Baca sebelumnya sinopsis drama Blood episode 15 - bagian 2.
Sinopsis Blood Episode 16 (Bagian 1)
Kisah Romance – Ji Sang memprovokasi Jae Wook yang telah meninggalkan mentor dan teman sesama peneliti hanya demi berada di depan. Tidak ingin disalahkan, Jae Wook mencari kambing hitam dengan menyalahkan mereka yang dinilainya pengecut dan salah. “Oh, jadi karena pengecut dan salah, mereka tak punya hak. Dan kau harus betul-betul membencinya begitu?!” Kata-kata Ji Sang tepat mengenai sasaran, karena Jae Wook kemudian berteriak untuk memintanya tidak berbicara sekasar itu.
Tak mau kalah Ji Sang balas berteriak, “Itukah sebabnya kau bunuh mereka semua – orangtuaku dan semua orang!” Pada akhirnya, Jae Wook mengaku bertanggung jawab atas kematian semuanya, termasuk kedua orang tua Ji Sang, yang sebelumnya telah diberikan banyak kesempatan. Tapi, dia meminta Ji Sang tidak berpikir bahwa dirinya merasa bersalah, sebab apa yang dilakukannya benar adanya.
“Aku tak memberitahumu tentang kematian orangtuamu bukan lantaran perasaan bersalahku, tapi itu untuk membuatmu sedih! Andai saja, kau tak tahu kebenarannya, kau pasti sedikit lebih bahagia dan menganggap semua ini: kesempatan!” Geram, Ji Sang mencekik Jae Wook. Begitu pula sebaliknya, Jae Wook membalas cekikan ke leher Ji Sang. Mereka berdua menjadi vampir mode on.
Sejurus kemudian, Jae Wook melepaskan cekikannya dan menyuruh Ji Sang membunuhnya. Ji Sang memutuskan melakukan hal yang sama dan berjanji akan menghancurkan semua hal yang telah Jae Wook rintis selama bertahun-tahun dengan banyak pengorbanan. “Apa kau yang membunuh Dokter Jung Han Su juga?” tanya Ji Sang sebelum pergi. Jae Wook menjawab jika Han Su dibun*hnya, sebelum membun*h orang tua Ji Sang.
Ri Ta masih berada di rumah sakit ketika Ji Sang menghubunginya. Sementara itu, Ji Sang menyusuri jalanan dalam keadaan terguncang oleh kenyataan bahwa Jae Wook-lah yang bertanggung-jawab atas kematian orang tuanya. Dia berpapasan dengan tiga orang berandal yang kemudian coba mengganggunya. Belum sempat berkelahi, Ri Ta muncul menenangkan Ji Sang. Tapi, itu justru membuat para berandal itu menyingkirkan Ri Ta, sampai-sampai HP-nya terjatuh di aspal. Saat itu, Ri Ta tetap tenang dan mengajak Ji Sang pergi sebelum terjadi pertumpahan darah.
Ga Yun menyalahkan In Ho atas terbunuhnya Byung Soo, tapi In Ho mengingatkannya bahwa prinsip terpenting bagi vampir adalah merahasiakan identitas mereka. In Ho meledek Ga Yun si lemah tanpa sopan santun dan mempertanyakan bagaimana bisa menjadi anak emas Jae Wook? Ga Yun balas mengatai In Ho yang disebutnya kehilangan jiwa, yang selalu menikmati melihat pasien tersakiti. In Ho mencekik Ga Yun dan mendorongnya ke tembok, sambil memberinya nasihat bahwa ini terakhir kalinya Ga Yun akan mendapatkan perlakuan khusus darinya.
Ji Sang, Ri Ta, dan Hyun Woo berkumpul untuk merencanakan apa yang sebaiknya dilakukan terhadap bangsal 21A. Mereka sepakat untuk menghentikan vaksinasi yang telah terlanjur disuntikkan ke tubuh pasien tanpa harus memindahkan mereka dari sana. Mereka akan melibatkan Ji Tae juga dalam rencana ini. Tiba-tiba Ri Ta baru ingat HP-nya ketinggalan di tkp tadi.
Ga Yun menemui Jae Wook untuk mengatakan bahwa tindakan In Ho membunuh Byung Soo itu berlebihan. Sayangnya, keluhan itu tak ditanggapi secara positif oleh Jae Wook yang membela tindakan In Ho. Dia meminta Ga Yun tidak lagi membahas hal ini dengan memecahkan gelas angg*r merah yang dipegangnya.
Kemudian, Jae Wook menegaskan takkan lagi terpengaruhi oleh kenangan masa lalu dan memfokuskan diri pada satu tujuan. Apapun yang menghalangi tujuannya, maka itu harus dihancurkan.
Ri Ta duduk di sisi Ji Sang yang rebahan di ranjang. Ji Sang mengaku telah mempersiapkan diri, tapi tak jadi menghabisi Jae Wook dengan alasan bukan solusi. Justru sebaliknya, hal itu akan membuat dirinya merasa menjadi monster. Itulah kenapa dia menghubungi Ri Ta, sebab takut berubah pikiran kembali ke tempat Jae Wook dan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan. Dia merasa Ri Ta sanggup meredam hasratnya untuk tidak melakukan hal bodoh, dan menyebut Ri Ta adalah salah seorang wanita yang membuat hatinya merasakan sesuatu selain Sun Young.
Ji Sang sudah terlelap, ketika Ri Ta mengatakan bahwa Ji Sang jauh lebih manusiawi dibandingkan orang lain. Tidak hanya itu, dia juga merasa Ji Sang ganteng dan keren – sepertinya Ri Ta benar-benar jatuh hati pada vampir keren ini. “Sama sepertiku,” tukas Ri Ta selanjutnya, “Sejak orangtuaku meninggal, aku takut menggantungkan diri pada orang lain. Takut karena mungkin dia akan hilang suatu hari nanti. Ketakutanku itu muncul lagi, gara-gara kau, Manajer. Meski begitu, aku menyukainya.”
Keesokan harinya, Ji Sang dan Ri Ta telah siap berangkat kerja. Ri Ta meminta Ji Sang untuk langsung ke rumah sakit, sementara dirinya akan mampir ke suatu tempat terlebih dulu.
Ri Ta mempertanyakan soal penyakit yang disembunyikan Presdir Yoo darinya: apakah lantaran tidak ingin membuatnya khawatir atau tidak ingin mengungkapkan kelemahan pada musuh dan orang-orang sekitar? Lebih jauh, dia menyalahkan Presdir Yoo yang lebih memercayai Jae Wook untuk mencarikan obat ketimbang orang-orang dari lingkaran dalam sendiri (keluarga). Dia menjelaskan bahwa Jae Wook mengembangkan obat baru dari virus berbahaya.
Presdir Yoo menuding kekhawatiran Ri Ta hanya pura-pura, sebab ingin mengambil Taemin lebih cepat. Kata-kata kasar ini membuat air mata mengumpul di pelupuk mata Ri Ta, yang menegaskan hal terpenting baginya bukanlah uang atau Taemin, melainkan Presdir Yoo sendiri. Dia mempertanyakan kenapa Presdir Yoo menyembunyikan tentang penyakit genetis tanpa memberitahunya? Namun, itu membuat Presdir Yoo memberikan alasan akan memberitahu Ri Ta jika memang saatnya tiba. Ri Ta menggeleng, sebab apa yang sudah dilakukan Presdir Yoo takkan bisa dibatalkan.
In Ho melaporkan bahwa dirinya baru kembali dari kantor polisi untuk menerangkan mengenai hilangnya Hye Ri, dan menyebutkan tim pengembang obat baru 1 yang membuat laporan tersebut. Jae Wook meminta In Ho mengabaikannya dulu sampai terlihat ke arah mana larinya dan memintanya untuk tidak memvaksin pasien di bangsal 21A sebab Ji Sang hendak kembali membuat onar di sana. Ada rencana lain yang sedang dipikirkannya. In Ho memberikan ide lain supaya Jae Wook cs tetap berada pada relnya tanpa memikirkan apa yang menjadi keinginan Ji Sang. Hal ini agar mereka bisa melaju mulus ke depan tanpa harus merusak prinsip mereka. “Apakah aku terlalu banyak melanggar prinsipku sendiri?” tanya Jae Wook.
Di sisi lain, Kyung In menerima laporan dari detektif yang mencari keberadaan Hye Ri. Dalam laporannya, detektif menyebutkan dari rekaman CCTV Hye Ri meninggalkan gedung apartemen dengan terburu-buru. Tiga jam kemudian, mobil milik Hye Ri kembali, tapi bukan Hye Ri yang mengendarainya melainkan beberapa orang pria. Sayangnya, pria itu cukup pintar menutupi wajahnya, sehingga tidak terlihat di kamera CCTV. Sang detektif mengaku telah mengantongi kartu memori rekaman kotak hitam mobil Hye Ri. Kyung In memerintahkan detektifnya mencari tahu kemana Hye Ri pergi.
Selesai menelpon, pintu ruangan Kyung In diketuk dari luar. Ketika dibuka, muncullah Ri Ta dari luar dengan wajah ditekuk banyak.
Jae Wook baru saja keluar ruang operasi ketika Ji Sang menyapanya. Sambil mengantongi sebelah tangannya di saku celana, Ji Sang merasa yakin jika Jae Wook telah melupakan semua yang dikatakannya. Bila tidak, dia berharap Jae Wook sudi meminta maaf. Dengan senyum tersungging di wajahnya, Jae Wook meminta Ji Sang menunjukkan semuanya. Ji Sang hanya mengedikkan bahu dan melengos pergi, dan tampak membuat kesal Jae Wook.
Ri Ta mengatakan hal sebaiknya yang Kyung In lakukan adalah mengecekkan kondisi Presdir Yoo ke dokter lain sebagai komparasi. Dia menilai karena itu tidak dilakukan, maka sekarang Presdir Yoo telah dibohongi oleh Jae Wook yang berjanji menyembuhkan penyakitnya. Lebih dari itu semuanya, seharusnya Kyung In memberitahunya juga soal ini.
Ri Ta menjelaskan penyakit yang diderita Presdir Yoo adalah penyakit genetis yang memang bisa saja menjangkiti dirinya. Dengan memberitahunya, itu berarti Kyung In peduli padanya. Tapi, dia menilai Kyung In tampaknya tak peduli pada dirinya melihat apa yang telah terjadi. “Benar kan?” tanyanya, yang kemudian mengaku tidak mengerti jalan pikiran Kyung In dan Presdir Yoo.
Perawat terkejut melihat Woo Shik sudah bisa berjalan-jalan ditemani istrinya. Meski begitu, dia mengingatkan istri Woo Shik supaya suaminya tidak terlalu banyak berjalan dulu – cukup sepuluh menit tiap hari. Dari ruangan muncul pasien lain dan menyenggol Woo Shik. Itu membuat Whoo Shik kesal dan menyuruhnya meminta maaf. Pasien lain itu enggan meminta maaf. Istri Woo Shik coba menenangkan suaminya.
Penjaga coba menahan Ji Sang yang hendak masuk bangsal 21A. Ji Sang mengangkat tangannya dan menghitung mundur dari lima ke satu. Dua penjaga itu memberikan jalan pada Ji San, mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya. Di dalam, Ji Sang memberitahu perawat untuk mengikuti perintahnya dan melaporkan bila tim pengembang obat baru terus memvaksin pasien bangsal 21A.
Tidak lama kemudian muncul seorang perawat yang memberitahu Woo Shik berkelahi dengan pasien lain. Ketika mereka datang, Woo Shik dan pasien lainnya masih berkelahi. Tak ada orang lain yang memisahkan. Dengan cepat, Ji Sang dan beberapa perawat memisahkan mereka berdua. Meski sudah dipisahkan, keduanya masih saling mengancam. Ji Sang bertanya pada istri Woo Shik kenapa keduanya bisa berkelahi? Istri Woo Shik menjawab kalau keduanya berpapasan dan bertumbukan. Ji Sang melihat beberapa pasien lain yang tampak janggal.
Itulah sebabnya Ji Sang pergi ke ruang tim pengembang obat baru dimana In Ho berada. Melihat kedatangan Ji Sang, In Ho langsung memegangi kerah bajunya, takut dicengkeram lagi, kekeke. Ji Sang memerintahkan In Ho untuk tak lagi memvaksin pasien di bangsal 21A, jika tidak ingin terluka. In Ho menyatakan kalau Jae Wook sudah lebih dulu memberinya perintah untuk menghentikan vaksinasi.
Di sisi lain, Ri Ta menemui Jae Wook untuk memerintahkannya tak memberi obat yang dipesan pada Presdir Yoo. Jae Wook memang takkan memberikannya, sebab obat yang ditelitinya masih prematur. “Tidak. Jangan berikan obat itu atau kapanpun!” Jae Wook coba menjelaskan kondisinya bahwa penyakit Presdir Yoo takkan mungkin disembuhkan hanya dengan dukungan dari keluarga semata.
Jae Wook masih senyam-senyum menghadapi Ri Ta. Tapi, ketika Ri Ta mengungkapkan fakta kalau obat yang akan Jae Wook berikan bisa mengubah manusia menjadi vampir, senyum di wajah Jae Wook sirna.
Jae Wook merasa Ri Ta tahu terlalu banyak dan bertanya apa Presdir Yoo sudah tahu mengenai hal ini? Ri Ta berjanji bungkam, dengan syarat Jae Wook tak melanjutkan penelitian ini. Bukannya takut, Jae Wook balas mengancam akan melibas semua yang menghalangi jalannya. Tentu saja, Ri Ta menggunakan Ji Sang sebagai tameng terakhir dengan menyatakan akan ada bom yang dipicu oleh orang yang disukainya itu.
Ji Sang menemui Ji Tae untuk memperdengarkan rekaman percakapannya dengan Jae Wook.
Di kamar perawatannya, Yoo Jin duduk bengong. Melihat hal itu, Na Jung menanyakan alasan kenapa Yoo Jin termangu seperti itu. Yoo Jin diam. Itu membuat Na Jung melontarkan kata-kata kasar. Di luar dugaan, Yoo Jin bereaksi dengan kata-kata itu, dan langsung menjambak Na Jung. Dia berpikir Na Jung sekasar itu padanya karena dirinya tol*l. Untung saja Ga Yun pas lewat dan memisahkan keduanya. Ketika dilerai, Yoo Jin kembali pada kesadarannya semula dan meminta maaf pada Na Jung.
Rekaman yang Ji Sang perdengarkan Ji Tae sampai pada pengakuan Jae Wook telah membunuh Han Su. Ji Tae menanyakan kepada Ji Sang kenapa baru mengatakan padanya, padahal sudah tahu sebelumnya. Ji Sang menjawab harus mendengar pengakuan dari mulut Jae Wook sendiri. Dengan emosi yang berada di ubun-ubun, Ji Tae hendak menemui Jae Wook untuk menguburnya dengan tangan sendiri. Ji Sang menahannya untuk menjelaskan Jae Wook takkan mau membayar perbuatannya. Lebih-lebih bukti rekaman takkan cukup menghentikan Jae Wook. Bisa-bisa yang terjadi malah Ji Tae yang terb*nuh.
Frustasi, Ji Tae menghamburkan apa yang ada di atas meja. Eun Soo masuk dan kaget melihat ruangan hematoma berantakan. Dia memanggil-manggil Ji Tae, tapi Ji Sang memintanya memberi mereka waktu beberapa saat. Ji Sang memegangi pundak Ji Tae yang berusaha mengendalikan diri.
Bersambung ke sinopsis Blood episode 16 - bagian 2.
0 komentar:
Post a Comment