Baca sebelumnya: sinopsis drama Korea 'Blood' episode 5 - bagian 1.
Sinopsis 'Blood' Episode 5 (Bagian 2)
Kisah Romance – Di part pertama, Jae Wook tidak bisa menerima bahwa dokter tua, Park Hyun Seo dan Sun Young tidak mempublikasikan hasil penelitian mereka. Itulah sebabnya, dia memasukkan sampel penelitian virus VBT-01 ke tubuhnya sendiri dan menjadi vampir haus darah. Dia pun membunuh dokter tua yang belum kita ketahui namanya dan berjanji akan membayar apa yang telah dokter tua itu lakukan dalam penelitian. Kembali, ke ruangan dimana Jae Wook bercermin. Dia mengatakan takkan membuang-buang waktu lagi.
Kemudian, kita melihat bahwa bangsal 21A telah diresmikan. Beberapa staf rumah sakit, perawat, dan dokter (tim 2 dan Ri Ta) tampak hadir. Juga Presdir dan Jae Wok selaku direktur ada di sana. Wajah mereka tampak ceria, terlebih wajah pasien yang senang mendapatkan perawatan gratis. Hanya Ji Sang saja yang tak terlihat batang hidungnya.
Di sebuah ruangan, Ri Ta mengajak Wakil Direktur untuk memanggil beberapa orang wartawan supaya bisa di-blow-up. Wakil Direktur tidak setuju dengan usulan Ri Ta, sebab Presdir telah meminta untuk melakukan perawatan gratis pada bangsal 21A secara diam-diam. Dia bertanya kenapa Ji Sang tidak ada tadi? Ri Ta mendengus. Dia mengaku tidak peduli dengan Ji Sang, padahal sebaliknya tuh :).
Wakil Direktur bertanya kenapa Ri Ta selalu sensitif bila membicarakan Ji Sang? Ri Ta menegaskan itu bukan apa-apa. Yang jelas moodnya mendadak hilang bila kepikiran Ji Sang. Cieh cieh.
Ji Sang berjalan dan melihat pasien yang sempat diusirnya dari rumah sakit, kini menjadi salah satu penghuni bangsal 21A. Pasien ini sedang bersama anaknya. Ji Sang dan pasien bicara. Si pasien mengungkapkan bahwa dirinya pasti menyebalkan di mata Ji Sang. Dia yakin ada banyak pasien menyebalkan seperti dirinya dan meminta pengertian dari Ji Sang. Ji Sang mengaku akan mengupayakannya.
Si pasien mengungkapkan alasannya ikut perawatannya tersebut adalah demi anaknya. Walaupun hanya bisa bersamanya satu hari saja, itu membuatnya gembira. Terlebih bisa sampai menemani berjalan sampai anaknya dewasa dan menikah. Ji Sang blak-blakan kalau mungkin itu akan menjadi harapan kosong pasien. Pasien meralat, setidaknya sampai anaknya berulang tahun di tahun ini saja.
Di ruangannya, Manajer Jung membuka-buka sebendel laporan. Dia kembali memikirkan permintaan Wakil Direktur yang menjanjikan akan memberikan hadiah kecil, berupa acc apapun proposal yang akan diajukannya, baik yang sudah ditolak atau baru mau diajukan. Dia mengambil foto tua. Di sana terdapat dokter tua (ya dokter tua yang dibunuh oleh Jae Wook), seorang wanita, dan seorang anak kecil. Tebakanku, dokter tua itu adalah ayahnya Manajer Jung. Pintu ruangan diketuk. Wakil Direktur masuk.
Wakil Direktur coba menawarkan kembali tawarannya. Tetap saja, keputusan Manajer Jung sama. Dia mengaku tidak ingin menjadi bagian dari permainan yang tidak menarik minatnya. Dia menebak pasti Wakil Direktur sangat frustasi sekarang, mengingat tim pengembang obat baru tidak membagikan hasil penelitiannya. Wakil Direktur beralasan bahwa apa yang dilakukannya semata-mata demi RS Taemin semata.
Ri Ta sedang memijat tangan Suster Sylvia. Saat itu, Suster Sylvia yang tengah berbaring di ranjang bertanya pada Ri Ta bahwa dirinya benar-benar sakit parah kan? Dia bertanya berapa waktu tersisa untuknya hidup. Ri Ta berbohong dan mengatakan bahwa itu tidak seperti yang Suster Sylvia pikirkan. Suster Sylvia mengaku bisa melihat kebohongan Ri Ta dari sorot matanya.
Ji Sang datang dan langsung bicara blak-blakan pada Suster Sylvia, membuat Ri Ta kesal. “Iya, memang benar Anda sakit. Itu sebabnya, Anda berada di RS kan?” Suster Sylvia memuji keterus-terangan Ji Sang yang disebutnya dokter ganteng. Ji Sang menambahkan walaupun Suster Sylvia sakit bukan berarti akan segera mati. Setidaknya, ini belum saatnya Suster Sylvia meninggalkan dunia fana ini.
Ketika Ji Sang pergi, Ri Ta menyusulnya. Dia bertanya apa Ji Sang mencoba menarik perhatiannya dengan berbohong pada Suster Sylvia tadi? Ji Sang menggeleng. Dia mengaku hanya ingin membayar kembali apa yang pernah Ri Ta lakukan padanya beberapa waktu lalu, ketika berbohong di depan Jae Wook mengenai kondisinya. “Terus kenapa waktu itu kau berbohong?” tanya Ji Sang, “Kau kan bisa membuat semuanya menjadi lebih sulit dengan itu?”
Ri Ta menjawab bahwa dirinya kasihan dengan Ji Sang. Sakit, tapi tidak bisa memberitahu apa-apa pada orang lain. Ji Sang bertanya apa Ri Ta yakin bahwa dirinya benar-benar sakit? Ri Ta menegaskan dirinya itu dokter dan sekarang mereka berada di rumah sakit. Jadi, mudah baginya untuk mengetahui Ji Sang sedang sakit. Hanya saja, Ri Ta belum tahu sakit apa Ji Sang.
Ji Sang pergi dari hadapan Ri Ta dan melewati bangsal 21A. Di situ, dia menemukan keanehan. Lorong tempat bangsal 21A itu berada tidak dipasangi kamera CCTV dan bagian pintunya juga dipasangi alat pengaman pintu.
Ri Ta menemui pasiennya yang bernama Nam Dong Pal. Melihat Ri Ta datang, Dong Pal yang sedang diambil sampel darahnya olah Hye Ri bertanya apa Ri Ta adalah dokter yang merawatnya. Dia bertanya pada Ri Ta boleh tidak minum soju? Ri Ta tidak menggubris pertanyaan Dong Pal dan justru memperhatikan tindakan Hye Ri.
Setelah selesai, Hye Ri nyelonong begitu saja di hadapan Ri Ta tanpa permisi. Hal itu membuat Ri Ta kesal. Dia menahan Hye Ri dan mencak-mencak. Dengan santai dan wajah datar, Hye Ri menyebutkan bahwa dirinya sudah mendapat acc dari Presdir dan Direktur. Wakil Direktur datang dan menyuruh Hye Ri meminta maaf pada Ri Ta. Menolaklah Hye Ri. Dia merasa Ri Ta-lah yang melangkahi aturan. Wakil Direktur mendekat dan berdiri menghadap Hye Ri – di antara Hye Ri dan Ri Ta. Dengan wajah sedikit menekan, dia meminta Hye Ri untuk meminta maaf. Dengan wajah ogah, Hye Ri melakukannya juga. Setelah itu dia pergi.
Ri Ta masih enggan melepas Hye Ri, tapi Wakil Direktur memintanya untuk membiarkannya. Di saat itu, Ji Sang datang dan mengatakan bahwa bangsal 21A merupakan bangsal yang unik. Dia mengatakan menemukan banyak kamera CCTV, pintu karantina keluar-masuk, dan alat pengaman pintu. Ri Ta mengaku belum melihatnya. Tapi, Wakil Direktur mengatakan bahwa tujuan dari penggunaan itu berbeda. Tadinya, bangsal 21A dibuat untuk dipakai oleh pasien VVIP, karena itu ada banyak sistem pengaman di sana demi mencegah hal-hal berbahaya masuk. Ji Sang mengangkat alisnya bahaya masuk? Apa ada zombie yang mau masuk atau bagaimana? Wakil Direktur tersenyum dan mengajak mereka kembali bekerja jika tidak ada yang ditanyakan lagi.
Ri Ta pun menemui Presdir dan mengajaknya bicara di sebuah ruangan. Dia mempertanyakan apakah Presdir mengizinkan tim pengembang obat baru untuk memasuki bangsal pasien siapapun? Presdir mengiyakan, sebab Direktur telah mengizinkannya. Ri Ta agak tersinggung, lantaran itu bukan wilayah bagi tim dari departemen lain untuk masuk ke bangsal pasien. Hal ini tidak terjadi di rumah sakit lain. Presdir bertanya tadinya bukan Ri Ta sudah setuju? Ri Ta mengiyakan, tapi maksudnya bekerja sama, bukan masuk-masuk ke bangsal lain tanpa izin.
Presdir menenangkannya dan mengatakan bahwa tujuan mereka akan menjadi tujuan akhir bersama. Ri Ta bertanya apa Presdir tidak terlalu percaya pada Direktur? Dia mengajak Presdir berpikir kalau-kalau Direktur melakukan semuanya demi keuntungan pribadi. Presdir menjitak kepala Ri Ta dan memintanya melihat dulu baru membuat kesimpulan. Ri Ta mengatakan bahwa selain mereka berdua ada Bibi Kyung In yang ada di Asosiasi Direktur, tapi kenapa Presdir memberikan kekuasaan lebih pada Direktur? Presdir hanya terkekeh saja.
Pasien Ri Ta. Si Dong Pal itu minum sebotol air. Dia mengatakan kalau isi botol adalah soju pasti rasanya jauh lebih enak. Dia melihat Ji Sang sedang mengecek pasien yang berada di sebelahnya. Dia memuji Ji Sang ganteng dan bertanya apa si dokter minum? Pasien yang sedang diperiksa Ji Sang menyuruh Dong Pal menutup mulut. Pasien itu meminta pada Ji Sang untuk merawatnya dengan baik. Ji Sang mengatakan bahwa tumor yang diidap pasien tidak kecil, tapi setelah dioperasi semua akan baik-baik saja.
Si pasien mengoceh bahwa hidup tidaklah semudah itu. Belum semua yang besar terlihat. Ji Sang bertanya dengan nada datar, kalau begitu si pasien mau mati saja? Tertegunlah si pasien. Ji Sang kemudian melihat biru-biru di lengan si pasien dan bertanya sejak kapan tangannya begitu? Si pasien menjawab bahwa tangannya menjadi biru-biru sejak tadi pagi dan gejalanya sedikit agak sakit.
Ji Sang mengecek foto yang diambilnya dari pasiennya dengan data-data yang dimiliki di komputer. Karena tidak memiliki jawaban apapun, akhirnya dia pergi menemui Manajer Jung untuk memperlihatkan foto yang diambilnya. Dia bertanya apa penyebab dari biru-biru itu adalah reaksi terhadap obat atau infeksi. Manajer Jung yang melihat HP Ji Sang mengaku tak yakin. Dia berjanji akan mengecek pasien begitu sempat.
Ketika Ji Sang hendak pergi, Manajer Jung memanggilnya. Manajer Jung mengaku bingung dengan penerapan konsep Ji Sang, yang tampak tekun betul merawat pasien. Ji Sang balik bertanya apa dirinya harus main-main saja? Manajer Jung tersenyum. Ji Sang lantas pergi. Temannya Ri Ta masuk dan bertanya apa Manajer Jung sudah lebih dekat dengan Ji Sang yang HPB dijuluki psiko? Manajer Jung menggeleng dan mengatakan bahwa Ji Sang adalah idiot yang terlalu banyak pikiran. Temannya Ri Ta pergi dan Manajer Jung kembali tercenung. Dia menarik selembar kertas dari bundel data miliknya. Tampak foto-foto tengkorak, seperti yang dilihat Ji Sang dan Hyun Woo sebelumnya. Apakah ini berarti dia yang menghapus data dari database RS Taemin?
Dong Pal tampak aneh. Sehingga, pasien yang tidur di sebelahnya bertanya apa Dong Pal baik-baik saja? Tanpa menjawab, Dong Pal pergi begitu saja keluar ruangan. Di luar, dia celingak-celinguk dengan pandangan mengabur. Dia akhirnya masuk ke ruang obat-obatan yang terletak di belakang meja bagian pencatatan perawatan. Tak ada siapapun di sana, sehingga dia mudah masuk, tapi Ri Ta lewat dan mengikutinya. Dong Pal mengambil botol isopropil dan berniat meminumnya, sebagai ganti minumannya. Ri Ta keburu masuk dan menegurnya. Dia mengambilnya dan membawanya keluar. Dong Pal masih berusaha merebutnya. Untung, para perawat dan penjaga datang sehingga Dong Pal bisa diamankan segera.
Ri Ta memerintahkan perawat untuk memberikan lorazepam tiap enam jam sampai besok, tanpa harus mengikat atau mengisolasinya. Manajer Woo datang bertanya keributan apa yang tengah terjadi?
Ji Sang mengecek pasien di bangsal. Ketika dia melihat penarikan darah yang dilakukan salah satu pasien, mendadak matanya berubah hijau. Dia pergi ke kamar mandi dan menatap cermin. Dia kembali teringat waktu operasi kejadiannya juga begini.
Ji Sang pulang dan meminta Hyun Woo untuk membuat kembali proyek yang dinamakan VTH-16. Hyun Woo menolak keras. Sebab, obat yang dihasilkan dari proyek itu telah membunuh semua sel normal dalam tubuh Ji Sang dan belum diketahui apa penyebabnya. “Bila kau membuat vaksin dari proyek ini, kau mungkin akan menjadi manusia dalam satu dua hari. Setelah itu, semua sel dalam tubuhmu, dari kepala sampai kaki akan mati!” ingat Hyun Woo, “Itu waktu kematianmu!”
Hyun Woo mengingatkan Ji Sang untuk tidak memulai kembali proyek ini. Ji Sang tidak peduli. Walaupun, mungkin pada akhirnya dia harus mati setidaknya dia mati sebagai manusia. “Bagaimana bisa kau melakukan itu ketika aku melakukan semua ini demi kau!” ucap Hyun Woo. Ji Sang terdiam.
Di apartemennya, Jae Wook duduk di bangkunya. Dia tampak menyuntikan serum untuk tubuhnya. Setelah itu, dia mengerang dan berubah menjadi vampir. Di sisi lain, Ji Sang sedang berada di kamar mandi apartemennya. Ditatapnya cermin kamar mandi. Merasa geram, dia memukul cermin tersebut.
Sesuai janjinya, Manajer Jung datang melihat pasien yang tangannya biru-biru. Tapi, memar-memar itu sudah menghilang. Manajer Jung bertanya kapa memarnya hilang? Pasien menjawab pagi-pagi dan sekarang dirinya merasa lebih baik. Manajer Jung bertanya apa pasien diambil darahnya? Pasien mengiyakan, darahnya diambil 7-8 tabung oleh dokter cantik (Hye Ri).
Di apartemen, Hyun Woo melihat cermin yang dipukul Ji Sang. Tampak cermin retak dan menyisakan sedikit darah di sana.
Ji Sang menemui Manajer Jung yang menyebutkan keanehan yang dirasakannya ketika mengecek pasien. Dia yakin pendarahan tak bisa hilang hanya dalam tempo sehari. Dia menambahkan tim pengembang obat baru juga mengambil sampel darah. Temannya Ri Ta masuk dengan membawa sampel darah. Kakinya terpeleset oleh selembar kertas yang tergeletak di lantai. Berantakanlah sampel darah itu. Dia langsung meminta maaf telah menyebabkan keributan itu. Manajer Jung bertanya, apa sampel darah itu berasal dari pasien hepatitis? Temannya Ri Ta mengaku itu sampel darah manusia sehat dan buru-buru memungutinya.
Ji Sang melihat sampel-sampel darah yang berleleran di lantai. Mendadak pandangannya agak kacau. Manajer Jung sempat melihatnya. Ji Sang langsung mengaku ingin memeriksa pasien yang tengah mereka bicarakan itu. Untung saja!
Dong Pal mendadak semakin gila. Dia memegang besi panjang dan meminta orang-orang tidak mendekatinya. Perawat, penjaga keamanan, dan beberapa dokter termasuk Ri Ta tampak tegang. Tak ada yang bisa mereka lakukan, selain membujuknya untuk meletakkan besi itu.
Ji Sang datang dan meminta penjelasan pada Ri Ta apa yang tengah terjadi? Ri Ta mengatakan bahwa Dong Pal berhalusinasi karena terlalu banyak minum. Dia menyatakan penyakit yang diderita Dong Pal adalah HCC (karsinoma hepatoseluler). Bahkan kemarin, Ri Ta menceritakan Dong Pal berusaha menenggak isopropil. Dia mengaku telah memberi lorazepam, tetap saja gejalanya tidak mereda.
Dong Pal menjerengkan matanya demi menahan rasa sakit. Ri Ta mengingatkan Dong Pal memiliki penyakit kanker hati, sehingga tidak boleh mengonsumsi alk*hol. Ji Sang menyela dan mengaku akan memberinya beberapa alk*hol. Tapi, dia meminta Dong Pal meletakkan besi panjangnya. Dong Pal menurut. Diam-diam perawat mencoba mengambil suntikan penenang. Dong Pal melihatnya dan kembali menggila. Dia menjungkir-balikkan meja yang ada suntikan penenang itu dan mengambil pisau kecil. Tangan Dong Pal berdarah akibatnya.
Melihat tangan Dong Pal yang berdarah Ji Sang pusing. Begitu Dong Pal menyerang Ri Ta, secara refleks Ji Sang melindungi Ri Ta dan membiarkan pipinya tersayat pisau. Dia lantas pergi dengan sempoyongan. Ri Ta membuntutinya. Ketika Ji Sang berbalik, Ri Ta melihat luka di pipi Ji Sang mengeluarkan darah, tapi dengan cepat luka itu menutup. Ri Ta kaget.
Bersambung ke sinopsis 'Blood' episode 6 - bagian 1.
0 komentar:
Post a Comment