Sinopsis Secret Door Episode 6 Part 1
Sebelumnya silakan baca sinopsis Secret Door episode 5 part 3. Penasihat Chae terkejut Pangeran Sun memanggilnya pagi-pagi betul, dan melaporkan panah yang digunakan untuk membunuh Seung Se berasal dari dalam istana.
Mereka tetap berpikiran positif bahwa ada kemungkinan panah itu dicuri untuk membuat mereka bingung, mengira bahwa Shadow ada di kalangan istana. Kemudian Pangeran Sun bertanya soal buku sketsa milik Heung Bok yang bisa menjadi menguak fakta mengenai pembunuh. Namun, buku itu masih hilang.
Penasihat Chae bertanya apa sedang ditulis Pangeran Sun dengan menulis tulisan yang sama: hwabootado! Pangeran Sun menjelaskan bahwa itu adalah pesan yang ditulis Jung Woon sebelum mati dengan darahnya sendiri. Kemudian menjelaskan bahwa ada kemungkinan itu nama pisau.
Kita kemudian diperlihatkan bahwa Lady Choi, kepala dayang Pangeran Sun, diperintahkan Pangeran Sun untuk mencari tahu soal ini. Lady Choi pergi ke seorang pandai besi untuk mencari informasi tentang pisau yang bernama hwabootado dengan penawaran hadiah bagi yang menemukan informasinya. Pangeran Sun sangat berhati-hati melakukan penyelidikan pisau ini, karena masih belum bisa menebak siapa yang telah membocorkan informasi.
Sementara itu, Raja Yeongjo duduk di depan meja papan "Go" saat PM Kim tiba. Raja Yeongjo bertanya apa alasan PM Kim dipanggil olehnya? PM Kim tidah berusaha menebaknya dan memberikan senyum lebarnya.
Hal itu membuat Raja Yeongjo meledak. Dia pun melemparkan batu marmer "Go" tepat mengenai wajah PM Kim. Kemudian, dia menjungkirbalikkan meja, dan gemetar menahan amarahnya. "Seberapa jauh kau akan melakukannya?!" tanya Raja Yeongjo, wajahnya merejang.
PM Kim memegang wajahnya yang terluka, dan Raja Yeongjo mendekati wajahnya, "Apa kau sedang bersenang-senang untuk memilih raja berikutnya? Apa satu tidak cukup, sehingga kau membutuhkan raja yang lain? Apa kau sudah memilihnya?" PM Kim berkelit dari tuduhan itu, tentu saja, dan Raja Yeongjo sampai pada titik persoalannya kenapa PM Kim berani 'meletakkan jari' pada tubuh Pangeran Sun?
Raja Yeongjo menuntut PM Kim menyerahkan kepada orang yang menyerang Pangeran Sun, dan meminta PM Kim untuk menyerahkan padanya. Jika PM Kim tidak melakukannya, maka Raja Yeongjo mengancam, akan menjadikan leher PM Kim talenan. Issshh...
Shadow si kepala geng Westside menugaskan si polisi korup yaitu Petugas Byun untuk menemukan dan membunuh Ji Dam. Kita sudah melihat Petugas Byun memimpin sekelompok orang dari Westside sebelumnya, jadi dia akan mengambil perintah Shadow.
Ayah Ji Dam membawa putri semata wayangnya ke gibang dan meminta Woon Shim untuk mengubah Ji Dam menjadi salah seorang gisaengnya. Woon Shim kaget dengan permintaan itu dan bertanya apakah Ayah Ji Dam akan baik-baik saja dengan itu? Ayah Ji Dam kemudian menegaskan bahwa dia meminta Woon Shim untuk menjadikan Ji Dam gisaeng palsu. Dia merasa menyembunyikan Ji Dam di depan matanya adalah pilihan terbaik yang bisa dilakukannya.
Ketika sudah berubah, Ji Dam benar-benar berubah bak gisaeng asli, bahkan Ayah jadi panglingdibuatnya. Woon Shim mendesah bahwa para gisaeng lainnya pasti akan iri melihat Ji Dam andai Ji Dam benar-benar seorang gisaeng. Meskipun melihat perubahan besar pada Ji Dam, Ayah mengingatkan supaya Ji Dam hati-hati. Ji Dam mengiyakan dan meminta Ayahnya segera pergi.
Woon Shim kemudian berusaha mengorek informasi tentang investigasi Ji Dam, tapi mulut Ji Dam tetap terkunci. Dia lebih memilih pergi mencari Chul Wool, gisaeng yang menjadi pacarnya Jung Woon. Begitu sampai, mereka berdua kaget menemukan kamar Chun Wool terlihat berantakan. Kita kemudian diperlihatkan bahwa Chun Wool telah diculik dan diseret dua orang pria berpakaian ninja. Kini, dia sedang dikurung di suatu tempat.
Lalu, Ji Dam mencari-cari di bufet kamar Chun Wool untuk melihat apakah ada petunjuk yang bisa ditemukan. Dan... dia pun menemukan buku sketsa milik Heung Bok yang terselip di antara buku-buku. Mereka berdua bertanya-tanya apa yang dilakukan Chun Wool dengan bukti penting seperti ini. Kemudian Ji Dam menduga jika itu dilakukan oleh Jung Woon untuk diamankan di tempat Chun Wool.
Pangeran Sun latihan bersama para pengawalnya. Sebelum mulai, Pangeran Sun melihat luka di dekat mata kiri Pil Jae - mengingatkannya akan petunjuk yang diberikan Chul Joo padanya.
Pangeran Sun mendekati Pil Jae dan bertanya apa yang terjadi pada wajahnya. Pil Jae berbohong dengan menceritakan bahwa dia terluka gara-gara berkelahi di gibang semalam. Pangeran Sun bertanya dengan tepat, di mana gibang itu? Senyum Pil Jae menghilang, tapi Pangeran Sun mengedipkan mata *wink* untuk meledek bahwa perkelahian yang menyebabkan wajah Pil Jae terluka pasti melibatkan gisaeng yang sangat cantik.
Pangeran Sun mendorong tubuh Pil Jae, dan bertingkah seperti seorang kawan lama yang ingin pergi ke sana juga jika Pil Jae memberitahu nama tempatnya. Pil Jae tertawa bergurau. Tapi, begitu Pangeran Sun berbalik Pil Jae kehilangan cengirannya.
Pangeran Sun kemudian memimpin latihan menembak. Semua orang yang latihan menembak dengan tepat sasaran botol yang digantungkan beberapa meter dari mereka. Kecuali, Pil Jae yang beberapa kali mencoba tidak pernah kena sasaran. Apakah Pil Jae bingung, atau pura-pura menjadi buruk? Pangeran Sun bertanya apakah Pil Jae jauh lebih baik jika memakai busur dan anak panah? Seorang pengawal lainnya memberitahu Pangeran Sun bahwa Pil Jae itu juga buruk menggunakan senjata itu, karena itu Pil Jae mendapatkan luka saat berkelahi di gibang. Sepertinya Pil Jae pura-pura buruk di mata kawan-kawannya.
Pangeran Sun lalu menarik tangan Pil Jae untuk mengecek jarinya langsung. Dia menemukan jari Pil Jae kapalan, menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang ahli memakai senjata. Pangeran Sun mencurigai Pil Jae, dan teringat ketika Penasihat Chae berpendapat bahwa Shadow adalah seorang ahli memanah.
Seorang pejabat Soron mendapat surat kaleng yang dilemparkan lewat panah. Kita tahu kalau itu adalah Shadow yang mengungkapkan bagaimana Joseon telah berubah menjadi dunia Noron. Surat kaleng itu meminta bahwa dia sebaiknya meninggalkan tanda di pintu jika ingin membuat kesepakatan untuk dokumen rahasia yang berisi kebenaran apa yang terjadi di tahun Yeongjo naik takhta.
Park Mun Su terkejut ketika pejabat Soron ini melapor padanya dan menyebutkan tentang dokumen rahasia. Pejabat Soron itu bertanya apakah Park Mun Su tahu tentang dokumen rahasia itu? Pejabat Soron ini masih ingat bagaimana teman-temannya tewas dalam pemberontakan yang terjadi pada 1728, dan bergetar marah ketika bersumpah untuk mendapatkan dokumen rahasia itu dan membalaskan dendam semuanya.
Park Mun Su yang tidak bisa mengerti permasalahan sebenarnya, kemudian menemui PM Kim. Kemudian mengungkapkan bahwa dokumen rahasia milik PM Kim adalah palsu, dan tahu bahwa tak ada seorang pun yang ingin menemukan dokumen rahasia itu lebih dari PM Kim. Dalam perjalanan keluar, dia menemukan ada beberapa pria dari geng Eastside mengintainya atas perintah Chul Joo.
PM Kim pergi ke perpustakaannya untuk mencari dokumen rahasia yang dipegangnya. Ketika membaca, dia baru menyadari bahwa dokumen miliknya palsu. Malam itu, dia pergi menemui Shadow di Westside untuk meminta dokumen rahasia yang asli. Shadow mengatakan bahwa dokumen rahasia itu disimpan di tempat yang aman. Lagipula, itu sebagai jaminan nyata bahwa gerombolan gengn Westside - Noron bermitra.
Dengan demikian, itu takkan membuat kelompok Westside hanya dianggap sebagai "*njing" setia. Yang akan ditendang begitu tidak dipakai lagi. Shadow memastikan bila yang terjadi seperti itu, maka dia akan memberikan dokumen rahasia itu kepada pihak Soron. PM Kim kemudian terkekeh, terkesan dengan daya tawar Shadow.
Ji Dam memutuskan tidak bisa menunggu lebih lama lagi, karena itu dia pergi untuk menemui Pangeran Sun. Petugas Byun bersama anteknya, yang sedang mencarinya, melihat Ji Dam keluar dari gibang. Sementara dua anteknya memuji kecantikan Ji Dam, Petugas Byun merasa wajah Ji Dam familiar di ingatannya samar-samar.
Ji Dam meminta Penasihat Chae mengizinkannya bertemu Pangeran Sun, dan selang beberapa waktu kemudian mereka pun melakukan pertemuan rahasia. Pangeran Sun kaget melihat kedatangan Ji Dam, dan bertanya apa yang dilakukannya. Ji Dam mengatakan bahwa dirinya takkan menyerah dengan penyelidikannya, tidak peduli apa yang akan dikatakan Pangeran Sun. Dia kemudian mengingatkan Pangeran Sun dengan ucapannya sendiri, "Anda musti melayani rakyat seperti menjunjung langit."
Lebih Ji Dam berkata, "Anda mengatakan jika itu sia-sia, tapi aku menyukai kata-kata itu. Aku berharap Anda belajar untuk menjadi pemimpin seperti itu... Karena aku mau hidup sebagai salah satu warga di negara itu suatu hari."
Pangeran Sun tergerak hatinya dengan kata-kata Ji Dam yang penuh cita-cita dan harapan. Bahkan, Pangeran Sun tidak mendebat kata-kata Ji Dam, mungkin karena dia ingin mendengarkan apa yang telah didapat Ji Dam.
Ji Dam mengatakan kepada Pangeran Sun tentang seorang gisaeng yang hilang, kemudian memberikan buku sketsa Heung Bok, dan menunjukkan halaman yang membuatnya penasaran - karena ada nama-nama pejabat Noron tercantum di dalamnya. Salah satu di antaranya adalah Hong Bong Han, ayah mereka Pangeran Sun.
Ji Dam juga mengatakan bahwa Heung Bok melukis para pejabat Noron ini, tapi Pangeran Sun mengatakan bahwa pelukis istana seperti Heung Bok hanya diizinkan melukis raja dan pangeran saja. Penasihat Chae bertanya apakah pencantuman nama ayah mertua sang pangeran berarti kebocoran di istana datang melalui Putri Hyegyeong dan bawahannya? Pangeran Sun tidak menanggapi hal tersebut, tapi dia juga tidak membela istrinya.
Setelah selesai, Pangeran Sun meminta Ji Dam untuk tetap aman. Dia memerintahkan kasim untuk membuntuti Ji Dam hingga kembali dengan selemat ke gibang, kemudian Pangeran Sun melompati dinding untuk menyelinap kembali. Dalam proses ini, dia berhasil menemukan seorang penjaga istana yang diperintahkan Putri Hyegyeong untuk membuntutuinya. Pangeran Sun bertanya dengan nada mengancam, "Siapa yang mengutusmu?!"
Pangeran Sun pergi menemui Putri Hyegyeong malam itu dengan buah tangan, sehingga mengejutkan putri. Putri Hyegyeong mengaku tidak tertarik dengan pernak-pernik cantik itu karena tidak sesuai dengan perawakannya, dan bertanya apa tujuan Pangeran Sun memberikan semua ini. Pangeran Sun tetap bersikap menyenangkan dan santai bahwa dia hanya ingin istrinya menemukan hobi yang bisa disalurkan. Karena dia memandang istrinya terlihat bosan.
Tapi Putri Hyegyeong menampik bahwa dia tidak menikahi Pangeran Sun untuk hanya mencari hobi belaka. Wajah Pangeran Sun berubah gelap, "Lalu, sampai kapan kau berencana untuk membuntutiku?"
Putri Hyegyeong sadar bahwa dirinya sudah tertangkap. Lalu dia secara jujur mengungkapkan bahwa hal ini terpaksa dilakukan setelah menemukan seorang gadis dari luar istana menyelinap masuk ke dalam istana. Dia dengan gelisah mengatakan bila ingin mengambil selir, maka lebih baik Pangeran Sun memilih di antara gadis yang ada di istana, bukannya mengambil wanita yang tidak jelas asal usulnya. Sehingga, hal tersebut membawa malu bagi mereka berdua.
Pangeran Sun mengatakan bahwa imajinasi Putri Hyegyeong cukup liar. Dia meminta Putri Hyegyeong untuk mempercayainya, dan menambahkan dengan keras, "Jadi berhenti membuntutiku. Ini adalah kali terakhirnya aku meminta."
Putri Hyegyeong berjuang untuk menahan air matanya. Sesaat sebelum keluar, Pangeran Sun berbalik dan bertanya apakah Putri Hyegyeong lebih menyukai cincin atau apapun? Dengan penuh kelembutan, Pangeran Sun meminta supaya Putri Hyegyeong untuk memberitahu apa yang diinginkannya, sehingga dia bisa membawakan untuknya.
Pangeran Sun meminta Penasihat Chae untuk mengabaikan apa yang dilakukan penjaga yang ditugaskan untuk membuntutinya, dan tidak membuat masalah lebih lanjut dari tindakan sang putri. Penasihat Chae berusaha mendebatnya, tapi sepertinya Pangeran Sun tidak main-main mengenai masalah tersebut.
Bersambung ke sinopsis drama Korea Secret Door episode 6 part 2.
0 komentar:
Post a Comment