Sinopsis Three Musketeers Episode 1
Three Musketeers episode 1 ini dimulai dengan cerita Park Dal Hyang, pemuda berusia 22 tahun, yang pergi ke Hanyang untuk mengikuti ujian masuk pegawai kerajaan. Dal Hyang berangkat bermodalkan surat yang ditulis Ayahnya untuk Menteri Choi Myung Gil. Tujuannya untuk meminta bantuan. Ayahnya, entah benar entah tidak, mengatakan kalau Menteri Myung Gil masih saudara jauh keluarga mereka.
Sebenarnya, perjalanan ke Hanyang normalnya hanya memakan waktu selama 4 hari. Tapi hambatan-hambatan yang ditemui Dal Hyang di tengah jalan, seperti sakitnya kuda tuanya, membuat waktu tempuh menjadi lebih lama, yakni 2 bulan. Dan dia tiba di Hanyang sehari sebelum ujian masuk pegawai kerajaan. Ketika sampai di Hanyang, uang yang dibawa Dal Hyang dari kampung dicuri oleh orang. Sehingga, dia hanya bisa menginap di penginapan murah.
***
Di penginapan tersebut, Dal Hyang mendengar rencana pembunuhan dari teman-teman sekamarnya untuk membunuh orang-orang yang berbakat dalam ujian. Mendengar hal tersebut sisi kepahlawanannya tergelitik. Dia pun menguntit mereka dan bertemu dengan para Samchongsa (atau para Three Musketeers, yang terdiri dari Seja, Seung Po, dan Min Seo).
Ketika bertemu para Samchongsa ini, Dal Hyang menjelaskan tentang rencana pembunuhan yang didengarnya. Bahkan, Dal Hyang meminjam kuda Min Seo tanpa permisi lagi untuk mengejar para pembunuh. Pada akhirnya mereka berempat berhasil melumpuhkan para pembunuh tersebut.
Seung Po menduga kalau para pembunuh itu adalah utusan dari keluarga bangsawan. Karena diantara para pembunuh yang berhasil dicokok itu ada dua putra bangsawan. Para Samchongsa mengatakan kalau mereka akan segera diurus besok pagi. Sementara itu Dal Hyang takjub semuanya cepat diselesaikan. Mereka pun saling berkenalan. Kelak, perkenalan tersebut akan mengubah takdir Dal Hyang di Hanyang.
***
Setelah merampungkan urusan para pembunuh, para Samchongsa ini pergi ke Gibang. Ketika Seja tengah menemui seorang informan Cina yang melaporkan tentang Dinasti Ming yang mulai kepayahan menghadapi Dinasti Qing, Seung Po justru menonton para gisaeng menari.
Dari luar Gibang, Min Seo masuk tergopoh-gopoh membawa secarik surat yang ditemukan di sadel kudanya. Ada kemungkinan surat tersebut milik Dal Hyang yang tertinggal di kuda Min Seo. Dia memberikan surat itu pada Seung Po yang segera tertarik dengan isi surat tersebut. Apa isi surat tersebut sehingga menarik perhatian dua Samchongsa?
"Kau tahu, aku merasakan perasaan yang sama sepertimu. Aku berjanji takkan menikah pria lain. Andai kau tak kembali, aku akan mati sebagai perawan tua atau biksu. Aku akan menunggumu sampai kau datang ke Hanyang selulusnya ujian. Bila kau memanggil nama Ayahku, Kang Suk Ki, di Hanyang. Orang-orang akan menunjukkan padamu dimana rumah kami."
Dari Yoon Seo
Seung Po memutuskan untuk menyerahkan surat yang dinilainya bisa mendatangkan sebuah konspirasi pada Seja. Dia menyerahkan keputusan pada Seja akan menyatakan surat tersebut sebagai konspirasi atau bukan? Sementara itu dia menyatakan bahwa Dal Hyang harus diselidiki. Seja bertanya dimana dia bisa menemukan Dal Hyang sekarang? Seung Po yakin, jika Dal Hyang menganggap surat yang mereka temukan berarti, maka Dal Hyang akan pergi mencari mereka. Soalnya, Seung Po telah mengabarinya untuk datang ke Gibang.
Ketika pada akhirnya Dal Hyang tiba, Seung Po membiarkan Seja bicara dengan Dal Hyang. Ketika ditinggal berdua saja, Seja bertanya apa surat tersebut miliknya? Dal Hyang mengiyakan, bahkan berusaha memintanya paksa. Namun Seja tidak memberikannya dan bertanya apa Dal Hyang tahu kalau surat tersebut bisa menjadi sebuah konspirasi? Dal Hyang mengernyitkan dahi tidak mengerti. Lalu, Seja bertanya apa Dal Hyang mengenal Yoon Seo - putri Menteri Kang? Dal Hyang mengiyakan. Seja melanjutkan bertanya darimana dan bagaimana Dal Hyang mengenalnya?
Dal Hyang bercerita kalau dirinya mengenal Yoon Seo lima tahun silam. Saat itu, Menteri Kang berkunjung ke kampungnya selama kurang lebih dua bulan. Dia dan Yoon Seo pun berkenalan. Dari situlah mereka menjadi akrab dan sering bermain bersama. Kemudian, Yoon Seo memberikannya surat tersebut. Karena itu, Dal Hyang belajar dengan keras selama lima tahun terakhir supaya bisa lulus ujian masuk pegawai kerajaan dan menemui Yoon Seo untuk melamarnya.
Seja bertanya apa Dal Hyang tahu kalau Yoon Seo sudah menikah dengan putra mahkota? Dal Hyang menggeleng terkejut dengan berita tersebut. Seja menjelaskan kalau kini Yoon Seo telah menikah dengan putra mahkota. Yoon Seo si calon permaisuri itu kini dikenal dengan panggilan Seja-bin. Itulah kenapa surat Dal Hyang bisa menjadi sebuah konspirasi. Dal Hyang ingat pernah Yoon Seo ke istana lima tahun lagi. Tapi tak pernah dia duga justru Yoon Seo dulu yang sudah ada di istana - jadi istri putra mahkota lagi. Dal Hyang merasa kerja kerasnya belajar selama lima tahun menjadi sia-sia. Dia patah arang dan menangis. Seja yang melihatnya kebingungan. Bahkan dengan tampang lucunya Seja bertanya apa Dal Hyang barusan menangis? Ha.
Di luar dugaan, Seja tersentuh hatinya dengan reaksi dan jawaban Dal Hyang yang dinilainya jujur. Karena itu, dia tidak jadi menghukumnya dan malah membelikannya minuman.
***
Ketika pulang ke istana, Seja mengkonfirmasi cerita yang diterimanya dari Dal Hyang kepada Seja-bin. Tentu saja Seja-bin kaget luar biasa. Seja mengaku frustasi dengan permasalahan ini, bukan karena Dal Hyang mencintai Seja-bin, tapi karena masa depan. Dia menilai Dal Hyang pria yang berbakat dan mungkin kelak bisa jadi jenderal yang berpengaruh. Pasalnya kini Dal Hyang yang berada di Hanyang untuk mengikuti ujian masuk pegawai kerajaan nge-drop setelah mengetahui Seja-bin telah dinikahi putra mahkota.
Seja-bin mencoba berbohong dengan mengatakan bahwa Dal Hyang-lah yang tertarik padanya. Namun Seja-bin tidak bisa bicara apa-apa lagi begitu Seja menunjukkan surat yang ditulis Seja-bin untuk Dal Hyang. Seja menilai dari surat tersebut tampak jelas bahwa Seja-bin yang lebih tertarik pada Dal Hyang. Lagi-lagi, Seja-bin tidak bisa berkata apa-apa. Seja marah dan bertanya kemana perginya gadis pemberani yang menulis surat untuk Dal Hyang - pria yang dinilai Seja tak ada duanya di Hanyang? Seja-bin terdiam. Seja pergi. Segera setelah berlalu, Seja-bin mengelap peluh dingin di keningnya. Dia bertanya-tanya kenapa suaminya harus tahu masa lalunya dengan cara seperti ini?
***
Dal Hyang menatap sedih istana yang berdiri megah di hadapannya. "Yoon Seo kini telah menjadi milik istana. Akan sulit baginya untuk keluar, apalagi sekadar menemuiku," keluh Dal Hyang pada kuda tuanya yang setia menemani. Mendadak ingatan Dal Hyang kembali saat dirinya diperintahkan Seja, Seung Po, dan Min Seo untuk menempati peringkat pertama dalam ujian pegawai kerajaan besok.
Dal Hyang mencoba mengeluh. Namun mereka bertiga mengingatkan jika sampai Dal Hyang tidak menempati posisi pertama dalam ujian pegawai kerajaan, atau bahkan pulang ke desanya begitu saja, maka suratnya akan dilaporkan pada Sohyun Seja sebagai konspirasi. Ketiganya berbohong kalau Sohyun Seja orang yang tidak bertoleransi yang tega menghabisi keluarga Seja-bin.
Tak ada pilihan lain, akhirnya Dal Hyang bertekad bahwa dia harus berhasil dalam ujian masuk pegawai kerajaan besok demi menyelamatkan Seja-bin dan keluarganya.
***
Keesokan harinya, ada sekitar 250 orang peserta ujian masuk pegawai kerajaan. Mereka diwajibkan mengikuti ujian Boksi (ujian awal), seperti memanah, menembak, berkuda. Hasilnya Dal Hyang berhasil menempati posisi 28 dari 250 orang peserta.
Lolos diujian pertama, membuat Dal Hyang bisa ikut ujian selanjutnya, yaitu ujian Junsu (ujian akhir di depan raja). Ujiannya adalah memanah dari kuda. Orang pertama yang melakukannya harus menelan kenyataan bahwa dirinya gagal ketika anak panah yang dilesatkannya tidak tepat mengenai sasaran. Dal Hyang kemudian bersiap dengan penuh percaya diri ketika gilirannya tiba. Tapi begitu hendak mulai, Seja datang dan duduk di kursi sebelah raja. Dal Hyang yang melihatnya bertanya-tanya kenapa Seja bisa duduk disana? Siapa Seja sebenarnya? Apa hubungannya dengan Seja-bin dan perintah untuk menempati peringkat pertama ujian? Pikiran-pikiran yang berkecamuk itu membuat Dal Hyang pecah konsentrasi.
Ketika melakukannya, Dal Hyang benar-benar tidak berhasil melesatkan anak panahnya ke sasaran. Yang ada justru anak panah Dal Hyang mengenai kuda peserta lain yang langsung mengamuk di dekat raja duduk. Dal Hyang sendiri terjatuh dari kudanya.
Dal Hyang kesal dengan kekacauan yang dibuatnya. Dan bertambah kesal ketika melihat Seja terkekeh mengetahui dirinya gagal. Dal Hyang bertanya pada dirinya sendiri apanya yang lucu?
Bersambung ke sinopsis drama Korea Three Musketeers episode 2.

















0 komentar:
Post a Comment