detektif Jang agak sedikit terkejut ketika melihat Hong Do dengan helm “bodohnya” di ruang interograsi.
Detektif Jang masuk ke ruang interograsi yang ditempati Yi Suk dan menuntut penjelasan apa yang terjadi sebenarnya? Namun, Yi Suk hanya mengatakan bahwa dirinya tidak ingat apa yang telah terjadi. Siapa yang percaya hal itu? Tidak ada. Detektif Jang menerangkan bahwa biasa jika seseorang tidak melakukan kejahatan, maka dirinya akan mengaku tidak melakukannya, bukannya mengaku tidak ingat. Hal ini membuatnya merasa aneh. Yi Suk merasa itu bukan keanehan, keterkejutan bisa saja menyebabkan itu.
Detektif Jang minta Yi Suk untuk duduk tenang dulu. Tapi, Yi Suk mengaku tak bisa tenang, sebab bila sampai berita ini menyebar ke luar, maka reputasi klinik dan nama besarnya akan menjadi taruhannya. Dan bila sampai itu terjadi, dia takkan membiarkan para polisi yang menginterograsinya melenggang kangkung begitu saja. Detektif Jang keluar dan mengambil kertas serta pulpen, kemudian masuk ke ruang interograsi di mana Hong Do duduk di dalamnya.
Dia tidak begitu menuntut Hong Do mengatakan yang sebenarnya. Tapi dia menyodorkan kertas dan pulpen untuk menggambarkan kejadian yang dilihatnya. Dia minta Hong Do santai menggambarnya sementara dirinya membangun dinding yang disusun dari gelas plastik – supaya Hong Do tidak merasa terganggu dengannya. Begitu gelas dinding selesai, Hong Do juga selesai. Dia menggulung kertas dan memasukkannya melalui sela-sela gelas dinding, memberikannya kepada Detektif Jang.
Setelah mendapatkan gambar dari Hong Do, Detektif Jang kemudian kembali ke ruang interograsi di mana Yi Suk berada. Dia langsung menyodorkan gambar reka kejadian yang digambarkan Hong Do. Tapi Yi Suk lagi-lagi menampik tuduhan itu. Dia merasa Hong Do tidak melihat kejadiannya secara benar. Karena itu, dia keluar pintu dan masuk ke ruang interograsi Hong Do, kemudian menahan pintunya dengan kursi dan meja.
Di dalamnya, Yi Suk mencak-mencak pada Hong Do yang mengaku sebagai saksi. Dia menguyek-uyek Hong Do sehingga wanita single itu ketakutan. Pada akhirnya, Yi Suk berhasil melepaskan helm yang dipakai Hong Do yang kemudian langsung bersembunyi di bawah meja – pipinya memerah seperti kepiting rebus. Yi Suk tersenyum dan mendekatinya, kemudian mengatakan, “Oh, aku tahu jadi kamu mengidap antrophobia ya? Pasti kamu nggak punya teman kan? Bangsat(e) kamu bilang sesuatu yang nggak kamu lihat!”
“Aku lihat kamu yang yang memegang pulpennya. Tanganmu di bawah dan tangannya di atas pulpen. Jadi, itu membuktikan satu hal: kamu menusuk pria tua itu! Lagipula, kamu mabuk kan? Kamu mabuk dan kamu menusuknya!” kata Hong Do.
Yi Suk berdiri menarik napas, kesal. Detektif Jang akhirnya berhasil membuka pintu. Tanpa babibu, dia langsung memberikan tinjunya ke bibir kiri Yi Suk yang berujung memar di sekitaran bibir.
Rekan kerja Detektif Jang mengantarkan Yi Suk keluar. Dia meminta maaf, walaupun saksi mata memberatkan Yi Suk, tapi pihak kepolisian memutuskan untuk membebaskannya. Mereka akan menunggu korban sadar dan akan mendapatkan keterangan lebih lanjut. Yi Suk pun pergi dan disambut para wartawan yang bertanya apa hubungannya dengan saksi dan kenapa Yi Suk menusuk si pria tua?
Detektif Jang mengantarkan Hong Do yang berjalan di belakangnya. Dia coba mengajaknya bicara, tapi Hong Do diam saja. Namun pada akhirnya Hong Do bersuara setelah Detektif Jang bertanya apa Hong Do ingat nomor telponnya. Itu membuat Detektif Jang cukup senang mendengarnya.
Yi Suk kabur dari kejaran para wartawan yang memburunya demi secuil pernyataan. Dia memarkirkan mobilnya di depan apartemen pacarnya dan tidur. Kemudian, baru bangun ketika pacarnya kembali diantar seorang pria (jiah, lengkap sudah penderitaan Yi Suk). Yi Suk emosi tingkat tinggi dan keluar mobil untuk menghajar si pria, tapi si pria lebih sigap dan berhasil menjatuhkan Yi Suk. Yi Suk menuntut penjelasan. Pacarnya hanya terdiam menatap Yi Suk.
“Kamu kenal pria ini?” tanya pria yang mengantar pacarnya Yi Suk. Tanpa menjawabnya, pacarnya Yi Suk mengatakan akan masuk ke apartemennya. Yi Suk sendiri kemudian pergi ke apartemennya sendiri dengan perasaan kesal.
Hong Do sampai ke rumahnya. Dia langsung membuka helm dan masuk ke dalam selimutnya. Di dalam selimut, dia menyalahkan diri sendiri memiliki gangguan antrophobia. Karena gara-gara itu tidak bisa bicara dengan Detektif Jang. “Arghhh, mati saja aku, mati!” pekik Hong Do, “Aku malu banget. Bagaimana aku bisa hidup sih?” Setelah tenang, Hong Do membuka selimutnya pelan-pelan dan duduk. Dia teringat jika HP-nya masih ada di tempatnya Yi Suk waktu menghubungi ambulans tadi.
Yi Suk masuk parkiran apartemennya dan karena pikirannya kalut banget bemper mobilnya sampai menabrak dinding. Dia hanya menghela napas – merasa bahwa kejadian akhir-akhir ini makin buruk. 'Apa aku ini pembunuh?' tanya Yi Suk menggumam. Tapi, kemudian menegaskan diri sendiri, 'Aku ini Yi Suk yo!'
Dia kemudian masuk ke kliniknya, di mana di bagian depan pintunya sudah dibeli garis “police line”. Yi Suk membuka pintu dan merobek “police line” itu. Begitu masuk ke dalam, banyak wartawan menghubunginya dan meninggalkan pesan – meminta wawancara atas kasus penusukan. Yi Suk mendecak kesal! Dia makin kesal begitu mendapatkan pesan dari pacarnya yang mempertanyakan hubungan mereka. Pesan itu berisi: “Kamu itu emang paling pandai melarikan diri. Apa aku ini tidak layak bagimu? Kenapa kita berkencan? Aku ini cuma partner “ranjang”-mu saja? Kita putus saja.” Kesal, Yi Suk membanting HP-nya. Dia juga melempar telpon mejanya ke lantai.
Dia pun memutuskan untuk bunuh diri. Diambilnya dasi dari lemari khusus dasi dan menyiapkan kursi yang di atasnya diberi beberapa buku sebagai tambahan. Setelah itu, dengan naik kursi yang sudah ditambahi buku itu, Yi Suk mengikatkan dasinya dan membuat simpul. Dia siap bunuh diri – tinggal membuang buku-bukunya saja!
Ketika itu terdengar pesan dari telpon kantor Yi Suk yang lain. Pesan itu dikirimkan oleh Detektif Jang yang memberitahu bahwa Park Man Gu (korban) telah mengakui dirinya menyakiti diri sendiri. Yi Suk terkejut mendengarnya, tapi itu justru membuat kakinya menjatuhkan buku-buku yang berada di atas kursi, sehingga dirinya benar-benar tergantung.
Hong Do sampai di depan klinik “Heart to Heart” untuk mengambil HP-nya. Dia membuka pintu tepat di saat Yi Suk tergantung. Wajah Hong Do terlihat bersinar, seolah-olah dia adalah pahlawan penyelamat bagi Yi Suk.
Bersambung ke sinopsis 'Heart to Heart' episode 2.
0 komentar:
Post a Comment