Sinopsis Secret Door Episode 4 Part 1
Silakan baca lebih dulu sinopsis Secret Door episode 3 part 3. Pada akhirnya, pemimpin kita memimpin penyelidikan kasus pembunuhan Heung Bok, setidaknya dia punya saksi pertama yang bukan bagian dari kekuatan politik yang menutup-nutupi. Jung Woon, teman seniman Heung Bok menunggu waktu untuk diinterograsi, dan Pangeran Sun tiba untuk menanyakan langsung mengenai Heung Bok sendiri.
Namun, sebelumnya Pangeran Sun meminta tali pengikat Jung Woon untuk dilepas dan dipersilakan duduk du kursi, penasihat Pangeran Sun protes dan mengatakan bahwa secara teknis Jung Woon adalah tersangka utama mereka, jika benar Heung Bok mati dibunuh dan bukan bunuh diri. Sang pangeran tidak ambil pusing, pada saat ini tetap saja status Jung Woon adalah saksi bukan tersangka.
Pangeran Sun dengan lembut bertanya apa Jung Woon tahu kebenarannya - tentang bagaimana Heung Bok mati dan benarkah dia telah memfitnah keluarga kerajaan? Tapi Jung Woon hanya menangis, "Bunuh aku, Yang Mulia!" Pangeran Sun merasa 'panas' saat itu, dalam hati bertanya-tanya apakah itu pengakuan pembunuhan.
Jung Woon mengatakan bukan itu, dan mengambil beberapa lembar surat dari balik bajunya, kemudian memberikannya kepada Pangeran Sun dengan tangan gemetaran. Pangeran Sun buru-buru membuka satu, air mukanya langsung berubah saat dia membaca satu halaman penuh kertas yang berisi tulisan penghinaan terhadap dirinya. Dia menuntut penjelasan, Jung Woon mengaku kertas-kertas itu adalah surat yang dikirim oleh Heung Bok kepada mereka.
Jung Woon telah mengubah kesaksiannya seratus delapan puluh derajat dengan menyebutkan bahwa Heung Bok memaki keluarga kerajaan setiap hari. Kecuali Pangeran dan kasimnya, tidak ada orang lain yang terlihat terpana. Pangeran Sun merasa putus asa, "Bukan... Bukan, itu tidaklah benar. Kau seharusnya mengatakan bahwa Heung Bok bukanlah pengkhianat, bukanlah orang yang pernah bermimpi untuk memfitnah keluarga kerajaan!"
Namun Jung Woon meyakinkan kesaksiannya salah. Sebelumnya dia ketakutan akan hukuman jika melaporkan tentang kebenarannya, padahal dia mengetahui semua sepak terjang Heung Bok selama ini. Wajah Sun terkulai. Dia kemudian mengambil surat-surat dari tangan penasihat, dan membaca satu per satu surat untuk meneliti secara sekilas kebencian yang ditulis Heung Bok.
Sangat mengerikan, isi surat itu menuliskan bahwa seniman Heung Bok hanyalah pria bermuka dua yang pura-pura berteman dengan Pangeran demi kekuasaan. Fitnah yang kejam!
Mata Pangeran Sun dipenuhi air mata. Dia kemudian menyebar surat-surat tersebut sebelum pergi. Mata Jung Woon mengekori kepergian Pangeran Sun, lalu beralih pada pengawal Pangeran. Kemudian kita dibawa kepada kilas balik tadi malam, Jung Woon terikat di sebuah gudang dan berteriak minta ampun karena pembunuh misterius berbaju hitam sedang memegang pedang yang diletakkan di leher kakaknya.
Dia mengiris jambul kakaknya Jung Woon sambil mengingatkan bahwa di lain kesempatan yang ditebas adalah leher. Pembunuh misterius itu mengangkat kepalanya dan tersenyum, terkuaklah jika dia adalah pengawal pangeran yang sekarang berdiri di depan Jung Woon.
Sebelumnya, pengawal utama Pangeran Sun telah menerima perintah PM Kim. Dialah yang telah membunuh Heung Bok dan tadi malam dia memastikan bahwa Jung Woon akan mengatakan kesaksian palsu.
Raja Yeongjo dan PM Kim menyatakan bahwa krisis saat ini berhasil dihindari dan kembali ke posisi semula, walaupun hubungan baik mereka berdua selalu melemah. Sementara itu, Park Mun Su menemui Jung Woon yang baru keluar dari istana, untuk mempertanyakan kenapada Jung Woon tidak mengatakan hal sebenarnya? Tapi Pak Mun Su terlambat menanyakan itu, sebab Jung Woon tidak mau lagi membicarakan hal itu.
Chae Je Gong terlihat tidak sensitif dan seperti hendak memberi Pangeran Sun pelajaran, karena dia terus-menerus memperlihatkan surat fitnah dari Heung Bok satu per satu. Penunjukan Chae seolah-olah memperlihatkan bahwa mereka pernah bertemu dua tahun silam. Bahkan dia menunjukkan sebuah segel yang menandakan kemauan Heung Bok untuk bunuh diri.
Pangeran Sun berulang kali meminta Chae berhenti dan meninggalkannya seorang diri. Tapi Chae menekan Pangeran Sun untuk menandatanganinya supaya kerajaan bisa membuat keputusan akhir bagi kasus tersebut.
Chae mengatakan bahwa Pangeran Sun sendiri yang mengatakan bahwa sumber penghakiman tersebut palsu dan mengatakan bahwa dia yakin Heung Bok tidak memfitnah keluarga kerajaan karena merasa Heung Bok adalah teman, sehingga mata Pangeran Sun terbutakan. Chae seolah mencoba melindungi dan mengajari sang Pangeran, walaupun pada titik ini akan menjadi keajaiban luar biasa orang-orang di sisi Sun diam-diam tidak jahat.
Dia mengaku khawatir jika Pangeran Sun dipandang toleran terhadap pengkhianat. Sehingga itu akan mengancam statusnya sebagai putra mahkota. Pangeran Sun bertanya dengan mata penuh linangan air mata, "Status? Apa kau pikir aku sudah kehilangannya? Apa itu malah sebaliknya itu terjadi pada kau bahwa aku mungkin telah kehilangan sesuatu yang lebih besar dari statusku?"
Pangeran Sun kemudian meninggalkan Chae dan mengatakan akan pergi berkuda. Saat di atas kuda, Pangeran Sun mengingat kembali hari-harinya sebagai seorang anak kecil, yang berjalan di istanan bersama Heung Bok kecil. Begitulah mereka selalu bersama, sampai beberapa hari sebelumnya, ketika mereka berjalan-jalan untuk tidak terjebak dalam operasi saecheck.
Pangeran Sun ingat pernah bertanya kepada Heung Bok tentang cita-citanya, yang sederhana dan sungguh-sunggu. Namun, semuanya terasa seperti kebohongan kejam dan Sun mengeluarkan surat terakhir Heung Bok yang ditujukan untuknya dan meremasnya.
Dia kemudian tertawa getir sambil menangis, dan melempar surat itu ke danau. Dia duduk terpaku di sana hingga malam menjelang.
Sekembalinya ke istana malam itu, Raja Yeongjo sudah menantinya. Seperti biasa Raja Yeongjo berbicara lemah lembut kepadanya bahwa perilaku cengeng seharusnya dilakukan sekali saja.
Yeongjo: "Ada satu kemewahan yang tidak diizinkan kepada mereka yang ditakdirkan menjadi raja. Yaitu memiliki teman." Dia menambahkan, "Tidak peduli seberapa kesepiannya dirimu. Kau tetap tidak bisa membuka hati." Ketika pergi, Ayahnya mengingatkan untuk tidak mempercayai seorang pun, pelupuk mata Pangeran Sun pun dipenuhi air mata.
Pangeran Sun menghabiskan malamnya meringkuk di sudut, menatap takhta kerajaan. Dia merasa terlihat lebih sendirian dibandingkan sebelumnya.
Ketika pagi tiba, Pangeran Sun berlutut di hadapan Ayahnya dan dewan para menteri. Di depannya terhampar dekrit kerajaan yang menyatakan Heung Bok telah bersalah sebagai pengkhianat. Kali ini, Pangeran Sun tampak mengambil kuas untuk membubuhkan tanda tangannya dan memberi stempel kerajaan.
Tidak butuh waktu lama, adik dan Ibu Heung Bok yang tengah sakit diseret paksa untuk dijadikan budak. Ji Dam terkejut melihatnya. Sementara itu, Woo Shim memutuskan membakar catatan dari Pangeran Sun (yang berisi permintaan bertemu Ji Dam). Dia merasa kasus itu sudah berakhir, namun Ji Dam datang tepat pada waktunya untuk mencegah Woo Shim melakukannya.
Ji Dam sama sekali tidak percaya kalau Woo Shim akan menyembunyikan hal seperti ini darinya. Ji Dam berpendapat bahwa kasus itu belumlah usai, sebab keluarga Heung Bok sedang diseret untuk dijadikan budak. Lagipula, kalau kasus di buku seperti cerita Chun-hyang sudah tamat dengan pisau tertancap di tenggorokan.
Woo Shim mengatakan bahwa kenyataan bukanlah fiksi, tapi Ji Dam mengatakan karena itu adalah kehidupan nyata maka yang mereka melakukan sesuatu. Ji Dam memutuskan bahwa terlalu menyedihkan menyerah tanpa berusaha, dan mengatakan bahwa mereka harus membuat jalan cerita sendiri.
Empat hari berikutnya, Ji Dam mendapatkan keinginannya. Woo Shim memberi sinyal kepada sekelompok pria yang membawa peti besar ke istana, di mana Ji Dam bersembunyi di dalamnya.
Pangeran Sun menghabiskan malam dengan berlatih pedang, tapi sepertinya itu bukanlah latihan melainkan serangan dari banteng yang sedang mengamuk. Hal ini membuat para guru cemas. Terlebih ketika Pangeran Sun meminta pedang kayu diganti dengan pedang sungguhan.
Ji Dam akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya. Dia kemudian memakai satu-satunya pakaian yang ada di ruang cuci kerajaan. Pakaian itu milik Putri Hyegyeong. Ketika keluar dari ruang cuci, Ji Dam berpapasan dengan Putri Hyegyeong dan para dayang.
Putri Hyegyeong bertanya siapa dan apa yang dilakukan Ji Dam dengan baju-baju tersebut. Bukannya menjawab, Ji Dam justru kabur. Putri Hyegyeong memerintahkan para dayang mengejarnya, tapi Ji Dam berlari lebih cepat dari para pengejarnya. Sehingga, dia berhasil melarikan diri, meskipun para dayang mencatat bahwa Ji Dam berlari ke arah istana Pangeran Sun.
Putri Hyegyeong sepertinya sungguh-sungguh mencari Ji Dam, dan pergi ke istana Pangeran Sun. Namun, sesampainya di sana, Putri dihadang oleh dayang dan kasim Pangeran Sun untuk masuk ke ruangan. Putri Hyegyeong merasa bahwa ada sesuatu yang disembunyikan. Dia mengabaikan putri bawahan kerajaan tersebut dan langsung membuka pintu ruangan tersebut untuk menemukan Pangeran Sun sedang bersama teman kencannya... sayang dia tidak menemukannya. Yang ada hanya Pangeran Sun sedang berendam di bathub kerajaan.
Putri Hyegyeong tidak bisa menutupi perasaan malunya, tapi dia hampir tidak berkedip. Pangeran Sun berkata dengan dingin bahwa Putri Hyegyeong lebih baik bergabung dengannya atau menutup pintu. Putri lebih memilih menutup pintu dan pergi. Para pelayan Pangeran Sun masih terlihat gugup.
Beberapa saat kemudian, Pangeran Sun melangkah keluar dari bak mandi dengan santai dan mengambil beberapa menit untuk mengenakan jubahnya. Kita melihat jika Ji Dam berada di ruangan itu - bersembunyi di balik layar.
Pangeran Sun mengatakan jika tertangkap bisa saja Ji Dam dibunuh. "Ini adalah tempat yang penuh dengan hukum ketat dan berdarah dingin. Istana adalah tempat berbahaya." Tapi Pangeran Sun kemudian melembutkan suaranya dan bertanya apa yang ingin Ji Dam katakan dengan mendatangi tempat berbahaya ini sendirian?
Ji Dam keluar dari tempat persembunyiannya dan berkata, "Kebenaran!" Kemudian dia menyerahkan kayu penanda peminjam buku milik Heung Bok yang ditemukan di tkp. Pangeran Sun yakin kayu penanda peminjam buku itu asli - dalam kilas balik, diperlihatkan kepada kita kalau Pangeran Sun sempat mengubah karakter kayu penanda tersebut untuk menunjukkan pemiliknya adalah seorang seniman yang harus kreatif.
Pangeran Sun mendesah penuh syukur bahwa Heung Bok benar-benar mengambil buku malam itu, dan mengatakan bahwa Heung Bok adalah orang yang menepati janji. Setelah sendirian di kamarnya, Pangeran Sun jatuh berlutut dan menangis untuk temannya.
Putri Hyegyeong masih marah. Tapi dia kebingungan ketika seorang pelayan membawa kembali pakaian yang sebelumnya dipakai Ji Dam, di mana pakaian ini telah dikembalikan ke ruang cuci. Putri Hyegyeong bertanya-tanya bagaimana bisa seorang gadis melarikan diri tanpa jejak jika tidak mendapatkan bantuan?
Sementara itu, Ji Dam sendiri masih bersama Pangeran Sun. Setelah mengungkapkan segala sesuatu yang diketahuinya, dan mengganti pakaiannya, mereka berdua berjalan ke arah dinding istana. Pangeran mengatakan bahwa akan terlalu berbahaya memakai pintu masuk untuk keluar dari tempat tersebut. Sebelum kalimat Pangeran selesai, Ji Dam sudah melompat keluar dinding. Pangeran Sun menyeringai lalu mengikuti apa yang dilakukan Ji Dam.
Mereka berdua pergi ke tempat Jung Woon untuk mengkonfirmasi tentang kesaksian palsu, yang Ji Dam tahu itu dimotivasi oleh ketakutan bahwa dia adalah orang yang akan mati berikutnya. Tapi begitu mereka membukat pintu, Jung Woon terlihat terduduk bersandarkan dinding dengan berlumuran darah.
Dia mati! Ji Dam menemukan catatan bunuh diri palsu yang menyebutkan bahwa Jung Woon tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah karena sudah tahu tentang niat jahat Heung Bok untuk berkhianat. Tapi, Pangeran Sun yakin pesan yang ditinggalkan Jung Woon adalah tulisan yang dibuat dari darah Jung Woon sendiri. Mereka tidak tahu apa artinya, tapi Ji Dam menulisnya, dan Pangeran Sun bertanya-tanya apa pesan itu bermaksud untuk menunjukkan senjata yang digunakan oleh si pembunuh?
Ji Dam mengambil pisau yang terletak di lantai. Suaranya mulai bergetar, "Aku tahu pemilik pisau ini!"
Bersambung ke sinopsis drama Korea Secret Door episode 4 part 2.
0 komentar:
Post a Comment