Baca sebelumnya sinopsis Blood episode 12 - bagian 1.
Sinopsis Blood Episode 12 (Bagian 2)
Kisah Romance – Ji Sang dan Ri Ta bergegas ke ruang perawatan Suster Sylvia. Disana, mereka menemukan Ga Yun. Ji Sang bertanya pada Ga Yun sejak kapan kondisi Suster Sylvia menggawat? Ga Yun menyebutkan kondisi Suster Sylvia memang buruk sepanjang hari. “Periksa tanda-tanda vital dan beri Ioprin 50 tiap dua jam,” perintah Ji Sang pada Ga Yun.
Di luar kamar perawatan, Ji Sang berdiri menghadap Ri Ta yang duduk terpekur sendirian. Ri Ta mengatakan bahwa sejak ibunya meninggal, Suster Sylvia-lah seperti ibu sendiri, yang ada dalam suka-dukanya. Dia menyesal tak tahu Suster Sylvia sedang sakit. “Nggak usah nyalahin diri sendiri kayak gitu,” pinta Ji Sang. Ri Ta meminta untuk melakukan pemeriksaan ulang pada Suster Sylvia.
Ji Sang mengiyakan, meskipun tetap tak memberikan harapan bahwa itu takkan mengubah apa-apa. Ri Ta mengetahui itu. Pun demikian, dia tetap merasa harus melakukan sesuatu, meskipun itu hal paling kecil sekalipun. Dia tak mau menyesal nantinya. “Aku ini dokter! Kenapa aku nggak bisa melakukan sesuatu untuknya?” Ji Sang memegang bahu Ri Ta, menguatkannya.
Ga Yun memberikan jadwal operasi untuk bulan selanjutnya. Ji Sang bertanya apa yang menjadi penyesalan Ga Yun ketika Ibunya meninggal? Ga Yun plegak-pleguk. Ji Sang menjawab sendiri pertanyaannya. “Apa itu hal kecil, seperti sesuatu yang nggak bisa kau ungkapkan padanya? Atau kau kesal ketika merawatnya? Atau kau memperlihatkan ketidaktangguhanmu?” tanya Ji Sang, “Ya, mungkin kayak begitu ya?”
“Terus apa yang menjadi penyesalan terbesarmu?” tanya Ji Sang lagi, “Kau nggak bisa menyelamatkannya? Nggak peduli besar atau kecil, tanpa kematian, nggak akan ada penyesalan.” Ga Yun manggut-manggut (Harusnya tak usah kau jawab sendiri Manajer Park, nanti dia kan tak bisa jawab?).
Ri Ta dan Ji Sang menemui Suster Sylvia lagi yang kondisinya sedikit lebih baik dari sebelumnya. Ri Ta menenangkan Suster Sylvia dengan mengatakan hasil tesnya akan positif. Suster Sylvia mengiyakan. Di luar kamar perawatan, tiba-tiba Ji Sang mengajak Ri Ta untuk mengoperasi Suster Sylvia. Dia berharap bisa menemukan solusinya setelah membedah. Ri Ta tak setuju ide Ji Sang.
“Kau yakin nggak menyesal jika nggak mencobanya?” tanya Ji Sang. Ri Ta meragu. Ji Sang memberikan alternatif lain yaitu darahnya. Yap, seperti kita tahu, jika orang meminum darah vampir maka akan tertular juga. Itu memberikan efek jangka panjang: penyakit hilang dan hidup lebih lama.
Hyun Woo kaget waktu Ji Sang berniat membedah Suster Sylvia. Bukan apa-apa, kondisi Ji Sang saat ini tak memungkinkan untuk melakukannya. Dia kesal banget, terlebih waktu Ji Sang memintanya mencari solusi lain dalam dua hari.
Ri Ta memikirkan kata-kata Ji Sang yang memintanya memikirkan ide yang dilontarkannya.
Ji Sang berjalan di lorong dan berpapasan dengan seorang pria berjas hitam. Tak ada sapa di antara mereka, karena memang tak saling mengenal. Pria berjas dan Ji Sang sempat saling menengok, tapi mereka melanjutkan perjalanan, karena memang tak tahu harus melakukan apa.
Rupanya pria berjas hitam ini adalah temannya Jae Wook. Di ruangannya, Jae Wook menyambutnya dan menjanjikan pekerjaan yang lebih menarik serta menantang. Apakah dia penggantinya Hye Ri?
Eun Soo mengungkapkan kekhawatirannya pada Ji Tae kalau Ji Sang adalah vampir. “Kau ngemeng apa sih? Ngaco aja!” hardik Ji Tae. Eun Soo menyebutkan ciri-ciri Ji Sang yang mirip vampir: muka pucat, terlihat lebih muda dari usianya, dan kepribadian yang dingin. Dia menguak kalau tadinya Ri Ta juga curiga. Ji Tae menyuruhnya berhenti berkhayal yang bukan-bukan.
“Kalau Ji Sang benar-benar vampir, aku akan keliling gedung rumah sakit pakai CD doang deh,” sahut Ji Tae asal. Eun Soo mengambil itu sebagai janjinya.
Ji Sang duduk terpekur di sebelah tempat tidur Suster Sylvia. Ketika bangun ingin pergi, dia melihat Jae Wook ada di pintu. Mereka bicara. Jae Wook menebak Ji Sang bingung dengan kondisi Suster Sylvia. Ji Sang menepis tebakan itu. “Karena kau nggak bingung, aku memintamu nggak mengambil Suster Sylvia dari bangsal 21A tanpa izinku,” perintah Jae Wook. Dia berjanji takkan membiarkan Ji Sang pergi jika melakukannya. Biar bagaimanapun, operasi takkan mungkin dilakukan.
Ji Sang mencemooh sikap Jae Wook hanya untuk menarik perhatiannya. Jae Wook mengaku bukan itu tujuannya. Dia mengatakan, “Ingatlah apa yang sudah kau bilang waktu operasi implan hati. Tuhan pasien implan hati adalah pendonor dan keluarga pendonor!”
Ri Ta menemui Ji Sang dan mengaku telah memikirkan semuanya dengan matang sepanjang hari. Dia memerintahkan Ji Sang untuk memberikan setetes darahnya untuk Suster Sylvia pada hari ini juga, secepatnya. Ji Sang terdiam. Itu membuat Ri Ta menarik kesimpulan bahwa sejak awal Ji Sang tak ingin melakukannya. Dia menyebut Ji Sang sedang frustasi.
Ji Sang menawarkan alternatif lain, yaitu operasi, sebab solusi memberikan darahnya pada Suster Sylvia dinilainya tak tepat. “Biarkan aku mengoperasinya bukan sebagai Park Ji Sang yang terinfeksi, melainkan sebagai dokter Park Ji Sang. Kumohon.” Dia berjanji akan mengurus soal dirinya yang akan berubah bila melihat darah.
Pria berjas hitam datang ke bangsal 21A. Seperti dugaan kami sebelumnya, dia menjadi penggantinya Hye Ri. Dia memperkenalkan diri pada para perawat, bahwa namanya adalah Joo In Ho, manajer tim pengembang obat baru. Perawat gempal bertanya apa yang terjadi dengan Hye Ri? In Ho mengatakan Hye Ri dikirim ke “Amerika” (alias alam baka).
In Ho langsung ke ruang pasien. Para perawat menilai In Ho jauh lebih ramah dibandingkan Hye Ri. Di ruang pasien, In Ho menyuntikkan obat pada pasien (dia pasien yang mendorong tubuh Il Nam sebelumnya). Saat dimasukkan obat melalui selang infus pasien mencakar In Ho, membuat kacamatanya terlempar ke lantai. Sempat mata In Ho menghijau, membuktikan bahwa dirinya adalah vampir. Sambil tersenyum In Ho meminta pasien tak melakukannya lagi, sebab dia akan marah.
Hyun Woo memanggil Ji Sang untuk memberitahu bahwa dirinya telah menemukan obat baru pengganti atasin, yang dinamainya tumatox. LUVVY yang berada di sisi Hyun Woo segera mengimbuhi, “Tumatox dipakai untuk mengurangi aktivitas saraf. Tiga tahun silam obat baru ini dikembangkan oleh petugas medis di AS. Baru November tahun kemarin, obat ini dilempar ke pasar. Sayangnya, obat ini memiliki efek samping yang cukup serius, sehingga penjualannya dilarang.”
Hyun Woo menambahkan keterangan LUVVY bahwa tumatox bermanfaat untuk menghambat sistem saraf dan aktivitas kelenjar hipofisi. Dia menyatakan obat ini bisa dikonsumsi oleh Ji Sang dengan tingkat keyakinan 70 persenan. Pertanyaannya adalah dimana Ji Sang bisa mendapatkannya? “Obat ini akan sampai disini besok,” tegas Hyun Woo, “Karena operasi yang mau kau lakukan mepet banget, kita nggak bisa lakukan uji-coba. Kau baik-baik saja dengan itu?”
Ji Sang mengiyakan. Lalu, Hyun Woo mengungkapkan satu rahasia kecil bahwa obat ini direkomendasikan oleh Ri Ta melalu email. “Uh, pasti dia begadang semalaman untuk mencari obat ini.”
Detik berikutnya, adegan berpindah dimana Hyun Woo menyuntikkan serum tumatox ke tangan kanan Ji Sang. Dia bertanya apa yang Ji Sang rasakan? Ji Sang menggeleng, menandakan dirinya belum merasakan efek obat tersebut. “Kalau kau merasa obat itu nggak bekerja, cus langsung saja dari ruang operasi secepatnya, oke?”
Presdir Yoo dan Jae Wook datang ke ruang perawatan Suster Sylvia. Presdir Yoo menawarkan Sylvia jalan untuk membuatnya hidup lebih lama. Sylvia menyebutkan Presdir Yoo takkan bisa melakukan. Sebanyak apapun duit seseorang tetap saja tak bisa mengingkari takdir kematian. Presdir Yoo meyakinkan Sylvia bahwa dirinya benar-benar bisa melakukannya. Sylvia menolaknya dan menyuruh Presdir Yoo memberikan pada orang yang lebih membutuhkan dibandingkan dirinya.
Ji Sang berdiri di depan pintu lorong ruang operasi. Dia menarik napas dalam sebelum masuk melewati pintu itu. Setelah melewatinya, bayangan-bayangan buruk tentang operasi sebelumnya terlintas di benaknya. Tiba-tiba sebuah tangan hangan menyentuh tangannya. Ji Sang menoleh dan menemukan Ri Ta di sisinya, menatapnya sambil mengisyaratkan dengan matanya “apa-telah-terjadi-sesuatu”? Lewat matanya pula, Ji Sang menjawab bahwa “dirinya-baik-baik-saja”.
Ri Ta dan Ji Sang berjalan masuk ke ruang operasi. Tim yang sudah ada di sana mengangguk menyambut kedatangan mereka, juga Presdir Yoo dan Jae Wook yang duduk di ruang pantau. Ri Ta dan Ji Sang membalas sambutan tersebut. Selanjutnya, Ji Sang mulai melakukan pembedahan. Ketika dibuka, Ji Sang terdiam, Ri Ta juga. Jae Wook bangkit berdiri menatap layar monitor lebih jelas. Presdir Yoo bertanya, “Apa itu sangat buruk kondisinya?”
Jae Wook berpendapat tak banyak yang bisa Ji Sang lakukan. Hal yang sama juga pasti dialaminya jika berada di posisi Ji Sang sekarang. Sempat bengong selama beberapa saat melihat keadaannya, Ji Sang hendak melanjutkan operasinya. Ri Ta melambaikan tangannya di depan wajah Ji Sang untuk mengembalikan dirinya. Ketika itu, dia meminta Ji Sang menghentikan operasinya. Ji Sang menolak dan berniat melanjutkannya.
Ri Ta membujuk bahwa pada kenyataannya tak ada yang bisa mereka lakukan. Ji Sang menyahut, “Kita sudah membukanya nih, bagaimana bisa ditutup begitu saja tanpa dioperasi? Kita lakukan sesuatu dulu.” Presdir Yoo yang memantau ruang operasi dari ruang pantau mengambil mikrofon dan mengatakan pada Ji Sang bahwa dirinya setuju dengan opini dari Ri Ta. Lebih baik semua diakhiri sekarang, sebelum terjadi hal yang gawat terjadi. Dia mengangguk pada Jae Wook yang berdiri, lalu berlalu dari ruang pantau.
Di luar ruang operasi, Ri Ta menemui Ji Sang. Dia mengatakan, “Kau benar. Operasi itu jauh lebih berharga dari darahmu.” Ji Sang menyahut bahwa mereka tak melakukan operasi, kecuali hanya membedah tubuh Sylvia saja. Ri Ta menampik, “Kau salah. Itu operasi. Kuyakin Suster Sylvia bangga pada kita dan bersyukur atas apa yang telah kita lakukan. Aku juga ingin berterima kasih juga, untuk membuatku nggak menyesal.” Dia memeluk Ji Sang.
Di sudut lain, si dokter magang bermuka dua, Ga Yun, mencuri-dengar Ri Ta dan Ga Yun. Dia kemudian melaporkan semua temuannya pada Jae Wook, terutama tentang Ri Ta yang tahu kondisi Ji Sang. Dia yakin. “Melihat kejadian terakhir soal sampel darah... kurasa dia tahu. Wah, terlalu banyak orang yang tahu nih. Dia nggak tahu berapa biaya keingintahuannya yang nggak perlu itu...”
Ji Tae pulang ke apartemennya. Di parkiran, dia dihadang salah seorang minionnya Jae Wook, yang langsung mencekiknya.
Ri Ta pulang ke apartemennya. Begitu masuk, dia mendengar suara musik klasik dari penyetel musiknya. Dia memanggil-manggil, “Eun Soo, kaukah itu? Kau tidur?” Dia berjalan pelan-pelan dan menemukan action figure dracula-nya lagi-lagi dalam posisi jatuh. Dia masuk ke ruang tengah dan menemukan penyetel musiknya menyala, tapi tak ada Eun Soo disana.
Ri Ta menyalakan saklar lampu dengan tangan gemetar. Begitu lampu menyala, dia dikejutkan oleh salah seorang minion Jae Wook lainnya. “Hei,” sapa minion itu, “Aku kesini beberapa kali. Kenapa kau nggak pernah melihat tanda yang kuberikan hah?” Di belakang minion Jae Wook itu, Ji Sang berdiri dan menjawabkan pertanyaan itu untuk Ri Ta, “Aku melihatnya kok.”
Tak butuh waktu lebih lama lagi bagi mereka berdua untuk baku hantam. Ji Sang menyerang minion itu duluan. Dengan mudahnya, tanpa berubah vampir mode on, Ji Sang menyudutkan minion itu ke arah meja dapur. Begitu, minion itu bangkit, Ji Sang bisa melihat wajahnya dengan lebih jelas. Dia ingat minion itu salah satu dari dua minion yang masuk ke rumahnya dulu untuk membunuh Sun Young. "Kau?" tanya Ji Sang. Minion tersenyum meremehkan.
Bersambung ke sinopsis Blood episode 13 - bagian 1.
Sistaa... Sinopsis nya smpeii situ ajah... Dia mengopersi suster sylvia kug gak ada yahh.... Aku udahh nntn drama nya... Tapi gak ngerti bahasanya hehehehe jadi makanya baca sinopsis hehe ditunggu yg selanjutnya sis
ReplyDeleteIya... Lanjut dungg.....
ReplyDeleteditunggu kelanjutannya....
ReplyDeleteSis, bahasanya aga baku gapapaloh. Kalo nulis 'ngemeng' saya jadi bingung ini kata apa... Heheheee
ReplyDeleteditunggu kelanjutannya....
ReplyDeleteFull kok Dra.
ReplyDeleteSudah full.
ReplyDeleteSipp!
ReplyDeleteMasak gk tauk sih istilah "ngemeng-ngemeng"? *kedip bling-bling*
ReplyDeleteYah nunggu minggu depan utk episode 13&14
ReplyDeletega sabar nnggu episode slanjut.a
ReplyDeleteiya sis untuk prcakapan.a tlong dong klau bsa pakai bhasa baku
yaa biar ga aneh di baca.a klau pkai bhasa baku
Sist atas sinopsianya jeongmal gomawo. Tapi dari penulisannya aku ga ngerti, jadi agak aneh gitu bacanya . tolong ya min pake bahasanya yang baku biar lebih menghayati bacanya.
ReplyDeleteGomawo :) :*
Jeongmal gomawoyo eon, di tunggu sinopsis selanjutnya yang gax berhenti"a bikin deg2an, , , :-)
ReplyDeleteKayaknya, aku pakai bahasa baku deh. Tapi, emang untuk dialog kubahasain sehari2. Kayak komen2an gini kan enak.
ReplyDeleteIdem sama jawaban Mimin dikomentar bawah. Eh, makasih ya dah baca sinopsisku :)
ReplyDeleteYg bikin deg-degan itu mulai episode depan. mudah2an :)
ReplyDeletebkn pnasaran kapan lg lnjutannya.....
ReplyDeletemakin engga sabar.... gomawo ya udh tulis sinopnya
ReplyDeleteCepetan dooong gw dh gk sbr
ReplyDeleteCepetan apanya Frensizca?
ReplyDelete