Baca sebelumnya sinopsis Blood episode 8 - bagian 2.
Sinopsis Blood Episode 9 - Bagian 1
Kisah Romance – Sesuai cerita sebelumnya, Ja Bok berjalan seperti robot ke arah jalan. Dibelokan, seorang minionnya Jae Wook mencekik lehernya dan melemparkannya ke tengah-tengah jalan begitu melihat sebuah truk melintas.
Ketika Ja Bok akan tertabrak, Ji Sang datang dengan berlari dan langsung mendorong tubuh Ja Bok ke pinggir, membuat tubuhnya sendiri ditabrak truk.
Minionnya Jae Wook pergi, setelah Ji Sang menyelamatkan Ja Bok. Di sisi lain, Ri Ta yang baru sampai kaget melihat Ji Sang tertabrak truk. Dia bertambah kaget, begitu melihat Ji Sang bangkit tanpa luka-luka. Tapi, Ri Ta tak segera bereaksi. Dia melihat Ji Sang berubah ke mode vampir untuk sesaat.
Setelah berhasil mengontrol diri dan lukanya sembuh, Ji Sang menghampiri Ja Bok yang berada di tepi jalan. Sopir truk keluar dan bertanya apa Ji Sang baik-baik saja? Ji Sang mengiyakan dan menyuruh si sopir pergi, tapi si sopir mencoba meyakinkan diri. Ji Sang berteriak, “Aku baik-baik saja. Sudahlah pergi saja sana!” Sopir pun mundur, membiarkan Ji Sang membawa Ja Bok kembali ke RS.
Di RS, Ji Sang memapah Ja Bok. Ri Ta mendekatinya dari belakang dan bertanya dimana Ji Sang menemukan Ja Bok – tanpa bertanya hal yang sebenarnya. Ji Sang menjawab, “Di belakang gedung.”
“Oiya, kau nggak apa-apa nih? Kayaknya kepalamu terluka serius?” tanya Ri Ta, melihat luka di kepala Ji Sang. Pertanyaan itu membuat Ji Sang kesal. Dia meminta Ri Ta tak mengganggunya, bahkan jika kepalanya terluka parah.
Tim penjaga keamanan RS datang menghampiri mereka. Kepala penjaga keamanan mengucapkan terima kasih karena Ji Sang dan Ri Ta telah menemukan Ja Bok. Ri Ta menuntut penjelasan apa yang terjadi sebenarnya?
Kepala keamanan menjawab, “Kami ada sesuatu yang sangat penting dan dia pasti terlewatkan oleh kami selama waktu itu.” Penjelasan itu membuat Ji Sang kesal. Dia bertanya apa maksud Kepala Keamanan adalah semua tim penjaga keamanan tak ada di tempat, sehingga tak satupun orang mengawasinya? Kepala Keamanan meminta maaf atas kelalaian yang telah diakibatkannya.
Dia kemudian meminta Ji Sang membiarkan Ja Bok untuk dipindahkan. Ji Sang tidak mengizinkannya. Kepala Keamanan mengancam bila Ji Sang tidak mau bekerjasama, maka mereka akan menggunakan kekerasan. Ji Sang siap meladeni. Tapi Ri Ta memegang tangan Ji Sang dan memintanya untuk mengikuti apa yang tim keamanan pinta.
Ji Sang protes pada Ri Ta. Tanpa ragu, Ri Ta menatap Ji Sang dan memintanya melakukan apa yang dilakukannya. Ji Sang menurut. Ri Ta menyuruh tim keamanan mengembalikan Ja Bok ke tempatnya.
Setelah menerima telpon, Jae Wook meletakkan HP-nya di meja dan menyandarkan kepalanya di dudukan kursi.
Selanjutnya Ji Sang protes. Dia bertanya-tanya kenapa Ri Ta tidak membiarkannya mengurus pasiennya dan menyalahkan tim keamanan. “Siapapun orangnya pasti bisa melihat pasien berhalusinasi. Tapi, dia dan timnya malah berada di luar RS, tanpa seorang pun yang mengawasi pasien. Kau tahu betul ada yang nggak beres disini! Jadi, kita harus mengupayakan agar dia bisa berada disini?”
Ri Ta menatap Ji Sang dengan tatapan sinis, dan bertanya, “Apa itu termasuk bertarung dengan tim keamanan?”
Ji Sang terdiam sesaat. Lalu, dia bertanya apa solusi lain Ri Ta? Ri Ta menyahut akan memikirkannya nanti. Ri Ta berjalan di lorong RS yang gelap, kemudian terduduk bersandarkan dinding. Tampak wajahnya antara ketakutan, kaget, dan penasaran mempertanyakan apakah yang dilihatnya tadi benar-benar nyata – ketika Ji Sang habis ditabrak truk?
Hyun Woo ngeprint hasil penelitiannya. Begitu membacanya, dia kaget dan menatap sampel serum yang dikirimkan Ji Sang dari Jae Wook.
Ji Sang pergi menemui Ji Tae untuk membahas soal foto tengkorak yang sebelumnya sempat tertunda. Ji Tae mengajak Ji Sang untuk menyamakan pemikiran dulu. Dia mengaku menemukan foto tersebut secara kebetulan, ketika tengah mengakses database. Di bagian pengunggah hanya tertulis “No Name”. Karena itu, dia menyimpannya dan coba mengaksesnya beberapa hari selanjutnya, tapi file itu sudah dihapus.
Ji Tae bertanya, “Kau juga mendapatkan foto tengkorak ini dari database juga? Agak aneh. Foto ini muncul di database jauh sebelum kau menjadi dokter di Taemin. Sudah pasti kau nggak punya akses ke database kan?” Ji Sang tersenyum dengan pertanyaan Ji Tae, dan memakluminya juga dicurigai.
Minion Jae Wook yang mendapat tugas membunuh Ja Bok melaporkan bahwa tugas tidak dapat dieksekusi dengan baik. Dia minta maaf, karena sama sekali tidak melihat Ji Sang datang. Jae Wook bertanya, “Kau berikan aku alasan itu atas kegagalanmu?”
Jae Wook menambahkan, “Aku bisa sangat murah hati ketika kesalahan itu muncul. Tapi, aku sama sekali nggak tahan jenis kesalahan bodoh yang hanya bisa dilakukan umat manusia.” Dia memegang pundak minionnya dan mengatakan bila sampai terjadi kesalahan lagi, maka takkan ada ampunan. Dia mengeluarkan kuku-kukunya yang tajam, menancapkannya ke dalam tubuh minionnya. Meringislah minion itu.
Ji Sang mengakui bahwa dirinya mendapatkan foto tengkorak itu dari jalur yang abnormal. Ji Tae menanyakan tujuan Ji Sang. “Penelitian. Sama seperti yang kau lakukan,” sahut Ji Sang. Kening Ji Tae mengernyitkan dahi. Rasanya kurang logis jika Ji Sang melontarkan pertanyaan yang cukup serius padanya. Seolah-olah Ji Sang marah hanya karena topik penelitian mereka berdua sama.
“Jangan lanjutkan penelitian ini!” pertegas Ji Sang, “Ini berbahaya!” Ji Tae meminta Ji Sang memberikan alasan yang lebih logis kenapa dirinya tidak boleh lanjutkan penelitian. Ji Sang berjanji akan memberikan penjelasannya, tapi tidak sekarang. Dia hanya ingin Ji Tae menghentikan penelitian sekarang, “Ini bukan permintaan, ini peringatan!”
Hyun Woo dan Ji Sang berdiskusi tentang Ji Tae. Ji Sang mengungkapkan dirinya yakin Ji Tae tak punya informasi apapun selain foto tengkorak Kochenia, yah walaupun Ji Tae akan menemukan satu atau dua hal lainnya jika terus melakukannya. Biarpun begitu, Hyun Woo menyuruh Ji Sang mengamati Ji Tae, ada kemungkin dia punya informasi penelitian atau file lain.
“Oiya, kau sudah cek soal Dong Pal?” tanya Ji Sang. Hyun Woo mengambil selembar kertas dan memberikannya pada Ji Sang. Setelah itu, dia bercerita jika pada hari Dong Pal dipaksa keluar, sebuah mobil menabraknya. Menurut prosedurnya, jenazah Dong Pal dikremasi keesokan paginya.
Ji Sang bertanya, “Apa mungkin ada seseorang yang sengaja membuat kecelakaan itu terjadi?” Pertanyaan itu membuat Hyun Woo tersentak. Ji Sang menjelaskan bahwa Ja Bok juga hampir mengalami kecelakaan seperti Dong Pal – seolah-olah ada seseorang yang mendorong ke tengah jalan.
Hyun Woo memberikan hasil penelitian serum milik Jae Wook. Dia mengatakan, “Hasilnya diluar dugaan, eh salah, hasilnya mengejutkan.” Dia menjelaskan bila serum darah itu terbuat dari darah anak-anak.
Di sisi lain, Jae Wook tampak membaca informasi tentang Ji Tae.
Hyun Woo menambahkan motif kuat untuk minum darah anak-anak, selain ilegal, adalah sistem imunitas darah anak-anak belumlah kuat. Sehingga, itu jauh lebih aman dikonsumsi manusia yang terkena infeksi, seperti minum air yang masih murni belum terkena banyak kotoran.
Ri Ta bangun dalam keadaan kurang sehat. Dia pergi ke RS sakit dengan lemah, letih, lesu. Dia berhenti melihat Ji Sang ada di bagian pencatatan. Meski begitu, dia tetap menghampirinya dan berdiri di komputer sebelahnya.
Melihat Ri Ta datang dengan kondisi kurang fit, Ji Sang bertanya apa Ri Ta baik-baik saja? Ri Ta menjawab sengak bahwa dirinya baik-baik saja. Ji Sang mengatakan ada pasien bedah hari ini. Dengan malas, Ri Ta pergi dan menyuruh Ji Sang mengiriminya file.
Pasiennya Ji Sang mengatakan pada istrinya bahwa dirinya bermimpi menjadi pengiring pria di hari pernikahan putrinya, Soo Hyun. “Kau tahu betapa cantiknya dia?”
“Aku yakin dia cantik banget. Sebab dia adalah putri kita,” sahut istri pasien menangis.
“Nggak bisakah seseorang ciptakan mesin waktu atau sesuatu? Supaya aku bisa kesana barang lima menittt sajaaa...” tukasnya. Hal itu membuat istrinya menangis dan berulang kali mengelap air mata yang tumpah. Sementara itu Soo Hyun berdiri di depan pintu. Dia tak kuasa membendung air matanya demi melihat kondisi dan impian sang Ayah.
Soo Hyun masih menyisakan air matanya ketika duduk di ruang tunggu. Ga Yun mendekat dan bertanya apa Soo Hyun menangis lagi? Cepat-cepat Soo Hyun menghapus air matanya. Dia mengaku hanya sedang berpikir. “Berpikir apa? Tentang ayahmu?” Ga Yun coba mengorek informasi lebih lanjut. Soo Hyun mengiyakan dengan mimik sedih.
Ri Ta masuk ruangannya dengan ekspresi lemah, letih, lesu. Sedang berpikir, tiba-tiba HP-nya berdering. Ketika diangkat, dia menyatakan akan datang ke ruang operasi dalam sepuluh menit untuk mengoperasi pasien bernama Park Soon Young. Setelah menutup telpon, Ri Ta tidak lekas beranjak dan duduk selama beberapa saat. Saat itulah, kita tahu Ji Sang mengintipnya dari luar.
Seorang perawat bercerita pada rekannya mengenai beberapa pasien yang terkena tinnitus (berdasarkan situs mayoclinic, tinnitus adalah suara atau dengungan yang terjadi di dalam telinga, cek lebih lengkap disini). Dua rekannya bertanya ada berapa banyak? Perawat ini menjawab sekitar sepuluh, termasuk dua pasien yang berkata padanya tadi. Mereka sepakat untuk mengkonsultasikan hal ini kepada dokter THT, tapi sebelum itu harus dokter penanggung jawab pasien harus diinformasikan.
Baru mau bergerak, mereka dicegat Hye Ri, yang menginformasikan bahwa ada semacam protokol untuk pasien bangsal 21A supaya dokter-dokter lain tidak ikut campur dalam perawatan.
Di ruangannya, Ri Ta tampak kebingungan memikirkan kejanggalan yang dilihatnya dari Ji Sang. Dia coba mengingat-ingat kembali, apanya yang salah.
Ji Sang mengumpulkan dokter-dokter ahli bedah di Taemin. Dia memberi penjelasan kenapa belakangan ini tidak bisa melakukan operasi.
“Alasanku nggak bisa melakukan operasi adalah lantaran masalah kesehatanku yang makin memburuk belakangan ini,” jelas Ji Sang. Dia menambahkan penyakitnya bukanlah enteritis kronis sebagaimana gosip beredar, melainkan gangguan kepanikan. Dia beralasan gangguan itu terjadi ketika dirinya bertugas di medan perang Kochenia.
Ji Sang mengatakan dokter yang merawatnya menjelaskan butuh waktu setidaknya satu-dua bulan pengobatan untuk memulihkan dirinya. “Jadi, selama dua bulan ke depan, aku nggak akan lakukan operasi apapun. Meski begitu, aku sadar ini bukan hakku untuk memutuskan. Itulah sebabnya, kupanggil kalian kesini.”
Tim bedah kedua bertanya siapa yang bisa menggantikan Ji Sang? “Dokter Yoo Ri Ta yang akan melakukannya,” sahut Ji Sang. Ri Ta menyanggupi hal itu, tapi dia tak yakin Ji Sang bisa sembuh hanya dalam tempo dua bulan saja, karena itu harus resign dari RS... Il Nam memotong ucapan Ri Ta dan meminta semua orang saling mendukung. Dia minta Ji Sang tidak dihakimi karena penyakit mentalnya.
Tak ada yang menentang ucapan itu. Jae Wook mengambil alih dan mengatakan akan menerima permintaan Ji Sang. Hal itu membuat Ji Sang berterima kasih padanya. Dia menatap Ri Ta yang tampak tajam sekaligus sinis menatapnya.
Di luar ruang pertemuan, Il Nam mendekati Ji Sang untuk menawarkan dokter temannya yang lulusan Stanford untuk mengatasi penyakit mental Ji Sang itu. Karena Ji Sang menolak, Il Nam menawarkan untuk memperkenalkan cewek-cewek pada Ji Sang. Tetap Ji Sang menolaknya dan pamit undur diri.
Seperginya Ji Sang, salah seorang minionnya mendekat. Dia bertanya kapan Il Nam menjadi fansnya Ji Sang, padahal setiap hari memanggilnya dengan sebutan psikopat terus-menerus? Il Nam mengaku mulai menyukai Ji Sang.
Ga Yun menerima telpon dari perawat yang menyebutkan Na Jung tak ada di kamarnya. Dia menemukan Na Jung ada di atap gedung RS. Karena itu, dia mengajaknya masuk. Na Jung menolak, karena ingin melihat-lihat pemandangan di atas. Ga Yun mengatakan itu bahaya. Na Jung tak peduli, toh dirinya akan mati juga kan? “Kenapa kau akan mati?” tanya Ga Yun, “Dokter cantik akan mengoperasimu.”
Na Jung mendengus. “Cantik apanya? Temperamennya buruk begitu.” Ga Yun menarik tangan Na Jung dan mengajaknya turun.
Ketika hendak kembali ke ruangannya, Ji Sang menemukan Jae Wook berdiri di depan pintu ruangannya. Jae Wook bertanya, “Kau pikir pemecahan masalah kesehatanmu bisa dilakukan dalam satu-dua bulan tanpa mengonsumsi darah?”
“Kita lihat saja nanti. Nanti juga aku tahu,” sahut Ji Sang. Hal ini membuat Jae Wook menilai Ji Sang adalah orang yang sembrono dan keras kepala. Ji Sang membalas dengan mengatakan bila benar dirinya berbahaya, maka dia tetap takkan minum darah anak-anak. Jae Wook tersentak mendengar itu. Ji Sang menambahkan dimanapun negaranya, darah anak-anak tidak legal diperjual-belikan.
Jae Wook mengaku lebih memilih jadi iblis untuk mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan daripada jadi malaikat tapi resah dan cemas. Dia menegaskan dirinya tidak membunuh anak-anak itu, kecuali hanya mengambil beberapa tetes darah anak-anak. Itu saja. “Bila memang benar begitu, lakukanlah sendiri. Jangan libatkan aku!” Ji Sang masuk ke dalam ruangannya.
Di ruangannya, Kyung In membuka amplop yang berisi berkas-berkas tentang informasi pribadi Jae Wook. Setelah itu, dihubungilah editor yang sempat dijanjikan informasi rahasia. “Halo, Editor, kurasa semua persiapannya berjalan dengan baik. Aku nggak sabar lagi menunggu terbitnya artikelmu.”
Ri Ta mau masuk ke bangsal 21A, tapi para penjaga keamanan tak mengizinkannya lewat. Bahkan, hanya untuk satu menit saja. Jae Wook datang dan meminta penjaga memberikan jalan pada Ri Ta. Di dalam, mereka melihat Ja Bok yang kondisinya makin tak karu-karuan.
Jae Wook mengatakan, “Pagi ini, gejala virus mulai memperlihatkan diri di tubuhnya. Suhu tubuhnya kini meningkat sebanyak 40 derajat celcius. Untung saja, kau dan Ji Sang teliti melihat gejala yang nggak biasa, jadi bisa menghindarkan diri dari kerugian yang bisa diderita pasien lain.”
Eun Soo menjelaskan temuannya pada Ji Tae dengan mempersempitnya menjadi lima kata kunci penting. “Aku rasa peneliti memulai semuanya dari sisa-sisa tengkorak di Kochenia. Dia kebetulan dengar cerita dari sesepuh desa. Rasa penasaran membawanya untuk menggali kuburan, diam-diam.”
Eun Soo menunjuk papan putih dan menegaskan adanya beberapa bagian yang terhapus dari kata “V... T? 1...” Dia menebak itu mungkin virus yang diberikan oleh si peneliti. “Karena mengandung huruf V di dalamnya, apa mungkin kalau ini berkaitan dengan vampir?” tanya Eun Soo.
Ji Tae mengatakan bahwa si peneliti menemukan artefak kuno dari vampir. Si peneliti kemudian menarik kesimpulan bahwa vampir bukanlah legenda, melainkan disebabkan oleh virus. Eun Soo menambahkan bahwa dia menemukan kata “physeal plate” yang membingungkan semua kaitan tiga temuan sebelumnya. “Eh, tapi kalau ini beneran, pasti keren banget kan?” komentar Eun Soo, “Kau pikir aja, apa mungkin manusia bisa berubah dan meminum darah sesamanya?”
Pintu ruangan diketuk. Eun Soo langsung buru-buru menghapus papan tulis. Ri Ta masuk dengan wajah masih pucat. Ji Tae bertanya apa yang membawa Ri Ta datang?
Bersambung ke sinopsis Blood episode 9 - bagian 2.
0 komentar:
Post a Comment