Baca sebelumnya sinopsis drama Blood episode 17 - bagian 2.
Sinopsis Blood Episode 18 (Bagian 1)
Kisah Romance – Melihat Ga Yun, Ji Sang mendekat untuk berbasa-basi dengan menanyakan pasien. Setelah mendapatkan jawaban, Ji Sang melangkah pergi – sengaja melangkah persis di dekat Ga Yun. Baru beberapa langkah terdengar suara Ga Yun yang terbatuk-batuk.
Ji Sang membalikkan tubuhnya dan bertanya apa Ga Yun terkena flu? Ga Yun mengaku tiba-tiba batuk, kemudian segera pergi. Hal itu makin mempertebal keyakinan Ji Sang bahwa Ga Yun adalah vampir yang mengirimkan pesan padanya tentang Hyun Woo malam itu.
Setelah mengetahui rahasia Ji Sang dan Jae Wook bahwa mereka adalah vampir, Eun Soo mengeluh pada Ji Tae. Dia lalu menanyakan soal perjanjian mereka sebelumnya – kalau Ji Sang itu vampir, maka Ji Tae akan keliling rumah sakit dengan CD saja. Ji Tae menampik bahwa itu hanyalah guyonan – untuk lucu-lucuan saja. Tapi Eun Soo menganggap perjanjian itu sah dan minta Ji Tae melakukannya!
Tak ada pilihan lain bagi Ji Tae selain melakukannya. Dia berdiri dan berniat membuka celananya, tapi Eun Soo justru kaget. Dia merasa itu menjijikkan, wkwkwk.
Ri Ta menemui Presdir Yoo di ruangannya untuk menanyai kondisinya. Tanpa menatap Ri Ta, Presdir Yoo mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Pun ketika Ri Ta telah mempersiapkan semuanya supaya mendapatkan pemeriksaan medis, Presdir Yoo hanya mengangguk. Presdir Yoo menyuruh Ri Ta pergi. Terdengar sekretaris menghubungi Presdir Yoo untuk mengatakan bahwa Kyung In datang.
Ketika Presdir Yoo mengizinkannya masuk, Ri Ta memutuskan keluar. Didekat pintu, Ri Ta berpapasan dengan Kyung In yang mempertanyakan alasan Ri Ta menemui Presdir Yoo pagi-pagi buta? Ri Ta menjawab hanya ingin mengetahui kondisi pamannya.
Kyung In kemudian mendekati Presdir Yoo yang masih sibuk dengan berkas laporan. “Apa yang mau kau laporkan?” tanya Presdir. Belum menjawab, Kyung In kaget ketika menemukan Presdir Yoo membaca laporan keuangan – atau melihat tangannya yang tak lagi gemetaran?
Seorang perawat mengambil sampel darah dari salah seorang pasien di bangsal 21A. Seorang pasien yang tengah tertidur pulas, tiba-tiba membuka matanya. Dia bangkit dari tempat tidurnya dan mendekati perawat yang sedang mengambil sampel darah.
Di luar, Ji Sang baru saja masuk ke bangsal 21A untuk menanyakan perkembangan gejala pasien – adakah yang bertindak aneh-aneh atau menunjukkan tindak kekerasan – ketika terdengar suara teriakan perawat yang tadi mengambil sampel darah. Ji Sang segera ke ruangan tersebut dan menemukan pasien yang berdiri di dekat perawat sedang mengisap darah dari selang.
Ji Sang segera pergi ke ruangan tim pengembang obat baru. Ketika menemukan pintu dalam keadaan terkunci, dia menendang pintu sampai terbuka, tapi tak menemukan seorang pun disana. Dia pergi dan menghubungi Hyun Woo untuk datang ke rumah sakit membawa atisan.
Kyung In masuk ke ruangan Jae Wook untuk mengkonfirmasikan apa yang sudah dilakukannya terhadap Presdir Yoo? Dengan tenang, Jae Wook menjawab melepaskan rasa sakitnya. Jawaban itu tak memuaskan Kyung In yang berteriak menuntut jawaban yang jelas. Pada akhirnya, Jae Wook mengaku Presdir Yoo telah divaksin tanpa izinnya. Untuk itulah, dirinya membawanya kembali dan memberikan vaksin baru supaya Presdir Yoo tidak kesakitan. Tapi... Presdir Yoo akan meninggal dunia dalam waktu 72 jam.
Jae Wook menambahkan, “Aku memberimu waktu menata situasi. Lebih baik beraksi sekarang, dibandingkan setelah kematian Presdir. Dia akan mati tanpa pernah menyadari dirinya telah mati.” Penjelasan Jae Wook membuat Kyung In terperangah. Dia merasa ini bukan plot yang diinginkannya, tapi Jae Wook menegaskan hanya dengan begini Kyung In akan mendapatkan keinginannya. Jae Wook menyuruh Kyung In pergi untuk mempersiapkan segala sesuatunya, sementara dirinya duduk dan menonton.
Di ruangannya, Presdir Yoo berdiri dan langsung kolaps di atas meja. Sementara Presdir Yoo kolaps, Ri Ta menemui Kyung In untuk mengungkapkan pemikirannya bahwa Presdir Yoo perlu dirawat. Tidak mau, Kyung In berdalih harus meminta pendapat Presdir Yoo dulu. Ri Ta tetap bersikukuh ingin mengurus pamannya, sendirian! Dia pamit.
Sebelum benar-benar pergi, Kyung In meminta Ri Ta mendengarkan ucapannya. “Dengarkan aku,” pintanya, “Dalam hidupku, aku tak lagi memiliki siapapun selain kau dan Presdir Yoo...” Belum kata-kata itu selesai diucapkan, Ri Ta memotong dengan pernyataan yang lebih keras: “Kenapa kau tidak pergi dari Taemin? Aku dengar kau minta diadakan pertemuan darurat dengan para direktur. Aku akhirnya tahu apa yang terpenting bagimu!”
Telpon di ruangan Kyung In berdering. Kyung In mengangkatnya, dan sepertinya mendapat informasi soal kolapsnya Presdir Yoo.
Ji Sang, Ji Tae, Eun Soo, dan Hyun Woo mendatangi bangsal 21A. Mereka akan menyuntikkan atisan pada masing-masing pasien. Tidak hanya mereka berempat, para perawat dan Ga Yun juga dilibatkan.
Ga Yun selesai menyuntik atisan pada Na Jung yang kemudian mengungkapkan apa yang dirasakannya. Perasaan lapar secara terus-menerus, tapi tidak tahu apa yang ingin dimakannya. Dia juga berkata bisa mendengar detak jantungnya. Ga Yun cepat menenangkannya dengan menyatakan Na Jung akan secepatnya sembuh.
Ji Sang juga selesai menyuntikkan atisan pada Yoo Jin yang berada satu ruangan dengan Na Jung. Ketika dia menatap gejala urat biru yang muncul di sekitaran leher Yoo Jin, tiba-tiba Yoo Jin menyerangnya. Ji Sang dengan cepat menangkap tangan Yoo Jin, dan terkejut ketika menemukan kuku jari Yoo Jin memanjang dan menajam seperti vampir.
Sementara itu, Ri Ta sedang mendorong ranjang Presdir Yoo ke ruang perawatan. Jae Wook dan Kyung In membuntutinya di belakang. Ketika sampai di ruang perawatan, Ji Sang datang untuk menanyakan kondisi Presdir Yoo. Ri Ta menyebutkan bahwa tanda-tanda vital Presdir Yoo tidak stabil, tapi kondisinya tidak seberbahaya sebelumnya.
Jae Wook mengimbuhi bahwa Presdir Yoo butuh dicek secara menyeluruh. Ri Ta menegaskan akan mengambil semua tanggung jawab pemeriksaan Presdir Yoo. Jae Wook coba tidak memberikan kesempatan pada Ri Ta – Jae Wook mulai terbatuk-batuk akibat parfum Ji Sang. Tapi Ji Sang membela Ri Ta, karena dia adalah wali sekaligus keluarga – tidak ada salahnya berada bersama Presdir Yoo.
Jae Wook merasa Ri Ta takkan bersikap objektif, terlebih itu akan menambah lukanya sendiri. Kyung In coba membela Jae Wook. Ji Sang berinisiatif untuk mengecek Presdir Yoo, tapi Jae Wook menahannya. Ri Ta mendesis bahwa Jae Wook harus membiarkan Ji Sang mengeceknya. Ketika dibuka, terkuaklah bahwa tangan Presdir Yoo berurat biru, seperti orang yang terinfeksi.
Ri Ta menampar Jae Wook karena telah memvaksin pamannya. Jae Wook bicara yang sesungguhnya bahwa orang yang memberi vaksin adalah In Ho, yang saat ini sudah melarikan diri. Dia mengaku sejak awal sampai sekarang tidak mengizinkan Presdir Yoo mendapatkan vaksin. Ri Ta tidak percaya. Pasti ada yang Jae Wook berikan sehingga reaksinya menjadi fatal seperti sekarang. Jae Wook hanya bilang reaksi setiap orang berbeda-beda. “Akan kupastikan kau membayar semua ini!” hardik Ri Ta.
Kyung In meminta Ri Ta tenang. Tapi bukan kata-kata enak didengar yang didapat, melainkan kata-kata kasar Ri Ta yang menudingnya tahu segalanya tapi diam saja. Dia menyuruh Jae Wook dan Kyung In keluar!
Kyung In mengejar langkah Jae Wook untuk komentar apa yang akan terjadi setelah mereka mengetahui vaksin yang diinjeksi ke dalam tubuh Presdir Yoo? Jae Wook menenangkannya dengan menyatakan bahwa vaksin itu akan sulit ditelaah – akan memakan waktu sampai benar-benar berhasil ditemukan bahan pembuatnya. Sekalipun nanti Ji Sang cs tahu, takkan ada yang bisa mereka lakukan. Apa yang perlu Kyung In lakukan adalah berlindung di belakang Jae Wook.
Ji Sang menjelaskan pada Ri Ta bahwa dirinya telah mulai menginjeksi pasien di bangsa 21A dengan atisan. Dia mengimbuhi pasien akan baik-baik saja selama beberapa waktu, meski itu takkan lama, sebab efek samping vaksin akan mulai meresistensi atisan yang berkembang sangat cepat. Itu pula tampaknya yang menjadi alasan Jae Wook gagal dengan penelitian vaksin baru di bangsal 21A.
Ri Ta bertanya apa pamannya juga akan mendapatkan efek samping serupa? Ji Sang mengaku tidak yakin dan menyarankan pemberian atisan sebagai solusi awal. Ri Ta ingin mengeluh, tapi Ji Sang menyuruhnya fokus pada Presdir Yoo – sementara dirinya dan Hyun Woo akan mengurus bangsal 21A.
Ri Ta kembali ke ruang perawatan Presdir Yoo. Tidak berapa lama kemudian, Presdir Yoo bangun dan bertanya dimana dirinya berada? Ri Ta menjelaskan pamannya pingsan, jadi dibawa ke ruang perawatan, dan mengimbuhi supaya pamannya beristirahat saja. Tiba-tiba, Presdir Yoo mengatakan, “Chae Yun... kau tahu kan akan sangat menyayangimu?”
Di ruang hematoma, Eun Soo berteriak memanggil Ji Tae dan Hyun Woo untuk melihat hasil uji darah Presdir Yoo. Begitu melihatnya, mereka bertiga tidak tahu dua komponen tambahan yang ditambahkan di dalam vaksin.
Ji Sang kembali ke ruang perawatan Presdir Yoo. Saat itu Ri Ta menanyakan hasil uji darah pamannya? Ji Sang menyebutkan hasilnya belum keluar, dan menanyakan kondisi Presdir Yoo. Ri Ta cerita kalau Presdir Yoo sempat sadarkan diri sebentar tadi dan sempat bercerita tentang mimpinya yang selalu berulang: mimpi bersama orang tua Ri Ta dan Ri Ta kecil. Dia merasa aneh bahwa Presdir Yoo memimpikan hal tersebut, sebab belakangan ini Presdir Yoo selalu menjaga jarak dan bersikap asing kepadanya.
Ri Ta mengatakan ingin pergi ke rumah mengambil beberapa pakaian. Karena mulai sekarang, dirinya akan menginap di rumah sakit. Ji Sang turut serta menemani.
Di apartemen Ri Ta, Ji Sang membuka laptop milik Ri Ta dan menemukan 100 pertanyaan-jawaban mengenai vampir. Dia menarik scroll sampai ke bawah dan membaca pertanyaan 99 dan 100. Setelah itu, dia tersenyum dan mengetikkan jawaban dari pertanyaan itu.
Sementara itu, Ri Ta sedang ada di kamarnya mengepak beberapa barang dan teringat penyangkalan Jae Wook yang mengaku tidak memvaksin pamannya. Ingatan itu membuatnya mengambil sebuah serum berwarna kuning buatan Hyun Woo yang diberikan Ji Sang padanya sebagai perlindungan.
Ji Sang mengantarkan Ri Ta sampai ke depan ruang perawatan Presdir Yoo. Setelah Ri Ta masuk, Ji Sang pergi dan melihat Ga Yun dengan pakaian hitam-hitam pergi dari rumah sakit.
Ga Yun menemui Jae Wook untuk mengkonfirmasikan dua hal. Pertama, soal Presdir Yoo, yang langsung dijawab oleh Jae Wook bahwa Presdir Yoo akan segera mati tidak lama lagi dan menyuruh Ga Yun berlanjut ke pertanyaan kedua. Ga Yun sebenarnya belum puas dengan jawaban itu, tapi dia mengajukan pertanyaan keduanya: vaksin apa yang diinjeksi kepada pasien bangsal 21A, karena efek samping yang terjadi berbeda dari biasanya. Jae Wook merasa pertanyaan kedua seperti menyerangnya. Meski begitu, dia menjelaskan juga bahwa Ji Sang-lah yang akan membuat solusinya, karena ada perjanjian diantara mereka.
Ga Yun melontarkan pertanyaan tambahan yang terdengar cukup tajam juga, “Apa kau memakai para pasien itu sebagai pion untuk membuat Ji Sang mengambil alih pekerjaan kita?” Minion Jae Wook mengingatkan Ga Yun bahwa pertanyaannya terlalu menyerang. Jae Wook menenangkannya, dan menyatakan kalau sekarang mereka tak lagi bicara soal efek samping. Situasi bisa berkembang ke arah negatif. Jika itu terjadi, maka mereka bisa melarikan diri seperti biasanya. Yang terjadi Ji Sang cs yang akan dipersalahkan. Ga Yun menerima jawaban itu tanpa bertanya lagi.
Ri Ta menginjeksi atisan pada Presdir Yoo, yang mulai sadarkan diri kembali. Presdir Yoo meminta Ri Ta yang dipanggilnya dengan sebutan Chae Yun untuk pulang. Ri Ta mempertanyakan alasan pamannya memanggilnya dengan sebutan Chae Yun bukannya Ri Ta? Presdir Yoo sepertinya baru ingat kembali. Ri Ta tersenyum dan menyuruh pamannya untuk memanggilnya sesukanya. Dia menambahkan pamannya menjadi orang yang hangat lagi, seperti dulu. Presdir Yoo mengiyakan dan keceplosan bilang, “Karena penyakitku, aku marah padamu dan pada Kyung In juga.”
Ri Ta minta penjelasan apa yang terjadi antara Presdir Yoo dan Kyung In? Mendadak Presdir Yoo menutup mulutnya.
Ga Yun dan salah seorang minion Jae Wook sampai di depan rumah sakit. Sebelum turun Ga Yun menyempatkan diri apa yang temannya lakukan terhadap jasad J? Temannya mengaku telah mengkremasi tubuh J. Ga Yun mengungkapkan kekhawatirannya jika meninggal nanti takkan ada orang yang tahu siapa mereka sebenarnya.
Ga Yun mulai mengenang masa lalunya, saat diselamatkan Jae Wook. Begitu pula dengan temannya dan J. Dia merasa Jae Wook berubah dan kadang ingin melayangkan protes – sayang tidak bisa. Temannya mengaku juga ingin melakukannya.
Sesampainya di ruang dokter magang, Ga Yun menemukan Ji Sang sedang duduk disana. Ji Sang beralasan mampir sebentar untuk melihat ada orang atau tidak. Dia pergi setelah meminta Ga Yun untuk tidak berubah apapun alasannya. Ga Yun mengiyakan.
Bersambung ke sinopsis Blood episode 18 - bagian 2.
wheeww... Gomawo sinopsis x,,,
ReplyDeleteMks....ditunggu sinopsis episode 18 part 2 nya...
ReplyDeletegumawo... ditunggu part 2 nya...
ReplyDelete