Baca sebelumnya sinopsis drama Korea Blood episode 15 - bagian 1.
Sinopsis Blood Episode 15 (Bagian 2)
Kisah Romance – Di suatu tempat, J dan rekannya mengumpulkan pasukan vampir berpakaian hitam-hitam. J memperhatikan pasukannya ketika rekannya dihubungi oleh Jae Wook yang memerintahkan pasukan untuk diberi serum, sehingga mode sejatinya tidak tampak. Rekannya J mengiyakan.
Ga Yun kembali ke rumah sakit dengan gontai. Salah seorang seniornya meneriakinya karena Ga Yun meninggalkan rumah sakit tanpa bicara apa-apa. Ga Yun meminta maaf. Senior Ga Yun satunya lagi menyuruh senior yang berteriak-teriak pada Ga Yun untuk pergi, sementara dia akan mengurus Ga Yun. Dia kemudian menyayangkan Ga Yun yang tidak bilang padanya jika hendak meninggalkan rumah sakit. Lalu, dia memerintahkan Ga Yun untuk berganti pakaian dan secepatnya ke ruang IGD.
Ri Ta dan Ji Sang jalan bareng. Karena itu kali pertamanya bagi mereka, Ri Ta terlihat senang betul dan mencemooh Ji Sang yang susah payah mendadani diri sendiri tapi hasilnya serius. Ji Sang tersenyum, setelah teringat gaya Ri Ta dulu seperti gadis LA. Mereka kemudian melihat sepasang kekasih saling merayu di sebuah taman.
Setelah mereka pergi, Ri Ta kepingin Ji Sang merayu juga seperti itu. Ji Sang mau menolak, tapi Ri Ta sudah berdiri di taman bebungaan dan berkata, “Coba cari aku!” Entah tidak peka atau bagaimana, Ji Sang langsung menunjuk tempat Ri Ta berdiri. Ri Ta mendengus, menilai Ji Sang tidak asyik. Dia bergidik sendiri mengetahui pola pikir Ji Sang yang terlalu serius.
Ri Ta mengejar langkah Ji Sang dan mengadu kalau jari tangan kirinya keriting akibat bergidik tadi. Ji Sang mengatakan akan meluruskan jari tangan itu untuk Ri Ta. Dia menggenggam tangan Ri Ta dan berjalan dengan nyaman. Itu membuat Ri Ta senyum-senyum geli sendirian.
Di rumah sakit, In Ho merasa tubuhnya pegal-pegal. Dia mengecek suhu tubuhnya dan termometer memperlihatkan angka 32,2 derajat. Dia pun menyuntik dirinya dengan serum darah buatan Jae Wook. Tidak disangka seorang dokter junior melihatnya dari sela-sela jendela. Saat itu In Ho tengah mengerang kesakitan dalam keadaan vampir mode on. Itu membuat dokter junior ketakutan. In Ho yang melihatnya langsung mengejar dan membunuh dokter junior itu.
Jae Wook yang menerima laporan telah terjadi pembunuhan, langsung memerintahkan orang yang menghubunginya untuk menghapus rekaman CCTV tersebut dan mengingatkan supaya tim keamanan lainnya tidak bicara.
Seorang dokter junior lainnya masuk ke sebuah ruangan. Dia terkejut melihat temannya ada di sana dalam posisi gantung diri.
Di rumah, Ji Sang membersihkan rambut Ri Ta dan mempertanyakan kenapa rambut Ri Ta banyak sekali yang rontok. Ri Ta menjawab jika semua gadis berambut panjang memang seperti itu. “Kau memang tak pernah kencan dengan gadis berambut panjang?” tanya Ri Ta. Ji Sang mengakui tidak pernah. Begitu pula dengan gadis berambut pendek dan sedang.
Ji Sang menjelaskan jika vampir seperti dirinya terjangkiti penyakit cinta maka kelenjar pituitari akan lebih banyak memproduksi phenethylamine dan oksitosin. Karena itu bisa lebih berbahaya, karena emosi dan keinginan yang sulit diredam. Ri Ta bertanya apa Ji Sang bisa tidak apa-apa waktu berdekatan dengan dirinya – saat dirinya menggenggam tangannya seperti sebelumnya? Dia menambahkan apa itu mungkin tidak terlalu banyak stimulasi? Ji Sang terdiam. Dengan sedih, Ri Ta menjawab untuk diri sendiri kalau bagi Ji Sang dirinya pasti hanya seperti sahabat atau teman seperahu.
Mendengar pernyataan sedih dari Ri Ta, Ji Sang berdiri dan menjelaskan bahwa ada pengecualian dimana hal ini tidak disadarinya sebelumnya, baru-baru ini saja. Dia menunjuk hatinya yang akan membuat kelenjar pituitari vampir takkan bekerja secara efektif walaupun terangsang. Dia memeluk Ri Ta untuk mengeceknya. Ji Sang kemudian mengatakan bahwa dirinya tak merasakan apapun (perubahan untuk bergejolak).
Kemesraan itu harus terganggu ketika HP Ji Sang berbunyi. Ri Ta mendengus karena suasana romantisnya terganggu. Ketika diangkat Ji Sang tampak terkejut.
In Ho datang menemui Jae Wook di apartemennya untuk meminta maaf dan mengaku tak memiliki pilihan lain. Jae Wook yang sudah dalam vampir mode menghembuskan napas dan langsung menyerang In Ho tanpa pemberitahuan. Dia memukuli In Ho sepuasnya, tapi ketika telah mengeluarkan cakar untuk membunuhnya, kesadarannya kembali. Dia menahan diri.
Ji Sang dan Ri Ta mendekati Ga Yun dan rekan sesama dokter magang. Rekan Ga Yun mengatakan kematian Byung Soo tidaklah mungkin terjadi. Byung Soo yang dikenalnya tak memiliki alasan bunuh diri.
Polisi yang mengecek tkp kemudian melapor pada Ji Sang bahwa tak ada surat atau catatan lain yang mengindikasikan sesuatu. Tapi, polisi menyimpulkan jika kematian Byung Soo kemungkinan besar lantaran bunuh diri.
Ji Sang mendekati pintu tkp yang sudah diberi garis polisi. Dia mendapat visualisasi, jika Byung Soo tidak bunuh diri melainkan dibunuh oleh vampir. Ri Ta dan Ga Yun memperhatikan tingkah Ji Sang.
Ketika Ji Sang pergi, Ri Ta yakin ada sesuatu yang janggal. Ji Sang mengiyakan dan mengaku mengendus bau halus vampir. Ri Ta mempertanyakan kenapa Byung Soo harus dibunuh? Ji Sang mengaku tidak tahu, tapi dia menduga Byung Soo tahu rahasia tentang vampir, entah sengaja atau tidak. Pertanyaan besarnya: siapa yang telah melakukannya?
Kita diperlihatkan In Ho yang sedang membersihkan darah di toilet sambil tersenyum senang. Mungkin karena sudah berhasil membunuh satu orang. Dari wajahnya sepertinya dia psyko berat.
Ji Sang menjelaskan pada Hyun Woo jika vampir yang menyerang Byung Soo pastilah vampir yang memakai serum darah buatan Jae Wook. Ri Ta menebak Jae Wook-kah yang melakukannya? Ji Sang tidak mau langsung menuduh itu, sebab bisa jadi itu perbuatan vampir dari luar yang masuk ke rumah sakit. Mereka takut lebih banyak korban jiwa berjatuhan jika hal-hal seperti ini dibiarkan. Ri Ta memberikan ide supaya Hyun Woo mengembangkan cara mendeteksi senyawa tubuh vampir yang memakai serum darah. Biar bagaimana pun, vampir yang menggunakan serum darah ini memiliki kekhasannya. Bohlam di benak Hyun Woo seperti terpantik dengan ide tersebut.
Presdir Yoo menegaskan bahwa RS Taemin tak bisa memiliki “cacat” kecil akibat kematian Byung Soo. Karena itu, dia menyuruh Jae Wook memastikan takkan terjadi hal semacam ini lagi kelak dan menyuruh Kyung In untuk menjaga rahasia dari media. Kyung In mengaku telah bergerak. Presdir Yoo memuji kerja Kyung In yang cekatan dan menyuruhnya pergi, karena dirinya hendak bicara dengan Jae Wook. Tapi, Jae Wook menjawab bahwa dirinya ada operasi. Presdir Yoo menyatakan akan menunggunya.
Ri Ta melihat bobot tubuh Na Jung sudah naik, karena itu sudah bisa dioperasi. Na Jung merebahkan diri di tempat tidur sambil mengeluh harus menjalani operasi yang tak disukainya. Ri Ta menjelaskan Na Jung akan sehat kembali jika sudah dioperasi nanti. Na Jung mengiyakan dengan mulut cemberut.
Ri Ta berbicara pada Ga Yun untuk merawat Na Jung sampai minggu depan. Meski begitu, dia meminta Ga Yun tidak abai dengan pasien lainnya. Ga Yun masuk kembali dan melihat Yoo Jin yang meringkuk saja di tempat tidur. Dengan kasar Yoo Jin bertanya, “Apa lihat-lihat?” Ga Yun mengernyitkan dahinya.
Sekeluarnya dari ruang operasi, Ji Sang dan Jae Wook bicara sambil jalan. Ji Sang mengungkapkan kekecewaannya tentang obat baru yang Jae Wook pakai untuk pasien di bangsal 21A. Jae Wook tahu Ji Sang membicarakan tentang subkultur yang diminimalkan. Ji Sang pura-pura terkejut, tapi bertanya dengan tajam, bagaimana bisa Jae Wook masih tetap melanjutkannya jika memang sudah tahu?
Jae Wook menjawab bahwa sekarang adalah waktunya. Ji Sang membalas bahwa penilaian Jae Wook akan disesali diri sendiri. Dia berharap Jae Wook beruntung dengan itu dan hendak pergi. Jae Wook bertanya apa Ji Sang tidak memiliki rasa takut? Andai saja orang tua Ji Sang masih hidup, tentu Ji Sang akan diajari rasa takut dan sopan santun.
Jae Wook menemui Presdir Yoo yang sudah menunggunya tadi. Saat ditemui Presdir Yoo meminta disuntikkan vaksin walaupun belum sepenuhnya dikembangkan. Jae Wook menolak sebab hal itu akan memiliki imbas yang lebih besar. Presdir Yoo marah. Dia kesal karena vaksin belum bisa diberikan walaupun penelitian tersebut didanai oleh duitnya. Jae Wook mendekatkan wajahnya pada Presdir Yoo dan memintanya tenang.
Presdir Yoo meminta maaf. Beban pekerjaan membuatnya stres. Jae Wook meyakinkannya kembali bahwa tinggal sebentar lagi dan mengingatkan Presdir Yoo untuk tidak melakukan kebod*han. Presdir Yoo mengangguk-angguk mendengar kata-kata Jae Wook.
Ri Ta bertemu dengan dokter yang merawat Presdir Yoo. Dia mengajak dokter itu bicara untuk menanyakan kondisi Presdir Yoo. Dokter itu justru balik bertanya apa Kyung In tidak memberitahunya? Ri Ta bingung apa yang dirahasiakan Kyung In?
Jae Wook memberitahu In Ho supaya mengabaikan permintaan Presdir Yoo untuk divaksinasi. Bahkan, jika perlu In Ho harus memanggilnya. In Ho bertanya balik kenapa pasien 21A divaksin walaupun belum stabil? Tentu saja, sebab Presdir Yoo-lah orang yang mendanai penelitian tim pengembang obat baru. Jika sampai terjadi apa-apa pada Presdir Yoo, maka habis sudah semuanya.
Ji Sang memberikan antibodi yang dikembangkan Hyun Woo kepada Ji Tae. Setelah melihat reaksi terhadap sampel darah dari pasien bangsal 21A, Ji Tae menyatakan jika antibodi yang diberikan Ji Sang sangatlah berbahaya. Sebab, antibodi itu tak cuma membunuh sel-sel virus, tapi sel-sel sehat juga. Itulah sebabnya, Ji Sang ingin penelitian di bangsal 21A diakhiri, karena takkan mudah menemukan penyebab kenapa antibodi itu berbahaya. Ji Tae menegaskan dirinya akan meneruskannya. Ji Sang setuju.
Lalu, Ji Tae bertanya soal perang agresif-pasif antara Ji Sang dan Jae Wook. Ji Sang mengaku masih terus terjadi. Ji Tae melontarkan ide untuk memprovokasi Jae Wook.
Ri Ta menemui Kyung In untuk menanyakan soal cek fisik Presdir Yoo. Kyung In mengatakan Presdir Yoo sudah menjalani satu kali cek pemeriksaan fisik, tapi berpesan tidak memberitahu Ri Ta. Hasil dari cek fisik tersebut adalah kadar glukosa meningkat. Meskipun itu belum akan berdampak buruk. Kyung In mengaku khawatir soal tremor di tangannya yang makin memprihatinkan. Dia meminta Ri Ta tidak memberitahu ataupun bertanya pada Presdir Yoo.
Jae Wook kembali ke ruangannya dan menemukan CD bertuliskan “Bombs”. Dia memasukkan CD itu di DVD driver pc. Dia menemukan rekaman sel darah yang tersusupi oleh vaksin dan meledak.
Ji Sang tersenyum melihat Ri Ta. Tapi ketika Ri Ta berjalan melewatinya begitu saja, Ji Sang bertanya ada apa? Ri Ta enggan menjelaskannya dan menyuruh Ji Sang kembali bekerja. Dia pergi ke ruangannya dan teringat ucapan dokter yang bertemu dengannya tadi. Dalam penjelasannya, dokter itu mengatakan pada Kyung In tentang penyakit Presdir Yoo lantaran hal itu akan memengaruhi pemegang saham berikutnya di Taemin. Dia berpikir Kyung In akan memberitahu Ri Ta kemudian. “Tapi, mungkin dia tidak memberitahumu, karena takut kau khawatir,” ungkap dokter itu.
Ri Ta bertanya balik apa penyakit langka yang dimiliki Presdir Yoo dan apakah tidak ada kesempatan untuk menyembuhkannya? Dokter menyebutkan memang belum ada pengobatannya. Ada kemungkinan penyakit ini akan menurun pada Ri Ta, ya sekitar lima puluh persen kemungkinan. Dia menyebutkan bahwa Bapaknya Ri Ta tidak terkena penyakit ini, tapi itu tak berarti Ri Ta menjadi aman.
Ji Sang menemui Jae Wook di apartemennya untuk melakukan evaluasi. Sesampainya di sana, Jae Wook menunjukkan CD bertuliskan bom dan menghancurkannya dengan mudah. Dia menanyakan nama rekaman antibodi yang di dalam CD, yang memakan semua yang disentuh? Ji Sang menjawab santai: antibodi vampir ke manusia VTh versi 16.
Jae Wook menanyakan alasan Ji Sang menunjukkan rekaman tersebut? Ji Sang meledek jika Jae Wook membutuhkannya untuk memborbardir pasien yang gagal diobati dengan obat barunya. Dengan penuh percaya diri, Jae Wook menyatakan takkan membutuhkan hal tersebut. Obatnya sempurna. Ji Sang menghela napasnya dan menghembuskannya untuk memberikan Jae Wook lebih banyak waktu.
Ji Sang menilai jika kerjasama Jae Wook, Han Su, dan kedua orang tuanya tidak berantakan, mungkin Jae Wook sudah berhasil sekarang. Dia mempertanyakan apa alasan Jae Wook pecah kongsi dengan tim penelitinya? Apa karena Jae Wook merasa bisa berhasil sendirian? Atau karena Jae Wook tidak diakui oleh tim peneliti lainnya?
Jae Wook memerintahkan Ji Sang untuk diam. Ji Sang sinis menanyakan kenapa Jae Wook bertingkah semenakutkan seperti sekarang? Dia menegaskan bahwa dirinya bicara seperti ini karena tahu sesuatu. Jae Wook menjelaskan bahwa dirinya melakukan yang ditakutkan orang lain. “Bukan karena keserakahan kau sendiri kan?” tanya JI Sang, “Sehingga kau kehilangan hati nuranimu terhadap mentor dan teman-temanmu?”
Jae Wook menyalahkan mereka semua karena kepengecutannya. Dia menilai mereka tak berhak dengan semua penelitian yang dimulai bersama. “Oh, jadi karena pengecut berarti mereka salah? Mereka tidak punya hak, dan kau harus sebegitunya membenci mereka?” nada bicara Ji Sang terdengar meledek, “Itulah kenapa kau berpikir untuk mengambil semuanya?”
Tensi bicara Jae Wook mulai naik. Dia memerintahkan Ji Sang untuk tidak bicara seperti itu padanya. Ji Sang juga naik tensi bicaranya, dengan menjawab, “Jadi itu sebabnya kau bunuh mereka, orangtuaku, dan semua orang?!” Jae Wook dengan tegas mengakui bahwa memang dirinyalah yang telah memerintahkan semuanya dibunuh.
Bersambung ke sinopsis Blood episode 16 - bagian 1.
0 komentar:
Post a Comment