Sinopsis 'Secret Door' Episode 24 - (Bagian II)

Sinopsis 'Secret Door' Episode 24 - (Bagian II)

Baca: sinopsis 'Secret Door' episode 24 – bagian I.

Kisah Romance – Pikiran Sun sepertinya telah berubah. Ia mengatakan kepada Ji Dam bahwa semuanya bukan masalah soal menghancurkan lawan politik dan merebut takhta di atas darah mengalir mereka. Ji Dam bertanya apa pangeran takut? Tentu saja Sun menolak ide itu – ia sama sekali bukan penakut! Ji Dam bertanya kembali apa pangeran malu – merasa malu nantinya jika mendapatkan takhta dengan pertumpahan darah? Ia memberi nasihat, jika benar, sebaiknya pangeran mengambil waktu bertanya pada diri sendiri dan bertahan hidup.

Sun terlihat sendirian mengambil peta yang akan dipakai kelompok Chul Joo untuk rute penyerangan ke istana. Ia masih ingat jika Chul Joo menyerahkan sepenuhnya kehidupan atas Raja Yeongjo – mau dibunuh atau diasingkan, ia menyerahkan keputusannya pada pangeran.

Sun menghadap ayahnya. Yeongjo mengutarakan bahwa dirinya telah patah arang mengerti apa yang diinginkan Sun. Masih segar dalam ingatannya saat Sun terlahir ke dunia dan betapa sayangnya Yeongjo melihatnya tumbuh. Tapi, kenapa mereka berdua harus berakhir seperti ini? Yeongjo mengatakan andai ada jalan kembali ke masa lalu, maka lebih baik Sun tidak dilahirkan sebagai putra mahkota melainkan rakyat jelata saja. Tapi itulah yang terjadi... Baik, Yeongjo dan Sun sama-sama mengeluarkan air mata dengan deras.

Bong Han ditanyai Sun apa yang akan terjadi pada San bila dirinya melakukan semuanya dengan baik. Tanpa berkata apapun, Bong Han hanya mengeluarkan air matanya. Begitu pula dengan Sun.

Ji Dam memberikan surat dari pangeran kepada Chul Joo. Isi surat itu intinya meminta Chul Joo dkk untuk menyerah saja pada impian mereka. Dalam hal ini, Sun akan membiarkan dirinya dihukum mati. Chul Joo menggebrak meja. Dia memerintahkan Byung Jun mengumpulkan pasukan. Setelah semua pasukan berkumpul, Chul Joo menyatakan bahwa ini adalah saatnya, saatnya bagi mereka untuk menyerang.

Mereka pun mencukur jenggot dan kumis supaya bisa masuk ke istana dengan cara menyamar menjadi kasim.

Dayang Choi, yang berdiri di luar kamar bersama Ji Dam, tampak khawatir. Ia telah mengirimkan surat kepada Chae Ye bahwa Sun telah menyerah pada keinginannya, dan hanya Chae Ye yang bisa memperbaiki keadaan. Ji Dam menenangkan Dayang Choi, seandainya Chae Ye tidak datang pun, pasukan yang akan membantu pangeran sudah bergerak. Sun, yang kebetulan keluar mendengarnya, mendekat dan bertanya apa yang Ji Dam katakan?

Sementara itu, pasukan Chul Joo yang telah menyamar sebagai kasim masih bergerak menuju istana. Sun melompat keluar tembok dengan pedangnya dan menuju ke tempat ayahnya.

Pasukan Chul Joo sudah berada di depan istana raja. Ketika lampu sudah dimatikan, mereka mulai menyerang dengan mudah. Semua pengawal dan kasim mati, termasuk Kasim Sang. Sun sampai di istana raja dan ditahan oleh pasukan Chul Joo. Tanpa banyak bicara ia bertempur melawan beberapa orang terlatih. Sementara itu, Chul Joo sudah masuk ke kamar raja. Yeongjo bertanya apa yang dilakukan Chul Joo di sini? Chul Joo menjawab bahwa dirinya akan mengambil nyawa raja. Ia mengeluarkan pedang dari sarungnya dan menebas leher Yeongjo, tapi belum sempat sampai, pedang Sun sudah bersarang di perutnya. Chul Joo bertanya kenapa Sun melakukannya? Sun menjawab bahwa dia juga tidak lama lagi akan menyusul Chul Joo.

Chul Joo meregang nyawa, dan Sun masih membeku di tempatnya. Yeongjo bertanya kenapa kau berdiri di sana dan memintanya untuk segera membunuhnya. Ia mengutip kata-kata Baek Sung bahwa orangtua itu mati lebih dulu dibandingkan anaknya – itu hukum alam. Sun memilih menjatuhkan pedangnya.

Keesokan harinya, Dayang Choi memberikan surat untuk San dari Sun. Isi surat itu adalah pemberitahuan bahwa Sun sebagai ayahnya San akan segera meninggal. Ia meminta kelak San membalaskan dendam ayahnya pada orang-orang yang melakukan itu.

Sementara itu, Sun keluar dengan pakaian putih. Hyegyeong dan para pelayan hanya bisa menangis tanpa kuasa menatapnya. Sun memilih pergi tanpa menegurnya.

Yeongjo dan pejabat tinggi istana sudah berada di tempat eksekusi. Sun berdiri menghadap ayahnya tanpa berkata apapun. San masuk dan menangis untuk ayahnya. Sun memerintahkan penjaga untuk mengeluarkan putranya. Di luar, San terus menangis dan menggedor-gedor pintu. Saat itu Chae Ye datang dan meminta San untuk tidak menangis dan menghormati pilihan ayahnya. San dan Chae Ye berdiri menjauhi pintu dan membungkuk.

Di dalam, penjaga telah membuka peti dan Sun segera masuk ke dalam. Sebelum masuk, Sun membungkuk memberi penghormatan terakhir kepada ayahnya yang matanya sudah berair. Sun masuk dan peti pun ditutup.

Beberapa tahun kemudian, San telah menjadi raja Josen ke-22, setelah kakeknya Yeongjo meninggal. Ia pun meneruskan cita-cita ayahnya.[end]

Komentar: Wah, akhirnya kok sedih ya? Aku berpikir semuanya akan berakhir bahagia. T_T. Btw, ini sinopsis drama pertama aku dengan genre sejarah dan kerajaan. Sumpah, ngebuatnya kempat-kempot! Pegel banget ngikutin alurnya. Maklum intrik politik. Hahaha. Btw, setidaknya aku jadi paham beberapa istilah sejarah Korea, wkwkwk. Semoga rekapanku yang ini menghibur ya...