Sinopsis 'Modern Farmer' Episode 18 (Bagian 2)
Baca sebelumnya sinopsis 'Modern Farmer' episode 18 - bagian 1.
Kisah Romance – Min Ki, Han Chul, dan Kang Hyuk grabak-grubuk masuk ke dalam rumah. Mereka mengoceh kepada Yoon Hee, Yoo Na, dan Bibi yang ada di sana bahwa telah jatuh sebuah meteor di Hadurok Ri. Yoon Hee bertanya, “Meteor?” Mereka bertiga mengiyakan dan dengan semangat jika bisa menemukan satu saja batu meteor, maka impian mereka untuk membuat album akan terwujud sesegera mungkin. Mereka minta dipinjami sarung tangan kepada Bibi, setelah mendapatkannya mereka segera cus ke lokasi.
Seperginya mereka bertiga, Bibi bertanya apa yang sedang Yoon Hee lakukan? Yoon Hee menjawab, “Aku sedang mencari situs industri keenam. Aku mencari hal-hal yang bisa dilakukan dengan sawi putihnya Min Ki.” Bibi bertanya apa ada cara untuk menahan turunnya harga? Yeah, Yoon Hee menjelaskan bila mereka masih bisa melakukan beberapa hal, seperti membuat kimchi dan menjualnya, atau membuka "Kimchi Experience Village". Ia menjelaskan bahwa ada orang-orang yang tertarik pada industri keenam. Mereka akan memberikan pinjaman lunak atau memberikan konsultasi gratis.
“Pasti kau sangat khawatir ya?” tanya Bibi melihat antusias Yoon Hee terhadap para personel ExSo. Yoon Hee mengiyakan. Hal itu membuat raut wajah Yoo Na berubah – seolah-olah ia juga harus melakukan sesuatu demi menyelamatkan Min Ki dkk. Karena itu, setelah masuk ke dalam kamarnya, Yoo Na menghubungi CEO-nya yang busuk! Ia menyatakan akan kembali ke Seoul dengan satu syarat – tapi syarat ini tidak bisa kita dengarkan (nanti!).
***
Soo Yun dan Mi Ja melihat desa Hadurok Ri dikunjungi para pemburu batu meteor. Setelah bertemu Han Chul yang akan ikut mencari batu meteor juga, keduanya memutuskan untuk melupakan mural dan mulai mencari uang harta karun yang tersembunyi, sebelum orang lain mendapatkannya.
***
Setelah mencangkul selama beberapa saat, Min Ki bertanya-tanya dimana batu meteor itu berada? Ia mengeluhkan pinggangnya yang lelah dan menghampiri Kakeknya Sang Deuk yang ikut mencari juga. Han Chul dan Kang Hyuk turut bergabung bersama Min Ki. Mereka bertanya pada kakek, “Ikut nyari batu meteor juga?” Kakek mengiyakan. Mereka bertanya jika ketemu batu meteor, apa yang akan dilakukan Kakek – mengingat usianya sudah sangat sepuh (urusan duit tidak mengenal usia bung). Kakek menjawab jika dirinya mau membeli segudang cokelat, biar nanti kacang almondnya bisa diberikan kepada Han Chul.
Sontak Han Chul bergidik. Min Ki dan Kang Hyuk terkekeh mendengarnya. Han Chul melihat Soo Yun dan Mi Ja ikut mencari juga. Ia mendekati mereka berdua. “Kau ikut menggali juga?” tanya Han Chul, yang diiyakan oleh Soo Yun, “Kau seharusnya tidak perlu menggali apapun. Akan kubelikan butik jika aku mendapatkannya.” Han Chul cengar-cengir, membuat Soo Yun dan Mi Ja jijik. Mi Ja kemudian mengajak Soo Yun untuk pergi dari sana. Soo Yun meminta Han Chul menggali di tempatnya, sementara ia akan menggali di tempat lain.
***
Sang Deuk menjanjikan banyak hal pada Eun Woo jika diizinkan menikahi Ibunya (Mi Young). Ia berjanji akan mengerjakan semua PR Eun Woo – seluruh mata pelajaran. Eun Woo hanya mendengus sinis. Sang Deuk juga berjanji akan melakukan operasi plastik supaya wajahnya terlihat lebih ganteng. “Mau seperti siapa? Hyun Bin? Woon Bin?” tanyanya. Namun, Eun Woo tetap mendengus sinis. Eun Woo menunjuk pintu supaya Sang Deuk keluar kamarnya. Kemudian, Sang Deuk membuat penawaran terakhirnya yang bahkan takkan mau dilakukannya, yaitu menghentikan kebiasaannya mabuk. Eun Woo tidak peduli dan menunjuk pintu keluar lagi.
Sang Deuk terpaksa melangkah keluar. Sebelum keluar, Sang Deuk berbalik dan bertanya, “Kau tahu, Eun Woo.” Sebuah boneka melayang tepat mengenai wajahnya. Sang Deuk berkata, “Baiklah, aku pergi.” Baru satu langkah maju, Sang Deuk berbalik lagi dan bertanya, “Eun Woo, kau suka baseball?” Sebuah boneka melayang lagi tepat mengenai wajahnya – membuat hidungnya mimisan. Kali ini, Sang Deuk betul-betul pergi.
***
Yi Ji sedang mengelap meja, ketika Man Gu oppa datang. Terkejut, Yi Ji bertanya, “Apa yang membawamu kemari, oppa?” Man Gu mendelik, terkejut ditanyai adiknya seperti itu. Ia bertanya apa dirinya tidak boleh datang, kemudian mengeluh pada Yi Ji sampai berapa lama akan menjalani hidup seperti ini? “Kau tidak mau pulang?” tanya Man Gu pada akhirnya.
“Aku tidak akan pulang sampai mendapat cukup uang untuk membeli sebuah kedai kopi,” sahut Yi Ji. Man Gu heran adiknya bisa punya pemikiran seperti itu – bagaimana cara Yi Ji mengumpulkan uang banyak untuk beli kafe kopi hanya dengan bekerja part-time? Sebal, Yi Ji meminta oppa-nya untuk tidak mengkhawatirkannya. “Baiklah, aku akan berhenti mencemaskanmu,” pekik Man Gu seperti biasa, kemudian mengeluarkan dari dalam bajunya seberkas dokumen dan meletakkannya di meja.
“Apa ini?” tanya Yi Ji kebingungan, “Apa kau benar-benar menghapus namaku dari kartu keluarga?” Man Gu meminta Yi Ji membukanya saja. Ketika dibuka mata Yi Ji melebar. Sejurus kemudian ia melonjak kegirangan. Ia sadar oppa-nya baru saja memberikan dokumen perjanjian pembelian kafe kopi. Ia kehilangan kata-katanya. Man Gu menyebutkan jika itu tidaklah gratis. Yi Ji harus memberikan setoran padanya setiap bulan. Namun, ia mengatakan jika Yi Ji tak lagi ingin mengelolanya, maka kafe itu harus ditutup.
Yi Ji mengangguk-angguk, “Tapi, benarkah ini, kau membelikanku sebuah kafe kopi?” Man Gu mengiyakan, dan menambahkan jika kafe itu terletak di lokasi terbaik di Seoul. Yi Ji menitikkan air mata haru, ternyata oppa-nya masih sayang padanya. Ia memeluk oppa-nya sambil mengucapkan terima kasih banyak, dan menambahkan, “Aku menyayangimu oppa.” Man Gu mengajak Yi Ji kembali ke Hadurok Ri segera.
***
Sementara itu, Soon Bon dan In Ki pergi kencan ke kuil – setelah mengetahui perasaan masing-masing. In Ki mengatakan jika pergi ke kuil memberinya ketenangan, tapi hari ini ia tidak merasakan ketenangan. Soon Bon bertanya kenapa? “Karena, aku bersamamu,” ucap In Ki nyengir kuda. Pernyataan itu membuat Soon Bon malu. Ia membatin jika In Ki terlihat lucu. In Ki yang masih tertawa berhenti dan mengatakan ia hanya bercanda. Soon Bon menyenggol pinggang In Ki, menunjukkan kekesalan manja. Aih. In Ki kemudian mengajak Soon Bon berdoa saja langsung.
Mereka pun masuk ke dalam kuil dimana terdapat patung sesembahan mereka. Setelah meletakkan barang-barang bawaan, mereka segera bersujud. Dalam posisi sujud, Soon Bon mengeluarkan gas amoniak, membuat Soon Bon bertanya-tanya apakah In Ki mendengarnya? In Ki sebenarnya mendengar, tapi ia pura-pura tidak mendengar. 'Dia kelihatannya tidak mendengarnya. Duh, kenapa aku harus nge*tut sih?' batin Soon Bon. Lalu, mereka berdiri kembali, dan melakukan sujud lagi. Kembali Soon Bon mengeluarkan gas amoniak. In Ki mendengar juga, tapi tetap ngampet pura-pura tidak dengar. Hahaha... Sementara Soon Bon yakin banget kalau In Ki mendengarnya merasa malu hal-hal memalukan terjadi di kencan pertama mereka.
Sujud ketiga, Soon Bon tidak ke*tut, tapi In Ki yang ke*tut. In Ki tertawa dan mengatakan, “Aku pasti sakit perut.” Soon Bon ikut tertawa dan membatin, 'Apa dia ikutan nge*tut demi aku? Duh, perhatian banget sih, mengharukan.' In Ki memegang tangan Soon Bon dan mengajaknya pergi. Mata Soon Bon bling bling dan melihat In Ki gimana gituh...
***
Kang Hyuk menyentuhkan batu-batu yang ditemuinya dengan magnet. Min Ki bertanya untuk apa magnet itu? “Aku mencarinya di Internet. Meteor mengandung zat besi, sehingga magnet akan menempel padanya. Selain itu, partikelnya sangat padat dan berat dengan warna yang biasanya agak kemerah-merahan. Aku sudah membaca semuanya,” jelas Kang Hyuk. Min Ki manggut-manggut memuji kerja Kang Hyuk.
Di kejauhan, Han Chul berteriak memanggil teman-temannya setelah cangkulnya menyentuh sebuah batu. Namun, dua sahabat yang tidak kental-kentul itu justru memerintahkan Han Chul saja yang menghampiri mereka. Han Chul mengeluh, tapi ia mengangkat juga batu itu mendekati teman-temannya. Setelah sampai, Han Chul segera meletakkan batu yang ditemukannya di depan teman-temannya. “Hei, bukankah batu ini berbeda dari batuan lainnya?” kata Han Chul, yang ditanggapi remeh teman-temannya. Han Chul meneruskan, “Ini terlihat aneh untuk batu biasa. Apakah ini... batuan meteor?”
Kang Hyuk berteriak, “Meteor berat karena kepadatannya. Apakah ini berat?” Han Chul mengangkatnya dan memang berat. “Meteor berwarna kemerah-merahan. Apa ini berwarna kemerah-merahan?” tanya Kang Hyuk lagi. Han Chul memekik jika batu yang dibawanya warnanya persis seperti yang Kang Hyuk katakan. Min Ki meminta kedua temannya tidak langsung menyimpulkan dulu. Yang harus mereka lakukan adalah membuktikannya dengan tes magnet, apakah menempel – sebab meteor mengandung unsur besi? Kang Hyuk mengeluarkan magnetnya, tapi ia minta yang lain untuk menempelkannya ke batu, sebab dirinya terlalu grogi untuk melakukannya.
Han Chul mengambil alih. Ia mengajak semuanya berdoa, lalu menempelkannya sepenuh hati. Hasilnya, magnet itu menempel di batu itu. Sontak ketiga orang-orang yang kehilangan tujuan ini melonjak kegirangan. Harapan yang sudah layu tumbuh kembali.
Di mobil, Min Ki menggendong batu meteor itu seperti bayi. Han Chul bertanya apa batu itu sudah pasti meteor kan? – untuk memastikan. Kang Hyuk menjawab bila ahli perbatuan meteor juga mengatakan hal senada setelah dikirimi foto batu tersebut. Min Ki mengimbuhi jika ia yakin seratus persen batu yang digendongnya adalah batu meteor. “Jika bukan batu meteor, kenapa para ahli berusaha membelinya?” ucap Min Ki. Han Chul berteriak puas. Min Ki mengajak mereka menjualnya dan segera bersiap membuat album.
Kang Hyuk mengingatkan jika sekarang mereka harus berhati-hati. “Sesuatu yang buruk selalu terjadi pada saat-saat seperti ini. Hari ini jalannya licin. Berhati-hatilah dalam menyetir ya?” pintanya. Namun, Han Chul terlalu antusias sehingga menekan pedal gas lebih dalam supaya lebih cepat sampai ke tangan pembeli. Hal yang terjadi adalah mobil berkelok-kelok, dan truk yang mereka tumpangi pun berakhir dengan moncong menghadap ke arah sungai.
Kang Hyuk meminta kedua temannya untuk tidak banyak bergerak. Salah-salah, truk akan bergerak maju ke depan dan mereka akan nyemplung. “Untungnya, kita tidak nyemplung, karena ada sawi-sawi putih ada di bagian belakang truk. Sehingga, pusat gravitasinya ada di belakang,” jelas Kang Hyuk, “Jadi, mari kita memindahkan pusat gravitasinya ke belakang.” Min Ki dan Han Chul meluruskan bangku mereka ke belakang secara perlahan-lahan. Min Ki kemudian menghubungi polisi untuk minta bantuan. Tapi waktu ditanyai posisi ada di mana, ia menjawab tidak tahu. Ia mengemis-ngemis, diiringi Han Chul dan Kang Hyuk, minta diselamatkan kepada polisi, bahkan minta nomor telponnya dilacak, sehingga polisi bisa mengetahui keberadaan mereka secara pasti. Tapi, polisi tetap tidak datang.
Mereka yang telah menunggu dengan tenang menjadi ribut kembali. Setelah truk masih bergerak turun ke arah sungai. Kang Hyuk menilai mereka masih terlalu berat di bagian depan dan meminta semua orang melepas pakaiannya dan membuangnya ke luar untuk mengurangi berat. Truk bergerak ke depan, sehingga mereka panik dan melepaskan pakaian yang masih melekat. Itu pun masih belum cukup. Lalu, Kang Hyuk sadar bahwa opsi mereka satu-satunya adalah membuang batu meteor, karena itu satu-satunya benda terberat di dalam mobil.
Han Chul dan Min Ki menolaknya. Tapi, mereka dihadapkan pada pilihan: nyawa atau batu? Kang Hyuk mengingatkan meskipun batu meteor itu akan bisa mengubah hidup mereka menjadi layak, tapi itu tidak sebanding dengan nyawa mereka. Ketiganya hanya bisa menangis ketika batu meteor yang akan menyelamatkan hidup mereka masuk ke dalam air sungai yang dalam. Seolah-olah impian mereka untuk mencetak album sirna juga bersama dinginnya air sungai.
***
Man Gu pulang bersama Yi Ji. Mereka tampak sudah tak merasa khawatir satu sama lain, ketika melihat pasangan (pria-wanita) sedang jalan sambil berpegangan tangan. Mereka terkejut saat menyadari pasangan itu adalah Soon Bon dan In Ki. Man Gu memanggil-manggil. Soon Bon dan In Ki memutuskan kabur.
***
Tidak sabar menunggu Sang Deuk bicara dengan calon mertuanya, Mi Young memilih untuk minta restu sendiri. Ia pergi ke kamar di mana ibunya Sang Deuk tidur dan mengatakan betapa dirinya sangat mencintai Sang Deuk dan berjanji akan merawatnya. Ibunya Sang Deuk duduk dan Mi Young menyunggingkan senyum termanisnya. Namun, Ibu malah mengambil tongkat, sehingga Mi Young tunggang langgang.
***
Tiga personel ExSo yang berhasil selamat mengeluh, setelah kehilangan satu-satunya harapan, yaitu batu meteor, ke dalam air sungai yang dingin. Namun, Kang Hyuk teringat jika Sang Eun telah mengupload video musik yang telah mereka rekam sebelumnya. “Oh iya, Sang Eun bilang telah mengupload video musiknya. Kita periksa seberapa banyak orang-orang menontonnya,” kata Kang Hyuk. Begitu melihat jumlah viewers video itu, ekspektasinya tiga juta viewers mendadak sirna. Yeah, pasalnya video itu hanya ditonton tiga orang saja.
“Tiga orang, katamu?” pekik Min Ki tak percaya. Dengan sedih dan tertawa, ia mengatakan bahwa mereka benar-benar hancur sekarang. Kang Hyuk menghitung satu-dua-tiga dari dirinya ke teman-temannya, menunjukkan jika mungkin saja yang menonton hanya mereka bertiga. Hahaha...
Harapan satu hilang, muncul harapan lainnya. Yoo Na muncul dengan berita baik. Ia mengatakan telah merekomendasikan band Min Ki cs kepada CEO-nya, yang memang telah lama berniat membentuk sebuah band. Ia menawarkan band mereka untuk ikut audisi lagi dan menegaskan bahwa CEO-nya telah melupakan kejadian masa lalu. Meski begitu, Kang Hyuk terlihat skeptis. Ketika Yoo Na keluar, Kang Hyuk ikut keluar untuk menanyakan apa niat Yoo Na sebenarnya? Yoo Na mengaku tak memiliki niat apapun dan menyebutkan bahwa sang CEO benar-benar ingin membentuk sebuah band. Kang Hyuk masih tidak percaya, tapi Yoo Na segera pergi ke dalam setelah tak ada lagi yang harus mereka bicarakan.
Bersambung ke sinopsis 'Modern Farmer' episode 19 - bagian 3.
0 komentar:
Post a Comment