Sinopsis drama Korea, film, artis Korea, k-pop, k-movie, dan k-drama

January 16, 2015

Sinopsis 'The King's Face Episode 13 & 14

Baca sebelumnya sinopsis 'The King's Face' episode 12 - bagian 2.

Sinopsis 'The King's Face Episode 13


Kisah Romance – Anak buah Do Chi jadi menyerang Seonjo di ruang sauna. Gwanghee berhasil mematahkan serangannya. Sayang, Gwanghee berhasil dibanting, dan membuat ruang bagi anak buah Do Chi mengambil pisau. Belum sempat menghujamkan pisau, Do Chi membabat anak buahnya sendiri sampai mati dari belakang.

Seonjo ingat siapa Do Chi. Gwanghee tanya kok Do Chi tahu Seonjo mau diserang? Do Chi bilang sudah mengamati dari depan. Kasim Song datang dengan khawatir. Kemudian Seonjo memerintahkannya untuk membuat persiapan pelantikan Gwanghee sebagai putra mahkota. Seonjo keluar dan mengatakan pada Do Chi akan mengingat jasa-jasanya.

Keesokan harinya, Seonjo mengumumkan di depan forum pejabat bahwa putra mahkota yang akan dilantik adalah Gwanghee. Karena memiliki bakat-bakat yang tidak dimiliki pangeran lainnya. Para pejabat tidak ada yang berani membantah.

Di ruang terpisah, Shinsung mau mempertanyakan kepada ayahnya kenapa bukan dia yang terpilih sebagai putra mahkota melainkan Gwanghee? Gwi In menahannya dan mengatakan kalau itu memang keinginannya. Dalam kilas balik, Gwi In meminta Seonjo untuk mencalonkan Imhae daripada Shinsung karena negara sedang dalam kondisi terancam. Tapi Gwi In membantin mengapa yang dipilih Seonjo adalah Gwanghee bukannya Imhae?

Gwanghee berpapasan dengan Gwi In yang ucapkan selamat atas terpilih sebagai putra mahkota sambil meledek apa akan berhasil selamat dari serangan tentara Jepang? Gwanghee mengiyakan, karena sudah melakukan beberapa persiapannya.

Gwanghee dilantik sebagai putra mahkota. Setelah selesai, Seonjo perintahkan untuk tinggal di istana menyelamatkan kota. PM Lee coba protes, tapi Gwanghee mengatakan apa yang dikatakan sang raja benar adanya.

Imhae bergegas ke istana bersama pasukannya, tapi kepala keamanan datang dan memerintahkan Imhae tetap di tempatnya. Semalam sebelumnya permaisuri minta Seonjo untuk mengatasi Imhae, karena dia bakal lakukan sesuatu jika Gwanghee yang terpilih sebagai putra mahkota.

Kepala keamanan memberikan surat perintah dari raja. Imhae membacanya. Isi surat itu adalah peringatan supaya Imhae tidak bertindak macam-macam, sebab negara sedang perang. Seonjo, dalam surat itu, menjanjikan akan memikirkan ulang soal putra mahkota setelah perang usai. Informan Imhae datang dan memberitahu bahwa Gwanghee ada di kota. Imhae heran kenapa Gwanghee tetap di kota? Dia minta mereka semua tidak meninggalkan kota.

Kasim Song bertanya apa benar Gwanghee mau kembali ke ibukota? Gwanghee mengatakan bahwa itulah alasannya meminta gelar pangeran. Kasim Song memuji keberanian Gwanghee. Ga Hee berlari-lari ke sebuah bukit dan berkata pada diri sendiri mengucapkan selamat kepada Gwanghee telah terpilih sebagai putra mahkota.

Permasuri kaget waktu Profesor Go mengatakan Ga Hee melarikan diri. Dia bertanya bagaimana bisa Ga Hee kabur? Profesor Go mengatakan bila seseorang telah membantunya kabur.

Do Chi menemui Baek Kyung. Saat itu Baek Kyung menilai Do Chi masih menyimpan luka lama atas kematian keluarganya. Padahal gara-gara ambisi Do Chi itu semuanya berantakan. Komunitas Daedoong hancur gara-gara ambisi itu. Dia minta Do Chi menggunakan kemampuan membaca wajah dengan baik.

Tentara Jepang mulai merangsek naik ke pedalaman. Mereka membunuhi rakyat Joseon bak ternak-ternak. Dalam tempo 15 hari, kota-kota di sekitaran Hanyang sudah berhasil diduduki pihak Jepang.

Seonjo nangis memikirkan huru-hara yang terjadi gara-gara wajahnya tak sesuai sebagai raja. Dia pergi ke Pyongyang diikuti selir dan pejabat. Mereka keluar dari buntut istana. Gwanghee melihat kepergian mereka. Di tengah jalan, rakyat berteriak-teriak jika raja tega meninggalkan mereka. Tapi yang diteriaki tutup kuping saja. Kepala keamanan perintahin buka jalan, kemudian jalan kembali. Do chi duduk di singgasana dan berjanji akan membalaskan dendam kematian keluarganya dan atas kepengecutannya meninggalkan istana dan rakyat.

Ga Hee bersiap dan menemui Baek Kyung untuk pamit membantu Gwanghee. Baek Kyung mengatakan bahwa takdir Ga Hee akan berubah, karena mengambil keputusan berbeda. Di sisi lain, Do Chi mengatakan akan mengikuti rombongan dan membunuh raja di Pyongyang. Anak buah Do Chi terbelah, ada yang setuju ada yang tidak.

Jenderal Jepang agak sebal karena Raja Joseon sudah dilaporkan kabur dari istana, padahal sudah berjanji pada petinggi Jepang lainnya bahwa untuk membawanya. Tapi, masih ada kepala Gwanghee untuk ditawarkan.

Sementara, Gwanghee mengaku tidak punya rencana apapun. Tuan Songkang tertawa. Tapi pada akhirnya mereka membuat rencana juga untuk menjebak pasukan Jepang. Young Shin melaporkan ada beberapa pasukan yang mau melarikan diri. Gwanghee mengancam mereka dengan pedang. Imhae datang dan meledek cara kerja Gwanghee dalam menjadi putra mahkota. Gwanghee suruh pergi, dan Imhae mengarahkan pedangnya pada Gwanghee. Pasukan pun lari.

Seo Yong anak buahnya Do Chi menemui Gwanghee dan menyatakan akan membantu Gwanghee menghalau pasukan Jepang dengan beberapa bantuan beberapa orang. Di saat bersamaan, pasukan Jepang sudah bergerak menuju ibukota. Mereka datang dengan 10 ribu kekuatan. Gwanghee bingung menghadapi tekanan ini. Tapi tiba-tiba dia memiliki ide untuk mencampurkan bubuk mesiu pada wine untuk dijadikan bom molotov.

Bersambung ke sinopsis 'The King's Face' Episode 15 & 16.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'The King's Face Episode 13 & 14

0 komentar:

Post a Comment