Baca sebelumnya sinopsis 'Heart to Heart' episode 2.
Kisah Romance – Mengenakan pakaian tradision Korea, Hong Do mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya di depan Detektif Jang, yang kemudian diturunkannya. Mereka minum bersama. Setelah itu, Detektif Jang mengatakan sambil memegang wajah Hong Do, "Aku suka pipi merahmu, kayak buah plum." Mereka pun ihuk-ihuk (tapi adegan ini tidak diperlihatkan). Kemudian, Detektif Jang bertanya, "Kamu tidur nyenyak?"
Sinopsis 'Heart to Heart' Episode 3 (Bagian 1)
Hong Do menemui Yi Suk dan membuka helmnya. Tampak wajahnya memerah seperti jambu. Yi Suk bertanya, "Heh, heh, kenapa sama wajahmu, terlihat tegang banget tuh!
Jelek tauk!"
Seolah tidak mempedulikan ledekan Yi Suk, terbata-bata Hong Do mengatakan, "Bi-bi-bisakah Anda mengobatinya? Bahkan kalau aku keliatan jelek banget, bisakah Anda mengobatiku? Anda harus mengobatiku, harus! Bahkan, jika Anda bukan dokter terbaik di dunia, atau jika Anda seorang psyko, playboy, penipu ulung, Anda harus mengobatiku! Jika tidak... jika tidak, Anda... eh salah, aku akan mati di sini. Tolong obati aku!"
Yi Suk mendengus, "Kenapa harus aku sih yang mengobati seorang wanita yang bahkan telah menuduhku sebagai pembunuh? Gila apa kamu?" Setelah itu Yi Suk menerima telpon sambil mencak-mencak. Hong Do sendiri bingung harus melakukan apa.
Detektif Jang dan rekannya datang ke klinik Heart to Heart. Dia meminta rekannya untuk mengecek semua CCTV, sementara dirinya masuk ke dalam.
Hong Do bingung, ragu-ragu mau keluar atau tidak. Detektif Jang masuk. Sontak Hong Do kembali ke tempat Yi Suk dan memakai helmnya. Detektif Jang yang melihatnya langsung mengejar untuk menanyakan apa Hong Do baik-baik saja? Hong Do tidak menjawab dan terus menghadap dinding. Detektif Jang bertanya, "Loh, kenapa kamu di sini? Kamu baik-baik aja? Aku meninggalkan HP-mu di rumahmu, apa kamu ngeliat? Aku naruh di dekat tanaman."
Mendengar ada ribut-ribut, Yi Suk keluar. Detektif Jang melihat keadaan dan berkomentar bila tidak ada apapun di sini, karena telah mengambil semua oleh mereka (who's there? Belum tauk!). Rekan Detektif Jang yang disuruh memeriksa CCTV masuk dan berkata bahwa banyak sekali CCTV di sekitar situ. Dia tak melihat adanya peringatan yang berbunyi waktu masuk ke tempatnya Yi Suk.
Yi Suk sepertinya merasa terganggu dengan kedatangan mereka. Dia mengatakan kepada Hong Do - Detektif Jang - rekannya, "Heh, aku nggak bisa ngobatin kamu. Cari sana dokter terbaik di dunia. Terus cariin lagi aku detektif lainnya, aku nggak percaya sama kalian!" Kemudian, Yi Suk mengeluhkan ketidakbecusan dua detektif itu yang belum melakukan apapun.
"Katakanlah apa yang hilang!" tanya Detektif Jang. Yi Suk meminta mereka mencari saja di rak buku. Dia kemudian berteriak pada Hong Do berapa banyak yang hilang, membuat Hong Do makin meringkuk ketakutan. Detektif Jang meminta Yi Suk tidak meneriakinya. Hong Do mendekati Yi Suk dan membisikkan sesuatu.
Rekan Detektif Jang menemukan apa yang hilang jumlahnya mencapai 72. Kemudian, Detektif Jang memerintahkannya mengecek CCTV. Hong Do tersenyum mendengar pernyataan Detektif Jang, membuat Yi Suk menatapnya tajam. Detektif Jang bertanya, "Di sini ada CCTV?"
Yi Suk menjawab kasar, "Kalau kubilang nggak apa kalian percaya? Cari sendiri! Kalau udah dapet telpon aku!" Kemudian dia pergi, setelah mengatakan kepada Hong Do untuk tidak mengobati sakit jiwanya. Hong Do berjalan mengikuti Yi Suk. Detektif Jang bertanya, "Hong Do, apa kamu perlu perawatan psikologis? Aku bisa merekomendasikan satu buat kamu." Hong Do tetap pergi menghindari Detektif Jang.
Di luar, Yi Suk mendengus telah kehilangan uang logam emasnya, yang telah susah payah dikumpulkannya. Dia makin kesal begitu melihat mobilnya tidak ada di depan. Hong Do yang sudah memakai helm berkata, "Apa kamu perlu mengatakan itu padaku? Kamu nggak bilang yang menyakiti hatiku gitu keles buat nangkep pelakunya. Nggak peduli tidak seterpelajarnya kamu!"
Yi Suk mengernyit, lalu berkata, "Heh, aku ini lulusan Harvard tauk, Harvard! Aku punya banyak sertifikat dari mana-mana. Pergilah. Enyahlah dari hadapanku!"
"Terus gimana sama pengobatanku?"
"Pengobatan apa sih? Sana pergi ke RS daerah! Pergilah sudah sana!"
"Beberapa menit lalu kamu bilang aku suruh ngikutin kamu, tapi sekarang kamu bilang aku sudah pergi. Gi mana sih?!" Hong Do berniat langsung pergi naik motornya. Yi Suk buru-buru mengejarnya dan mengambil helmnya. Hong Do menutupi kepalanya. Yi Suk memakai helm Hong Do yang bau dan duduk di bangku belakang motornya. Dia minta Hong Do mengantarnya ke tempat mobilnya berada. Walaupun ajrut-ajrutan, mereka pergi melaju dengan aman ke tempat mobil Yi Suk diperbaiki.
Yi Suk memuji montir yang bagus memperbaikinya, lalu dia bertanya pada Hong Do, "Kenapa sih kamu perlu diobati? Kan itu nggak pengaruhin hidupmu."
"Aku mau nemuin dia," ucap Hong Do, lirih. Yi Suk minta Hong Do mengatakannya dengan keras. "Aku mau nemuin dan say hello sama dia!!! Yah, seperti yang dilakukan orang-orang yang nyaman mengatakan say hello." Setelah mengucapkan itu, wajah Hong Do memerah. Yi Suk mendekatinya dan merasa Hong Do benar-benar ingin berkencan dengan seseorang dan butuh pengobatan.
"Baiklah, aku mau mengobatimu! Aku akan mencarikanmu tempat. Biayanya 350 dolar perjam per konsultasi." Hong Do terdiam mendengar biaya konsultasi yang melangit. Yi Suk menjelaskan jika itu sudah murah dan menyuruhnya membandingkannya di tempat lain.
"Dasar kodok! Orang gila! Artis bohongan! Hooligan! Psiko! Bebek!" Hong Do mengumpati Yi Suk, lantas kabur naik motornya. Yi Suk ingin mengejarnya tapi tak berhasil.
Hong Do pulang ke rumah dan merebahkan dirinya di kursi. Dia mengeluh biaya konsultasi dengan Yi Suk mahal banget 350 dolar perjam itu sama artinya dengan sekitar 58 dolar per sepuluh menit.
Sementara itu, di mobil, Yi Suk bicara dengan temannya ditelpon, menjelaskan bahwa dirinya telah memutuskan pergi dari rumah kakeknya. Temannya mengajak Yi Suk untuk datang melihat sebuah ruangan untuk tempat praktik yang baru. Tapi, Yi Suk menolaknya dan mengaku tidak tertarik sama sekali. Lalu, dia menutup telponnya dan menyetel radio mobilnya, di mana pacarnya yang namanya Yun Woo itu membawakan acaranya. Dia tertawa meremeh dan melontarkan komentar-komentar miring begitu mendengar bintang tamu yang dihadirkan adalah psikolog Tae Yong.
Yi Suk dan ibunya pergi ke sebuah tempat, sepertinya tempat yang akan dijadikan tempat praktiknya yang baru. Begitu pintu dibuka debu-debut beterbangan. Yi Suk bertepuk tangan melihat kondisi ruangannya yang sangat kotor. Seorang nenek datang dan menegur, "Apa kamu orang yang mau membersihkannya?" Ibunya Yi Suk mengatakan bukan dan bertanya apa si nenek mau menjalani serangkaian perawatan psikologis? Dia menunjuk Yi Suk yang telah mendekat dan menjelaskan kepada nenek itu bahwa Yi Suk adalah psikolog. Tiba-tiba, Yi Suk memegangi telinganya. Ada suara berdenging di dalamnya. Dia limbung.
Tukang ketik Presdir Go meminta sang presdir untuk menghentikan ucapannya, karena dia hendak mengetik tahun dengan mesin tik. Dia bertanya kalau si nenek, yang akan membantu Presdir Go mengetik sepertinya bisa bermaian Tazza (permainan kartu) dan mengerti dengan baik ucapan Presdir. Presdir Go bertanya, "Kenapa emangnya dia?"
"Anda sebelumnya nyuruh dia datang, tapi malah nolak begitu dia datang dan berjanji akan menghubunginya?"
"Kamu pikir, pekerjaan mengetik bisa dilakukan siapapun, seperti orang main Tazza?" tanya Presdir Go. Tapi, si tukang ketik mengatakan harusnya Presdir mencobanya dulu sebelum memutuskan apa si nenek mampu atau tidak. Dasar ngeyel, Presdir Go bertanya, dengan nada meremehkan yang kurang jelas intonasinya, apa si nenek itu orang yang bisa melakukan apapun.
"Biarpun pintar, dia tetap tuir," imbuh Presdir Go.
"Ya, tapi Anda jauh lebih tua daripada dia," sahut si tukang ketik. Kesallah Presdir Go dan memerintahkan si tukang ketik keluar kamarnya. Dengan senang hati si tukang ketik keluar ruangan.
Ibunya Yi Suk bertanya pada putranya, "Apa kamu pernah ngalamin ini sebelumnya?" Yi Suk mengiyakan dan menjelaskan bahwa itu terjadi waktu sesi konsultasi dengan pasiennya, yang bernama Park Man Dong, di mana dia bertemu dengan wanita itu si Antrophobia. Dia mengatakan bahwa ketika berada di dekat si wanita itu, penyakitnya tidak muncul seperti sekarang.
"Apa itu? Hmm, ah, terlalu cepet kalau mengasumsikan itu PTSD. Kita liat sebulan dulu perkembangannya," komentar Ibu.
Nenek Hong datang ke rumah Presdir Go. Seorang pria yang menyambutnya mengatakan, "Pasti Anda menunggu-nunggu telpon ya? Mulai sekarang Anda bisa datang setiap Senin, Selasa, dan Jumat jam 7 teng." Nenek Hong manggut-manggut dan menanyakan cucunya Presdir Go. "Yi Suk maksud Anda?" tanya si pria, "Ya dia memang tinggal di sini sekarang, tapi jangan khawatirkan dia. Soalnya pagi-pagi betul sudah berangkat dan pulangnya malem banget. Tapi ngomong-ngomong kok Anda tauk Yi Suk?"
Mereka sampai di tangga. Nenek Hong menunjuk foto di tembok dan mengatakan sambil tertawa, "Aku penasaran sama pria ini."
Presdir Go membaca beberapa judul di secarik kertas dengan terbata-bata. Nenek Hyung Min mengambil kertas tersebut dan bertanya, "Apa Anda ingin mencari buku?" Presdir Go manggut-manggut. Sambil melempar senyuman, Nenek Hyung Min mengatakan bahwa dirinya akan mencari buku itu di perpustakaan pribadi Presdir Go. Dia mengurut alfabet buku dan menunjuk, "Itu bukunya ada di situ. Terus bagaimana saya mengambilnya?" Presdir Go mendorong tangga geser. Kemudian, Nenek Hyung Min mencari buku-buku yang dimaksud ke sana ke mari.
Setelah mendapatkannya, Nenek Hyung Min kembali pada Presdir Go yang duduk santai sambil mengunyah kuaci (hehehe, ada-ada aku aja ini). Dia lengkap membawa semua buku, dan berkata, "Ini buku mengenai evolusi sejarah mobil dari waktu ke waktu. Oiya, Presdir saya tahu ada buku yang lebih bagus daripada buku-buku ini, tapi nggak ada di sini. Saya akan meminjam buku dari perpustakaan besok." Dia pun memberikan HP-nya untuk menunjukkan bukunya, tapi Presdir Go memintanya untuk melupakannya.
Presdir Go mengatakan, "Aku akan beli buku yang kubutuhkan." Tapi, Nenek Hyung Min meminta Predir Go untuk melihat dulu bukunya setelah meminjam di perpus. Presdir Go sepertinya kesal, makanya dia berkata, "Apa kau coba membual di depanku? Dan ingin mengatakan kalau aku tak bisa membacanya? Kau keliru! Aku nggak cuma bicara omong kosong!" Merasa juragannya marah, Nenek Hyung Min menurunkan "tensinya" dan mengatakan bahwa biar bagaimanapun Presdir Go adalah biangnya sepeda. Dia bahkan memuji dan menyentuh lengan dan otot kaki yang dimiliki Presdir Go pasti sangat kuat. Presdir Go mengoceh kalau Nenek Hyung Min bisanya hanya menyentuh dan bicara saja. "Kau tahu, kau ini buruk! Apalagi sampai menyentuh kakiku!" tukas Presdir Go.
Detektif Jang bertanya pada rekannya yang tengah menonton CCTV dan bertanya apa sudah ketemu pelakunya? Rekannya mengeluh bahwa dirinya sulit untuk menemukan pelakunya.
Detektif Jang mengangkat HP-nya yang bergetar. Itu telpon dari Yi Suk, yang bertanya nomor Hong Do karena mau menghubunginya. Detektif Jang menjelaskan bahwa dirinya tidak mau mengatakan hal-hal pribadi. Yi Suk pun meminta Detektif Jang untuk menghubungi Hong Do dan datang ke alamat yang dikirimnya melalui pesan. Dia juga menanyakan perkembangan kasusnya, tapi ketika Detektif Jang coba jelaskan Yi Suk memutus telpon (tidak mau mendengar belum ketemu). HP Detektif Jang bergetar lagi dan mendapat alamat yang harus disampaikannya kepada Hong Do.
Sementara itu, di rumahnya Hong Do sedang memanggang rumput laut kering. Dia berceloteh namanya Cha Hong Do atau Oh Hyung Min dengan pekerjaan sebagai sekretaris Presdir Go. "Pendidikan?" tanyanya, "SMP!"
Kemudian, dia bertanya pada dirinya sendiri apa pendapat Detektif Jang bila tahu dirinya hanyalah lulusan SMP? Apa dia akan menolakku? "Ah, dia bukan orang seperti itu," ucapnya meyakinkan diri sendiri. Dia lalu memotong rumput laut itu setelah dipanggang.
Hong Do meletakkan rumput laut panggangnya di pagar rumah Detektif Jang. Setelah siap, dia meninggalkannya. Tapi langkahnya terhenti. Dia berbalik dan mengeluarkan kertas dan pulpen untuk menulis pesan.
Sambil celingak-celinguk melihat apakah ada yang datang. Tapi, dia terlalu asyik, sehingga tak menyadari kedatangan Detektif Jang. Melihat Hong Do berdiri di depan pagarnya, Detektif Jang membuka pintu dan mendekati Hong Do pelan-pelan. Dia menepuk Hong Do yang kemudian langsung terkejut untuk selanjutnya kabur. Tapi, Detektif Jang meminta Hong Do tidak kabur. Hong Do sepertinya percaya. Mereka pun berdiri dalam keadaan canggung.
"Rasanya aneh ya, bicara di sini, kita bicara di sana saja yuk," tukas Detektif Jang. Dia minta Hong Do mempercayainya dan membuka pintu mobil. Dia mempersilakan Hong Do masuk ke mobil untuk menulis pesan dengan nyaman, sementara dirinya berdiri di luar. Berkicau.
Detektif Jang bertanya, "Ngomong-ngomong makanan apa yang kau bawa hari ini!?" Hong Do menyerahkan selembar kertas bertuliskan rumput laut panggang. Melihat itu Detektif Jang merasa senang dan memuji rasa rumput laut panggang buatan Hong Do. Kemudian, Detektif Jang berceloteh bahwa sudah lama, kira-kira tujuh tahun lamanya, Hong Do memberikan makanan terus untuknya. Sejak dirinya membekuk pencuri di rumah Hong Do - kasus pertamanya menangkap penjahat di lapangan. Sejak saat itu, dirinya merasa PD.
Hong Do menarik napas dan melihat jemari Detektif Jang yang memegang pintu mobil. Dia tertarik menyentuhnya dan fokusnya pun teralihkan tak mendengar apapun ucapan Detektif Jang untuknya. Jarinya disentuh membuat Detektif Jang terkejut. Dia berhenti bicara dan mendekati jendela. Hong Do langsung panik dan bergegas keluar mobil dari pintu lainnya, lalu langsung kabur.
Yi Suk menunggu pacarnya si penyiar radio keluar. Dia mengeluh. Tidak lama kemudian, pacarnya keluar. Yi Suk keluar mobilnya dan menanyakan alasan pacarnya memanggil psikolog lain dibanding dirinya, sebab biar bagaimana pun dirinya masih kompeten. Pacarnya tidak tertarik dengan permintaan Yi Suk dan berbalik pergi. Yi Suk menahannya dan mengatakan bila mereka dalam proses putus jadi tidak kencan lagi. Pacarnya masuk.
Hong Do senyam-senyum mengingat kejadian memegang tangan Detektif Jang. Dia mencium jarinya sendiri yang telah memegang jari sang detektif. Dia meresapinya sambil menggoyang-goyangkan kaki (pervert banget sih? Emang baunya apa ya? *penasaran*). Tapi aktivitasnya terhenti waktu HP-nya berbunyi. Detektif Jang mengiriminya pesan, kalau Hong Do dicariin Yi Suk dan diminta datang ke alamat yang dikirimkannya. Dia coba menulis pesan balasan, tapi setelah menulis berkali-kali dihapus juga pesan itu.
Bersambung ke sinopsis 'Heart to Heart' episode 3 - bagian 2.
0 komentar:
Post a Comment