Baca sebelumnya sinopsis Blood episode 13 - bagian 1.
Sinopsis Blood Episode 13 (Bagian 2)
Kisah Romance – Na Jung mendengus melihat Yoo Jin bermain boneka-bonekaan bersama Soo Yun, dan mengatai mereka berdua kekanak-kanakan. Yoo Jin emosi karena Na Jung berbahasa banmal padanya, padahal dirinya jauh lebih tua daripada Na Jung. Ketika diperingatkan, Na Jung bersikap masa bodoh.
Soo Yun membela Yoo Jin dengan memanggil Na Jung dengan namanya saja. Itu membuat Na Jung marah. Soo Yun bertanya kenapa dirinya tidak boleh sedangkan Na Jung boleh? Di tengah keributan anak-anak ini, Dokter Lee datang dan menyapa Yoo Jin. Ketika sedang mengobrol ini-itu pada Yoo Jin, Dokter Lee menemukan urat di bagian leher dan tangan Yoo Jin biru-biru. Dia kaget.
Presdir Yoo datang menemui Jae Wook untuk memintanya merawat Sylvia di hari-hari terakhirnya. Jae Wook mengiyakan dan bertanya apa yang Presdir Yoo lakukan dengan Kyung In? Presdir Yoo mengatakan bahwa dirinya tidak melakukan apapun terhadap Kyung In. Saat ini, dia membiarkannya berada dalam posisinya dengan job desk yang sama seperti sebelumnya. Alasannya, Kyung In sangat kompeten di posisi yang sekarang.
“Dia terus saja mengganggu,” tukas Jae Wook. Presdir Yoo mengetahui hal tersebut dan menjanjikan bahwa Kyung In takkan melakukan hal seceroboh itu lagi. Dia minta Jae Wook memahaminya. Kemudian, Jae Wook juga mengingatkan bahwa orang yang mengganggu tak cuma Kyung In, yaitu Ri Ta. Dia menginginkan Presdir Yoo bicara padanya untuk memberinya peringatan. Jika tidak, dia berjanji akan melakukan sesuatu.
Ri Ta sedang minum jus orange di ruang istirahat, ketika Ga Yun masuk. Dia meminta maaf telah mengganggu Ri Ta dan berjanji akan langsugn pergi begitu selesai minum. Setelah menuang air ke dalam gelas, Ga Yun mendekati Ri Ta dan bertanya, “Profesor, sepengetahuanku kan kamu yang paling dekat dengan Manajer Park. Soal kesehatannya, waktu operasi terakhir, aku nggak sengaja menyentuh tangannya. Kok dingin banget ya?”
Ri Ta agak tersentak mendengar pertanyaan Ga Yun yang tak disangka-sangkanya. Dia menjawab bahwa memang kadang-kadang kaki dan tangan bisa dingin sedingin es. Ga Yun meminta maaf lagi dan pergi keluar.
Ri Ta datang menemui Presdir Yoo yang memintanya untuk tidak berulah lagi. Ri Ta mengaku tidak bisa melakukannya. Dia tak ingin RS Taemin menjadi semakin hancur dan takkan pernah dibiarkannya orang lain merusak apa yang sudah dilakukan Ayahnya. Presdir Yoo mengaku bahwa Taemin adalah segalanya dan mengatakan dengan nada keras, “Kamu pikir aku akan menghancurkannya?”
Presdir Yoo keluar dan ingat pembicaraannya dengan Kyung In yang memintanya mendengarkan rekaman percakapan mereka ketika memiliki waktu.
Dokter Lee merengek pada In Ho untuk memberikan data-data perawatan Yoo Jin dari perawatannya. In Ho menggeleng. Dokter Lee mengentak-entakkan kakinya ke lantai, bertindak seolah dirinya anak kecil yang harus dipenuhi permintaannya. Dia mengancam akan berbaring di lantai jika In Ho tetap tidak memberikannya. In Ho tetap tidak memberikannya. Yang terjadi Dokter Lee benar-benar melaksanakan ancamannya, tiduran di lantai sambil merajuk. In Ho menyuruh stafnya untuk memanggil pihak keamanan.
Dokter Lee duduk di sebuah tempat dan Ga Yun memberikan minuman untuknya. Ga Yun bertanya kenapa Dokter Lee melakukan hal seperti itu? “Aku emang kayak begitu. Jadi aku bisa dipecat dari rumah sakit sewaktu-waktu,” ucap Dokter Lee sambil menyedot capucino cincau pemberian Ga Yun, “Aish, aku harus mengendalikan diri lebih baik lagi nih.”
Ri Ta berpapasan dengan Ji Sang. Dia bertanya, “Manajer, apa yang ingin kamu katakan pada Manajer Jung? Kamu nggak menceritakan semuanya kan?” Ji Sang mengangguk-angguk, karena memang tidak harus menceritakannya pada Ji Tae. Ri Ta mengungkapkan bahwa Ji Sang tak bisa terus-menerus menyembunyikan fakta bahwa dirinya vampir. Ji Sang membenarkan, tapi dia menyadari akan lebih banyak orang yang berada dalam bahaya jika hal itu dikuak. “Oiya, nanti setelah pertemuan kita ke tempatku dulu ya?” kata Ri Ta, “Aku mau mengambil beberapa baju nih.”
Ji Tae, Ri Ta, dan Eun Soo sudah berada di ruangan Ji Sang. Ji Tae menuntut jawaban kenapa dirinya dan Ri Ta diserang dan kenapa? Ji Sang menjawabnya, “Sebelumnya kuberitahu orang yang menyerang Dokter Yoo adalah orang yang telah mencuri penelitian kita.” Ji Tae kaget mendengarnya.
Lebih lanjut Ji Sang mengatakan, “Bukan hanya kita yang tahu tentang virus yang sedang kita teliti ini. Aku nggak tahu kapan tepatnya itu terjadi, tapi aku merasa itu sudah bocor dan seseorang melakukan penelitian yang sama.”
“Jadi maksudmu orang yang menyerang Manajer Jung dan Dokter Yoo satu kelompok?” tanya Eun Soo. Ji Sang mengiyakan, berdasarkan teorinya. Dia kemudian mengaku pernah diserang disertai ancaman untuk menghentikan penelitian. Ji Tae memastikan Ji Sang sudah memberitahu semua yang diketahuinya. Dia mengatakan jika sampai ada hal yang disembunyikan maka hubungan saling percaya mereka akan langsung selesai.
Ri Ta ikut nimbrung dengan menanyakan apa yang harus mereka lakukan sekarang? Ji Sang mengajak mereka untuk menghentikan penelitian untuk sementara. Dia mengaku hendak mencari tahu siapa pelaku penyerangan.
Jae Wook berpapasan dengan Kyung In. Dia bertanya apa yang telah Kyung In lakukan, sehingga Presdir Yoo tidak jadi menghukumnya? Dia memberikan Kyung In pujian untuk itu dan menganggap Kyung In tidak seringan yang disangkanya. Kyung In pergi setelah mengatakan, “Silakan kamu menyamankan diri denganku.”
Selesai rapat, Ji Sang mengantar Ri Ta ke apartemennya untuk mengambil beberapa barang. Sesampainya di sana, Ri Ta mengepak banyak banget barang. “Kamu mau imigrasi atau bagaimana? Kamu kan cuman pergi beberapa hari ke tempatku, kenapa harus mengepak barang sebanyak itu?” Ri Ta menyebutkan bahwa dirinya itu cewek, yang biasanya ribet dengan urusan ini.
Tidak hanya baju dan parfum, Ri Ta juga mengepak action figure. Ji Sang mempertanyakannya? Ri Ta menjawab karena action figure itu adalah “bayi-bayinya”. Belum selesai, Ri Ta juga mengepak sandal dan bantal, aih.
Selanjutnya, kita beralih ke kamar Ji Sang, dimana Ri Ta sudah meletakkan parfum miliknya di rak. Dia berkomentar kalau seharusnya kamar ini dilengkapi dengan penyaring udara, karena udara di dalam kamar terasa tercemar. Setelah itu, dia melihat lukisan sunrise yang Ji Sang. “Kamu yang nge-lukisnya?” tanya Ri Ta, “Itu kamu lihat sendiri?” Ji Sang mengakui itu matahari yang ada di dalam imajinasinya. Pasalnya, selama ini, dia sama sekali belum pernah sunrise.
“Sunrise bisa membahayakan vampir!” jelas Ji Sang. Dia menyuruh Ri Ta tidur, sementara dia akan pergi keluar. Ri Ta minta dibelikan es krim melon. Ji Sang kesal, tapi salah sendiri mengundang Ri Ta tinggal di apartemennya (sudah tak bisa masak, banyak permintaannya, hahaha).
Di apartemennya, Jae Wook bertanya-tanya kenapa Ji Sang tiba-tiba menginginkan serum darahnya? Selanjutnya, kita melihat Jae Wook memberikan dua serum darah pada Ji Sang. Itu persediaan untuk satu bulan dan meminta Ji Sang bilang padanya jika memang kurang. Ji Sang mengucapkan terima kasih dan bertanya, “Terus kalau aku menyuntikkan diri dengan serum ini, itu berarti aku menjadi vampir kedua yang menjadi “manusia” setelah dirimu ya?”
Jae Wook mengiyakan dan mengatakan, “Oiya, sekarang aku nggak memberikan serum ini secara gratis padamu. Kelak jika aku butuh bantuan, bantulah aku.” Ji Sang mengiyakan. Jae Wook kemudian menjelaskan bahwa dirinya adalah orang pertama yang memakai serum darah tersebut. Dia menyebutkan kemungkinan ada vampir lain yang mengambil serum ini sewaktu dikembangkan dua puluh tahun silam. Dia mengaku tidak membawa semua obat ketika kabur dari tempat persembunyiannya. Dia tak menjamin ada vampir lain yang mengembangkan dan memakai obat yang sama.
Ketika kembali ke apartemennya, Hyun Woo menarik kesimpulan dari cerita Ji Sang sebelumnya bahwa Jae Wook benar-benar ketinggalan serum darah itu dulu atau memang sengaja meninggalkannya untuk bisa dipakai vampir lain. Dia mendesis.
Ji Sang mengatakan Jae Wook memberinya dua dosis dan meminta Hyun Woo menganalisis salah satu diantaranya. Hyun Woo bertanya apa Ji Sang akan menyuntikkan sebuah serum untuk dirinya sendiri? Ji Sang mengiyakan.
Ji Sang telah mengisi suntikannya. Sebelum menyuntik diri sendiri, dia bertanya pada Hyun Woo apa Ri Ta telah tertidur? Sebab, dia tak ingin Ri Ta mengetahuinya. LUVVY datang dan memperdengarkan suara ngorok Ri Ta di audionya, kekeke. Setelah itu, Ji Sang menyuntikkan serum itu di lengannya sampai tandas. Sehabis menyuntikkan serum itu, dia mengerang – persis sama terjadi pada Jae Wook.
Keesokan harinya, ketika Ji Sang terbangun Hyun Woo datang menghampiri untuk menanyakan apa yang dirasakan? LUVVY datang dan tanpa menunggu langsung memberikan analisisnya kalau kondisi tubuh Ji Sang normal dan sehat layaknya manusia. Ri Ta datang dan bertanya kenapa bisa suhu tubuh Ji Sang 36,5 derajat? Ji Sang menjelaskan kalau dirinya terkena flu. Dia merasa demam, tapi kondisinya malah baik-baik saja seperti manusia normal.
Di ruangannya, Ji Sang meminta Ri Ta memegang dada dan lehernya untuk merasakan detak jantung dan suhu tubuhnya. “Bagaimana? Semua baik-baik saja kan? Aku seperti manusia normal sekarang.” Dia mengatakan bahwa keinginannya untuk menjadi manusia normal akhirnya bisa terkabulkan. Ri Ta bertanya kenapa Ji Sang ingin menjadi manusia normal? “Waktu muda, aku nggak mau menjadi monster yang hidup terkurung tanpa merasakan apapun,” jawab Ji Sang, “Ck, aku sebal bahwa diriku berbeda dari orang lain. Hal itu masih kurasakan sampai sekarang.”
Ji Tae memikirkan ucapan orang yang menyerangnya, yang mengancam akan kembali lagi jika Ji Tae tidak berhenti meneliti soal virus. Dia mengambil flashdisknya dan memasukkannya ke lubang USB, setelah itu diunggahnya data-data itu. Eun Soo yang ada di sana bertanya, “Manajer, apa kamu melakukan penelitian lagi? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padamu?” Ji Tae mengaku tidak takut.
Pihak keamanan rumah sakit menemukan data-data yang diunggah Ji Tae. Mereka menduga Ji Tae melakukan penelitian lagi. Karena itu, mereka menghubungi Jae Wook. Langsung Jae Wook mengirimkan minion yang sama untuk menghabisi Ji Ta.
Di parkiran apartemennya, Ji Tae berjalan sambil celingak-celinguk menunggu orang yang menyerangnya kembali datang. Beberapa langkah, minionnya Jae Wook muncul dan menghadangnya, “Kamu pikir, peringatanku hanya gertak sambal huh?“ Ji Tae mengiyakan. Dia menyingkirkan dan memberikan kesempatan pada Ji Sang untuk menyerang sang minion.
Mereka berkelahi. Minion satu ini cukup alot dilumpuhkan Ji Sang. Beberapa kali Ji Sang memukul angin, dan membiarkan pertahanannya terbuka, sehingga akhirnya minion berhasil menyarangkan pukulan dan tendangan ke tubuhnya. Ji Sang ambruk. Ji Tae berusaha membantu. Dia mencari sebilah kayu dan memukulkannya ke tubuh sang minion. Tapi, dia hanya menemukan kayu itu patah. Minion itu berbalik dan menghajar Ji Tae yang tak bisa menyakitinya. Dalam sekali pukulan, Ji Tae terpental dan pingsan di lokasi.
Setelah itu, minion ini menginjak dada Ji Sang sambil memperingatkan, “Kudengar kamu nggak kayak anak kecil lagi. Tapi, kulihat sama saja! Jika kau ingin show-off di depanku, pastikan dirimu siap membunuhku!” Minion pergi. Hyun Woo datang dan menodongkan pistol ke arah angin. Hahaha, sudah pergi baru datang. Dia melihat Hyun Woo ambruk dan langsung mendekati. Ji Tae tersadar dari pingsannya dan merasa rahangnya sakit.
“Kau nggak berhasil meringkusnya?” tanya Ji Tae pada Ji Sang. Ji Sang menggeleng, tapi dia berhasil mengenali minion itu sebagai orang yang pernah ditemuinya di masa lalu.
Selanjutnya, kita melihat Ji Sang merenung di ruangannya. Dia memikirkan tentang serum darah yang diberikan Jae Wook padanya dan hubungan Jae Wook dengan Han Su. Segera setelah itu, dia mengajak Jae Wook bertemu di ruang rapat dengan alasan ingin menanyakan tentang serum darah yang diberikan padanya.
Jae Wook menemuinya. Sambil tersenyum, dia mengatakan, “Apa yang bisa kubantu?” Ji Sang yang duduk santai sambil menaikkan kaki, menyalakan proyektor ruangan. Dia memperlihatkan foto kedua orang tuanya bersama Han Su dan Jae Wook. Melihat itu, Jae Wook terkejut.
Bersambung ke sinopsis Blood episode 14 - bagian 1.
0 komentar:
Post a Comment