Sinopsis 'God's Gift - 14 Days' Episode 1 [Bagian 1]

"Seorang ibu sedang tidak bisa tertidur ketika malaikat maut mengambil anaknya. Ibu itu kemudian menyusulnya di hutan.

Dewi malam mengatakan kepadanya, 'Apa kamu mau menemukan anakmu? Kalau begitu berikan rambut indahmu. Lalu, aku akan memberitahumu kemana malaikat maut itu pergi.'

Lalu ibu dihadang oleh semak belukar. Belukar itu bertanya pertanyaan yang sama. 'Apa kamu mau menemukan anakmu? Kalau begitu peluk aku supaya aku menjadi hangat dengan panas tubuhmu. Akan kuberitahu kamu kemana malaikat maut pergi.'

Akhirnya, ibu melihat malaikat mau menahan anaknya. Namun, sebuah danau membentang di antara dia, malaikat maut, dan anaknya. 'Apa kamu mau menemukan anakmu? Kalau begitu berikanlah mata indahmu kepadaku. Aku akan membantumu menyeberang danau ini.'

Ibu pun mencongkel kedua bola matanya dan melemparkannya ke dalam danau."

"Terus? Apa ibu itu menemukan anaknya? Apa ibu itu berhasil menyelamatkannya?" terdengar suara seorang anak kecil bertanya.

***

Sekitar pukul 6 pagi, seorang pemancing merasa senang kailnya dimakan ikan. Dia menarik pancingnya sekuat tenaga. Namun, ketika berhasil ditarik, pemancing tersebut masgul. Yang berhasil ditariknya bukanlah ikan, melainkan sepatu anak-anak.

Tidak beberapa lama kemudian, tidak jauh dari perahunya, sebuah mayat anak kecil tersembul ke atas permukaan air. Pemancing itu kaget.

Penemuan mayat anak kecil itu kemudian menjadi berita di tv Korea.


Seorang wanita, Kim Soo Hyun (Lee Bo Young), sedang menguncir rambut anaknya, Han Saet Byeol (Kim Yoo Bin), sambil menonton berita tentang penemuan mayat anak kecil di layar tv.

Suami Kim Soo Hyun, Han Ji Hoo (Kim Tae Woo), bertanya, "Bukankah kasus yang sedang ditontonnya adalah kasus yang akan menjadi tema diskusinya minggu ini." Soo Hyun mengiyakan. "Eh, bukannya tayangnya hari ini? Honey, kamu yakin bisa menangkap pelakunya?"

Soo Hyun menyahut, "Emangnya aku Detektif? Polisi-lah yang akan menangkap pelakunya."

Setelah mengantarkan Saet Byeol ke sekolah, Soo Hyun pergi ke tempat kerjanya, stasiun tv.

Semua orang sudah bersiap di posisi masing-masing saat. Seorang pria meminta kamera satu untuk bersiap-siap karena sebentar lagi pembawa acara akan mengungkapkan komentarnya untuk siaran langsung. Soo Hyun terlihat tegang menatap layar monitor, namun begitu melihat suaminya sedang berada di kursi debat dia tersenyum. Semuanya berjalan tanpa kendala berarti.

Soo Hyun berjalan bersama Ji Hoo. Mereka membahas soal acara tv tadi. Ji Hoo mengajak Soo Hyun makan malam sebelum pulang ke rumah. Tiba-tiba, sebuah tomat terbang mengenai tepat ke muka Ji Hoo. Ji Hoo terdiam. Seorang ibu berteriak mempertanyakan opini Ji Hoo. "Kamu bilang "kita" (kita dan pembunuh, red.) sama?" tanya ibu tersebut sambil mencengkeram kerah Ji Hoo, "Anakku mati dibunuh b*jingan itu, tapi mengapa dia masih bisa hidup, hah?" Soo Hyun yang ingin memisahkannya dihempaskan oleh ibu tersebut sampai terjengkang. "Mengapa?!" tanya ibu itu meraung-raung. Ji Hoo dan Soo Hyun hanya terdiam melihatnya. Seorang pria, mungkin suaminya, mengajak ibu itu pergi.

Seorang rekan Kim Soo Hyun berkata jika acara debat Soo Hyun kemarin menjadi hit. Dia juga menjelaskan jika pembunuh Song - gadis kecil yang ditemukan di danau oleh pemancing - sudah ditangkap. Dan acara debat Soo Hyun, topik hukuman mati menjadi topik hangat di masyarakat sekarang. Dia menawarkan apakah Soo Hyun mau menemaninya mewawancarai seorang terpidana mati.

"Seorang terpidana mati, katamu?" tanya Soo Hyun. Rekan Kim Soo Hyun menjelaskan jika terpidana mati yang akan diwawancarainya ini bernama In Mu Ji. Tujuh belas tahun silam, In Mu Ji sudah membunuh seorang wanita. Soo Hyun ingat jika itu peristiwa yang besar. Dia menyelipkan sebuah foto di kantong jaketnya.

Seorang pria menatap perumahan yang sangat besar. Sambil mengenakan sarung tangan dia berkata kepada dua temannya (satu perempuan, satu pria), “Teman-teman, ayo kita mulai.” Mereka pun berjalan ke perumahan elite itu.

Seorang petugas keamanan bermuka cupu sedang berjaga di posnya ketika tiba-tiba seorang perempuan bertanya padanya, di mana letak rumah makan China terdekat. Ketika ingin menjelaskannya, perempuan itu memperlihatkan belahan dadanya sehingga petugas itu lupa pada tugasnya. Sementara dua teman perempuan itu masuk diam-diam tanpa dilihat.

Saet Byeol yang baru saja diantarkan bibinya masuk ke dalam. Ketika masuk ke dalam rumahnya Saet Byeol kaget menemukan dua orang tidak dikenalnya sedang pesta makanan di rumahnya. Dia mundur beberapa langkah untuk kabur. Tapi, seorang pria teman dari dua orang itu memergokinya dan bertanya, “Siapa kamu?”

Soo Hyun bersama rekannya sedang menemui In Mu Ji yang mukanya terlihat bodoh. “Kamu punya anak?” tanya Soo Hyun. In Mu Ji mengiyakan dan betapa merindunya dia pada anaknya. Soo Hyun manggut-manggut lalu menunjukkan sebuah foto, seorang ibu korban dari anak yang dibunuh oleh In Mu Ji. “Ibu ini juga punya anak, tapi sekarang dia sama sekali tidak bisa menemuinya lagi! Kamu telah membunuh anaknya beberapa waktu lalu…” Petugas mengambil foto yang ditunjukkan Soo Hyun. Hal itu kemudian menjadi pertengkaran di antara mereka. Memang foto tidak diizinkan masuk atau diperlihatkan kepada In Mu Ji.

In Mu Ji sendiri tidak menggubris pertengkaran mereka, dia justru menikmati p*ha mulus Soo Hyun. Sesaat kemudian In Mu Ji menggila dan ingin meraih Soo Hyun. Beruntung petugas sigap dan menahannya.

Di luar lapas, Soo Hyun dan rekannya melihat ibu korban yang anaknya dibunuh In Mu Ji. Petugas mengatakan jika ibu itu ke lapas setiap hari selama 10 tahun.

Soo Hyun ditelepon oleh Saet Byeol. Ketika diangkat ternyata bukan suara Saet Byeol yang didengarnya tapi suara seorang pria. Pria ini mengatakan jika saat ini Saet Byeol sedang bersamanya dan meminta uang tebusan untuk anaknya. “Kamu tahu apa yang akan terjadi jika menghubungi polisi!” Ancam pria tersebut. Soo Hyun ingin bicara lebih lanjut tapi telepon diputus.

Soo Hyun menekan nomor polisi namun urung dilakukan. Dia segera menuju rumahnya.

Ketika masuk ke rumahnya Soo Hyun melihat anaknya sedang berkaraoke ria bersama pria itu. Sementara dua temannya sedang mainan monopoli. Soo Hyun bertanya, “Sedang apa kamu, Saet Byeol?”

“Mommy, kalau meminjam uang, kembaliin dong,” kata Saet Byeol. Dari balik jeruji, ketiga orang itu berteriak dan berkata jika Soo Hyun sudah salah paham.

Ternyata salah seorang dari ketiga orang yang menyusup masuk rumah Soo Hyun adalah seorang detektif bernama Ki Dong Chang (Cho Seung Woo). Dia dibebaskan setelah Hyun Woo Jin (Jung Gyu Woon), manajer polisi yang baru, mengizinkannya pulang. Pembebasan Dong Chang dilakukan oleh temannya.

Saet Byeol bersembunyi ketika bis sekolah menjemputnya. Setelah bisnya pergi, Saet Byeol berjalan keluar dari kompleks perumahannya yang elite. Dia bertemu pria berjaket kuning yang semalam diberi kaos kaki olehnya. Saet Byeol menyatakan kesepiannya. Tidak pernah ada orang yang berbicara dengannya. Pun, tidak pernah ada orang yang mengajaknya bermain. Sepertinya, Saet Byeol ini tipe anak yang selalu dikurung terus oleh ibunya karena ibunya takut tentang “kejahatan” yang terjadi di luar sana.

Saet Byeol sepakat untuk berteman dengan pria berjaket kuning. Sebelum mengiyakan, pria jaket kuning itu bertanya, “Apa kamu tidak takut kepadaku? Aku ini kan lambat (bodoh, red.).” Saet Byeol menggeleng. “Di sekolah aku juga dipanggil si idiot. Jadi, ayo dua idiot saling berteman.” Keduanya pun mengalungkan jari kelingking masing-masing.

Soo Hyun ditelepon seseorang yang mengabarkan Saet Byeol belum ditemukan di sekolahnya. Soo Hyun makin cemas. Dia bertanya kepada asisten rumah tangganya. Sang asisten rumah tangganya berkata jika sepertinya Saet Byeol belum diantarkannya ke bis sekolah. Sebab, sepatu sekolahnya masih ada di rumah. Soo Hyun berpikir kemana gerangan putri semata wayangnya itu? Dan dia menemukan sebuah selebaran “Michael vocational school for the handicapped”.

Benar saja, Saet Byeol berada di bazaar sekolah pria berjaket kuning. Soo Hyun bisa menemukan putrinya, ketika Saet Byeol berteriak-teriak di salah satu stand untuk menjual barang-barang di stand tersebut. Soo Hyun menarik putrinya diikuti pria berjaket kuning. Saet Byeol merengek-rengek jika dirinya tidak mau dimasukkan ke sekolah privat dan ingin di sekolah umum saja. Soo Hyun memarahi Saet Byeol dan menyuruh pria berjaket kuning untuk pulang. Hari sudah mulai gelap. Lampu-lampu mulai dinyalakan. Soo Hyun menghela napasnya ketika mengetahui putrinya memakai celana pria.

Soo Hyun dan Saet Byeol masuk ke sebuah rumah yang terlihat memiliki banyak pernak pernik. Soo Hyun ingin mengganti celana putrinya dengan rok. Begitu ingin membayarnya, wanita pemilik tempat tersebut berkata, "Cepat atau lambat, kamu akan kehilangan sesuatu yang paling berharga. Tidak peduli seberapa keras kamu mencoba untuk lari. Takdir itu tetap akan menemukanmu."

"Maaf, apa maksudmu?" tanya Soo Hyun.

Tanpa mempedulikan pertanyaan Soo Hyun, wanita itu beralih ke Saet Byeol. "Tidak ada gunanya kamu mencoba lari dari itu."

"Takdir ini akan membuat hilang salah satu dari kalian untuk mengakhirinya. Jadi, jangan coba-coba lari darinya dan melawannya."

Soo Hyun mengajak Saet Byeol pergi. Di luar, wanita itu mengatakan peringatannya lagi, “Hati-hatilah dengan air.” Soo Hyun mengabaikan peringatan dari wanita tersebut dan masuk ke mobil. Mereka berlalu.

Kandidat Presiden Kim Nam Joon terpilih sebagai Presiden Korea ke-24. Selebrasinya dirayakan secara live melalui televisi - di jalanan.

Lanjutannya baca di sinopsis ‘God’s Gift - 14 Days’ episode 1 bagian 2