Sinopsis 'The King's Face' Episode 21 (Bagian 2)

Baca sebelumnya sinopsis drama Korea 'The King's Face' episode 21 - bagian 1.

Sinopsis 'The King's Face' Episode 21 (Bagian 2)

Kisah Romance – Selir Gwi In tampak kesal melihat Gwanghee datang menemuinya lagi. Pasalnya, rencana mereka menjadikan putri duta besar sebagai permaisuri gagal total. Gwanghee mengatakan bahwa semuanya menjadi berbalik, gara-gara Do Chi. Dia mengatakan walau belum ada bukti pasti, tapi ada seseorang yang sudah membunuh calon permaisuri yang telah terpilih pertama. Jungwon bertanya apa Do Chi yang melakukannya? Gwanghee belum bisa mengatakan apapun, walaupun mereka semua tahu pasti bahwa Do Chi lebih dari mampu melakukannya.

Gwanghee bertanya pada Selir Gwin Kim apa yang direncanakannya? Selir Gwi In menyatakan tak mau membiarkan Do Chi begitu saja, tapi tak ada bukti, bagaimana harus “menangkap” Do Chi? Gwanghee menegaskan bahwa menemukan bukti bahwa Do Chi telah membunuh putri duta besar memang sulit. Tapi... masih ada saksi kejahatan apa yang telah Do Chi perbuat sejauh ini. Selir Gwi In tampak semangat menanyakan siapa saksi itu? Gwanghee tersenyum dan menunjuk hidung Selir Gwi In. Dia menyebutkan dua hal jahat yang diperbuat Do Chi, yakni menudingnya sebagai sebagai pengkhianat dan melaporkan dirinya pada Jenderal Kinoshita. Tudingan itu membuat Selir Gwi In sedikit malu, sehingga pura-pura tak tahu. Selepas Gwanghee pergi, Jungwon menyeringai dan memuji kemampuan Putra Mahkota membaca kondisi. Dia menyatakan ingin belajar banyak darinya.

Wajah Kasim Song tampak menegang ketika Gwanghee mengatakan bahwa Do Chi berencana mendapatkan buku rahasia “The King's Face”. Gwanghee menyebutkan kalau Do Chi adalah muridnya Yeo Rip dan sempat menjadi Ketua Komunitas Daedoong. Dia juga mengatakan kalau orang yang menerobos perpus istana bertujuan mencari buku rahasia itu. Kini, Do Chi juga mencarinya. Mereka yakin tujuan Do Chi mencarinya adalah untuk mendongkel Raja Seonjo dari takhta kerajaan, lantaran wajahnya tidak sesuai dengan buku tersebut.

Gwanghee memiliki ide untuk menjadikan buku itu umpan untuk mengungkap tujuan Do Chi sebenarnya. Kasim Song mengatakan bahwa Raja Seonjo telah memerintahkannya untuk membakarnya, tapi dulu dia mengabaikan perintah tersebut. Dalam kilas balik kita melihat kalau Kasim Song telah menukar buku rahasia “The King's Face” yang dibakar dengan palsu. Sementara dia mengamankan buku itu di tempat rahasia di ruangannya. Gwanghee tampak kecewa, pasalnya selaku pembaca wajah, dia berharap bisa membaca buku itu setidaknya sekali.

Kasim Song bertanya apa Gwanghee kini berniat menghancurkan Do Chi? Gwanghee menyebutkan kalau Selir Gwi In sudah diberitahunya untuk bekerja sama membongkar kejahatan Do Chi. Tiba-tiba, dia menghentikan ucapannya dan memandang ke arah pintu. Dia memanggil keluar dan menemukan Young Shin berdiri di luar. Sementara di sudut, tampak mata-mata sedang menguping untuk kemudian pergi.

Mata-mata ini melaporkan hasil kupingannya pada Do Chi. Dia menyebutkan kalau buku rahasia “The King's Face” telah dibakar dan Selir Gwi In berencana menjadi saksi kejahatan Do Chi.

Ga Hee datang menghadap Permaisuri Sosung. Dia menilai sebagai selir termuda, Ga Hee telah meremehkannya dengan tidak datang menemuinya – memberi hormat dan ucapan selamat datang pada dirinya. Ga Hee menegaskan dirinya bukanlah selir Raja Seonjo, karena belum menerima surat penunjukan selir. Jadi, dia merasa akan melanggar aturan umum, bila dirinya memperkenalkan diri, sementara dirinya bukanlah selir. Permaisuri Sosung tidak menerima alasan itu. Dia menyuruh Ga Hee berdiri dan mengangkat roknya, kemudian memukulinya dengan rotan (seenak jidatnya memukul-mukuli orang >,<).

Tidak lama kemudian, Jung Hwa datang dan mempertanyakan apa yang dilakukan Permaisuri pada Ga Hee? Permaisuri Sosung meminta Jung Hwa tidak ikut campur – secara stuktural Jung Hwa tidak berhak menegur Sosung. Jung Hwa membenarkan, tapi dia akan melaporkan hal itu pada Raja Seonjo yang lebih berhak menegur Sosung. Merasa kalah, Permaisuri Sosung melepaskan Ga Hee.

Di ruangan lain, Jung Hwa memarahi Ga Hee karena mau dipukuli begitu saja seperti keledai. Padahal, Ga Hee sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun dan meminta maaf telah membuat khawatir. Jung Hwa mengatakan bahwa dirinya tidak mengkhawatirkan Ga Hee, yang dikhawatirkannya adalah perasaan Gwanghee pastinya. Dia meminta Ga Hee lebih berhati-hati kali lainnya.

Selir Gwi In meminta pendapat Jungwon mengenai permintaan Gwanghee untuk bekerjasama menjatuhkan Do Chi. Pangeran Jungwon menjawab bahwa mereka tak memiliki pilihan lagi. Dia yakin Gwanghee takkan ngember pada Raja Seonjo tentang perbuatan Ibunya. Meski begitu, dia mengingatkan kalau ada seseorang yang perlu mereka urus terlebih dulu. Siapa? Dia adalah Dayang Park – orang yang suka mendengar pembicaraan mereka di dalam ruangan seolah-olah keberadaannya tak diakui. Jungwon meminta Ibunya mengatur supaya Dayang Park ditempatkan di luar istana, sehingga sisanya bisa digarap olehnya.

Dayang Park sedang dalam perjalanan keluar istana ketika dia melihat seorang pria berpedang mengejarnya. Dia teringat Do Chi telah meminta untuk mencarinya, karena Selir Gwi In pasti berniat membunuhnya.

Gwanghee menemui Raja Seonjo untuk melaporkan bahwa Do Chi berniat memberontak. Raja Seonjo kaget, karena Do Chi termasuk pejabat paling loyal di istana yang sulit ditemukan. Dia meminta bukti! Gwanghee menjawab kalau Do Chi adalah Ketua Komunitas Daedong, yang mengirimkan dua pencuri ke istana untuk mencuri buku rahasia “The King's Face”. Selain itu, dia mengatakan kalau Do Chi adalah muridnya Yeo Rip.

Do Chi datang tanpa diminta. Raja Seonjo bertanya apa dulu Do Chi muridnya Jung Yeo Rip yang mengirimkan dua pencuri ke istana? Do Chi mengelak tudingan itu, pura-pura tidak tahu apa-apa. Belagak pilon! Raja Seonjo bingung jadinya. Gwanghee mengeluarkan seorang saksi yang bisa memberitahu kejahatan yang telah Do Chi rencanakan. Selir Gwi In pun masuk. Gwanghee dan Selir Gwi In tampak yakin bisa menjatuhkan Do Chi dengan mudah. Sayangnya, Do Chi tak mau kalah. Dikeluarkannya pula saksi yang akan membuktikan dirinya tidak bersalah. Dayang Park pun masuk ke ruangan.

Sudah ada saksi dari pihak masing-masing, membuat Raja Seonjo meminta Selir Gwi In bicara. Apa benar semua tudingan Gwanghee pada Do Chi? Takut kejahatannya malah dibongkar, Selir Gwi In menyelamatkan diri sendiri. Dia mengatakan Gwanghee-lah yang salah. Gwanghee kaget dong mendengar itu. Raja Seonjo merasa dipermainkan dan menuntut penjelasan pada Gwanghee, yang menjawab plegak-pleguk tidak jelas. Dia menyuruh keluar semua orang.

Di ruangannya, Selir Gwi In mendamprat Dayang Park karena telah permalukan dirinya. “Apa kau akan berpihak dengan Kim Do Chi dan mengejekku?” tanyanya. Dayang Park membela dirinya, dan menyebutkan kalau Gwi In dulu yang berniat membunuhnya. Selir Gwi In tak bisa berkata apa-apa.

Gwanghee mengungkapkan pada Kasim Song bahwa dirinya telah mengeluarkan semua kartu truf-nya untuk menjatuhkan Do Chi, tapi malah gagal total. Karena itu, dia pasti akan sulit mencoba berurusan lagi dengan Do Chi. Kasim Song berkomentar kalau sifat jahat Do Chi benar-benar telah mengalahkan kecerdikan Putra Mahkota.

Kemudian, Kasim Song kembali ke ruangannya dan mengeluarkan buku asli “The King's Face” yang disimpannya sudah lama sekali. Dia memberikan buku itu pada Ga Hee dan memintanya untuk menjaga buku itu sementara waktu dan memberikannya pada Gwanghee bila sudah waktunya. Ga Hee bertanya kenapa Kasim Song memberikan buku yang berharga itu padanya? Kasim Song menjawab untuk berjaga-jaga saja. Kasim Song kemudian meminta Ga Hee mengajak Raja Seonjo jalan-jalan keluar istana malam ini.

Heo Gyun menyebutkan bahwa mereka telah kalah bermain dengan Do Chi dari awal yang sudah memegang semua orang di telapak tangannya. Dia bertanya dengan cara apa lagi harus melawan Do Chi? Dia mengeluh kesal. Young Shin meminta Heo Gyun tidak bicara semau gue pada Gwanghee. Dia kemudian meminta izin Gwanghee untuk membunuh Do Chi. Heo Gyun meledek kalau Do Chi jauh lebih kuat dibandingkan Young Shin. Hehehe...

Sementara itu, Ga Hee yang sedang melayani Raja Seonjo mengajaknya jalan-jalan malam ini. Raja Seonjo bertanya kemana Ga Hee mau pergi?

Do Chi menemui Kasim Song dan minta buku rahasia “The King's Face” diberikan padanya langsung. Dia mengatakan ragu-ragu datang dan bertanya apa yang ada di dalam benak Kasim Song mau-maunya menyerahkan buku rahasia itu padanya? Kasim Song tersenyum dan mengatakan biar apapun alasan Do Chi tetap datang kan – membuktikan bahwa dirinya tertarik pada buku rahasia itu. Do Chi bertanya, “Bukankah kau berkata itu sudah dibakar?” Kasim Song mengiyakan, tapi mengatakan kalau itu bukan fakta sebenarnya. Kemudian, dia mengambil kotak buku itu dan meletakkannya di atas meja, serta membuka kotaknya. Melihat buku rahasia itu, mata Do Chi tampak berbinar-binar – seolah menemukan emas. Dia langsung berniat mengambilnya, tapi Kasim Song menahannya.

Kasim Song meminta Do Chi berjanji untuk tidak lagi memfitnah Putra Mahkota. Do Chi mengatakan akan menerima syarat itu, tanpa tahu di balik ruangan mereka bicara ada Raja Seonjo dan Ga Hee di sana. Kasim Song bertanya apa alasan Do Chi sangat menginginkan buku tersebut? Do Chi mengatakan bahwa gurunya, Yeo Rip, pernah bilang kalau buku rahasia tersebut bisa membuktikan bahwa Raja Seonjo tak punya wajah seorang raja. Kasim Song pura-pura terkejut mendengarnya.

“Di depan seorang raja yang telah buta dan tuli, apa ada yang tak bisa kukatakan?” ungkap Do Chi dan mengambil buku itu. Kasim Song menahannya dan menyatakan bahwa Do Chi tak memiliki kewenangan membaca buku itu. Do Chi menatap mata Kasim Song tajam, membuat orang itu menilai bahwa Do Chi memiliki mata dengan pedang tersembunyi. “Aku selalu tahu kemana mata itu mengarah. Bagaimanapun juga, mata itu mengarah padaku!” ungkap Kasim Song. Dia melanjutkan kalau Do Chi pasti sangat mendendam, sehingga berubah menjadi binatang yang jahat. Dia menyatakan Do Chi tetap akan merasa kosong di dalam dirinya, tak peduli berapa banyak yang telah direbutnya dan nyawa yang telah dibunuhnya. Do Chi menusuk Kasim Song dengan belati.

Tepat di saat bersamaan, Raja Seonjo ditemani para prajurit mendobrak masuk. Dia perintahkan prajurit untuk meringkus Do Chi, sementara Kasim Song dibawa ke Tabib.

Raja Seonjo datang di ruang interograsi, dan melihat Do Chi sudah berlumuran darah dengan kedua tangan terikat. Dia bertanya, “Kau sungguh-sungguh murid Jung Yeo Rip?” Do Chi tak menampik, dan menambahkan dirinya-lah yang mengirim orang untuk mengambil buku itu dari perpustakaan istana. Raja Seonjo tak percaya, setelah Do Chi menikmati semuanya dan menjanjikan kesetiaan. Do Chi menyatakan bahwa perang pecah, karena diri Raja Seonjo yang memimpin Joseon. Karena, seseorang yang tak seharusnya menjadi raja duduk di singgasana!

“Jadi, akulah akan menjadi raja!” pekik Do Chi, membuat Raja Seonjo murka. Ditariknya pedang dan hendak dibabatnya Do Chi, tapi Raja Seonjo mengurungkan niatnya. Dia memerintahkan prajurit untuk memenggal kepala Do Chi pagi-pagi betul.

Bersambung ke sinopsis 'The King's Face' episode 22 - bagian 1.