Sinopsis drama Korea, film, artis Korea, k-pop, k-movie, dan k-drama

May 13, 2015

Sinopsis Ex-Girlfriend Club Episode 2 (Bagian 2)

Baca sebelumnya: sinopsis drama Ex-Girlfriend Club episode 2 - bagian 1.

Sinopsis Ex-Girlfriend Club Episode 2 (Bagian 2)

Sinopsis Ex-Girlfriend Club Episode 2 (Bagian 2) Sinopsis Ex-Girlfriend Club Episode 2 (Bagian 2)

Kisah Romance – Keesokan harinya, Soo Jin datang ke perusahaan Oju. Dia sama sekali tak menyangka kalau perusahaan Oju, yang berencana berinvestasi di filmnya, diketuai oleh Hwa “Si Singa” Young. Tampak Hwa Young menyeringai sambil mengajak salaman. Soo Jin takut-takut menyambut uluran tangannya. Hahay.

Pulang dari tempatnya Hwa Young, Soo Jin langsung menemui Myung Soo di tempat kerjanya. Sepertinya dia masih ragu-ragu soal investasi yang dilakukan Hwa Young. Apa tujuannya dan kenapa ingin berinvestasi? Padahal sebelumnya Hwa Young adalah salah satu dari mantan terindah Myung Soo yang menolak keras. Myung Soo meminta Soo Jin tidak berpikir sejauh itu. Ambil saja. Pekerjaan dan perasaan adalah dua hal berbeda. Soo Jin menghela napas. Dia akhirnya pergi, karena Myung Soo masih sibuk dengan webtoonnya.

Meski menyarankan Soo Jin untuk mengambilnya, Myung Soo tetap menemui Hwa Young. Dia melontarkan pertanyaan sama seperti yang Soo Jin ajukan: apa tujuan Hwa Young berinvestasi di film ini? Hwa Young mengaku ingin memantau proses produksi. Apakah ada hal yang membuat namanya buruk? Soalnya tidak lama lagi, dia akan menikah dengan cucu pemilik perusahaan Oju. Dia takkan membiarkan ada secuil pun hal yang membuatnya batal menikah, termasuk cerita film itu.

Myung Soo menegaskan, bila itu yang menjadi masalah, maka dia takkan ngember kalau karakter “Singa” di filmnya adalah Hwa Young. Tentu saja, Hwa Young tidak bisa diyakinkan semudah itu. Mungkin Myung Soo tidak ngember, tapi lainnya? Tak seorang pun bisa menjamin. Dia menegaskan akan menjadi istri dari cucu pemilik Oju dan meminta Myung Soo mempertimbangkannya.

Soo Jin pusing sekarang, karena semuanya tidak menjadi lebih mudah walaupun sudah mendapatkan calon investor. Eun Hye meyakinkannya dengan mengatakan soal utang dan gaji yang belum dibayar. Pada akhirnya, Soo Jin mantap mengangkat stempel dan membubuhkannya di surat kontrak.

Tidak lama, Hwa Young datang ke kantor Soo Jin, mencibirkan beberapa hal yang buruk di kantor tersebut, termasuk pengelolanya yaitu Soo Jin. Kening Soo Jin mengerut. Hwa Young menjelaskan kenapa Soo Jin mengirim Myung Soo padanya untuk mengatakan sesuatu yang perlu dikatakan? Soo Jin menegaskan tidak menugaskan siapapun untuk menemui Hwa Young. Jadi, kata-kata Myung Soo sama sekali tidak ada hubungan dengannya. Hwa Young manggut-manggut. Dia kemudian mengaku akan sering ngantor di tempatnya Soo Jin. Wuaduh...

Soo Jin dan Eun Hye sedang makan mi kacang hitam sewaktu Rara datang, menanyakan apakah mereka berdua berada satu perahu dengan Hwa Young? Rara menanyakan pada Soo Jin apa imbal baliknya Hwa Young berinvestasi di film itu? Apakah Hwa Young akan menjadi karakter utama, sementara dirinya menjadi karakter pembantu? Wajah Soo Jin mengerut dituding seperti itu.

Soo Jin dan Eun Hye sedang ingin buang sampah waktu Ji A datang. Wajah Soo Jin lagi-lagi mengerut. Sama seperti Rara, kedatangan Ji A adalah untuk mempertanyakan apa tujuan Soo Jin menerima pinangan Hwa Young sebagai investor? Dia bahkan dengan santai menuduh Soo Jin memanfaatkan orang-orang baik yang ada di sekelilingnya dan “menghisap darahnya” sampai kering, meskipun Myung Soo sudah menjelaskan Soo Jin takkan melakukan hal tersebut. Dia bertanya ini karena merasa masa lalu dan masa depannya bersama Myung Soo sedang dipertaruhkan. Soo Jin dan Eun Hye geram-geram gimana gitu.

Soo Jin curhat pada Kakak Iparnya kalau para wanita itu membuat tekanan darahnya naik. Dia bertanya-tanya kenapa tiga wanita itu membencinya. Kakak Ipar bertanya apakah ada rahasia besar yang tersembunyi di baliknya? Soo Jin menggeleng. Dia menyebutkan tidak seorang pun mau cerita cintanya di masa lalu diketahui orang lain. Kakak Ipar justru mengatakan hal sebaliknya. Dia menegaskan akan bangga jika cerita cintanya diketahui publik – bagaimana sulitnya merayu Kakaknya Soo Jin, wuekekek. Dia yakin film yang diangkat dari kisah nyata pasti akan laku.

Kakak Ipar mengingatkan kalau dulu Soo Jin sempat membuat film HAM yang narasumbernya merepotkan, tapi akhirnya bisa diatasi. Dia bertanya kenapa sekarang tidak bisa? Apa bedanya? Apakah Soo Jin berpikir genrenya berbeda – dokumenter dan romance? Dia juga mengingatkan kalau ada cerita Soo Jin di dalam film ini nantinya.

Soo Jin menghela napas dan mengaku hanya ingin bertahan hidup saja. Cinta dan masa lalu merupakan satu kemewahan tersendiri yang tak pernah Soo Jin rasakan. Yang lebih penting adalah makanan dan hidup. Kakak Ipar mencibir kalau Ji A benar, Soo Jin memang penghisap darah. Mendengar kata-kata penghisap, Kakaknya Soo Jin keluar dan menanyakan siapa menghisap siapa? Terlebih setelah melihat Soo Jin dan Kakak Ipar duduk berdekatan, dia makin marah.

Kakak Ipar kaget. Kakaknya Soo Jin mengingatkan untuk tidak makan-minum di depan rumah karena nanti ada lalat. Soo Jin mengimbuhi Kakaknya, mengomeli Kakak Ipar, “Sudah kubilang tidak makan di sini, masih saja ngeyel. Unni, dia ngerokok juga tuh.” Setelah mengatakan hal itu, Soo Jin kabur ke dalam. Tinggal Kakak Ipar kena nyap-nyap Kakaknya Soo Jin. Sokor!

Soo Jin merenung di dalam kamar. Benaknya melayang ke masa di mana dirinya sedang diminta membersihkan lokasi syuting karena mengotori tempat tersebut. Walaupun bukan yang mengotorinya, dia tetap mengerjakannya. Myung Soo datang dan membantu.

Mereka beristirahat di bawah pohon. Myung Soo menunjukkan kartun matahari terbit pada Soo Jin. Senanglah Soo Jin melihat itu, terlebih Myung Soo mengajaknya ke pantai untuk melihat matahari terbit. Seumur-umur Soo Jin belum pernah melihat matahari terbit. Ketika Soo Jin mengambil kartun tersebut, Myung Soo mengucapkan selamat ulang tahun pada Soo Jin.

Ketika kembali ke masa kini, Soo Jin sedang membenamkan wajahnya di dalam wastafel sambil tersenyum. Dia mengangkat wajahnya dan memandangi cermin. Ada tampak raut kesedihan di sana, meski ditegarkan kembali.

Di tempat kerjanya, Myung Soo berkali-kali menghapus gambarnya. Dia kehilangan touch-nya, mungkin lelah. Jin Bae bertanya apa Myung Soo sedang menggambar karakter sedih atau tertawa? Dia juga mengimbuhi apa semuanya lancar antara Anjing dan Singa? Myung Soo menegaskan itu bukan Anjing itu Cheetah! Jin Bae bertanya lagi apa Cheetah dan Singa akan baikan? Kenapa Sapi tidak ada kan judulnya “Girlfriend Buffalo” (Pacarnya Si Sapi)? Myung Soo menyuruh Jin Bae pergi, karena dirinya tambah pusing dan terganggu.

Rara mengkonfirmasi bahwa mereka berempat adalah mantannya Myung Soo. Dia bertanya bagaimana urutannya? Ji A tidak setuju, lebih setuju siapa di antara mereka yang lebih dalam perasaannya? Rara punya ide lebih baik – dibandingkan perasaan, dia lebih berpikir tentang s*ks. Mulai mereka ribut.

Soo Jin minta mereka semua berhenti bertengkar. Dia menyebutkan dirinya adalah korban terburuk. Hubungan mereka tidak berjalan lancar, gelisah, ekonomi morat-marit, dan masa depan. Tak ada apapun yang mereka miliki, selain mimpi.

Ji A kemudian mengaku Myung Soo punya utang padanya. Alasannya sih bohong, temannya Myung Soo kecelakaan. Ketika ditanya apa Myung Soo sudah mengembalikannya, Ji A terdiam. Itu membuat Hwa Young mencibir kalau Ji A lebih mirip seperti sponsor dan noona yang baik, hehehe. Ji A mengaku lebih baik daripada diselingkuhi.

Hwa Young membela dirinya kalau dirinya tidak diselingkuhi Myung Soo, sebab saat itu mereka sudah putus. Mata mereka semua menatap Hwa Young, tidak percaya. Hwa Young pintar langsung mengalihkan pembicaraan. Dia berkata kalau diselingkuhi itu masih mending dan sudah biasa. Hal yang lebih menyebalkan adalah kalau foto polosnya disebar di internet.

Rara mengkonfirmasi itu bukan foto polos tapi sketsa, lagipula itu tidak bocor, sebab dirinya sendiri yang mengunggah di Facebook. Soo Jin menengahi. Dia menyebut saling cela-mencela tentang masa lalu tidak akan membantu mendamaikan mereka. Tapi itu justru membuat mereka bertiga bertanya pada Soo Jin apa yang membuatnya tersingkir dari permainan?

Soo Jin mengaku belum pernah bobo bersama Myung Soo. Ketiganya kaget. Mereka sama sekali tak menyangka, Soo Jin belum bobo bareng. Apa itu karena Soo Jin religius? Soo Jin mengaku situasinya sulit, sehingga tidak memungkinkan. 

Myung Soo datang dan menemukan keempat wanita itu sedang bersama-sama sambil minum soj*. Mereka mengatakan telah tahu rahasia kecil antara Soo Jin dan Myung Soo, yang memiliki jalinan asmara juga. Dalam kondisi teler, Soo Jin mengaku telah menceritakannya pada mereka bertiga kelanjutan dari webtoon Myung Soo, yaitu dirinya.

Di luar dugaan, Myung Soo mengaku plot cerita webtoonnya dirancang hanya sampai karakter “Singa” saja. Tidak ada kelanjutannya setelah itu. Soo Jin bengong. Myung Soo menegaskan Soo Jin dan dirinya hanyalah teman dekat, sohib. Dia memeluk Soo Jin yang sudah kesal. Tiba-tiba Soo Jin menyingkirkan tangan Myung Soo. Dia pergi.

Di luar, Soo Jin mengambil sepatunya dan pergi, tapi dia kembali mengambil sepatu Myung Soo dan melemparkannya ke jalanan becek. Setelah itu, dia kembali ke dalam, menegaskan pada semua orang: “Kalian mantan pacar yang hebat. Aku sudah jelas memberitahumu! Aku akan tetap mengerjakan film ini! Jika ada yang menghalangi pembuatan film ini, aku akan mengunyahnya!” wkwkwkwk...

Bersambung ke sinopsis Ex-Girlfriend Club Episode 3 - bagian 1.

Komentar:
Drama ini belum menemukan kekocakannya dalam tingkatan akut, masih taraf biasa. Tapi, itu takkan menghentikan kami untuk menulis sinopsisnya. Sering, kami ribet mendengarkan ocehan ketiga mantan pacar Myung Soo yang berkumpul bersama, terlalu berisik. Bagaimana Myung Soo menghadapi mereka semua ya sekaligus? Semoga berikutnya berkembang dengan lebih kuat konfliknya.

Nb. minta maaf lama updatenya karena beberapa alasan, termasuk soal sub yang lama. 

Nah, menurut kalian bagaimana episode ini? Komeng dong :)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis Ex-Girlfriend Club Episode 2 (Bagian 2)

1 komentar: