Sinopsis Producer Episode 6 (Bagian 1)

Baca sebelumnya sinopsis Producer episode 5.

Sinopsis Producer Episode 6 (Bagian 1)

Kisah Romance – Joonmo menarik ngos-ngosan demi melihat Seungchan yang berjalan ke arahnya. Untuk menutupi tujuan sebenarnya, dia beralasan menyusul Seungchan untuk memesan belut, karena Seungchan meninggalkan HP-nya di ruang editing. “Kartumu nggak diterima,” ucap Seungchan, membuat Joonmo tidak mengerti, “Kau bilang kau membayar pakai kartu kredit hari itu. Tapi PKL itu nggak menerima pembayaran kartu.”

“Sekarang, apa kau ingat, percakapan yang kau edit dari ingatanmu?” tanya Seungchan lagi. Joonmo terdiam. Meski dalam hati dia mengakui bahwa dirinya ingat soal malam itu yang disebutnya kecelakaan, yang melibatkan tiga kondisi yang berbeda.

Kilas balik mulai. Kecelakaan pertama Yejin marah gara-gara Cindy, sehingga Yejin harus menenggak minuman ker*s. Kecelakaan kedua gara-gara perut kosong, Yejin yang mab*k ingin putaran kedua di PKL. Joonmo merasa bersalah mengiyakan, karena seharusnya mengajaknya pulang saja. Kesalahan ketiga, Joonmo memesan minuman lagi di PKL itu. Tiga kecelakaan itu menghasilkan luka yang sangat serius.

Yejin mab*k berat, membuat pengakuan suka pada Joonmo, dan merasa itu menyulitkannya. Setelah itu dia ngejoprak. Jidatnya ngebentur meja. Selain itu, Seungchan yang juga mab*k sempat menghalau Joonmo yang ingin membawa Yejin pulang. Dia tidak mau Joonmo membawa Yejin pulang ke apartemen.

Detik berikutnya, Joonmo menggendong Yejin di punggung, diiringi Seungchan yang berjalan sempoyongan. “Sunbaenim, kenapa kau terus sempoyongan? Kau bisa jatuh. Tolong berjalan yang lurus. Lurus. Tolong hati-hati,” kata Seungchan. Padahal dia sendiri yang jalannya sempoyongan, hingga dia harus menabrak tanaman pagar. Hahaha...

Joonmo menyuruh Seungchan pulang. Seungchan menolak, karena ingin memastikan Joonmo-Yejin pulang dengan aman. Dia kembali nyungsruk menabrak tanaman pagar.

Joonmo mengasih kompresan di jidat Yejin yang sudah diletakkannya di kamar. Di situlah, dia memutuskan untuk mengedit kecelakaan itu, karena kebingungan dan kaget. Dia berpikir sepanjang dirinya lupa takkan ada yang terjadi. Sayangnya itu tidak berhasil dengan baik, karena Seungchan mengingat kejadian malam itu. Kilas balik selesai.

Seungchan menatap Joonmo. Kesal, Joonmo bilang, “Siapa bilang kau bisa menatapku seperti itu?”

Seungchan menjawab tidak peduli bagaimana cara dirinya melihat Joonmo, pada kenyataannya dia berpikir Joonmo itu pengecut. “Bahkan jika kau mengeditnya pasti selalu ada rekaman mentah. Aku yakin kau memilikinya dalam pikiranmu,” ucap Seungchan. Joonmo membenarkan.

“Masalahnya,” sahut Joonmo, “Apakah aku membuang rekaman atau menyimpannya di tempat yang aman itu terserah dari pemilik rekaman. Aku mengatakan  pemilik yang bisa memutuskan.”

Seungchan menyahut, “Aku nggak berpikir kau pernah mengalami cinta satu sisi untuk seseorang. Bila kau menyukai seseorang, tapi nggak bisa mengungkapkannya pada orang itu dan memilih untuk menyerah. Jika kau mengungkapkannya, kau takut mungkin akan kehilangan segalanya.”

Seungchan menambahi, “Aku nggak berpikir kau pernah mengalami hal seperti itu. Jika kau tahu betapa sulitnya hal semacam itu, mengabaikan apa yang dikatakan Ye Jin, bahkan setelah kau mengetahui perasaannya dan berpura-pura pikiranmu kosong, kau nggak akan berbohong tentang hal itu semua.”

Joonmo jadi ngeh, tingkah aneh Seungchan selama beberapa hari terakhir mengikutinya gara-gara itu. Dia marah, “Beraninya kau mencoba menyelidiki sunbae-mu ini. Kudengar kau lulusan sekolah hukum. Kenapa kau jadi PD? Kau harusnya menjadi jaksa. Kau harus menggunakan keterampilanmu. Kau begitu baik dalam menyelidiki.”

Seungchan bilang kalau dirinya tidak mau menjadi jaksa. Dia ingin menjadi saksi untuk menjelentrehkan kebenaran secara gamblang kepada Yejin. Joonmo tidak peduli Seungchan mau memikirkan Yejin atau tidak, karena ini waktunya mengedit. Dia mengancam jika sampai ada kecelakaan saat siaran akan mempersalahkan Seungchan. Dia menjewer Seungchan dan mengajaknya kembali ke kantor, ke “bilik penjara” pengeditan.

Producer Episode 6 - Memahami Kecelakaan dalam Siaran

Di bilik pengeditan, Joonmo kembali menyunting rekamannya. Seungchan datang membawa kopi. Begitu diminum Joonmo mengeluh kopinya terlalu manis. Seungchan bilang Joonmo yang memintanya. Diperlihatkan dia menuang sirup ke gelas kopi Joonmo. Jelas saja Joonmo menghardik Seungchan karena sebelumnya sudah minta kopinya tidak manis-manis. Seungchan berlagak seperti Mr. Bean yaitu berpura-pura bodoh.

Joonmo menghentikan rekaman tepat saat pemain cowok mematahkan beberapa batang stik es. Dia meminta pendapat Seungchan, apakah lucu? Seungchan menjawab datar, “Oh, itu boleh...” Jawaban datar dan singkat itu bikin emosi Joonmo naik. Dia menuduh Seungchan memberontak.

Joonmo kembali menatap monitornya. Dia berpikir Seungchan berlebihan, selalu coba berlawanan arah dengan dirinya. Ketika dia menengok ke arah Seungchan minta pendapat lagi, Seungchan sudah tidak ada di tempat. Seungchan sudah pergi.

Yejin sedang ada di apartemen sama Yejoon. Mereka lagi makan. Saat itu, Yejoon memberi Mbaknya nasihat untuk membawa pulang seorang pria dan memasak untuknya. Nanti, dia dan Joonmo akan keluar. Yejin kesal dengan nasihat aneh Yejoon. Dia berseloroh, “Mengapa kau tidak jatuh cinta dengan makanan seseorang dan menikah? Pastikan kau jatuh cinta dengan lele pedas rebus dan menikah dengannya.”

HP Yejin berdering. Nama Seungchan nongol di layar dengan tulisan “pemilik pintu mobil”, jiahahaha.

Yejin keluar untuk menemui Seungchan di taman. Seungchan melapor pada Yejin bahwa Joonmo tidak ingat apapun yang Yejin bilang, karena teler berat kemarin. Dia mengaku ajumma PKL yang bilang. Yejin percaya. Dia merasa malu telah mengungkapkan sedikit hal mengenai dirinya. Seungchan bilang dengan bijak supaya Yejin tidak perlu malu. Suka sama seseorang bukanlah kejahatan yang harus membuat malu.

“Eh berapa lama kau tinggal di apartemenmu?” tanya Yejin. Ketika Seungchan menjawab sejak lahir, Yejin juga bilang dirinya dulu tinggal di apartemen Joonmo miliki sekarang. Dia bercerita masa lalunya, bahwa waktu krisis moneter melanda seluruh dunia termasuk Korea, Papanya Yejin memulai bisnis baru, dan gagal. Hal itu membuat ekonomi keluarga hancur, akibatnya mereka harus pindah ke pedesaan dan menjual murah apartemennya.

Pembeli apartemennya adalah Mamanya Joonmo. Singkat cerita dia kembali ke apartemen tersebut. Dia juga menambahkan kalau taman bermain tempat mereka berada sekarang juga sudah ada waktu dirinya kecil. Dia dan Joonmo sering main di taman bermain itu.

Kilas balik mulai. Musim Panas tahun 1997. Yejin menangis dan memarahi Joonmo karena apartemennya sudah menjadi miliknya. Dia mengingatkan, “Joon Bal, jangan berani-berani menggunakan kamarku sembarangan!” Beberapa orang anak kecil datang mendekati Yejin untuk melihat Yejin menangis. Joonmo menghalau mereka untuk pergi. Dia memeluk Yejin, dan memintanya berhenti menangis.

“Nenekku bilang, 'Setelah kau mulai menangis, hal-hal baru untuk ditangisi akan tetap muncul',” ucap Joonmo. Yejin bengong. Kilas balik selesai.

Yejin berpikir bahwa dirinya terlalu banyak berbagi cerita masa lalu dengan Seungchan. Seungchan menenangkannya, karena sebelum pernah bilang agar Yejin membagi apapun jika ingin bercerita soal apapun tapi tidak punya teman bicara. Yejin mengelus kepala Seungchan beberapa detik.

“Eh, kau nggak balik kantor?” tanya Yejin, “HP-mu bunyi terus tuh!” Seungchan pun berlari pergi, tapi balik hanya untuk membungkuk hormat. Yejin tersenyum melihat tingkah Seungchan. Dia mengedit nama Seungchan di HP-nya, dari “pemilik pintu mobil” dengan Baek Seungchan.

Keesokan hari, Hongsoon pergi naik bis. Dia kaget melihat Yangmi naik mobil mewah jejeran dengan bis yang ditumpanginya.

Sampai di kantor, Hongsoon coba obrolkan hal ini sama Joonmo. Dia bertanya-tanya bagaimana bisa orang yang kerjanya hanya administator di Divisi Administrasi bisa punya mobil mewah? Apa itu dibeli dari hasil uang pencurian toner dan kertas.

Mendengar Hongsoong mengatakan hal-hal tidak penting, Joonmo mengiyakan saja, sambil bilang, “Jika Yangmi mencuri kertas selama 100 tahun itu baru masuk akal.” Joonmo mengusir Hongsoon, karena harus mengecek semua caption episode pertama.

Hongsoon belum berhenti. Tidak dianggap sama Joonmo, dia cerita sama Yejin. Eh, Yejin malah tanya, “Kau suka sama Yangmi?” Jelas Hongsoon menampiknya. “Kalau nggak ya berhenti ngomongin dia dong!” pinta Yejin, malas mendengar cerita Hongsoon soal Yangmi, kertas, dan toner. Hehehe...

Hongsoon mengalihkan topik pembicaraan. Dia bicara soal acara Family Month yang akan digelarnya yang akan dihadiri anggota majelis kota, anggota dewan, presiden, dan orang sok penting lainnya. Dia minta bantuan Yejin untuk PD produksi panggung. Yejin mengeluh, tapi menerimanya. Dia bertanya siapa bintang tamunya? Hongsoon menyodorkan kertas. Yejin membacanya dan menemukan nama Cindy di dalamnya.

Manajer Park memberitahu jadwal Cindy. Salah satu dari jadwal itu adalah acara Big Show. Cindy bertanya apa itu acara Big Show? Manajer Park memberitahu Big Show adalah acara KBS yang diproduseri oleh Yejin. Cindy bertanya apa PD dari “2 Days, 1 Night” ada juga? Manajer Park ngeh PD “2 Days, 1 Night” yang dimaksud Cindy adalah Seungchan si PD payung. Dia berjanji akan mengurusnya, jika Cindy takut Seungchan datang dan mengganggu.

Taeho berdiri di depan semua anggota tim. Dia mengajak semua anggota tim “2 Days, 1 Night” bertaruh 10 ribu Won bagi siapa saja yang tepat menebak rating yang akan dihasilkan variety show pimpinan Joonmo tersebut. Hal ini untuk bersenang-senang saja.

Joonmo membacakan Ilyong memprediksi “2 Days, 1 Night” dapat rating 10 persen dan Hyunggun dapat 12 persen. Dia merasa gembira dua anggota timnya optimis. Begitu tiba gilirannya membaca Taeho, CP “2 Days, 1 Night”, dia hanya menemukan Taeho hanya menebak rating yang didapat 7 persen. Dia sinis pada Taeho. Tapi, dia makin tidak nyaman waktu membaca Seungchan hanya memberikan 6,8 persen.

Seungchan memberi penjelasan, “Episode terakhir musim lalu adalah 5,5 persen. Episode pertama sepanjang musim lain selalu memiliki dua poin lebih banyak dari episode terakhir musim sebelumnya. Karena cuaca cerah di luar, aku memperhitungkan peningkatan kegiatan di luar ruangan di akhir pekan dan dikurangi 0,7.” Joonmo menyuruhnya berhenti menjelaskan karena suasana bahagia akan drop!

Joonmo membaca selanjutnya, penulis termuda “2 Days, 1 Night”. Di luar dugaan, di sana tertulis angka 15 persen. Luar biasa. Joonmo memujinya, menyuruh Seungchan untuk bersikap positif seperti penulis termudanya. Setelah itu, Joonmo sesumbar mengatakan bahwa dirinya memiliki perasaan yang baik mengenai episode baru “2 Days, 1 Night”. Taeho meminta Joonmo tidak sesumbar.

Teman Seungchan yang kerap memberitahu Seungchan berbagai hal di dunia variety show mengatakan bahwa Joonmo dijuluki “Kegagalannya Divisi Variety”. Bila Joonmo mengatakan perasaannya bagus, maka sudah dipastikan itu akan gagal. Sebaliknya, jika Joonmo mengatakan perasaannya jelek, maka bisa dipastikan itu akan berhasil. “Dia memiliki kutukan aneh seperti itu,” imbuhnya.

Lalu, kita diperlihatkan Joonmo yang selalu saja gagal di berbagai kesempatan karena merasa terlalu yakin. Temannya Seungchan menegaskan kegagalan Joonmo selalu konsisten. “Ketika manajer memilih judul lagu untuk penyanyi, mereka pergi ke PD Ra. Mereka menghapus lagu yang PD Ra suka dan menggunakan satu lagu yang dibencinya sebagai judul lagu,” kata temannya Seungchan. Hahaha...

Seungchan membela Joonmo bahwa sepertinya dia mendengar Joonmo merasa buruk tentang episode baru. Jadi, dia berharap acara “2 Days, 1 Night” berhasil. Dia minta temannya itu tidak ngember pada Joonmo.

Papa-Mama-Yoojin sudah berada di depan TV, siap menonton acara “2 Days, 1 Night” di bawah besutan Seungchan. Youngchan datang, membawakan kimchi timun. Papa-Mama tidak terlalu menggubris kedatangan Youngchan.

Seungchan datang. Papa-Mama langsung menyambut, mengkhawatirkan Seungchan yang wajahnya makin tirus. Papa berpikir bawahannya Seungchan tidak mengurus Seungchan. Tapi Seungchan menegaskan bahwa dirinya adalah bawahan.

Di lain tempat, Taeho sedang rebutan remote TV sama anak perawannya. Dia ingin menonton “2 Days, 1 Night”, anak perawannya ingin nonton “Running Man”. Taeho mengemis pada putrinya sendiri untuk menggantinya sekali saja. Eh, pas mau dipindah, Taeho melarangnya, karena melihat keseruan “Running Man”. Dia tertawa melihat aksi Yoo Jae Suk dan meminta putrinya untuk memindahkan channel di iklan selanjutnya.

Papa Seungchan meminta temannya untuk menonton acara yang diproduseri Seungchan. Dia bahkan menegaskan bahwa Seungchan adalah pemimpin acara tersebut. Seungchan kembali mengingatkan bahwa dirinya adalah anak buah di acara itu. Kakak Ipar Seungchan meminta Seungchan dan tim datang syuting di rumah sakitnya untuk merawat kandung kemih. Kakaknya juga meminta hal yang sama, mendukung suaminya.

Acara pun dimulai. Anggota keluarga Seungchan mulai berkomentar tentang acaranya. Mama berpikir acara itu tidak terlalu menyenangkan, karena tidak mengenal pemainnya.  Mereka bahkan berkomentar bahwa acara itu memakai suara tawa buatan, padahal sama sekali tidak lucu. Begitu Seungchan muncul di layar, mereka heboh.

Melihat Seungchan di layar mengikat tali sepatu Cindy, itu membuat keluarga Seungchan sedih. Mereka bertanya apa Cindy tidak punya tangan sendiri untuk mengikat? Mama lebih parah lagi sedihnya, terlebih dia ingat Cindy adalah rubah betina yang menari-nari di TV dengan pakaian dal*m. Aih.

Cindy juga menonton acara "2 Days, 1 Night" di HP. Dia tampak tersenyum melihatnya.

Joonmo dan Yejin juga sedang nonton acara itu di apartemen. Pada kesempatan itu Yejin yang juga melihat Seungchan muncul di TV memuji kegantengan Seugnchan. Joonmo yang cemburu berseloroh, “Itu keterampilan editingku yang baik! Pria? Dia? Dia hanya anak kecil...” Di saat Joonmo mendengus seperti itu, Yejin menemukan kesalahan caption soal tempat lokasi syuting “2 Days, 1 Night”, seharusnya Kyungbuk Goryeong menjadi Kyungnam Goryeong. Joonmo menepuk jidat. Dia langsung menelpon anggota timnya.

Yejin keluar untuk menerima telpon dari Mamanya Joonmo. Dia meminta maaf pada Mamanya Joonmo karena tidak menemukan wanita yang cocok untuk Joonmo. Dia kemudian menanyakan, “Kan Joonmo sudah kencan buta dengan seorang jaksa?” Mama mengiyakan, tapi Joonmo tidak datang. Joonmo beralasan pada Mamanya bahwa dirinya ketiduran di bilik pengeditan dengan HP mati. Yejin kaget mendengarnya.

Mama mengeluhkan Joonmo yang tidak mau mendengar ucapannya. Dia minta Yejin memberi Joonmo nasihat. Yejin menolak dengan alasan Joonmo terlalu tua untuk diberi nasihat dan membiarkannya saja. “Jika dia tidak pergi, aku akan pergi ke apartemennya, tinggal di sana, dan mengganggunya.” Yejin langsung berjanji akan bicara pada Joonmo.

Yejin mengatai Joonmo karena telah salah tulis lokasi syuting. Kenapa bisa kecelakaan itu terjadi? Dia mengulangi lagi kalau Joonmo seharusnya mengecek sedikitnya tiga kali. Joonmo sadar dirinya telah melakukan kesalahan. Dia merengut cemas memikirkan nasibnya besok di tempat kerja. Yejin percaya Joonmo bisa mengatasinya dan mengajaknya minum b*r.

Mereka minum b*r bersama di balkon untuk menikmati musim semi yang sudah tiba. Yejin kemudian mengalihkan topik pembicaraan dengan bertanya, “Ngomong-ngomong, jaksa yang kau sebutkan sebelumnya gimana?” Tanpa melihat mata Yejin, Joonmo mengatakan bahwa dirinya bertemu dengannya. Yejin tidak percaya, merasa Joonmo telah berbohong, karena tidak berani melihat padanya.

Yejin memegang kepala Joonmo dan menyuruhnya bicara lagi. Joonmo lagi-lagi mengiyakan bahwa dirinya bertemu dengan jaksa itu, tapi matanya menatap lain tempat. Yejin bilang Joonmo bohong. “Soal apa?” tanya Joonmo tiba-tiba matanya menatap mata Yejin. Di situ, Yejin melepaskan pegangannya.

“Kau mendengarnya,” ucap Yejin, “Kau mendengar apa yang kukatakan malam itu di PKL. Itulah mengapa kau bertingkah seperti ini sekarang. Kau khawatir aku akan mengganggumu sementara kau lajang. Jadi, kau mengaku telah pergi  kencan buta yang nggak pernah kau lakukan dan kencan yang kedua yang nggak pernah kau lakukan juga. Apa begitu? Kau benar-benar jelas menggambar garis antara kita, ya?”

Joonmo menjelaskan bahwa bukan itu maksudnya. Ketika ditanya apa maksudnya, Joonmo bertanya, “Itu kecelakaan kan? Apa kau benar-benar menganggapnya serius? Jika aku memberitahumu bahwa aku tahu, itu akan menjadi canggung untuk kita berdua. Semuanya baik-baik saja sekarang.”

Yejin ngambek. Dia masuk dan mengatakan, “Aku minta maaf tentang itu. Segera, aku akan membersihkan kekacauan juga. Kau benar tentang semuanya. Itu kecelakaan. Aku nggak menganggapnya serius. Aku pasti gila. Sudah berapa tahun aku mengenalmu? Tapi anehnya, sekarang lebih dari ketika aku dibuang oleh pria lain harga diriku benar-benar jatuh dan aku merasa malu. Kau yang membuatnya seperti ini.” Setelah mengatakan hal itu, dia masuk kamar. Joonmo mau menjelaskan, tapi dia urung mengetuk pintu kamar Yejin.

Yangmi menempel rating yang didapat tiap-tiap acara di papan pengumuman. Joonmo melihatnya dan menamukan “2 Days, 1 Night” berada di rating 6,8 persen. Sesuai prediksi Seungchan.

Anggota tim datang dan memberi uang pada Seungchan satu per satu, karena telah menebak dengan benar. Joonmo datang, meletakkan tas, dan mendekati Seungchan. Dia memberikan uang pada Seungchan. “Kau senang prediksimu tepat?” tanyanya sinis.

Taeho datang. Joonmo langsung menyuruhnya bayar. Taeho coba mengelak, karena dirinya menebak 7 persen dan itu selisih 0,2 persen dengan Seungchan. Joonmo tidak peduli. Pokoke bayar. Taeho memberitahu Joonmo untuk menemui Bos Divisi. Seperginya Joonmo dan Taeho, seorang PD dari acara lain menghampiri Seungchan untuk memintanya menebak rating yang akan didapat acaranya. Seungchan bengong.

Seungchan datang menemui Yangmi. Tiba-tiba Yangmi memberikan Seungchan kertas. Itu bikin Seungchan bingung. Soalnya dia tidak membuat datang untuk meminta kertas. Yangmi mendekat dan berbisik, “Simpan dan gunakan ketika kau membutuhkannya. Oiya, ngomong-ngomong apa yang akan terjadi padaku?”

Yangmi menambahkan, “Apa yang kau pikirkan, sesuatu yang tiba-tiba muncul dari dalam kepalamu. Sesuatu yang berhubungan dengan cinta untukku mungkin? Mereka bilang kau memiliki semacam keterampilan meramal?” Seungchan lagi-lagi bengong.

Bersambung ke sinopsis Producer episode 6 - bagian 2.