Baca sebelumnya sinopsis drama Korea 'Healer' episode 16.
Sinopsis 'Healer' Episode 17
Kisah Romance – Jung Hoo melarikan diri dari tempat kejadian kejahatan, meskipun bukanlah ia yang melakukan kejahatan itu. Ia dan Young Shin sama-sama tak bisa melupakan gambaran dirinya yang menunduk di dekat tubuh si mantan polisi itu. Untung saja saat itu polisi belum tiba di lokasi kejadian dan melihatnya.
Di lokasi kejadian, Moon Ho menjawab wawancara polisi dengan mengatakan bahwa ia dan Young Shin kebetulan hanya lewat di tempat itu.
Masih berusaha keras untuk menghilangkan rasa syoknya, Young Shin terdengar seolah ia sedang berusaha meyakinkan dirinya sendiri saat memberitahu Moon Ho, “Mungkin saja tadi ada orang lain di sini. Ya, pasti ada, hanya saja aku tak melihatnya.”
Moon Ho membawanya ke mobil, namun tak lama kemudian, ia keluar dari mobil dan berlari ke jalan.
Jung Hoo tiba di rumah, Min Ja memberitahunya bahwa Park Dong Chul sudah tewas di lokasi kejadian. Ia sangat yakin bahwa Park mengatakan yang sebenarnya mengenai rekaman pernyataan ayahnya, lalu memberitahu Ajumma tentang ucapan terakhir Park yang sangat aneh. Dalam flashback, kita bisa melihat Park yang berkata, “Tiga… sembilan... satu,” pada Jung Hoo. Ucapan itu sudah pasti sangat penting, namun apa artinya?
Yang menambah masalah Jung Hoo adalah fakta bahwa Young Shin melihat kejadian itu. Jung Hoo melempar kaleng birnya ke dinding untuk melampiaskan frustrasinya.
Di kafe, ayah Young Shin dan Ajusshi saling berselisih mengenai apa yang harus mereka lakukan mengetahui Young Shin sudah mulai berkencan. Ajusshi ingin duduk dan berbicara dengan Bong Soo mengenai Young, namun ayah lebih senang menunggu hingga tiba saatnya Young Shin siap bercerita tentangnya.
Young Shin tiba dengan Moon Ho, yang diperkenalkannya sebagai bosnya. Para pria itu saling membungkuk tanda hormat. Ada satu kejadian yang lucu, saat ayah menegakkan dirinya, ia melihat Moon Ho masih membungkuk, ia kemudian kembali membungkuk. Moon Ho menunjukkan rasa hormatnya yang begitu besar pada sosok pria yang telah merawat dan membesarkan Ji An selama bertahun-tahun. Ia bertanya pada Young Shin apakah sekarang waktu yang yang tepat untuk menceritakan yang sebenarnya. “Agar aku bisa menunjukkan rasa hormatku yang mendalam.”
Moon Ho terdengar seolah ia adalah calon menantu, Ayah berjuang untuk membayangkan posisi Bong Soo dalam hal ini. Namun sebelum segalanya menjadi semakin tak jelas, Young Shin berkata, “Aku sudah menemukan ibu kandungku.”
Young Shin memberitahu ayah dengan setenang mungkin tentang sakit yang diderita oleh ibunya, lalu ayah kandungnya yang sudah meninggal. Ia menjadi sedih dan menangis saat meminta maaf pada ayahnya karena tidak memberitahunya lebih cepat. Ayah merentangkan tangannya, lalu Young Shin melangkah maju dalam dekapan ayahnya dan menangis.
Ajumma berusaha mencari tahu tentang 391, namun tak mendapatkan petunjuk. Ia tahu bahwa Jung Hoo tidak memerhatikannya dan menebak bahwa mungkin ia sedang sibuk memikirkan Young Shin. Ajumma lalu memberi saran yang sederhana: untuk memberitahu Young Shin yang sebenarnya terjadi. Ajumma menyuruh Jung Hoo untuk meneleponnya. Ajumma bahkan memutuskan koneksi untuk memberikan privasi pada Jung Hoo.
Jung Hoo menelepon Young Shin, dengan gelisah Young Shin menyiapkan diri untuk mengangkat telepon. Begitu ia meangkat telepon, di saat itu Jung Hoo memutuskan koneksi.
Nama yang tertera di phonebook Young Shin sudah berubah dari Park Bong Soo menjadi Seo Jung Hoo, namun kemudian ia mengubahnya menjadi “Si orang itu”. Ia tak ingin Jung Hoo mendapat masalah dengan nama yang dicantumkannya di phonebooknya. Ia lalu bertanya-tanya, “Apalagi yang harus kusembunyikan demi dirinya?”
Mereka berdua sama-sama tidur-tiduran di kamar masing-masing, dan sama-sama bermonolog. Young Shin masih menunggu telepon dari Jung Hoo, dan bertanya-tanya apakah ia baik-baik saja di suatu tempat. Namun di sisi lain, Jung Hoo menghendaki agar Young Shin bertanya padanya tentang segala yang ingin diketahuinya. “Jika kau tak bertanya, maka aku takkan bisa menjawabnya.”
Sekretaris Oh dibiarkan bebas bersyarat oleh kepolisian. Ia merasa sangat puas, sementara hal sebaliknya justru dirasakan oleh Detektif Yoon. Berkat koneksinya, ada begitu banyak orang yang mendukung alibi (palsu)nya, dan polisi tak diberikan izin menggeledah. Polisi yang telah meracuni Guru sedang mempelajari halnya untuk diam sebelum pengacaranya datang, membuat Detektif Yoon merasa sedikit tenang.
Detektif Yoon mengunjungi Moon Ho dan meminta bantuannya untuk memperkenalkannya pada orang yang telah berhasil emngumpulkan semua bukti-bukti yang memberatkan polisi keparat itu, dan membuatnya mudah untuk ditangkap. Moon Ho menjawab bahwa ia tak tahu apa maksud perkataan Detektif Yoon.
Namun Detektif Yoon tidak sepenuhnya percaya. Ia mengatakan bahwa ada begitu banyak orang yang mencari mantan polisi yang tewas semalam, terutama seorang pria muda berusia duapuluh tahunan yang mengenakan kacamata dan topi, dan memiliki kemampuan berkelahi yang hebat.
Jung Hoo berhasil memasuki rumah Park Dong Chul, yang ternyata sudah ada yang menggeledah terlebih dahulu, hal itu semakin menegaskan bahwa si orang-orang jahat itu mengincar rekaman ayahnya. Jung Hoo berpikir, jika Park menyimpan rekaman itu selama duapuluh tahun namun hidup dengan cara seperti itu, mustahil ia akan menyimpan rekaman itu di sana.
Saat Jung Hoo mengeluarkan sebotol soju dari sakunya, Min Ja menyadari bahwa Jung Hoo sebenarnya tidak datang ke sana untuk mencari rekaman itu, ia datang untuk memberikan penghormatan terakhir untuk pria yang sudah tewas itu. “Hidupnya menjadi seperti ini karena aku,” ucapnya. Ajumma menyuruhnya untuk melakukan tradisi memberikan minuman pada orang yang telah mati, dan ia melakukannya.
Ketika Jung Hoo bergerak keluar dari rumah itu, ia menyadari bahwa ada yang mengikutinya. Ia melihat dua orang pria di dalam sebuah mobil van yang masih tetap mengikutinya saat berubah arah. Jung Hoo meminta saran Min Ja bagaimana menyelesaikan kasus itu.
Namun Ajumma punya berita buruk untuknya, dan menyuruhnya untuk menarik napas dalam-dalam sebelum mendengarnya. BErita pertama adalah Sekretaris Oh sudah dibebaskan. Lagipula alat pelacak yang ditempelkan ke HP Young Shin ternyata sudah digunakan untuk hal lain. Young Shin pun sepertinya sedang menuju rumah Moon Shik, sementara Sekretaris Oh berada di sana.
Yah, memang terlalu banyak berita buruk yang harus didengar Jung Hoo secara sekaligus. Dengan segera ia mencegat taksi, dengan mobil van itu masih terus mengikuti di belakangnya.
Young Shin tiba di rumah Moon Shik untuk menemui Myung Hee, yang sedang sibuk menyiapkan hidangan untuk merayakan ulang tahun Ji An. Pemandangan itu membuat mata Young Shin berkaca-kaca. Ia harus mengendalikan dirinya saat Myung Hee tersenyum padanya, mempersilakannya masuk dan mengambil bunga yang dibawakan oleh Young Shin untuknya. Ia memuji Young Shin, menyebut dirinya sebagai fans Young Shin. Airmata menetes di pipi Young Shin saat ia memegang tangan Myung Hee.
Untuk menutupi emosinya, Young Shin mengatakan bahwa ia sedang mengalami masa-masa sulit akhir-akhir ini, dan hal itu membuatnya sangat mudah menangis. Myung Hee berkata bahwa dia pun demikian.
Tentu saja Sekretaris Oh berada di suatu sudut, memata-matai mereka. Ia melaporkan setiap kejadian langsung pada sang Ketua.
Young Shin segera melakukan aksinya mewawancarai Myug Hee saat Myung Hee mengajaknya ke kamarnya. Ia menanyakan tentang teman-teman lama Myung Hee yang dulu melakukan siaran bersama-sama. Myung Hee menyuruhnya duduk di depan foto-fotonya dan menunjuk ke arah Guru. Myung Hee begitu terkejut saat mengetahui bahwa suaminya sudah menunjukkan foto itu terlebih dahulu pada Young Shin.
Myung Hee menunjukkan suami pertamanya, dan dengan berat hati, Young Shin bertanya tentangnya. Ia sebenarnya khawatir jika menanyakan hal itu akan membuat kesehatan Myung Hee terganggu. Namun sebagai jawabannya, Myung Hee menyerahkan sebuah kotak, dan menyuruhnya untuk memencet tombol di sana jika sewaktu-waktu ia sakit. Ia sangat bersemangat untuk berbicara.
Young Shin bertanya apakah Myung Hee bersedia menceritakan tentang dua orang temannya yang tewas di tahun 1992. Myung Hee tersenyum dan menjawab, “Akhirnya ada yang bertanya setelah duapuluh tahun lamanya.”
Sekretaris Oh menebak bahwa Young Shin sudah mengetahui kebenaran mengenai orang tuanya, dan ia memberitahu sang Ketua bahwa ini adalah situasi yang sangat berbahaya. Sang Ketua mengatakan bahwa Myung Hee pasti akan segera meninggalkan suaminya begitu mengetahui kebenarannya, dan hal itu pasti akan emnghancurkan Moon Shik. Akan sangat menggelikan jika mereka harus mengumumkan kandidat walikota yang baru. Karena itulah mereka harus melindungi Moon Shik.
Saat Sekretaris Oh bertanya bagaimana caranya melakukannya, ia membalikkan tubuh dan melihat sang Penyembuh berdiri di belakangnya. Sungguh menyeramkan.
Jung Hoo mengambil HP dari tangan Sekretaris Oh dan berkata, “Halo sang Ketua. Kau adalah orang jahat yang memberikan perintah pada Tuan Oh dan Kim Moon Shik, bukan?” Begitu terkejutnya sang Ketua hingga ia hanya bisa diam. Jung Hoo bertanya di mana ia bisa bertemu dengan sang Ketua untuk menanyakan beberapa pertanyaan.
Sang Ketua memutuskan saluran telepon. Sekretaris Oh berusaha menjauh, namun Jung Hoo bergerak mendekatinya dan menatapnya tajam. Sekretaris Oh tampak ketakutan saat Jung Hoo menyebutkan kejahatan yang telah dilakukannya, termasuk membunuh gurunya dan mengintimidasi ibunya. “Jika aku membiarkanmu tetap hidup, maka kau akan terus melakukannya,” ucap Jung Hoo. “Kau akan terus membunuh, menyakiti dan menakuti orang.”
Jung Hoo tahu bahwa akan sia-sia saja menyebutkan polisi, akan lebih menyeramkan jika ia menarik dasi Sekretaris Oh sambil berkata, “Aku melakukan hal baik jika memusnahkanmu, bukankah begitu?”
Di lantai atas, Myung Hee memegang tangan Young Shin dan memintanya untuk menyiarkan “kisah kami”. Ia berjanji akan memberitahukan semua yang diketahuinya tentang peristiwa di tahun 1992 itu. Young Shin menyetujuinya, namun Myung Hee memberitahunya bahwa hal itu akan berbahaya, karena “orang-orang yang membunuh kami hari itu masih hidup.”
Young Shin bertanya-tanya siapa yang dimaksudnya dengan “kami”, dan Myung Hee mengklarifikasi: “Suamiku, Oh Gil Han, temanku, Seo Joon Seok, putriku, Ji An dan juga aku.”
Di lantai bawah, di ruang kerja Moon Shik, Jung Hoo menjatuhkan buku-buku. Sekretaris Oh berada di sampingnya berusaha untuk membereskan kekacauan itu. Sungguh pemandangan yang lucu. Jung Hoo berterima kasih pada Ajumma yang telah mencegahnya membunuh Sekretaris Oh, karena sungguh sia-sia saja membunuh orang yang menyedihkan sepertinya.
Min Ja mengirimkan sketsa si pembunuh Park Dong Chul dari kepolisian, yang sedikit mirip dengan penampilan sang Penyembuh. Akhirnya ia tahu bahwa ia sedang dalam pengejaran. Namun untung saja, sketsa itu tidak terlalu mirip dengannya, karena gambar topi serta kacamata itu terlihat aneh. Ia harus mengubah penampilannya.
Jung Hoo menemukan dokumen di meja Moon Shik yang berkaitan dengan rencana penguburan Guru. Ia membuang dokumen itu, namun tiba-tiba saja ia teringat tiga angka itu. Ia bertanya pada Min Ja berapa nomor brankas ayahnya.
Myung Hee melanjutkan kisahnya tentang suatu hari di tahun 1992 itu. Dia sedang berada di rumah dengan putrinya, menunggu suaminya pulang. Moon Shik meneleponnya dan menyuruhnyauntuk segera lari, karena “mereka” akan datang. Myung Hee dan Ji An segera meninggalkan rumah.
Myung Hee menjelaskan bahwa “mereka” menyebut diri mereka Petani, karena mereka percaya bahwa mereka sedang mengelola Negara melalui usaha-usaha mereka; menanam tanaman, menyingkirkan benalu, dan membangun negara menjadi lebih baik.
Kembali ke flashback: Myung Hee muda berlari di jalan kecil sambil menggendong Ji An, sedang dikejar oleh pria-pria yang mengenakan pakaian rapi. Myung Hee menyembunyikan Ji An di dekat tempat sampah, ditutupi oleh selimut. Ia menyuruh Ji An untuk diam dan berjanji akan kembali. Ji An memaksa dirinya untuk diam sementara ibunya berlari ke arah lain.
Namun memori itu membuat penyakit Myung Hee kambuh. Young Shin segera memanggil perawat, dan ia segera memeluk Myung Hee. Bahkan saat sang perawat sudah mengambil alih, Myung Hee masih tetap memegang tangan Young Shin.
Sementara ibunya sedang dirawat, Young Shin turun ke lantai bawah menuju dapur. Ia menatap hidangan ulang tahun yang disiapkan oleh Myung Hee. Ia mengambil sepotong biskuit dan memegangnya dengan penuh perasaan.
Ketika ia meninggalkan rumah Myung Hee, dengan perlahan Jung Hoo mendekatinya. Rupanya ia sudah menunggu di tepi jalan. Suasana di antara mereka masih kaku, Young Shin menjelaskan bahwa ia baru saja menemui ibu kandungnya, dan mendengar penjelasan ibunya bahwa dulu ia tersesat, bukan dibuang. Setelah menyembunyikan Ji An, Myung Hee mengalami kecelakaan, dan ketika terbangun beberapa hari kemudian ia mengalami kecacatan. Ucapan terakhirnya pada Ji An adalah menyuruh Ji An untuk tak berbicara, karena itulah saat kecil Young Shin tak bicara.
“Kupikir aku dibuang,” ucapnya. “Aku pasti sangat ketakutan saat itu. Jika aku tidak tersenyum saat aku menlontarkan pertanyaan yang tak ingin dijawab oleh mereka, mereka akan merasa sebal terhadapku. Aku merasa mungkin mereka akan membuangku.”
“Aku takkan melakukan itu padamu,” ucap Jung Hoo. Young Shin lalu bertanya, “Kalau begitu bolehkah aku bertanya?” Jung Hoo mengangguk dan menjawab, “Tentu saja.”
Young Shin bertanya, “Apakah kau pernah membunuh?” Jung Hoo menjawab tidak pernah, dan dengan tersenyum Young Shin berkata, “Sudah kuduga.”
Setelah itu hubungan mereka membaik, Jung Hoo memberitahunya rencananya. Karena Jung Hoo adalah tersangka kasus pembunuhan, ia berencana untuk menemukan rekaman pernyataan ayahnya terlebih dahulu, kemudian ia akan mencari pria yang telah mengkambing-hitamkannya. Young Shin bersedia membantunya, dan ketika saat Jung Hoo berkata hendak menemui ayah Young Shin, hal itu membuat mereka berdua merasa sedikit tak malu-malu.
Young Shin bergerak mendekati Jung Hood an menyelipkan kedua tangannya di saku Jung Hoo.
Moon Shik diminta untuk menghadap sang Ketua, yang memberitahunya bahwa kasus orang hilang biasanya akan ditutup setelah lima tahun, setelah itu, orang hilang itu akan diasumsikan telah mati. Moon Shik begitu terkejut saat mendengar sang Ketua berkata bahwa mereka akan membuat Moon Ho menghilang tanpa adanya keributan. Meskipun Moon Ho terkenal, tapi semua orang akan melupakannya dengan cepat. Sang Ketua meyakinkannya bahwa ia akan mengurus adiknya.
Sang Ketua mengingatkan Moon Shik bahwa mereka akan segera menjalankan rencana selanjutnya, dan rencana itu tak boleh gagal hanya karena sebuah kasus masa lalu. Moon Shik memahami ucapan sang Ketua, dan mengulang ucapannya bahwa ia akan mengurus adiknya. Setidaknya hal itu berarti ia takkan membunuh Moon Ho, meskipun ide untuk membuat adiknya menghilang itu membuatnya sedikit kecewa.
Moon Shik diberitahu mengenai apa yang sudah terjadi hari itu (serta para tamu yang datang) begitu ia tiba di ruah. Ia menjadi semakin yakin bahwa Myung Hee sudah memasang alat penyadap dan telah menghubungi Moon Ho di belakangnya. Meskipun demikian, Moon Shik tidak marah, ia justru merasa khawatir karena Myung Hee semakin membuat dirinya sakit, dan mengatakan pada sekretarisnya untuk membiarkannya saja. Moon Shik berkata bahwa tak lama lagi ia akan mengembalikan segala sesuatu sebagaimana adanya, seolah hal ini hanya selingan sementara saja.
Min Ja memastikan bahwa angka 391 merupakan nomor brankas ayah Jung Hoo. Sungguh menyenangkan melihat semua orang ini bekerja sama dalam satu tim.
Sebagai contoh, bagaimana Young Shin cemberut saat Moon Ho menyarankan agar ia tak terlibat dalam kasus ini. Ia akan bersembunyi di balik Jung Hoo, namun ketika Min Ja memanggilnya ia akan muncul.
Jung Hoo membersihka HP Young Shin, lalu memberitahunya bagaimana caranya bertindak saat Jung Hoo sedang dalam bahaya (dengan berpura-pura tak mengenalnya). Semua hal ini dianggap terlalu manis oleh Min Ja, yang segera melepas headphonenya karena muak mendengarnya, sementara Moon Ho hanya tertawa melihatnya.
Saat mereka tiba di tujuan dan melihat mobil van pengejarnya, Jung Hoo mempersiapkan Young Shin: ia harus menutup matanya dan menunggu sementara Jung Hoo bertarung dengan kedua orang itu.
Jung Hoo dan Young Shin berjalan melewati mobil van itu sambil berpura-pura tak melihat kedua orang itu di dalam mobil. Young Shin menggunakan jendelanya sebagai kaca, dan sementara itu Jung Hoo menuju bagian depan mobil dan menuangkan benda tajam di depan ban mobil itu. Hmm….ide itu memang sederhana, namun sangat efektif.
Jung Hoo menginstrusikan Young Shin agar lari, dan Young Shin pun melakukannya. Jung Hoo kemudian mengetuk pintu mobil van, membukanya lau menghajar kedua orang itu menggunakan kacamatanya. Kemudian ia lari.
Dae Yong tiba dngan mobil yang segera menyerahkan mobil itu pada Jung Hoo dan Young Shin. Di dalam mobil van, salah seorang berandal itu memunguti benda tajam di depan ban mobilnya, karena tak mau ban mobilnya bocor.
Berbekal foto kedua orang berandal itu, Min Ja mencari tahu siapa mereka, dan lebih penting lagi, untuk siapa mereka bekerja. Ia member tahu Jung Hoo bahwa proses itu akan membutuhkan waktu. Namun setelah itu kamera menunjukkan Manajer Ahn, di ruangan canggih, dan ia melakukan tugasnya atas perintah sang Ketua.
Min Jae tiba-tiba datang mengunjungi Moon Ho, yang tentu saja membuat Moon Ho keheranan. Kedatangan Min Jae ke kantor membuat para staf menebak-nebak, dan sebagian besar dari mereka mengatakan Min Jae adalah kekasih Moon Ho.
Min Jae adalah penanggung jawab acara ABS terbaru yang Moon Shik juga turut berpartisipasi di dalamnya. Ia sudah mendengar bahwa Moon Ho sedang menyiapkan siarannya sendiri. Mereka berdua tahu bahwa Omega Holdings merupakan penyandang dana Moon Shik, dan Min Jae memberitahu Moon Ho agar jangan bermain-main dengan Omega Holdings.
Moon Ho menyadari kesulitannya, namun ia tak merasa gentar, dan bersumpah akan menghadapi tiap kesulitan yang menghalangi acara siarannya. Melihat sifat keras kepala Moon Ho. Min Jae mengulangi ucapannya bahwa Moon Ho hanya bersedia bertarung saat ia tahu betul ia takkan terluka, dan mengatakan bahwa itu adalah metode terbaik.
Moon Ho hanya menyahut dengan mengatakan bahwa akhir-akhir ia menganggap hidupnya cukup menarik. Dulu, setiap bangun di pagi hari, ia hanya berpikir, “Apakah aku harus melewati satu hari lagi?” Di sisi lain, akhir-akhir ini ia merasakan sesuatu yang berbeda, “Sungguh luar biasa, apa yang harus kulakukan hari ini? Apa yang akan dilakukan bocah-bocah itu?”
Moon Ho sadar bahwa mungkin ucapan Min Jae benar. “Tapi jika aku berhenti hanya karena aku tahu aku takkan menang, aku pasti akan merasa sangat malu di hadapan bocah-bocah itu.”
Jung Hoo berkendara menuju rumah ayahnya, sementara Dae Yong tiba di gedung Someday dan segera masuk untuk menemui Moon Ho tanpa mengucapkan salam pada siapa pun. Para staf menebak bahwa Dae Yong adalah kekasih lain Moon Ho. Haha….
Jung Hoo dan Young Shin sampai di brankas, dan ketika Jung Hoo melambaikan tangan ke arah cctv (karena ia tahu Ajumma sedang melihatnya), Young Shin segera melambaikan tangannya juga. Para berandal tiba tak lama setelah mereka, ekspresi Jung Hoo tampak tak senang, ia menyuruh Young Shin untuk tak melihat mereka.
Jung Hoo ingat pernah ke rumah itu dengan Guru bertahun-tahun lalu. Seolah ia mendengar Guru berkata, “Ayahmu tak ada di sini. Kita tak tahu di mana ia berada. Meskipun demikian, kau tahu bagaimana caranya menghormat.”
Dan begitulah, 391. Jung Hoo melihat foto ayahnya yangs edang tersenyum lebar, dan memperkenalkan Young Shin pada ayahnya.
Dae Yong meninggalkan Someday dengan gaya yang sama saat ia datang. Moon Ho memberitahu timnya bahwa mereka akan melakukan penyiaran tak lama lagi, berdasarkan informasi yang baru saja diterimanya. Mereka harus melakukannya sebelum ada pihak-pihak yang menghentikan mereka, dan judulnya adalah: Fakta Mengenai Dalang yang Mengendalikan Moon Shik.
Ia sudah menyiapkan sebuah video, dan menginstruksikan timnya untuk menyiapkan beberapa bahan pendukung lainnya. Saat ditanya berapa lama waktu siaran itu, Moon Ho menjawab tak tahu seberapa jauh mereka akan bergerak. Apa sebenarnya maksud ucapannya itu?
Jung Hoo memutar kunci brankas ayahnya dan merasakan ada yang terputar di dalamnya. Di dalam brankas itu, di balik sebuah foto terdapat sebuah kaset, yang segera saja diberikannya pada Young Shin, tanpa diketahui oleh kedua orang berandal yang mengawasi mereka dari kejauhan. Young Shin segera memasukkannya ke dalam jaketnya dan meyakinkan Jung Hoo bahwa ia akan baik-baik saja.
Saat melangkah keluar rumah, orang-orang yang mengejar mereka semakin mendekat. Min Ja menelepon polisi dan menggunakan suara genit untuk memberitahu mereka: Ia telah mendengar dengan telinganya sendiri bahwa ada gangster yang berniat menculik seorang gadis.
Menariknya, Jung Hoo tiba-tiba saja bertingkah seperti Bong Soo saat dengan tergagap ia bertanya pada para berandal itu apa yang mereka mau. Para berandal itu menginginkan kaset, dan dengan gaya polos, Jung Hoo bertanya, “Jika kami memberikannya pada kalian, apakah kalian akan melepaskan kami?”
Melihat mobil patrol bergerak mendekat, Jung Hoo memberitahu Young Shin untuk menutup matanya, dan ia menurut. Dengan secepat kilat, Jung Hoo mampu melumpuhkan sebanyak mungkin orang, lalu meraih Young Shin. Jung Hoo berhasil membawa Young Shin dengan selamat menuju mobil polisi, membuat Young Shin menyerahkan kaset itu padanya, lalu berlari. Sementara itu para berandal mengejarnya.
Moon Ho akan segera memulai siaran ketiganya, yang akan mengulas mengenai satu lagi kematian yang menyedihkan. Ia mengulas tentang Park Dong Chul, seorang mantan polisi yang mendengar pernyataan seorang tersangka pembunuhan di tahun 1992, dan menghubungkan siaran berita ini dengan berita sebelumnya mengenai sang Guru, karena kedua pemeran utamanya merupakan teman baik dan penyiar yang hebat. Dan yang mencurigakan, Seo Joon Seok meninggal saat masih berada dalam penyelidikan polisi, sama halnya seperti Guru.
Jung Hoo berlari untuk beberapa saat, sampai akhirnya ia menemui jalan buntu. Ia menerima pukulan di wajahnya. Ia masih bertingkah seperti Bong Soo, dan memilih untuk tidak menyerang balik, dan menunjukkan ekspresi ketakutan. Ia mengatakan akan bersedia bekerjasama dengan mereka jika mereka tak menggunakan kekerasan, ia menyerahkan wadah kaset pada mereka, yang ternyata kosong.
Hal itu mengakibatkan ia menerima satu pukulan lagi, dan kini ia mulai menunjukkan seolah ia sangat tersiksa dan memohon agar mereka mempertemukannya dengan sang Ketua. Ia berjanji akan menyerahkan kaset itu beserta kaset “LA” (yang Ketua juga terekam di dalamnya) sebagai balasannya. Ia juga menyampaikan sebuah pesan: Sang Penyembuh akan ikut bergabung dengan sang Ketua.
Siaran Moon Ho berlanjut: kematian Seo Joon Seok dianggap sebagai tindakan bunuh diri oleh suratkabar, yang diakibatkan oleh perasaan berlaha karena telah membunuh temannya. Namun Park Dong Chul telah mengungkap kisah lain, dan rekaman pun diputar.
Rekaman itu adalah pembicaraan Jung Hoo di gereja, dan sepertinya Min Ja-lah yang memutarnya dari ruangannya. Park menjelaskan adanya pernyataan palsu dan bahwa ia telah dipecat dari kepolisian karena melaporkan adanya kecurangan itu.
Jung Hoo diseret menuju rumah sang Ketua, kacamatanya mencatat tiap penjaga yang berdiri di luar. Ia dipaksa masuk ke sebuah ruangan untuk menunggu datangnya sang Ketua.
Moon Shik segera diberitahu mengenai siaran itu dan segera mendengarkan saat Moon Ho mengungkap bahwa Park Dong Chul-lah yang selama ini menyimpan rekaman pernyataan Seo Joo Seok yang asli. Sungguh mencurigakan bagaimana Park tewas tak lama setelah ia mengungkapnya, seolah seseorang tengah berusaha untuk membungkamnya.
Lalu, Moon Ho mengeluarkan sebuah kaset rekaman. Ah, bagaimana kaset itu bisa berada di tangannya?
Namun sebelum melanjutkan, Moon Ho berhenti sejenak, seolah ia sedang menunggu sinyal. Min Ja juga berhenti dengan sebuah di atas keyboard, menunggu sinyal. Lalu Jung Hoo melihat kea rah pintu dan berkata, “Sudah datang!”, lalu Min Ja menekan tombol itu.
Moon Ho lalu berkata bahwa salah seorang reporter Someday telah berhasil masuk ke sebuah rumah yang merupakan milik seseorang yang disebut sang Ketua. Apakah ia akan menyiarkan hasil sadapan Jung Hoo?
Ah, ternyata ide Jung Hoo jauh lebih baik, ia menggunakan kacamatanya untuk merekam. Pintu terbuka, dan Jung Hoo berdiri untuk menyambut sang Ketua. Salah seorang penjaganya segera berdiri di depan sang Ketua untuk menutupi wajahnya seraya membisikkan sesuatu ke telinganya. Tapi sudah terlambat, wajahnya sudah tersorot, dan karena itu, Jung Hoo tersenyum.
Bersambung ke sinopsis 'Healer' episode 18.
February 8, 2015
Sinopsis 'Healer' Episode 17
di
9:41 PM
Tags :
Healer,
Sinopsis Drama Korea
Related : Sinopsis 'Healer' Episode 17
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Gomawooo buat sinopnyaa..
ReplyDelete:)