Sinopsis Blood Episode 12 (Bagian 1)

Baca sebelumnya sinopsis Blood episode 11 - bagian 2.

Sinopsis Blood Episode 12 (Bagian 1)

Kisah Romance – Setelah memarkirkan mobilnya, Ri Ta langsung menuju lift yang akan membawanya ke apartemennya. Namun, begitu lift terbuka, dia kaget melihat seorang pria (yang kita ketahui dia adalah minionnya Jae Wook) menatap ke arahnya tanpa berkedip. Ri Ta meragu. Dia tak segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift. Baru setelah pria itu keluar dari lift, dia berani masuk. Ada apa dengan pria itu?

Ri Ta bergegas masuk ke dalam apartemen dan menutup pintunya. Di apartemennya yang gelap dia mendengar suara musik klasik. Dihampirinya asal suara itu dengan langkah pelan, sangat pelan. Dia sama sekali tak menyadari ada action figure Dracula yang jatuh ke lantai. Di ruang tengah, dia tak menemukan seorang pun kecuali pemutar musiknya menyalakan musik klasik. Dia menarik napas lega dan langsung mematikannya.

Begitu berbalik, Ri Ta menjerit. Ada Eun Soo berdiri di sana. “Ih, mengagetkanku saja!” hardik Ri Ta, “Harusnya kasih tahu kek kalau kesini!” Eun Soo merebahkan tubuhnya di sofa dan dengan ringan meminta maaf. Ri Ta melihat action figure Dracula-nya terjatuh. “Sudah kubilang jangan sentuh action figureku kan?” ucapnya. Eun Soo mengaku tak menyentuh itu.

“Ri Ta. Yang kesini cuman kau seorang?” tanya Eun Soo masih dalam posisi rebahan. Ri Ta mengiyakan. Eun Soo menjelaskan bahwa dirinya merasa ada seseorang beberapa waktu lalu. Ri Ta yang baru membenarkan posisi action figure-nya tersentak. Apa minionnya Jae Wook tadi yang masuk ke apartemennya Ri Ta?

Hyun Woo memuji jurnal Han Su itu sangatlah menakjubkan. Dalam jurnal itu, dia menemukan catatan bahwa Han Su menggali makam tua tersebut setelah mendengar mengenai legenda mengenai vampir. Hasilnya, mereka menemukan tulang-belulang yang hilang. Lebih dari itu mereka berhasil mengambil sampel dan mengaktifkan virus.

“Akhirnya kita menemukan apa yang dicari selama ini, Ji Sang. Babenya virus VBT-01!” seru Hyun Woo sumringah, “Sayangnya tak ada solusi manual di dalam jurnal ini, kecuali refleksi dan representasi doang. Kalau dia hidup, mungkin dia akan menulis solusi manualnya. Ngemeng-ngemeng, nggak ada orang lain yang tahu kan soal jurnal ini?”

Di sisi lain, Jae Wook tengah membaca-baca data yang sama dengan yang dibaca Ji Sang dan Hyun Woo. Data itu didapat dari jaringan keamanan RS dengan memantau aktivitas Ji Sang setiap hari. Jae Wook tampak tersenyum.

Di ruang kerjanya di apartemen, Ji Sang merenungkan ucapan Jae Wook sebelumnya yang menginformasikan bagaimana dia tertular di Kochenia. Dia juga merenungkan ucapan Hyun Woo yang mengatakan jurnal Han Su menyebutkan penemuan tulang dan virus VBT-01. Tampaknya Ji Sang sedang membandingkan dua data yang hampir cocok satu sama lain.

Hye Ri sedang menyuntik pasien bangsal 21A dengan serum aneh lagi. Di tempat tidur sebelah, Ga Yun sedang mengecek pasien dan langsung pergi begitu selesai. Hye Ri menyusulnya dan mengatakan, “Aku iri padamu. Direktur selalu bangga padamu.” Seolah terganggu dengan pernyataan Hye Ri, Ga Yun menyuruhnya memelankan suara. Dengan senyum lepas, Hye Ri mengatakan tak ada yang mendengar dan tahu apa yang mereka bicara. Jadi bebas dong bicara? Ga Yun memotong ucapan Hye Ri dan mengajaknya bicara sebentar di tangga darurat.

Detik berikutnya, kita melihat dia mencekik dan mendorong tubuh Hye Ri ke dinding. Dia mengancam, “Nggak usah ngomong lagi padaku di RS ini kayak tadi! Nggak usah ngomong iri-irian atau omong kosong lainnya. Kau mengerti? Sekali lagi, kau akan rasakan akibatnya!” Ga Yun melepaskan tangannya dari leher Hye Ri.

Di ruangan Departemen Hematoma, Ji Sang menyatakan pada Ji Tae bahwa mereka tak bisa berdiskusi mengenai penelitian bersama di RS, sebab terlalu banyak “mata”. Dia mengajak Ji Tae untuk melakukannya di apartemennya. “Baiklah,” sahut Ji Tae, “Siapa aja nih anggotanya?” Ji Sang menyebutkan tiga nama tambahan – Ri Ta, Eun Soo, serta Hyun Woo. Ji Tae setuju. Malam ini, mereka akan memulainya.

Pintu ruangan diketuk dari luar. Jae Wook masuk dan mendekati mereka berdua. “Aku nggak mengganggu kan?” Ji Tae bertanya apa yang membawa Jae Wook ke ruangan itu? Jae Wook beralasan bahwa dirinya hanya melintas dan masuk untuk 'say halo' saja. Ji Sang tak percaya. Pada akhirnya, Jae Wook mengaku bahwa kedatangannya adalah untuk menyapa anaknya Han Su, seorang peneliti terkenal calon penerima hadiah nobel. Dia merasa terhormat bertemu dengan Ji Tae.

Ji Sang menanyakan bagaimana Jae Wook tahu Babenya Ji Tae adalah Han Su? Dengan senyum palsu di wajahnya, Jae Wook mengaku itu terjadi begitu saja. Tak ada rahasia besar dalam hidup ini. “Ngemeng-ngemeng, aku merasa dengan jika kita bertiga kayak begini. Aku berharap tradisi kayak begini bisa diteruskan.” Setelah mengatakan itu dia pergi dari ruangan.

Ji Tae bertanya pada Ji Sang bagaimana bisa Jae Wook menemukan Han Su adalah Babenya? Ji Sang menggeleng. Dia meminta Ji Tae tak lagi menaruh file penting di PC lab. Dia juga menyuruh Ji Tae untuk memakai tools lain kalau memang ada file yang ingin dibagi dengannya. “Ini bukan cuman monitoring namanya sekarang. Ini penyelidikan!” sahut Ji Tae, “Terus apa kau berpikir dia melihat penelitian yang sedang kita garap?”

Ji Sang yang sudah tak memiliki urusan lagi dengan Ji Tae segera menyusul Jae Wook. Dia langsung bertanya, “Kulihat kau orang yang nggak tahu malu, bahkan setelah mencuri file seseorang.” Dengan muka poker face, Jae Wook mengatakan bahwa kamera CCTV berhasil merekam satu file saja. Dia mengaku membacanya karena terlihat ada yang aneh.

“Nggak peduli kau mencuri atau tim keamanan yang melaporkan padamu, kau pasti tahu karena melihatnya,” tukas Ji Sang, “Han Su juga pergi ke Kochenia. Dia menemukan sampel virus VBT-01.” Jae Wook mengaku tahu soal itu. Meskipun, dia mengaku tidak tahu apa yang Han Su lakukan selanjutnya.

“Kau nggak tahu apapun soal penelitian Han Su?” tanya Ji Sang dengan nada tak percaya. Jae Wook membenarkan. Dia mengatakan Han Su adalah ilmuwan penelitian, sementara dirinya terinfeksi karena kecelakaan. Hal ini membuat perbedaan besar. Dia juga mengatakan tak pernah berinteraksi langsung dengan Han Su. Lagi, Ji Sang bertanya, “Kau juga nggak mengenal Han Su secara personal?” Jae Wook membenarkan. Dia tahu Han Su dari selentingan-selentingan kabar saja.

Ji Sang manggut-manggut mendengar informasi bohong itu. “Kalau kau mau bertanya lebih lanjut, silakan tanyakan padaku, aku nggak akan merahasiakannya darimu,” tukas Jae Wook dengan wajah palsunya.

Il Nam mengecek pasien dengan menekan-nekan perut sambil menanyakan bagian perut mana yang sakit? Saat itu, pasien mendorong tubuh Il Nam ke tempat tidur pasien sebelah. Ri Ta yang sedang mengecek pasien di sebelah Il Nam kesal melihat kelakuan pasien itu. “Hei, apa sih yang kau lakukan?” tanya Ri Ta dengan sedikit berteriak. Il Nam menenangkan Ri Ta dengan mengatakan mungkin dirinya terlalu keras menekan perut pasien. Pasien itu mendadak meminta maaf telah melakukan hal yang sembrono pada Il Nam. Ri Ta menatap pasien itu dengan tatapan aneh.

Ga Yun meminta maaf pada Kyung In di depan RS, karena telah gagal mengeksekusi perintahnya. Kyung In meminta Ga Yun tidak bicara seperti itu, menambah buruk perasaannya. Dia bertanya Ga Yun dihukum apa? Ga Yun menjawab pengurangan gaji. Kyung In berjanji akan melakukan sesuatu untuk meminimalkan hukuman bagi Ga Yun. Dia meminta Ga Yun memberitahunya bila menemui kesulitan lagi.

Suster Sylvia menggumam pada diri sendiri. Di saat itu, Soo Yun putrinya Woo Shik datang untuk menanyakan kondisi Suster Sylvia. “Iya,” sahut Suster Sylvia dengan tersenyum, “Babemu gimana?” Soo Yun mengatakan kondisi Babenya lebih baik dari sebelumnya. Dia memberikan surat ucapan terima kasih untuk Suster Sylvia yang telah mendoakan Babenya menjadi lebih baik.

Wajah Suster Sylvia terlihat sedih. Soo Yun bertanya apa yang terjadi? Suster Sylvia mengungkapkan kekhawatirannya. “Soal anak-anak yang kuawasi setiap hari,” kata Suster Sylvia, “Kau kan punya orang tua lengkap. Karena itu, kau pasti mendapatkan banyak cinta. Tapi, anak-anak asuhku nggak bisa hidup tanpaku. Mereka nggak punya tempat bersandar lainnya.”

Hye Ri meminta sampel darah orang yang terinfeksi dengan alasan untuk meminimalisir kesalahan dari tes lebih lanjut pasien di bangsal 21A. Jae Wook bilang, “Kau tahu kan betapa berbahayanya darah orang yang terinfeksi?” Hye Ri mengiyakan. Jae Wook menyuntik dirinya sendiri sambil meningatkan Hye Ri untuk tidak mempergunakan sampel darahnya untuk tujuan lain, selain tes pengembangan obat baru.

Ri Ta jalan bersama Ji Sang di lorong rumah sakit. Dia heran bagaimana bisa rumah sakit dalam keadaan tenang, padahal telah terjadi hal yang buruk. Ji Sang mengatakan pertemuan penelitian akan dimulai malam ini di apartemennya. Dia meminta Ri Ta untuk menjadi pengamat. Meskipun sedikit kesal karena hanya dijadikan sebagai pengamat saja, Ri Ta mengaku akan datang. Dia minta Ji Sang meng-email data-data penelitian yang sedang Ji Sang - Ji Tae garap.

Jae Wook masuk ke ruangan Kyung In dan langsung menginstruksikannya untuk menjauh dari masalah internal Taemin. Dia meminta Kyung In sekarang mengurusi soal humas, pemasaran, serta hubungan dengan pihak luar. Informasi itu membuat Kyung In terkejut. Dia menegaskan akan tetap melakukan tanggung jawabnya seperti biasanya. “Kau nggak berhak memberiku instruksikan. Bahkan, sekalipun Presdir Yoo yang memerintahkannya aku nggak akan melakukannya.”

“Terus kenapa kau memainkan trik lagi?” tanya Jae Wook. Dia memerintahkan penjaga dan perawat masuk. Pintu dibuka. Tampak penjaga membawa masuk perawat ke dalam. Saat itu, perawat hanya bisa meminta maaf pada Kyung In. Penjaga dan perawat pun pergi. Kyung In menyatakan dirinya takkan terusir dari kegiatannya mengurusi internal Taemin.

“Ini serangan ketigamu kan?” tanya Jae Wook, “Kau menyuap member dari tim pengembang obat baru untuk mengambil sampel darah dan coba-coba membocorkan tim pengembang obat baru pada media. Aku bisa memaafkanmu kali ini lagi, tapi aku nggak yakin Presdir Yoo akan memaafkanmu juga!”

Ji Tae dan Eun Soo datang ke apartemen Ji Sang untuk memulai penelitian bersama. LUVVY datang menyambut mereka. Mereka berdua takjub dengan mainan yang Ji Sang miliki. Ji Sang dan Ji Tae langsung meninggalkan Eun Soo dan LUVVY. Seperti biasa, LUVVY langsung men-scan tubuh Eun Soo dan menginformasikan berapa gendut perutnya Eun Soo. Hahaha.

Hyun Woo muncul dan menyapa Eun Soo. Dia mengatakan, “Aku lagi bertanya-tanya kapan kiranya bisa bertemu denganmu lagi. Eh, sekarang kau datang. Aku sudah menantikan sejak beberapa hari sebelumnya loh.” LUVVY ikutan nimbrung dengan mengatakan kalau Hyun Woo lagi PDKT dengan Eun Soo. Bukannya malu, mereka berdua malah tos kepalan tangan. Itu membuat LUVVY jijik, “Aduh... aduh...”

Diskusi pun dimulai. Ji Tae mengatakan mereka perlu menemukan singkatan virus yang hendak mereka ketahui. Eun Soo menyebutkan, “Namanya... V apa T apa gitu.” Ji Sang menyahut nama virus itu adalah VBT-01. Tanpa diminta LUUVY memberikan informasi VBT-01 itu singkatan dari Vampire Basic Type yang pertama.

Lebih lanjut dia menginformasikan, “Virus ini tidak menyebar melalui udara atau sentuhan. Virus ini harus dimasukkan ke dalam tubuh manusia untuk bisa membuat infeksi. Hanya manusia yang bisa terinfeksi. Ada sebuah perkecualian langsung yang bisa mempercepat laju pertumbuhan.”

Ri Ta ingat saat Ji Sang menolongnya, darahnya yang jatuh mengenai rumput langsung menumbuhkan rumput. Ji Sang mengisyarakatkan untuk tidak mengatakan itu. Ji Tae bertanya bagaimana bisa Ji Sang mengetahui semua hal ini? “Ibuku,” sahut Ji Sang, “Dia meninggalkan beberapa catatan penelitiannya untukku. Nanti kuberikan padamu kalau sudah mau pulang.”

Hye Ri berjalan terburu di parkiran dengan koper. Dia masuk ke mobil. Dari belakang, minionnya Jae Wook mengancamnya dengan mencekik lehernya.

Ri Ta bertanya, “Apa hubungan virus dengan pertumbuhan, yang dinilainya justru menjadi titik fokus?” Hyun Woo menjawab bahwa itu ada kaitannya dengan telomerase. Dalam penjelasannya, dia menyebutkan telomerase adalah enzim yang menambahkan urutan DNA berulang. Ada peneliti yang meneliti tentang telomerase yang memiliki efek pada penuaan. Jadi, setelah virus masuk ke dalam tubuh manusia dan teraktivasi, segera telomerase ikut aktif juga. Itulah sebabnya terjadi penundaan penuaan yang sangat signifikan. Orang yang terinfeksi diduga bisa hidup selama dua ratus hingga tiga ratus tahun.

Eun Soo takjub mendengar penjelasan Hyun Woo. Dia mengangkat jempolnya. LUVVY menambahkan penjelasan Hyun Woo bahwa seorang anak yang terinfeksi virus ini pertumbuhannya juga berhenti. Telomerase baru akan aktif sempurna setelah lima hingga enam tahun terinfeksi. Pada akhirnya, anak ini akan berkembang dan hidup dengan tubuh fisik seorang yang berada di usia dua puluhan. Eun Soo langsung menatap Ji Sang. Ri Ta mengalihkan perhatian.

Ji Tae berucap, “Itu melegakan. Karena nggak ada persebaran virus setelah Babeku membudidayakan virus ini. Kalau nggak, akan ada banyak orang yang terinfeksi.” Dia merasa buruk soal itu, tapi tetap harus hidup dengan beban itu.

Ri Ta kaget saat Ji Sang menawarkan diri untuk mengantar dirinya. “Aku biasanya nggak suka hal-hal kayak begini. Sebelumnya kau pernah kutolak. Sekarang akan kuberi kau satu kesempatan. Biar bagaimana pun kau harus berhenti melakukan. Ayo ikuti aku!”

Mereka berdua sudah sampai di apartemen Ri Ta. “Aku merasakan sesuatu yang aneh akhir-akhir ini,” tukas Ri Ta sambil berjalan masuk, “Rasanya ada seseorang keluar-masuk apartemenku.” Ji Sang dengan ringan berkomentar kalau itu halusinasi orang yang tinggal sendirian. Tapi Ri Ta menegaskan bahwa yang dimaksudnya bukanlah itu. Dia mengatakan beberapa hari sebelumnya ada orang yang menyetel musik klasik di rumahnya dan menjatuhkan action figure Dracula yang ada di rak.

Di ruang tengah, Ri Ta mengomentari pakaian Ji Sang seperti Grim Reaper (sosok malaikat maut). Ji Sang mendengus. Dia berpakaian seperti itu karena dirinya dokter. Ri Ta bertanya apa Ji Sang sibuk akhir pekan ini? Jika tidak, dia minta waktu dua jam Ji Sang. Saat itu Ji Sang menolaknya. “Kenapa kau selalu menjawab nggak sih? Ikutin permintaanku saja kenapa?”

Hye Ri tidak dibunuh di tempat oleh minionnya Jae Wook. Dia dibawa ke apartemen Jae Wook untuk bicara langsung pada biangnya vampir. Dia mengatakan, “Ketika terinfeksi virus, manusia akan mengalami kondisi koma selama dua hari. Bahasa lainnya berada dalam kondisi sakaratul maut. Itulah legenda vampir bermula.”

Selanjutnya, dia mengatakan, “Kau berniat menyuntikkan darah ini untukmu sendiri kan? Sebelum itu kau mau pergi ke suatu tempat untuk menemukan lokasi yang bagus selama dua hari masa sakaratul mautmu? Itulah sebabnya kau keluar dari RS dengan terburu-buru. Aku senang waktu kita bertemu pertama kali lima tahun silam. Kau tampaknya nggak serakah seperti kebanyakan manusia dan berpikir kau akan berkorban demi penelitian bersamaku. Aku yakin kau punya sesuatu yang kau inginkan selain uang tentunya. Yaitu vampir. Aku menjanjikannya dengan syarat kau berhasil dalam penelitian ini. Sekarang janji itu rusak...”

Hye Ri berdiri dan meminta maaf pada Jae Wook telah kehilangan pemikirannya sejenak. Jae Wook menggeleng. Dia sudah menduga akan terjadi hal seperti ini. “Kau manusia. Makhuk yang diharapkan.” Hye Ri berjanji akan melakukan yang terbaik dengan penuh semangat kerja keras. Lagipula, penelitian mereka hampir berhasil. Jae Wook mengatakan dirinya tak mendapat imbalan semestinya.

Air mata Hye Ri tumpah begitu Jae Wook mendekapnya. Jae Wook yang sudah dalam vampir mode langsung mematahkan batang leher Hye Ri, sehingga tak ada darah mengalir dari dalam tubuhnya. Dia meletakkan Hye Ri dengan hati-hati di sofa. “Ini cara lain untuk hidup selamanya,” kata Jae Wook.

Ri Ta membelikan Ji Sang baju supaya terlihat lebih santai. Dia membelikan baju penuh warna. Dia mengingatkan Ji Sang untuk tak terus-menerus mengenakan setelan jas dan hem hitam. Melihat itu, Ri Ta merasa Ji Sang adalah gangster. Ji Sang mendengus. Sebelumnya, Ri Ta mengolok-olok dirinya seperti Grim Reaper, sekarang dia mengatainya gangster. Ri Ta menyuruh Ji Sang diam dan membawa semua baju-baju yang sudah dipilihkannya.

Di kasir, Ri Ta membayari semua baju yang Ji Sang beli sebagai ucapan terima kasih karena telah menyelamatkannya. Cieh. Mereka pergi keluar dan Ri Ta bertanya, “Senangkah kau jalan bersamaku? Atau ayo kita pergi ke Kimbab Heaven.” Di saat itu, Ji Sang merasa matahari membuyarkan pengelihatan dan kesadarannya. Ri Ta menawari untuk membelikan Ji Sang satu kacamata.

Dan, ketika mereka sudah membeli kacamata hitam baru, orang-orang menatap Ji Sang dengan tatapan aneh. Bagaimana tidak aneh, kacamata yang Ji Sang pakai gede banget, mirip kacamata kuda. Tatapan orang-orang membuat Ji Sang merasa buruk. “Lepas saja kalau emang nggak nyaman,” tukas Ri Ta. Ji Sang mengaku matanya sakit kalau dilepaskan. Ri Ta mengatakan kalau begitu Ji Sang tak perlu mengeluh dong. Ya kan?

Di waktu ini, Ji Sang menerima telpon dari Ga Yun yang menginformasikan Suster Sylvia dalam keadaan kritis. Ri Ta dan Ji Sang bergegas ke RS.

Bersambung ke sinopsis Blood episode 12 - bagian 2.