Baca sebelumnya sinopsis 'Blood' episode 2 - bagian 1.
Sinopsis 'Blood' Episode 2 (Bagian 2)
Kisah Romance – Ri Ta menolak diperintahkan pergi oleh Ji Sang. Namun, Presdir memintanya untuk menurut. Dengan sebal, Ri Ta keluar dari ruang operasi, berganti pakaian dan langsung ke ruang pantau. Dia hendak protes, tapi Presdir meminta protesnya ditunda dulu. Wajah masam Ri Ta belum hilang. Dia duduk di sebelah Presdir. Sementara itu, di dalam Ji Sang meminta semua tim bekerja sama dengan, karena itu operasi pertamanya di RS Taemin. Dia mengajak mereka semua menjalankan Operasi Appleby dan minta semuanya tidak terintimidasi, karena pernah melihatnya walaupun hanya di buku pelajaran sekolah kedokteran.
Ji Sang pun mulai bekerja dengan tenang bersama tim. Pada akhirnya, Ji Sang memotong tumor pasien, mengambil, dan meletakkan di wadah stainless. Dia meninggalkan ruang operasi setelah berpesan pada tim untuk mengontrol dan menutup lubang dada. Semua orang di ruang pantau takjub melihat kemampuan yang ditunjukkan Ji Sang. Mereka berdiri. Hanya Ri Ta saja yang masih duduk cemberut. Ji Sang menengok ke atas. Presdir membungkuk padanya. Ji Sang membalas. Dia kemudian melihat Ri Ta dan telunjuk di arahkan pada kepala, seolah menyuruh Ri Ta memakai otaknya.
Ri Ta bicara dengan teman dokter wanita, membicarakan masalah transfer waktu operasi. Dia kesal karena Ji Sang-lah yang mendapat pujian atas kerja kerasnya. Temannya Ri Ta meminta Ri Ta untuk tetap tenang. Biar bagaimana pun Ri Ta telah membaca banyak buku dan paper. Ri Ta menanyai temannya, kenapa tidak setuju dengannya sepanjang konferensi? Temannya Ri Ta ini tidak berani, karena ada pengawasnya. Ri Ta mengomentari kalau Ji Sang terlalu kasar padanya. Tapi, temannya Ri Ta tidak sependapat dan justru menyatakan bahwa Ji Sang itu s*ksi, jika dilihat dari penampilan, kemampuan, dan awet mudanya.
Seorang dokter berkacamata datang dan menanyakan bahwa Ri Ta pasti sangat marah. Ri Ta menjawab ketus kalau itu bukan urusannya. Si dokter berkacamata ini mengatakan pada Ri Ta bahwa dirinya telah membuat reservasi di restoran Perancis yang terkenal. Ri Ta menyuruhnya menikmati sendiri, dan pergi.
Ri Ta menemui Ji Sang yang sedang mencatat kondisi pasien. Ji Sang melihatnya. Ri Ta langsung nyembur kalau Ji Sang telah menjatuhkan kehormatannya secara tiba-tiba. Dia juga minta catatan-catatan itu pada Ji Sang, karena itu miliknya. Ji Sang menyobek kertas catatannya, meremasnya, lalu melemparnya ke arah Ri Ta. Dia mengatakan kalau Ri Ta ingin silakan membawanya. Ji Sang pergi meninggalkan Ri Ta setelah menyatakan untuk datang ke kantornya setelah mengecek tanda-tanda vital pasien. Ri Ta juga pergi dan heran kenapa Ji Sang memerintahnya seenak udelnya. Ketika mereka berdua pergi, seorang dokter membuka tirai, menatap mereka. Perawat memintanya pergi, karena akan memberikan enema pada pasien.
Di ruangannya, Ji Sang memarahi Ri Ta karena sikapnya jadi lebih menyebalkan setelah operasi berjalan tidak dengan mulus. Ri Ta beralasan bahwa dirinya sama sekali tidak melakukan kesalahan. Andai saja Ji Sang tidak ikut campur, maka dia tetap akan berhasil. Dia meminta Ji Sang melakukan apapun yang dibutuhkan, baik itu menghukum atau mempermalukannya. Ji Sang akan membiarkan Ri Ta lolos kali ini, sebagai bagian dari grasi (pengampunan khusus) atas pelantikannya menjadi manajer tim. Ri Ta nyengir kuda, pura-pura senang.
Ji Sang mengambil kacamata rambonya. Dia minta ganti kacamata yang sama persis. Karena, kacamata itu didapatnya dari Chili – limited edition. Demi mendapatkan itu, Ji Sang mengatakan berdiri di dalam antrian selama dua jam. Ri Ta mengambilnya dan berjanji akan mendapatkan kacamata sama persis. Sebelum Ri Ta pergi, Ji Sang mengatakan takkan berhati-hati dengan Ri Ta, walaupun keponakan Presdir. Dia memperlihatkan tabel ulasan kinerja tim, dimana akan diisi dengan berbagai kelemahan Ri Ta. Dengan santai, Ri Ta balik badan dan nyelonong pergi, sambil bilang, “Tulis saja apapun yang kau inginkan!”
Di luar, Ri Ta mendengus kesal dimarahi Ji Sang. Dia berjanji akan secepatnya melangkahi Ji Sang. Dia menggenggam kacamatanya dengan cukup keras, sehingga jempolnya berdarah. Meski merasa sakit, dia menutupinya lantaran ada dua orang perawat datang ke arahnya.
Temannya Ji Sang mengucapkan selamat ultah kepada sebuah robot bernama LUUVY. Tidak lama, Ji Sang pulang. Temannya Ji Sang langsung mengecek kondisi Ji Sang. Semua normal: suhu, tekanan darah, dan pulse. Ji Sang menanyakan soal data pemakaman. Temannya menjawab belum, karena mendadak Database RS Kanker Taemin memperketat keamanannya, sehingga tidak bisa ditembus. Dia malah menyuruh Ji Sang untuk melakukannya, soalnya Ji Sang kan manajer di sana. Ji Sang menyatakan bahwa dirinya belum mendapatkan nomor karyawan dan ID sehingga belum bisa bergerak dengan leluasa.
Presdir dan bosnya dua pria bertudung berada dalam satu mobil. Si bos bertanya pada Presdir apa Ji Sang sudah tiba dengan selamat? Presdir mengiyakan. Bahkan, Ji Sang langsung memberikan pengaruh besar saat tiba. Si bos mengatakan bahwa itu baru awalnya, ke depannya Presdir dijamin akan melihat beberapa hal yang lebih menakjubkan. Presdir bertanya bagaimana si bos bisa mendapatkan Ji Sang untuk datang ke RS? Toh, antara si bos dan Ji Sang kan tidak akur? Si bosnya dengan tersenyum menjawab bahwa dirinya menyenggol rasa penasarannya, satu hal yang takkan dilewatkan Ji Sang begitu saja. Presdir bertanya apa itu? Si bosnya menjawab bukan hal yang berkaitan tentang dunia medis, melainkan sesuatu yang berkaitan dengan eksistensinya.
Temannya Ji Sang mengatakan bahwa dirinya memiliki hadiah untuk Ji Sang, yaitu robot LUUVY. Ketika robot itu masuk dan melakukan beberapa hal, Ji Sang tampaknya tidak tertarik. Walaupun temannya mengatakan bahwa dia membuat robot itu dengan penuh cinta. Ji Sang menyuruh temannya membawa robotnya kembali ke luar.
Segerombolan pria bertudung berjalan di antara kapal-kapal besar. Bos mereka, yang juga bersama Presdir tadi, mendapat informasi mengenai kedatangan mereka melalui sambungan telpon. Dia meminta mereka semuanya untuk pulang dan beristirahat.
Ri Ta pulang dan langsung duduk di salah satu sofa. Dia berteriak dan menendang-nendangkan kakinya ke udara. Setelah itu dia mengulangi ucapan Ji Sang, “Apa? Grasi khusus?” Ri Ta menghembuskan napasnya.
Di rumahnya, Ji Sang sedang menonton video rekamannya peninggalan Sun Young. Rekaman ini cukup lama durasinya, karena dibuat sejak Ji Sang kecil dan remaja. Rekaman yang terakhir adalah saat Sun Young berpesan jika Ji Sang sampai menonton rekaman itu maka suatu hal yang buruk telah terjadi. Sun Young mengatakan, “Jika kau sampai menonton ini, ingatlahkata-kata Ibu, kau itu bukan raksasa. Kau orang yang terinfeksi oleh virus, yang disebut VBT-01.”
Sun Young melanjutkan bahwa Ji Sang adalah keturunan dari dua orang yang terinfeksi virus ini, yaitu Ayah dan Ibunya. Meski begitu, Ayah Ji Sang menyesal sampai meninggalnya. Sun Young meminta Ji Sang untuk tak bersedih. Ada alasannya kenapa mereka melarikan diri, sebab ada orang lain yang juga terinfeksi juga sedang bergerak memakai virus untuk tujuan buruk. Ayah dan Ibu Ji Sang tidak setuju. Mereka memutuskan sembunyi sembari mencari obatnya. Sayang, mereka gagal dan orang-orang itu menemukan mereka. Ayah Ji Sang coba menahan dan Sun Young membawa Ji Sang bayi kabur. Tentu saja, Ayah meninggal dalam upayanya melindungi mereka.
Sun Young bertanya, “Kau ingin tahu pembunuh Ayahmu kan? Tapi akan takkan memberitahumu, sebab jika diberitahu Ji Sang pasti pergi mencarinya.” Dia sama sekali tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Ji Sang. Dia berpesan pada Ji Sang untuk tumbuh lebih kuat demi bisa menghadapi mereka. Saat kekuatan sudah ada di tangan, maka Ji Sang akan memiliki kekuatan dan mengetahuinya sendiri. Dia berharap Ji Sang akan bisa melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Sun Young menambahkan, “Aku tahu kau bisa melakukannya. Karena kau anakku dan anak ayahmu. Aku sangat menyesal, karena aku tidak ada di sana bersamamu. Aku mencintaimu ... anakku. Park Ji Sang.”
Ji Sang mendengarkan semua pernyataan Ibunya dengan air mata yang berleleran di pipi. Dia mendekati tembok di mana tampak rekaman Sun Young dan coba menyentuhnya. Tapi tak bisa. Dia menangis terisak-isak.
Esok Ji Sang bangun dan menatap lukisan bulan merah di tembok kamarnya. Sementara itu, bos dua pria bertudung mengeluarkan cairan (semacam infus) dari tempat penyimpanannya. Dia mengambil satu wadah dan menuangkannya ke dalam gelas, setelah itu dia menyesapnya dan sangat menikmatinya.
Ji Sang berangkat kerja. LUUVY menahan langkahnya. Dia menyebutkan kalau perut Ji Sang masih kosong dan memintanya sarapan agar otaknya bisa bekerja dengan baik. Ji Sang memanggil temannya (namanya Hyun Woo). Hyun Woo datang dan melemparkan obat pada Ji Sang. Dia mengatakan obat itu telah ditingkatkan dosis dan senyawa baru, supaya Ji Sang bisa mengatakan operasi-operasi yang banyak. Ji Sang pergi.
Sesampainya di RS, Ji Sang menemukan spanduk bertuliskan: “Selamat Datang! Upacara Peresmian untuk Direktur Lee Jae Wook”. Ri Ta mendekatinya dan memberikan kacamata rambo yang baru dibelikannya. Ji Sang bertanya di mana Ri Ta mendapatkannya? Ri Ta menjawab di emperan pintu masuk RS. Ji Sang menuduhnya barang KW. Tapi Ri Ta mencibir bahwa ada sertifikat keaslian di bagian bawah wadahnya. Dia kemudian pergi dan meledek, “Chili? Edisi terbatas? Ahahaha...”
Ji Sang, Ri Ta, Manajer Woo, serta seorang dokter berkacamata melakukan wawancara untuk memilih seorang residen. Ada dua calon yang diwawancarai. Salah satu calon pria mengatakan bahwa dirinya ingin berbagi semuanya setelah belajar kedokteran di Stanford. Semua dokter yang mewawancarainya, minus Ji Sang, senang dengan pencapaian yang telah didapatkan oleh si calon residen pria tersebut. Selanjutnya, seorang calon residen wanita. Namanya Min Ga Yun.
Manajer Woo bertanya apa Ga Yun bisa berhasa Inggris? Ga Yun menjawab tidak bisa. Manajer Woo mengatakan bahwa RS Univ. Sung Won dikenal terbaik di Korsel, tapi RS Kanker Taemin tidak menganggapnya demikian. Jadi dia meminta alasa Ga Yun mendapat menjadi residen? Ga Yun menjelaskan bahwa sebelum meninggal ibunya pernah dirawat di RS Kanker Taemin. Divonis hanya memiliki usia sepanjang dua bulan saja, akhirnya ibunya Ga Yun bisa hidup sampai delapan bulan ketika dirawat di RS Kanker Taemin. Itu menginspirasinya untuk memberikan lebih pada dunia medis dan orang-orang sakit.
Ri Ta mengatakan ceritanya cukup menyentuh, tapi dia dan tim tidak bisa mengambil dokter bedah hanya berdasarkan cerita saja. Ji Sang meletakkan pulpennya dengan keras. Sengaja. Dia menyatakan Ga Yun bisa ikut timnya mulai hari ini. Ri Ta dan lainnya mau protes. Dengan dingin Ji Sang bilang keputusannya bulat, tak bisa diganggu gugat. Setelahnya, dia keluar ruangan.
Ga Yun menyusul Ji Sang keluar. Dengan wajah bahagia dia merasa terhormat bisa bertemu dengan Ji Sang. Dia mengatakan memakai buku-buku yang ditulis Ji Sang untuk belajar. Ji Sang berkata sederhana, “Mulai sekarang jangan diambil hati. Kau mau membintangi beberapa acara medis emangnya?” Mulut Ga Yun terbungkam, keceriaannya hilang seketika. Sebelum Ji Sang pergi, Ga Yun sempat bertanya kenapa dirinya bisa terpilih? Ji Sang hanya mengatakan Ga Yun orang yang butuh melek! Apa coba?
Ji Sang kemudian pergi ke meja pendaftaran. Tiga perawat genit langsung mengucapkan salam dan memperkenalkan diri. “Aku nggak perlu nama kalian. Aku hanya perlu tahu posisi kalian,” sahut Ji Sang dingin. Aih aih. Tatapannya benar-benar killer! Seperginya dia, perawat chubby menyuruh dua rekannya kembali kerja, kembali turun ke bumi!
Jae Wook melangkah naik ke panggung untuk berpidato dan menyampaikan kata pengantar terkait pengangkatan dirinya sebagai direktur. Di luar, Ji Sang yang tidak ikut acara ini merasakan hal yang aneh. Dia mendekati ruang dimana acara pengangkatan Jae Wook dilaksanakan. Begitu masuk dia mencari sesuatu atau seseorang yang membuatnya tertarik datang kesana, tapi tidak ketemu. Itu terjadi tepat di saat pidato sambutan Jae Wook selesai. Orang-orang pun membubarkan diri. Ri Ta berbisik pada dokter berkacamata bahwa Ji Sang mau menunjukkan batang hidungnya di depan direktur. Jadi, Ji Sang tak ada bedanya dengan mereka. Ji Sang pun keluar.
Di luar ruangan, Jae Wook menyapa Ji Sang dan mengajaknya jabat tangan. Ji Sang lebih memilih membungkuk hormat daripada menjabat tangan orang tak dikenalnya. Dia merasa terhormat bertemu dengan Jae Wook, orang yang menjadi cover model majalah Times. Namun, Jae Wook menjawab bila dibandingkan Ji Sang yang pernah menjadi relawan di Kochenia, dirinya bukanlah apa-apa. Mereka pun berpisah.
Beberapa orang dokter berkumpul di sebuah ruangan untuk mendiskusikan operasi seorang pasien bernama Lee Hyung Tae yang terkena tumor di hati. Setelah melihat beberapa data yang ada, Jae Wook mengatakan bahwa pasien terlalu lemah. Usianya 72 tahun. Jadi, operasi berdurasi panjang justru akan membahayakan nyawanya. Karena itu, dia meminta Ji Sang melakukannya. Ji Sang dikenal sebagai orang yang pernah melakukan operasi serupa dalam tempo lebih cepat.
Ri Ta mendebat Jae Wook bahwa bila dilakukan orang lain, semisal Manajer Woo, maka hasilnya takkan jauh berbeda. Jae Wook berpendapat Ji Sang lebih bisa membuat perdarahan minimal. Lagian, kesembuhan pasien adalah prioritas utama mereka. Ji Sang menerimanya dan pergi setelah meminta persiapan operasi. Manajer Woo meminta maaf pada Jae Wook lantaran terjadi cekcok yang tidak diinginkan sebelumnya.
Seseorang masuk mengendap-endap ke ruangan Ji Sang dan mengambil obat hijau yang biasa dimakan Ji Sang sebelum operasi. Ketika Ji Sang datang, orang ini sudah keluar. Ji Sang coba mengakses database rumah sakit, gagal. Dia membuka brankas penyimpanan obat hijaunya dan mengambil wadah obat hijau di sana. Ketika dibuka obatnya tetap ada. Terus apa yang dilakukan orang itu ya?
Ji Sang berada di ruang operasi dan mengecek semua ke rekan-rekan timnya. Jae Wook, Ri Ta, dan beberapa dokter lainnya melihat dari ruang pantau. Begitu semua siap, Ji Sang mulai menyayat pasien. Darah keluar. Secara tiba-tiba, Ji Sang tergeragap. Orang-orang melihat keanehan di dalam diri Ji Sang.
Ji Sang mundur selangkah. Pisau bedahnya terjatuh ke lantai. Dia membalikkan tubuh, menjauh dari tatapan rekan-rekan setim yang melihat keanehannya. Mata Ji Sang menghijau. Kukunya memanjang. Ji Sang berubah menjadi vampir! Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Bersambung ke sinopsis 'Blood' episode 2 - bagian 3.
0 komentar:
Post a Comment