Sinopsis Producer Episode 7

Baca sebelumnya sinopsis Producer episode 6 - bagian 2.

Sinopsis Producer Episode 7

Kisah Romance – Yejin menangis. Seungchan mendekat, menawarkan sapu tangannya. Yejin mengambil dan mengelap air matanya. Dia minta maaf Seungchan selalu melihatnya dalam keadaan terpuruk.

Seungchan memeluk Yejin untuk meredakan air mata. Bukannya romantis, Yejin malah bertanya, “Heh, Seungchan, kamu ngapain?” Hehehe... Seungchan menjawabnya ingin membiarkan Yejin menangis dengan nyaman – biar tidak malu dilihat orang. Itu malah menarik perhatian orang-orang.

Seungchan duduk di sebelah Yejin yang tangisnya sudah berhenti. Yejin berterima kasih pada Seungchan yang selalu ada menemaninya. Dia mengelus-elus rambut Seungchan. “Menangis begitu bikin nggak kayak kau biasanya,” kata Seungchan, “Tapi bila kau marah atau memaki, itulah kau terlihat keren!”

“Oiya, kenapa kau nggak memberi imbuhan “nim” di belakang kata “sunbae”?” tanya Yejin. Seungchan sendiri bingung bagaimana menjelaskannya.

Di depan Jurkam, Seungchan mesam-mesem ketika ditanya soal alasannya memanggil Yejin dengan sebutan “sunbae” saja tanpa “nim”. Dia yakin Yejin akan mengeplak kepalanya jika fakta dirinya suka sama Yejin terkuak.

Yejin menyadarkan lamunan Seungchan. Dia masih menuntut jawaban atas pertanyaannya. Seungchan beralasan temannya dan Lee Seunggi memanggil Yejin dengan menambahkan kata “noona” di depan nama. Dia beranggapan itu sudah sebutan hormat pada orang yang berusia lebih tua. Yejin pun mempersilakan.

Di apartemen, Joonmo terus menelpon Yejin yang belum pulang. Telpon terhubung dengan layanan kotak suara.

Joonmo bicara di depan Jurkam untuk mengatakan bahwa hal termudah di dunia adalah membuat Yejin yang marah menjadi ceria kembali. Waktu kecil, dia memberikan sepotong es krim pada Yejin. Yejin membandingkan potongan es krim miliknya dengan milik Joonmo. Setelah yakin, potongan es krim miiknya jauh lebih besar, maka Yejin nyengir.

Waktu remaja, Joonmo menyodorkan telur untuk dimakan Yejin. Sedangkan waktu dewasa, Joonmo memberikan botol minuman untuk Yejin minum. Kepada Jurkam, dia mengeluh Yejin belum pulang jua, padahal sudah larut malam.

Seungchan mengantar Yejin. Belum sampai, Yejin berpikir untuk tidur di kantor saja. Dia tidak mau mengemis-ngemis Joonmo untuk tempat tidur. Seungchan menahan Yejin. HP Yejin berbunyi. Ada pesan masuk dari Joonmo, berupa foto selfie dirinya mau menggunting tasnya Yejin.

Foto itu disertai ancaman: “Tas ini tetap aman, jika kau pulang dalam waktu tiga puluh menit! Jika tidak, aku nggak bisa menjamin keamanannya!” Yejin panik. Dia langsung berlari ke apartemen.

Sampai di apartemen, Yejin langsung menanyakan tasnya pada Joonmo. Dengan senyum lebar, Joonmo bilang kalau Yejin tiba dalam waktu 24 menit, jadi tasnya aman. “Aku minta maaf sebelumnya hari ini,” ucap Joonmo, “Dan, aku juga minta maaf untuk berbohong.” Dia bahkan memberikan apel (kata lain untuk meminta maaf di Korea) pada Yejin dan minta Yejin tidak pergi. Yejin mengambil tasnya dan masuk ke kamar. Joonmo cengar-cengir.

CEO Byun memberitahu Cindy bahwa orang di bursa saham telah menginformasikan gosip Cindy berkelahi dengan seorang PD, hingga Cindy patah kaki. Manajer Kim menenangkan CEO Byun nanti juga gosip itu menghilang, seiring Cindy kembali bekerja mulai hari ini. “Itu benar,” kata CEO Byun duduk di ranjang Cindy, “Itu sebabnya aku mengirimmu ke Jepang. Aku tahu kakimu sakit dan merasa nggak enak mengirimmu.”

Cindy menenangkan CEO Byun, karena yakin Bosnya itu sudah tahu cara media bermain. CEO Byun tersenyum, karena Cindy sudah tidak seperti anak kecil lagi yang merengek minta pulang ketika terluka. Dia mau mengantar Cindy, tapi Cindy tidak mengizinkan sebab Manajer Park akan siap menjemputnya.

Seungchan menepi begitu melihat Yejin di halte. Dia memanggil Yejin dan mengajaknya berangkat kerja bareng. Yejin bilang mau ke rumah sakit untuk menjahit luka di tangannya.  Seungchan tidak mempersoalkannya.

Ketika Seungchan dan Yejin tiba di parkiran rumah sakit, Manajer Park juga tiba di parkiran.

Seungchan-Yejin selesai punya urusan di rumah sakit. Cindy keluar dari parkiran dikelilingi para bodyguard. Yejin bertanya pada Seungchan, “Apa itu seleb ya rame-rame begitu?” Beberapa orang terlihat berlari-lari untuk melihat Cindy. Seungchan menarik Yejin agar tidak tertabrak.

Cindy menunggu dengan bosan saat Manajer Park memasukkan barang-barang ke dalam mobil. Dia melihat Seungchan-Yejin berjalan ke parkiran dan masuk ke mobil yang diparkir jejer dengan mobilnya. Manajer Park menelpon. Cindy keluar dan langsung masuk ke dalam mobilnya Seungchan. Dia cengar-cengir melihat Seungchan-Yejin.

Producer Episode 7 – Memahami Cara Bermain Media

Manajer Park tidak sadar Cindy sudah pindah ke mobil Seungchan. Dia jalan dan ngoceh sendirian. Begitu berhenti di lampu merah, Manajer Park baru sadar Cindy tidak ada di tempat. Dia langsung panik. Hahaha... ngeliat caranya panik itu kocak banget.

Di mobil Seungchan yang masih ada di parkiran, Cindy meminta Seungchan-Yejin sesuatu. Yejin mempertanyakan apa yang Cindy inginkan? Kenapa dia memilih mobilnya Seungchan? Cindy minta dicarikan tempat bersembunyi.

Belum selesai bicara, Seungchan bilang mau cus karena nanti akan kena denda parkir kalau terlalu lama di parkiran. Yejin mencak-mencak. Cindy menyuruh Seungchan pergi. Dia paham Seungchan agak sensitif sama denda. Mau tak mau Yejin menerimanya. Mereka pergi melewati Manajer Park yang kebingungan mencari Cindy ada di dalam mobil.

Di jalan, Yejin mengatakan bahwa dirinya tidak mau tanggung jawab atas kaburnya Cindy. Tapi, Cindy tidak menggubrisnya dan justru minta tisu basah untuk mengelap jendela mobil. Yejin minta Cindy memperhatikan ucapannya. Dia mengatakan bahwa dirinya terlihat angkuh dari luar, tapi itu bukan berarti dirinya tidak takut sama CEO Byun. Apalagi, dia melihat sendiri CEO Byun menggampar Manajer Park di rumah sakit.

Seungchan membenarkan. Waktu pas minta Cindy ikut “2D, 1N”, CEO Byun juga sempat mengatakan “ssan ma yi” padanya. Dia takut CEO Byun “meludah api” padanya. Yejin takjub Seungchan bilang sama “ssan ma yi” pada CEO Byun tapi tidak diapa-apakan. Seungchan merasa itu mungkin karena Joonmo keburu datang.

Mendengar keributan itu, Cindy minta izin keluar naik taksi, walaupun tidak punya uang. Yejin mencibirnya. Dia bertanya di mana Cindy mau tinggal? Cindy bilang tidak ada tempat untuk dituju, baik itu teman-temannya ataupun orang tuanya.

Manajer Kim melaporkan hilangnya Cindy pada CEO Byun. Melototlah mata CEO Byun seperti mau lepas dari tempatnya. Dia minta Manajer Park dipanggil! Manajer Kim memberikan HP-nya untuk memperlihatkan percakapannya dengan Manajer Park di sms. Di situ tertulis: “Daripada memberitahu CEO Byun kalau aku kehilangan Cindy, lebih baik aku masuk kandang singa. Jangan mencariku!” Hahaha...

Manajer Kim bertanya pada CEO Byun apa yang harus dilakukannya? Pasalnya HP Cindy dimatikan juga. CEO Byun memerintahkan Manajer Kim untuk mencari kemungkinan di mana Cindy bersembunyi.

Yejin berpikir ingin meminjamkan uang supaya Cindy bisa menginap di hotel mewah. Cindy merasa CEO Byun pasti sudah tahu cara berpikirnya. Di tempat lain, CEO Byun telah memerintahkan anak buahnya untuk mencari Cindy di hotel-hotel terdekat. “Terus kau mau aku bagaimana?” tanya Yejin.

Cindy menjawab minta izin tinggal di tempat Yejin selama empat hari. Dia mengaku belum pernah istirahat sehari dalam sepuluh tahun sejak trainee.

Setelah memeriksa internet di HP, Manager Kim memberitahu CEO Byun bahwa telah muncul rumor yang menyebutkan agensi tak sanggup mengatasi Cindy, bahkan hubungan kedua belah pihak pun memburuk, sehingga tidak mungkin memperpanjang kontrak lagi. Di samping itu, muncul juga rumor kalau Cindy tengah nulan madu bersama chaebol kaya di Eropa. CEO Byun muntap. Dia bilang rumor pasti hilang jika Cindy ditemukan dan kembali pada jadwalnya.

Karena hal ini kejadian anomali yang tidak pernah Cindy lakukan, Manajer Kim memberikan prediksi macam-macam, seperti diculik atau kecelakaan. Dia memberi saran sebaiknya mengerahkan polisi untuk mencari Cindy. Ide itu jelas ditolak mentah-mentah oleh CEO Byun. Bila itu dilakukan, maka sama saja meeka mengatakan pada seluruh dunia kalau Cindy meraib.

Taeho-Joonmo-Hongsoon bicara soal hilangnya Cindy. Karena Hongsoon melontarkan spekulasi bahwa Cindy terlihat jalan sama Chaebol di Champs-Elysees, Taeho-Joonmo malas membahas lebih lanjut. Eh Hongsoon malah membahas soal dugaan Yangmi korupsi. "Lihat, dia membicarakan omong kosong lagi!" sahut Joonmo sambil minta pelayan mengganti tempat pemanggang.

Pulang kerja, Joonmo menemukan Seungchan tengah mengeluarkan makanan dari kulkas. Di saat bersaman Yejin kaget melihat Joonmo pulang. "Apa tanganmu sakit banget, sehingga kau nggak bisa ngatur meja sendiri? Jika iya, kau kan tetap masih bisa beli makan sendoro?" sindir Joonmo, "Emang apartemenku ini lapangan kota, sehingga kau bisa membawa teman-temanmu datang seenakmu?"

Yejin tidak bisa menjelaskan apa-apa, karena Joonmo terus menyerangnya. Joonmo masuk ke kamar mandi dan kaget menemukan Cindy sedang menyikat toilet. Cindy melemparkan senyum melihat Joonmo muncul.

Joonmo sesak. Yejin datang ke balkon mengelus punggungnya. Cindy-Seungchan terlihat tegang melihat Joonmo-Yejin bicara. Joonmo mengeluhkan kenapa harus rumahnya yang ditumpangi Cindy? "Oke, kaulah yang memutuskan," ucap Yejin, "Kau bisa menelpon CEO Byun, dan apa yang terjadi padanya bukanlah urusanmu lagi!"

Joonmo menatap Cindy yang wajahnya tampak dimelas-melaskan supaya diizinkan tinggal di tempatnya. Apa ada pilihan lain buat Joonmo? I don't think so. Joonmo merasa bak saj di rumah sendiri. Dia menyandarkan kepalanya sambil menatap lurus jauh ke luar jendela. Yejon mengelus-elus pundaknya untuk menenangkannya.

Joonmo terkekeh mengingat orang-orang berpikir Cindy ada di Champs-Elysees, Paris. Padahal dia ada di rumahnya.

Meskipun menumpang, Cindy tetap memperlihatkan kesombongannya. "Aku biasanya nggak makan makanan asin dan pedas, terutama ini... sup," ucapnya. Pun begitu, dia mencoba juga sup tersebut. Dia bertanya siapa yang membuatnya? Yejin angkat jari. Seungchan pun memuji kemampuan memasak yang Yejin miliki. Pujian itu bikin Joonmo keki. Tapi rupanya Cindy bukan bertanya untuk memuji. Dia bertanya untuk minta supaya sup ditambahkan kacang lentil, keju feta atau quinoa. Dia minta besok Yejin menyediakannya. Joonmo bertanya, "Kau masih mau tinggal di sini besok?"

Cindy menyuruh Seungchan masuk kamarnya. Dia menanyakan soal tulisan yang digarisbawahi di buku yang dipinjamkan Seungchan. Dia minta Seungchan duduk di sebelahnya. Waktu lengannya bersentuhan, hati Cindy deg-deg-syer. Cindy menunjuk satu kalimat yang digarisbawahi Seungchan: "Burung memecahkan telur dan menetas. Telur adalah dunia. Mereka yang ingin dilahirkan harus memecahkan satu dunia.”

“Ini mengacu dari karakteristik universal semua manusia. Pikiran kita yang lemah, malas, dan takut, harus diterabas untuk bisa maju ke dunia baru. Burung mewakili manusia dan telur mewakili masyarakat. Ini lingkungan, hukum, dan hubungan antarmanusia. Stabil dan stagnan di saat bersamaan. Bila keluar dari cangkang itu, kita akan menemukan dunia baru. Kebebasan!" jelas Seungchan. Cindy tersenyum puas mendengar penjelasan Seungchan soal pengorbanan yang harus dilalui manusia demi meraih sesuatu.

Joonmo kaget melihat HP-nya yang berbunyi, karena dia melihat nama CEO Byun di sana. Yejin ketakutan waktu dikasih tahu CEO Byun menelpon. Begitu diangkat Joonmo menegang setelah mengetahui CEO Byun sudah berdiri di depan gedung apartemennya. Mengetahui hal itu, Cindy buru-buru mau pergi. Joonmo menahannya, ingin tahu reaksi apa yang CEO Byun lakukan. Cindy terdiam.

Joonmo menemui CEO Byun di taman. CEO Byun memberitahu tentang hilangnya Cindy. Karena Joonmo adalah PD acara Cindy, dia menanyakan keberadaannya. Joonmo pura-pura tidak tahu.

CEO Byun membuka kartu sedikit kalau Cindy itu mulai memberontak. Dia merasa Cindy di akhir masa pubersitasnya. Rumor hilangnya Cindy pun menyeruak, memunculkan banyak spekulasi. Joonmo santai berkomentar kalau rumor-rumor tidak benar, maka tidak perlu khawatir.

"PD Ra, kita selalu menghentikan koran pagi dengan menghentikan perputaran mesin pers. Dengan cara itulah aku bisa bertahan di industri ini. Saat itu dan sekarang, ada satu yang paling menakutkan,” sahut CEO Byun, membuat Joon Mo tegang.

Joonmo memikirkan kembali kata-kata CEO Byun. "Teorinya apapun benar-benar bisa terjadi! Cindy bisa merasa bersalah dengan semua spekulasi itu. Nggak ada seorang pun mampu menahan rumor tersebut!" kata CEO Byun, "Besok pagi, banyak wartawan akan menelpon. Kau dan aku harus punya cerita sama. Bilang kalau Cindy membutuhkan istirahat dan bilang juga dia aman nggak ada satu kekurangan apapun. Aku ingin kau mengatakan itu. Aku datang untuk minta bantuanmu.” Joonmo setuju usulan itu.

Setelah diceritai, Seungchan bersyukur CEO Byun tahu semua. Sebaliknya, Joonmo asih tidak tahu apakah CEO Byun tahu atau tidak. Dia gugup sekali tadi dan merasa haus. Dia membuka pintu kulkas untuk mengambil b*r, tapi justru takjub waktu melihat isi kulkas rapi. Dia memuji Cindy yang mengaku telah merapikan isi kulkas. Ketika ditanya siapa yang mau b*r, ketiganya mengangkat tangan. Yejin berpikir Cindy tidak minum b*r waktu ditawarinya? Cindy beralasaan tidak ingin membuat wajahnya bengkak waktu itu.

Yejin memuji Cindy yang pandai mengatur barang-barang. Joonmo berpikir Yejin suka Cindy ada di apartemen. Yejin mengiyakan dan balik bertanya kalau Joonmo juga suka CEO Byun datang mencari Cindy. Joonmo mengiyakan.

Seungchan-Cindy bingung apa yang mereka berdua lakukan? Yejin menjelaskan mereka sedang bermain perminan tentu saja, satu permainan yang kerap dilakukan di acara "X-Man". Joono mengimbuhi bahwa permainan ini mengharuskan pemainnya untuk menjawab tentu saja tak peduli jawabannya apa.

Yejin tahu Cindy terlalu muda untuk mengetahui permainan itu. Eh Cindy menjawab, “Tentu saja!” Hmmm... Yejin merasa Cindy mengajaknya main. Dia pun mulai bermain dengan serius dengan melontarkan satu pertanyaan tajam. “Cindy, kau kemari karena nggak punya teman kan?” Pertanyaan dari Yejin membuat Cindy diam beberapa jenak.

“Tentu saja,” sahut Cindy pada akhirnya, dan membalas, “Kau tinggal di sini karena nggak punya duit kan?”

Yejin mengiyakan dan membalas lagi dengan membahas kejadian di “Music Bank”, “Kau sengaja melepas jaketmu untuk cari gara-gara sama aku kan?”

“Tentu saja,” Cindy menjawab, “Aku bersumpah kau nggak akan bisa kencan dengan pria lebih dari tiga bulan. Karena itu kau membuang mereka kan?”

Yejin kesal Cindy tahu cerita cinta pengalaman pribadi dirinya. Dia menduga Joonmo memberitahunya. Joonmo menyangkal. Dia bilang dirinya tidak sedekat itu pada Cindy, sehingga harus memberitahunya. Karena tidak mengatakan “tentu saja”, Yejin kalah dan harus minum. Seungchan terkekeh melihat Yejin kalah.

Yejin membalas Seungchan. “Waktu kau kuliahan di Universitas Seoul, semua orang menyebutmu jenius. Sekarang kau kerja di dunia pertelevisian, semua orang menyebutmu bod*h. Nggak adil kan?” Seungchan mengiyakan dan mengarahkan pembicaraan ke pernyataan cinta, hahaha. Yejin menanggapi secara positif lagi. Cindy dan Joonmo merengut melihat itu semua. Joonmo protes kenapa Yejin lebih menyukai Seungchan. Dia menuang b*r dan Cindy menandaskan b*rnya.

Cindy mulai mbeler. Dia menuangkan b*r ke empat gelas sekaligus sambil bercerita pengalaman pribadinya saat debut di usia 13 tahun. Dia sama sekali tak pernah bisa melakukan apapun yang diinginkan. Joonmo tahu itu, soalnya Cindy kerja di bawah naungan CEO Byun. Cindy juga mengaku tak pernah sekolah, tak pernah pergi ke MT, dan tak pernah mabuk. Tapi, dia tahu cara menikmati b*r campur soj*.

Caranya, Cindy meletakkan sendok di gelas b*r lalu membagikannya kepada semua orang. Ketiganya kaget. Sesudah menandaskan b*rnya, dia mulai menceritakan ulang cerita yang sama berulang-ulang. Yejin mencemooh gaya Cindy yang slebor waktu teler, tidak seperti dirinya yang imut. Dia meletakkan telunjuknya di pipi.

Joonmo sadar Yejin sudah teler berat. Dia minta Seungchan membersihkan semuanya. Yejin malah minta Seungchan putaran kedua. Cindy mau menghubungi Elisa untuk memberitahu tentang kondisinya. Seungchan-Joonmo bingung menghadapi dua wanita itu. Hahaha...

Keesokan pagi, Joonmo meminta Cindy pulang. Yejin memberitahu Cindy berencana istirahat empat hari. Joonmo merasa CEO Byun pasti akan mencarinya jika Cindy terus-menerus meniadakan diri. Yejin yakin pada hal tersebut. Tiba-tiba Cindy mengatakan bahwa ini kali pertamanya dalam sepuluh tahun dirinya bisa memakan makanan buatan rumah di hari ulang tahunnya.

Yejin memeriksa HP untuk mengecek hari ultah Cindy. Dia memberikan selamat sewaktu tahu Cindy benar-benar ultah. Dia mengajak Joonmo untuk merayakan ultah Cindy malam harinya. Joonmo menolak, soal harus ngecek lokasi syuting di taman hiburan Yongin. Cindy minta ikut. Joonmo tidak mengizinkannya, karena Cindy tengah ngumpet. Cindy bertingkah seperti anak anjing, sehingga Joonmo tak bisa menolaknya. Yejin tidak bisa, karena ada rapat.

CEO Byun memerintahkan Manajer Kim mencatat hasil wawancara, ketika Manajer Kim memberitahu telah membuat janji wawancara eksklusif. “Cindy, beristirahat di lokasi yang dirahasiakan. Dia sedang menyembuhkan jiwa dan raga. Detail selengkapnya nggak bisa disebutkan! Kemungkinan kekagetan emosional!" kata CEO Byun, membuat Manajer Kim terdiam. CEO menambahkan ini-itu dan mengkambing-hitamkan seorang PD bernama...

Penulis dari acara "Music Bank" membaca ada berita Cindy. Judul berita itu adalah "Dia Mendapat Cedera Gara-gara Kesalahan Produser Wanita dan Dirawat di RS". Yejin heran kenapa kejadian itu dibesar-besarkan. Penulis berpikir pihak Cindy sengaja melontarkan isu ini.

Dajung memberitahu kalau di internet ada jajak pendapat kalau PD wanita yang menyakiti Cindy itu sengaja atau tidak. Sebanyak 85 persen mendukung PD wanita sengaja melukai Cindy. Jajak pendapat masih terus berlangsung. Situasi bisa berkembang lebih buruk.

Yejin menenangkan diri sendiri. Dia berpikir tidak ada fans Cindy yang akan mengenalinya. Tidak satu pun. Sayangnya, dia diberitahu anak buahnya kalau tidak banyak wanita yang bekerja sebagai PD, jadi kemungkinan Yejin bakal dikenali. Yejin tidak takut. "Aku nggak takut! Aku nggak takut! Mereka hanya kumpulan orang bod*h di balik monitor!" Dia pergi dari kantor.

Di parkiran, Yejin melihat mobilnya sudah dikerjai fans Cindy dengan corat-coret bertuliskan: Tak Yejin, kau keluar! Kekeke...

Di depan Jurkam, Yejin sama sekali tidak menyangka akan dibully secepat itu. Spion mobilnya jatuh, karena telah dipatahkan sebelumnya. Yejin menghela napas, meminta Jurkam berhenti merekam.

Yejin-Joonmo berdebat dengan Taeho dan Bos Divisi. Joonmo bertanya-tanya kenapa KBS tidak mengeluarkan pernyataan apapun untuk membela Yejin yang “diserang” sebuah pemberitaan miring. Dia ingat apa yang dikatakan CEO Byun padanya malam itu tentang rumor Cindy, dan mengatakan akan mengarahkan kebencian pada Yejin demi bisa menghindari dirinya menjadi target.

Yejin mencoba tidak peduli dengan rumor tersebut. Dia pergi dan menjalani hari seperti biasanya. Tapi kemudian telponnya dikirimi banyak ancaman dari fansnya Cindy. Ada yang mengancamnya untuk membunuhnya dan menyuruhnya untuk berhati-hati kalau malam hari.

Waktu menyeberang jalan, Seungchan melihat pengendara motor melaju kencang. Dia menarik Yejin ke dalam pelukannya untuk menyelamatkannya. Setelah pulih dari keterkejutannya, Yejin memberitahu Seungchan bahwa pengendara motor itu adalah Kang Antar Makanan dan meminta Seungchan tidak bertindak berlebihan.

Pun begitu, Seungchan tidak mundur. Dia justru berjalan di depan Yejin bak penjaga pengaman rahasia. Ketika ada seorang pria menyapa, dia bertanya pada Yejin apakah mengenalnya? Dia langsung memeluk Yejin dengan sikap melindungi dan bertanya banmal, “Apa kau mengenalnya?”

Ternyata pria itu adalah teman lama Yejin, bekas manajer “4Minute”. Dia berpikir Seungchan adalah pacarnya. Yejin menjewer telinga Seungchan dan pamit pada temannya itu. Dia bertanya kenapa Seungchan bicara banmal terus padanya akhir-akhir ini? Seungchan menjawab itu triknya berakting sebagai pacar Yejin, hehehe.

Dengan masker dan topi, Cindy turun untuk membuang sampah. Dia bertemu dengan Mamanya Seungchan yang terpesona melihat bahwa Cindy telah memisahkan semua sampah secara benar. Bahkan, dia repot-repot mencuci setiap kaleng.

Mamanya Seungchan mengetes beberapa aturan dasar membuang sampah. Dia kaget Cindy menyebutkannya dengan benar, mengingat wanita muda lainnya tidak begitu memperhatikan hal tersebut. Dia bertanya-tanya bagaimana bisa Cindy begitu sopan. Dia tidak sadar orang yang dipujinya itu adalah orang yang sama yang disebutnya wanita nakal di layar TV.

Hongsoon yang ada di dalam lift terkejut melihat Yangmi ternyata di dalam lift sama dengannya. Yangmi dengan sengaja menekan tombol B2. Itu membuat Hongsoon protes, karena dirinya mau ke lantai 1. “'Mematahkan tangan licik, bukanlah tindak pidana!' Ini berarti jaga mulutmu! Ini pepatah Rusia,” Yangmi memelintir tangan Hongsoon dan menahan lehernya.

“PD Kim Hongsoon kalau kalu bicara di belakangku lagi, aku bersumpah akan kupatahkan tanganmu! Haruskah aku mencontohkannya sekarang?!” Yangmi mengancam sambil memencet hidung Hongsong. Ketakutan, Hongsoon berjanji takkan melakukannya. Dia mengelus dada ketika Yangmi keluar sambil mengibaskan rambut, hihihi.

Cindy bertanya kenapa Yejin tidak ikut bersama mereka ke taman hiburan? Seungchan mau jujur, tapi Joonmo menyelanya dan menyatakan Yejin sedang ke bengkel untuk memperbaiki beberapa hal. Dia mengalihkan topik pembicaraan dengan bertanya soal Cindy. Dia senang mengetahui Cindy mendapatkan istirahat yang cukup dan ketenangan dari hiruk-pikuk media.

Sesampainya di taman hiburan, Joonmo meminta Cindy untuk duduk di kursi roda dan memakai topi. Dia tidak ingin cedera Cindy tambah parah. Seungchan mendorong kursi roda Cindy dan berhenti di tempat Joonmo janjian dengan manajer PR taman hiburan untuk mendiskusikan soal penginapan dan beberapa hal lainnya. Joonmo meminta Seungchan berkeliling untuk mengambil gambar dari lokasi yang telah disebutkan sambil menjaga Cindy.

Selesai dari bengkel, Yejin ingat peringatan Seungchan untuk melepas nomor telpon di kaca mobilnya. Itu mungkin menjadi sebab akan ada orang yang menyakitinya. “Dia (Cindy) kayak ratu drama saja!” Yejin ngedumel sambil melepas stiker nomor telponnya.

Seungchan-Cindy keliling taman. Mereka melihat banyak pasangan hangout malam hari sambil foto-foto. Cindy tersenyum. Seungchan menurunkan topi Cindy supaya tidak dikenali dan berjalan kembali.

Hongsoon cerita pada Taehoo kalau tangannya dipelintir oleh Yangmi. Taeho tidak percaya.

Satu restoran dengan mereka berdua Manajer Park minum-minum sambil mab*k, memikirkan Cindy yang tak kunjung muncul. Dia berharap Cindy kembali dengan selamat, karena itu membuat hidupnya berada di ujung tanduk.

Joonmo bicara dengan manajer PR sambil mengirim pesan untuk Yejin. Yejoon sendiri pulang ke rumah. Dia heran siapa orang yang menata rumah begitu rapi. Dajung menatap tabletnya. Dia tidak sengaja mengklik jajak pendapat yang dibuat forum fans base Cindy.

CEO Byun melihat-lihat kembali foto lama Cindy – mulai dari kecil hingga dewasa. Seungchan melihat Cindy mau turun dari kursi roda. Dia mengulurkan tangan. Cindy gugup melihat tangan Seungchan. Yejin tiba di taman hiburan.

Seungchan membawa Cindy ke terowongan warna-warni. Cindy berkomentar tempat itu masih sama. Dia bercerita jika pernah datang ke tempat ini sepuluh tahun silam, tepat di hari ultahnya. Dia ingat dirinya dan orantuanya sangat bahagia kala itu. Tapi, dia menyesal telah pergi ke taman itu. Apa yang menjadi penyesalan Cindy?

Dalam satu kilas balik, Cindy kecil berdiri di depan terowongan warna-warni. Dia tidak sengaja menerbangkan balonnya. Seseorang datang membawakan balonnya. Siapa dia? Orang itu adalah CEO Byun. Kilas balik selesai.

Itulah pertemuan pertama Cindy dan CEO Byun. Di sanalah dia direkrut oleh CEO Byun melalui kasting yang disebut “street casting”. Setelah itu, dia mengeluh bahwa selama sepuluh tahun terakhir ini hidupnya membosankan, karena sibuk memikirkan cara naik ke puncak. “Kini yang tersisa adalah menuruninya!” ucap Cindy merasa hidupnya membosankan, “Jadi bagian mananya yang terbaik menurutmu?”

Seungchan menyebutkan apa yang Cindy lakukan sekarang kelak akan menjadi kenangan untuk orang lain, bahwa mereka pernah muda dan jatuh cinta. Cindy membenarkan, lalu dia mengatakan sejak direkrut CEO Byun harus tinggal di Seoul, padahal dirinya tinggal di Chunchun. Orang tua Cindy datang dua kali sebulan untuk menemuinya.

Dalam kilas balik, Cindy menangis di depan foto kedua orang tuanya yang telah tiada. CEO Byun mengusap rambut Cindy sambil mengatakan bahwa dirinya sekarang adalah orang yang bertindak sebagai Mamanya. Dia menyesal datang ke taman hiburan di hari ulang tahunnya waktu itu. Karena jika itu tidak dilakukan, maka dirinya tidak akan bertemu CEO Byun dan orang tuanya tidak akan kecelakaan. Dia merasa itu akan bagus. Penyesalan itu membuatnya sulit tidur selama sepuluh tahun terakhir ini.

Seungchan jongkok di depan Cindy, menatapnya dalam-dalam dan mengelap air matanya. Dia menenangkan Cindy bahwa semua bukan salah Cindy – justru sebaliknya, Cindy telah melakukan kerja bagus. Cindy mengangguk. Dia minta Seungchan membantunya berdiri. Seungchan mengulurkan tangannya.

“Kupikir, nggak ada lagi alasan untukku ke sini,” ucap Cindy, “Tapi kurasa keputusanku untuk datang hari ini tepat. Aku senang datang ke sini bersamamu. Mulai sekarang, aku akan memikirkanmu tiap kali datang ke taman hiburan.” Dia berjinjit dan mengecup bibir Seungchan. Terlihat Seung Chan melotot kaget. Cindy kembali menegaskan akan mengingat Seungchan sepanjang hidupnya tiap kali datang ke taman hiburan.

Epilog

Sesampainya ke taman hiburan, Yejin menghubungi Joonmo. Setelah Joonmo memberitahu lokasi pertemuan, dia mematikan telpon. HP-nya kembali berdering. Ketika diangkat, penelpon memberitahu Yejin bahwa lampu mobilnya masih menyala.

Yejin pun kembali ke parkiran, sambil menelpon Joonmo kalau dirinya dihubungi seseorang, memberitahu bahwa lampu mobilnya masih menyala. Mendadak dia ingat kalau nomor telpon di mobilnya telah dilepas. Jika begitu, bagaimana penelpon bisa tahu nomor telponnya? Dia menoleh dan HP-nya terjatuh waktu seseorang datang.

Bersambung ke sinopsis Producer episode 8.