Sinopsis Ex-Girlfriend Club Episode 3 (Bagian 2)

Baca sebelumnya: sinopsis Ex-Girlfriend Club episode 3 - bagian 1.

Sinopsis Ex-Girlfriend Club Episode 3 (Bagian 2)

Kisah Romance – Meskipun webtoon buatannya sukses, Myungsoo baru kali pertama menulis naskah film. Dia pun sukses kebingungan. Sepertinya dia mau minta bantuan Soojin tapi gengsi bilang. Makanya, dia mengganggu Soojin yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Karena merasa terganggu, Soojin mengusirnya, menyuruhnya menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Pada akhirnya Myungsoo coba menjelaskannya pada Soojin.

Soojin mengeluh dan bertanya, “Bagaimana bisa kau jadi penulis naskah kalau tidak memegang teori dasarnya?” Pun begitu, dia tidak bisa tinggal diam kalau Myungsoo kesusahan. Dia mengambil alih leptop Myungsoo, merevisi beberapa hal mendasar. Sementara Myungsoo duduk di sebelah Soojin, termangu menatap “sahabatnya”.

Myungsoo dan Soojin bertandang ke restorannya Jia. Soojin masih memperlihatkan air muka ketidaksukaannya pada Jia, terlebih ketika mendengar permintaan Jia pada Myungsoo untuk menulis chapter apa yang telah terjadi di dalam motel waktu pertemuan pertama mereka dengan indah. Sebagaimana film Great Gatsby. Soojin menertawai sinis permintaan Jia yang dinilainya lebay.

Sekeluarnya dari restorannya Jia, Soojin menilai tindak-tanduk Myungsoo itu murahan banget – baru bertemu pertama kali sudah berlanjut ke Motel bersama. Tentu saja, Myungsoo membela dirinya, dan Jia. Dia mengatakan bahwa seharusnya Soojin bersyukur hanya diganggu oleh dua mantannya saja. Dia yakin benar Rara takkan mau membuang waktu membaca naskahnya.

Sayangnya, pemikiran itu keliru besar. Rara membacanya. Ketika mereka bertemu, Rara menyerahkan naskah yang sudah ditandai sana-sini, minta bagian yang ditandainya untuk diubah. Myungsoo bertanya darimana Rara mendapatkan naskah itu? Rara sih tidak bilang, tapi Myungsoo tahu siapa orangnya. Begitu dia pulang ke kantor, segera dia memiting Jinbae, hahaha.

Soojin dan Myungsoo menghela napas. Keduanya kehabisan cara membuat tiga wanita itu mengerti. Di sisi lain, keduanya tak ingin tidak ingin karakter asli dari tiga wanita itu hilang. Soojin nyeletuk kalau kadang memang harus ada dua naskah – yaitu naskah asli dan naskah yang dibeberkan pada publik. Celetukan itu memberi keduanya ide untuk membuat dua naskah – satu naskah aspal, satu naskah asli. Naskah aspal akan diberikan pada tiga wanita itu.

Saat mereka makan di luar, Myungsoo mulai cerita pada Soojin alasan Hwayoung ingin mengubah plot dan karakternya. Dia mulai bercerita...

Dalam kilas balik, kita diperlihatkan gambaran Hwayoung yang sangat terobsesi pada Myungsoo. Orang ini selalu ingin tahu di mana Myungsoo berada. Ketika Myungsoo sulit dihubungi atau tak mengangkat telpon, Hwayoung bisa dibilang akan pergi mencarinya. Bahkan doi pernah mengacau di upacara pemakaman Kakek Myungsoo hanya demi memberitahu supaya Myungsoo mengangkat telpon darinya. Doi juga pernah bertingkah seperti wanita gila, mengamuk ke tengah-tengah jalan raya yang padat dengan kendaraan roda empat hanya gara-gara kesal sama Myungsoo. Betul-betul sick!

Mendengar cerita itu, Soojin terkekeh. Myungsoo mengatakan kejadian itu gampang sekali dituangkan ke dalam gambar, tapi untuk divisualisasikan secara nyata, sulit. Dia merasa Hwayoung takut jika karakter aslinya divisualisasikan secara nyata akan membuatnya tampak seperti wanita murahan.

Meski begitu, Soojin meminta Myungsoo tetap menampilkan karakter asli Hwayoung apa adanya. Dengan “kemasan” yang betul, emosi Hwayoung akan tampak real. Dia mengingatkan Myungsoo untuk tidak membodohi penonton. Biar bagaimana pun penonton zaman sekarang cerdas semua, pasti ngeh dengan maksud sineas. Mendengarkan opini itu, Myungsoo merasa Soojin sudah jauh berubah. Tidak seperti tiga tahun silam yang tampak masih seperti anak-anak. Soojin bertanya bagaimana dengan sekarang? Myungsoo meledek, “Seperti wanita tua!”

Suami Kakaknya Soojin asik luluran dibantu Misua tercinta. Soojin yang duduk di sana menanyakan tentang cerita cinta keduanya kala masih pacaran. Ketika dibalik pertanyaannya oleh Kakaknya, Soojin memilih bungkam. Kakak mewejanginya supaya tidak bernasib seperti dirinya dengan menikahi pria kaya. Kakak Ipar nyeletuk kalau Soojin punya hubungan dengan Myungsoo. Tentu saja, Kakak langsung tidak memberi restu. Myungsoo memilih pergi daripada mendengar ocehan Kakaknya.

Hwayoung membaca naskah aspal buatan Myungsoo. Dia tersenyum, senang dengan naskah itu. Dia minta naskah tersebut langsung dikirim ke sutradara Jogong. Eunhye memberi isyarat pada Myungsoo dan Soojin mana naskah yang sebaiknya harus dikirimnya? Soojin jelas memerintahkan Eunhye mengirim naskah asli, tapi Myungsoo meminta naskah aspal saja (Hahaha, punya ide tapi ketakutan sendiri).

Soojin menemui Rara untuk memberikan naskahnya. Meski tak suka, Rara tetap meng-acc-nya. Dia lantas menanyakan soal perilaku Jia yang sok anggun. Mulai deh setelah itu dia berkicau tentang Myungsoo yang dimanfaatkan oleh Jia, yang sudah mau kawin dengan pria kaya. Meski begitu, dia heran saja kenapa Jia tetap ada di Korea, padahal kabarnya ada di Amrik. Dia mendengus ada yang tidak beres. Soojin pun mengajak Rara ke restorannya Jia.

Sesampainya di sana, dia melihat Myungsoo tengah bantu-bantu Jia. Kedatangan mereka berdua, awalnya, tidak disambut hangat Jia. Terlebih ketika Rara datang ke tempat itu lantaran Soojin yang mengajaknya. Jia tampak kesal mendengar itu. Mereka pun duduk bersama.

Di sebuah restoran, Hwayoung makan makan dengan calon misuanya, yaitu sutradara Jogong. Sebelum makan, Jogong memberi Hwayoung hadiah kotak perhiasan. Hwayoung yang berpikir ada isinya bernafsu membukanya, tapi ketika ditemukan tak ada apapun di dalamnya, dia memberi isyarat Jogon untuk memberi penjelasan.

Jogong menjelaskan kotak itu adalah bonus atas kerja keras Hwayoung mengawasi tim menulis naskah. Dia mengaku senang dengan naskah filmnya dan tak bisa terkekeh waktu membacanya – bagian karakter singa menggila di jalanan untuk berteriak-teriak. Hwayoung pun menggugup.

Rara berbisik pada Soojin, berkomentar tentang Jia dan restorannya. Dia tampak keki benar waktu melihat Jia membawa dua piring berisi buah segar dan berjalan persis di belakang Myungsoo, membuat tubuh mereka menempel erat. Jia pun memberi Myungsoo satu buah anggur dan membenahi kancing baju. Rara dan Soojin menebak tidak mungkin tak ada apa-apa di antara mereka berdua. Uh...

Sementara, Ra Ra terus saja mengomentari segala sesuatu di restorannya Ji Ah. Apalagi, saat ia melihat Ji Ah membawakan buah dengan berjalan dibelakang badan Myung Soo dan itu membuat badan mereka saling berdekatan, Ji Ah juga mulai menyuapi Myung Soo dan mereka terlihat sangat dekat. Dan itu membuat Ra Ra dan Soo Jin semakin kesal.

Hwayoung kaget sekaligus kesal betul waktu membaca naskah aslinya di laptop Myungsoo di kantor. Dia benar-benar marah dan berniat mendamprat Soojin. Untuk itu dia menelponnya. Orang yang mengangkat telpon itu rupanya adalah Rara, yang ngember keberadaan mereka di mana.

Myungsoo menghidangkan makanan buatannya. Sebelum makan, mereka bersulang minum. Hwayoung datang merusak suasana. Dia mendekati Myungsoo dan memperlihatkan karakter wanita singa yang sesungguhnya.

Tak butuh waktu lama bagi Hwayoung memicu pertengkaran. Dia menjambak rambut Myungsoo yang dinilainya kurang ajar. Soojin mengendap-endap ingin pergi. Melihat itu, Myungsoo menjambaknya. Tak suka melihat Myungsoo dijambak, Jia menjambak Hwayoung. Tentu saja Hwayoung membalasnya. Rara yang mulanya cuma mesam-mesem ikutan. Kericuhan dan kata makian pun tak terhindarkan.

Bersambung ke sinopsis Ex-Girlfriend Club episode 4 - bagian 1.

Komentar:
Setelah menonton empat episode, aku menyukai komedi-romantisnya, membayangkan bagaimana bila terjadi sebaliknya cewek punya empat mantan? Hehehe, imajinasi gila.

Bagaimana menurut kalian drama ini?