Baca sebelumnya sinopsis drama Korea 'Heart to Heart' episode 7 - bagian 2.
Sinopsis 'Heart to Heart' Episode 8 (Bagian 1)
Kisah Romance – Episode ini dimulai dengan adegan Hong Do berjalan dengan ceria menuju klinik Yi Suk, membawa paket makanan. Di dalam klinik, tampak Yun Woo, eksnya Yi Suk, menangis. Hong Do tiba di depan pintu klinik, tepat di saat Yun Woo dan Yi Suk berpelukan. Hong Do limbung. Senyumannya sirna, melihat pemandangan yang tak diinginkannya itu. Doo Soo membantunya berdiri dan membawanya pergi.
Adegan pun beralih ke terusan episode sebelumnya, di mana Yi Suk membeli obat di apotik, sementara Hong Do menunggu di mobil. Pikirannya kembali di saat Hong Do minta dipeluk dan mereka pun berciuman. Setelah sadar dari lamunannya Yi Suk cengar-cengir. Dia bertanya pada apoteker apa gejala penyakit yang dialaminya sama dengan penyakit cinta? Dia senang mengetahui dirinya sakit.
Doo Soo menghubungi Hong Do. Mereka bicara canggung. Doo Soo bertanya apa Hong Do gugup? Hong Do mengatakan ada sesuatu yang mau dibicarakannya. Doo Soo mendengar suara Yi Suk yang baru masuk mobil, tapi dia tidak tertarik membahasnya. Mereka berjanji bertemu besok. Yeah walaupun kemudian dia masuk ke mobil dengan membanting pintunya. Yang minta Doo Soo pelan-pelan menutup pintunya, bisa rusak nanti.
Yi Suk bertanya apa Hong Do habis telpon-telponan dengan Doo Soo? Dengan ringan, Hong Do mengiyakan. Yi Suk tidak percaya Hong Do mengiyakan dengan ringan seperti itu. Dia bertanya apa Hong Do mau menduakannya begitu?
Yi Suk menyuruh Hong Do memasang safe-belt, karena mau diajak makan. Hong Do bertanya kenapa Yi Suk tidak keluar membawa obat, padahal habis dari apotik? "Makanan juga obat. Lagipula, kau jauh lebih butuh makan ketimbang obat."
“Kenapa kau tiba-tiba baik padaku?” Hong Do bertanya ketika di hadapan mereka sudah terhampar beragam makanan. Yi Suk menyahut kalau Hong Do kan lebih tahu. “Aku kan hanya minta memelukmu. Tidak mengajakmu kencan. Apalagi mengajak tidur bersama. Kau seorang playboy, yang walaupun membersihkan mata, sangat kentara ketidaktulusannya. Kau putar balikkan setiap kata yang kau ucapkan dan bertindak semau sendiri. Tak ada alasan untuk bisa menyukaimu.”
“Aku juga sama,” tukas Yi Suk, dan mengatakan bahwa Hong Do adalah pencium yang buruk. Meski begitu, ketika memeluknya, dia merasa tak ingin melepasnya, seolah-olah Hong Do adalah ceweknya (pacarnya). Masalahnya, dia mengaku sama sekali tidak menemukan alasan untuk menyukai Hong Do. Wah, dua orang ini gimana sih?
Saat makan, Yang mengajak Doo Soo pergi karaoke. Bertemu cewek-cewek cakep. Ya, refreshing melepas lelah setelah seharian bekerja berjibaku dengan para penjahat. Doo Soo menolaknya. Yang membujuknya dengan bilang kalau di tempat karaoke ada cewek-cewek masa kini yang beda jauh sama "si helm". Doo Soo marah Yang menjelek-jelekkan Hong Do.
"Justru itulah pesonanya."
"Wah, hyung ini benar-benar kepincut sama Hong Do."
Yi Suk memberhentikan mobilnya di dekat rumahnya Hong Do. Dia mengambil helm Hong Do dan menyuruhnya pulang. Hong Do mengaku tidak bisa pulang tanpa helm dan skuter, jadi minta diantar ke klinik untuk mengambil helm. Yi Suk mengambil HP-nya dan menunjukkan lukisan Monalisa.
"Ini Monalisa. Anggap dia temanmu. Dia nggak punya alis. Apa yang mau kau katakan padanya?"
Hong Do menyuruh Yi Suk berhenti bermain-main. Yi Suk belum selesai. Dia perlihatkan lukisan Napoleon.
"Dia, jenderal perang. Kakinya pendek. Itu bikin dia nggak punya pacar. Dia sendirian sejak lahir."
Hong Do berdalih dua orang itu beda kasusnya dengan dirinya. Kalau dua orang itu hidup zaman sekarang, Monalisa tentu bisa membuat tato alis sebagai pengganti alisnya yang hilang. Sementara Napoleon tetap bisa punya uang dan bergelimang harta, walaupun kakinya pendek.
Di tengah-tengah ocehan Hong Do, Yi Suk mengambil foto Hong Do. Lalu, menyuruh Hong Do menulis sepuluh kekuatan diri yang dimilikinya. Hong Do menjawab dirinya tak punya satu pun kekuatan diri. Yi Suk melihat hasil jepretannya dan ketawa sendirian.
Hong Do berusaha meraih HP-nya Yi Suk. Tentu saja, Yi Suk berusaha menjauhkan HP-nya dari jangkauan Hong Do. Dia melihat hasil jepretannya dan berkomentar kalau wajahnya Hong Do benar-benar jelek. Mirip bok*ng monyet. Meski begitu, Yi Suk mengatakan mata Hong Do indah. Itu membuat Hong Do berhenti mencoba mengambil HP-nya Yi Suk.
"Sekarang sudah kutemukan satu kekuatan dirimu, yaitu mata indah. Kini giliranmu menemukan sembilan sisanya. Di dunia ini nggak ada satu pun orang yang punyanya cuma kekurangan. Pasti mereka juga punya kelebihan. Kau juga begitu."
Yi Suk mengantongi HP-nya. Hong Do bertanya, "Terus kau sendiri apa kekuranganmu?"
Yi Suk tersenyum dan mengatakan kalau Hong Do sudah mengatakannya sebelumnya. Dia menyuruh Hong Do masuk ke rumah dan beristirahat. Hong Do berterimakasih Yi Suk sudah mau repot-repot mengantarnya dan mentraktirnya makanan yang lazis. Dia membuka pintu, Yi Suk menahannya dan gantian mengucapkan terima kasih. Hong Do bertanya untuk apa?
"Ya. Memang ada sesuatu." (Pengakuan?)
Yi Suk memundurkan mobilnya. Hong Do buru-buru menuju rumahnya. Saat dia sedang menyeberang jembatan, Yi Suk memanggilnya dan memeluknya. "Aku emang udah gila gara-gara kau, entah kapan aku akan sadar. Kalau tiba saat itu, kau bisa saja terluka. Aku emang tipe orang kayak gitu. Tapi, mari selesaikan semuanya dengan baik sampai tuntas." Hong Do tersenyum-senyum malu mendengar kata-kata Yi Suk. Mereka pun kembali balik badan.
Hong Do menuju rumahnya sambil berjingkat-jingkat. Yi Suk berjalan ke mobil dengan lega. Beberapa langkah kemudian, mereka berbalik dan saling melempar dadah. Cieleh.
Di dalam Hong Do membayangkan pelukan Yi Suk dan menikmatinya sendiri dengan kaki digoyang-goyang. Yi Suk sendiri nyetir sambil ketawa-ketawa sendiri, karena Hong Do telah mengobrak-abrik hatinya.
Esok. Hong Do mencoba menuliskan kekuatan dirinya. Tapi dia hanya menuliskan mata indah di urutan satu, persis diucapkan Yi Suk padanya. Hong Do frustasi tidak menemukan satu pun kelebihannya.
Hong Do menghubungi Yi Suk dan minta skuter dan helmnya dikembalikan. Yi Suk yang masih tidur memaki-maki kesal ditelpon Hong Do hanya untuk minta diantar skuter dan helmnya. Dia perintahkan Hong Do untuk keluar dengan penuh rasa percaya diri. Jika memakai syal atau penutup lainnya, dia ancam Hong Do akan mati. Kaki Hong Do menendang-nendang lantai. Kesal.
Meski begitu, Hong Do keluar juga dari "sarangnya" menuju klinik. Dia melongok dari pintu rumah. Memastikan tidak ada siapa-siapa di sana. Yakin tidak ada orang, Hong Do keluar dan mengunci pintu dengan gembok luar.
Hong Do berjalan pelan-pelan. Ketika sampai di ujung gang, dia berlari kencang. Yi Suk yang sedang membeli buah melihat Hong Do berlari segera membuntutinya.
Hong Do berdiri di tepi jalan. Mau menyeberang. Ketika lampu hijau pejalan kaki menyala, dia segera berjalan bersama pejalan kaki lainnya – dengan langkah lebih lambat tentunya. Saking lambatnya, orang-orang sampai menabraknya. Hong Do limbung. Dia putuskan jongkok demi bisa menyeimbangkan diri.
Yi Suk yang berada di halte bis tak jauh dari tempat Hong Do jongkok menelponnya. Dia bertanya apa Hong Do tidak datang ke klinik? Hong Do bilang datang. Yi Suk menyuruhnya cepat, kalau perlu lari. Hong Do mengumpulkan kekuatan dan keberaniannya. Dalam waktu beberapa detik, dia langsung berlari menuju klinik.
Bersambung ke sinopsis 'Heart to Heart' episode 8 - bagian 2.
0 komentar:
Post a Comment