Sinopsis drama Korea, film, artis Korea, k-pop, k-movie, dan k-drama

November 8, 2014

Sinopsis 'Secret Door' Episode 14

Sinopsis 'Secret Door' Episode 14

Silakan baca terlebih dulu, sinopsis 'Secret Door' Episode 13.

Kisah Romance – Sun langsung masuk untuk menghentikan penyiksaan, tapi ia terlambat menyelamatkan ayahnya Ji Dam. Lalu, ia mengancam ayahnya dengan maengui asli akan dipublikasikan. Yeongjo menatap Sun dengan tatapan tajam. Ia mendekat, dan melewati Sun begitu saja tanpa berkata apa-apa.

Di malam hari, Yeongjo dan Sun bertemu. Keduanya saling berkonfrontasi. Yeongjo tertawa getir. Ia merasa sedih, di satu sisi ingin mengatur negara, di sisi lain dihajar anak sendiri. “Apa yang harus kulakukan?” tanyanya pada diri sendiri.

Sun menjawab ia takkan berperang melawan ayahnya, lalu mengeluarkan maeungi dan membakarnya. Yeongjo menatap kertas maeungi itu habis dilalap api. Setelah itu Sun mengatakan, “Ayah, mulai sekarang Anda adalah musuh politikku.” Yeongjo mendekat dan mencemooh, jika Sun ingin menjadikannya musuh, seharusnya Sun tidak membakar maeungi itu.

Sun menyatakan menginginkan perang politik, bukan perang fisik. Ia menjelaskan jika yang ditempuhnya adalah perang fisik, maka sudah pasti akan ada banyak nyawa yang melayang daripada yang telah dibunuh ayahnya. Hal yang akan dilakukannya adalah terlibat dalam politik untuk menyelamatkan bukan menghabisi lawannya.

Yeongjo terkekeh meremehkan. Sun takkan bisa mengalahkannya di dunia politik, jika dirinya masih hidup. Diremehkan seperti itu, Sun tidak mundur selangkah pun. Ia menyatakan ayahnya telah memenangkan babak ini, tapi ia berjanji akan membalasnya. “Kita lihat siapa yang akan menang pada akhirnya,” ungkap Sun. Yeongjo membeli tantangan Sun.

Raja mempromosikan Penasihat Chae menjadi kepala penasihat kerajaan. Ia memerintahkan untuk menyampaikan pesannya bahwa pangeran akan dilucuti kekuasaannya. Penasihat Chae terlihat sedih sewaktu membacakan pesan ini kepada Sun yang sepertinya terpukul. Isi pesan ini secara umum membatasi ruang gerak pangeran sekaligus membebaskannya dari semua tugas-tugasnya sebelumnya sebagai pangeran-bupati.

Sun menemui istri dan anaknya di depan kediamannya. Ia menyapa keluarganya dengan hangat. Meskipun hatinya merasa tertindas.

Yeongjo mengumumkan di depan dewan pejabat akan memberikan pendekatan yang lebih welas asih kepada orang-orang yang telah memberontak. Dalam hal ini adalah pihak Soron. Ia menyatakan takkan membunuhi mereka. Para pejabat, yang sekarang didominasi pejabat Noron, protes. Mereka bersikeras raja harus memutuskan hukuman mati bagi Soron.

Kim Taek, yang kini posisinya lebih diuntungkan setelah pembakaran dokumen maeungi, meminta Yeongjo mundur sebagai pemimpin negara. Pasalnya, ia dan kroninya jauh lebih aman. Pekerjaan kotor yang harus dilakukannya, menyingkirkan Soron, telah dilakukan oleh raja sendiri. Kim Taek menyeringai karena tak ada lagi kaum oposisi Soron, yang ada hanya Noron.

Kim Taek mengucapkan selamat kepada Yeongjo telah menjadi raja para Noron. Air muka Yeongjo berubah kaget – sepertinya itu kekalahan yang tak disangka-sangkanya.

Dalam kondisi seperti ini, perintah untuk menangkap para pengkhianat bergulir kembali. Hal ini membuat Sun kecewa. Petugas Min Woo Sub sedikit menyalahkan langkah taktis pangeran yang membakar maeungi asli, yang seharusnya tidak dilakukannya. Sun membela diri, langkah itu diambil supaya tidak ada lagi yang menjadi korban.

Rupanya perintah ini juga membahayakan keluarga para tertuduh pengkhianat, termasuk Ji Dam. Sebelum tertangkap Chul Joo mengajak Ji Dam kabur keluar kota dengan menyamar sebagai pria. Park Mun Su meminta mereka tidak keluar kota dulu, dan mengajaknya ke rumahnya yang aman untuk sementara waktu.

Chul Joo mengajaknya melarikan diri bersama. Namun, Park Mun Su tidak mau, karena ingin memenuhi takdirnya sendiri. Chul Joo berjanji bahwa ini belumlah berakhir. Suatu hari nanti, mereka akan kembali untuk membayar apa yang telah istana lakukan.

Ji Dam kembali memberitahu bahwa petugas kerajaan mendekat. Park Mun Su kemudian meminta Chul Joo bergegas pergi. Chul Joo dan Ji Dam berhasil melarikan diri tepat pada waktunya. Sementara, Park sendiri berhasil dicokok para petugas kerajaan. Ia dihukum ke pengasingan.

Dari tempat pengasingannya, Park Mun Su memberikan surat kepada raja. Ketika Yeongjo membukanya, hanya ada dua karakter huruf di dalamnya, yaitu Chook Pa.

Yeongjo ingat saat Park Mun Su memberikan nama itu untuknya. Nama Chook Pa, yang diambil dari bambu dan air mengalir, melambangkan bahwa negara haruslah mengandung kebenaran yang mengalir seperti air. Yeongjo juga mengingat bagaimana Park tetap tinggal untuk memberikan pelajaran di saat pejabat lainnya pergi meninggalkannya. Saat itu, Yeongjo masih menjadi putra mahkota.

Seorang pelayan masuk ke dalam rumah pengasingan Park Mun Su, setelah melihat makanan yang diantarnya masih ada di depan pintu. Ketika menyentuhnya, kita tahu jika Park Mun Su sudah tiada. Kemudian terdengar suara Park Mun Su yang meminta Yeongjo menjadi seorang raja yang baik dan semuanya belum terlambat sekarang. Awalnya, Yeongjo sedih dengan kematian Park Mun Su, tapi ia kemudian berkata, “Aku sendirian lagi sekarang.” Ia memberitahu kasimnya, “Kita selamat sekali lagi.”

Sun yang mendengar kematian gurunya tak kuasa menahan kesedihan sambil memangku anaknya. Ia bertanya pada diri sendiri dengan perasaan sakit, apakah ia bisa menahan rasa sakit ini dan memenangkan pertarungan politik? Apakah ia bisa menjadikan dunia ini lebih baik bagi ayahnya? “Bisakah, aku menjadikannya seperti itu, Ayah?”

Tiga tahun kemudian, tepatnya tahun 1758... Sun terlihat lebih tenang menikmati udara luar. Sementara Min Woo Sub, yang menjadi penjaganya, mengingatkannya untuk tidak terlihat jalan-jalan di luar istana. Justru sebaliknya, Sun justru menginginkan berita dirinya keluar dari tempatnya sampai pada ayahnya.

Yeongjo sendiri marah begitu mengetahui pangeran tidak ada di tempatnya. Ia menuntut Menteri Hong memberitahunya. Menteri Hong mengatakan bahwa pangeran pergi untuk memilih gurunya sendiri.

Sementara itu, Sun pergi menemui Kim Taek. Permusuhan di antara mereka sepertinya tak lagi menakutkan Sun. Sambil bermain Go, Sun memuji kejeniusan Kim Taek di dunia politik. Dan langsung menyebutkan tujuannya meminta Kim Taek menjadi guru politiknya.

Permintaan ini sangat tak diduga Kim Taek. Terlebih Sun mengatakan bahwa pelajaran politiknya ini akan dipakai untuk menantang raja. Ia ingin Kim Taek memberinya pelajaran politik tentang bagaimana mendapatkan lalu memegang kekuasaan. Kecuali... Kim Taek takut mengajarinya terlalu baik. Sun memancing Kim Taek dengan penawaran ia bisa menjadi penguasa yang diinginkan pihak Noron. 

Yeongjo makin geram ketika tahu Sun telah menemui Kim Taek. Ia mengatakan akan mempermasalahkan ini, khususnya kepada Menteri Hong. Tapi, Menteri Hong mengatakan bahwa Noron kini tak gentar oleh ancaman raja. Seolah-olah ia sepakat jika pangeran mengambil pelajaran politik langsung dari masternya.

Yeongjo mencatat bahwa posisi tawar Noron makin meningkat dalam kekuasannya, sejak tiga tahun terakhir ini. Penasihat Chae menasihati Yeongjo untuk tenang. Biar bagaimana pun, Yeongjo ikut bertanggung jawab Sun menempuh langkah ini. Yeongjo menampik tuduhan itu. Ia melakukannya, karena sebelumnya Sun telah memposisikannya sebagai musuh. Penasihat Chae membenarkannya, tapi menghilangkan kekuasaannya justru makin membuat Sun menjadikan ayahnya sebagai musuh.

Kim Taek terkejut mengetahui Sun telah menjadikan cucunya, Kim Moon, berada dalam barisannya. Sun hanya tersenyum. Ia hanya menyebut Kim Taek dengan panggilan guru, kemudian memberitahu bahwa dirinya telah menjadikan para pemuda, anak-anak dari kroni Noron, sebagai kawan.
Kim Taek memberitahu teman-teman Noron tentang keinginan Sun menjadikan dirinya sebagai guru. Salah seorang menteri meminta Kim Taek untuk mewaspadai Sun, yang curiga ada motif lain di balik permintaannya. Kim Taek mengiyakan, tapi mengaku tidak gentar menghadapi hal itu. Kehancuran Soron telah memberikan ia dan Noron  kesempatan untuk berhadapan langsung dengan raja. Dan ia menegaskan pangeran punya andil penting dalam pertempuran itu. Menteri Hong berpendapat seandainya Sun tidak berpihak pada mereka, tetap saja mereka bisa memakai pangeran untuk melawan raja. Dengan demikian keseimbangan politik akan tercipta lagi, di mana mereka akan menjadikan pangeran boneka seperti ayahnya.

Sun dan para pemuda Noron berada di gibang untuk bersenang-senang. Penasihat Chae menerobos masuk dan langsung mengajak Sun menemui raja untuk belajar politik. Sun menolak dan mengatakan ia sedang belajar pelajaran budaya dan musik. Ia juga memperkenalkan pemuda di sana sebagai kawan-kawan dari kalangan Noron. Ia merasa  tidak punya kepentingan lagi mengikuti kehendak raja, walaupun Penasihat Chae mengaku kecewa padanya.

Gagal mengajak Sun menemui raja, Penasihat Chae bicara kepada Min Woo Sub. Ia bertanya apa Sun sering pergi ke gibang? Kenapa Woo Sub tidak menghentikannya? Woo Sub balik bertanya, “Kau sendiri kenapa tidak menghentikannya?”

Di dalam gibang, Sun minta maaf kepada teman-temannya karena telah merusak kemeriahan acara. Ia kemudian meminta gisaeng yang baru untuk muncul. Wajah Woon Shim si pemilik gibang menegang. Ia mencari alasan untuk tidak menghadirkannya. Kim Moon bangkit dan langsung membuka pintu untuk mengajak gisaeng baru masuk. Begitu dibuka, Sun terkejut. Yang tampak di sana adalah... Ji Dam yang telah dewasa, berpakaian sebagai seorang gisaeng. Ji Dam tidak lagi diperankan Kim Yoo Jung, karena sudah diganti Yoon So Hee.

Pangeran bicara kepada Ji Dam, dan merasa lega melihatnya baik-baik saja. Ji Dam menegaskan bahwa ia tak lagi memakai nama Ji Dam. Ia mengganti namanya menjadi Bingae. Baginya Ji Dam sudah mati bersama ayahnya tiga tahun silam. Ia juga mencemooh sikap pangeran yang membuang-buang waktu dengan minum-minum di gibang bersama para elite politik – anak-anak Noron.

Bingae bertanya apa yang pangeran inginkan darinya? Ia menyatakan siap melayani pangeran di ranjang, dan langsung membuka pakaiannya. Pangeran menahannya. Ia meminta maaf dan pergi, setelah berpesan akan kembali beberapa hari lagi.

Sebelum pergi, Pangeran bertanya kepada Woon Shim apa tidak apa-apa meninggalkan Ji Dam di gibangnya? Woon Shim mengiyakan, dengan syarat Sun pura-pura tidak tahu Bingae adalah Ji Dam. Pangeran memberikan secarik kertas berisi kontak jika terjadi apa-apa. Selepas pangeran pergi, Kim Moon mendekati Woon Shim untuk bertanya apa yang mereka bicarakan? Kenapa pangeran seperti kenal Bingae? Woon Shim mengaku tidak tahu.

Woo Sub menyarankan Sun untuk mengatakan yang sejujurnya kepada Ji Dam tentang rencana mereka. Sun tidak mau. Sebab, mereka tidak bisa membahayakan rencana yang sedang mereka kerjakan.

Woo Sub dan Sun menyamar dengan pakaian rakyat. Mereka berdua pergi ke penjual buku bawah tanah, untuk mengambil pesanan buku. Seorang penjual memberikan pesanan buku dan peta kepaa Sun. Ia bertanya apa yang mau Sun lakukan pada buku, yang isinya kontroversi itu. Sun hanya menjawab untuk bersenang-senang.

Si penjual ini menginformasikan hal ini pada Chul Joo. Chul Joo segera tahu jika orang yang membeli buku itu bukan cuma untuk bersenang-senang. Ia menduga apa yang dilakukan si pembeli buku punya tujuan sama dengan mereka, yaitu untuk mengubah dunia. Sepertinya, lebih bermakna untuk melakukan kudeta.

Penasihat Chae mengabarkan kepada Yeongjo bahwa Sun abai terhadap panggilannya. Yeongjo menunggu Sun, sampai-sampai ia menolak semua makanan dan obat yang dibawakan untuknya.

Hyegyeong yang tahu suaminya belum kembali, menunggu di depan kediaman Sun. Begitu Sun datang, ia meminta Sun untuk membersihkan bau minuman kerasnya dengan menggosok gigi dan meminum air putih hangat. Ia khawatir raja akan marah lagi jika Sun menemuinya dalam bau alkohol. Namun, Sun menenangkan istrinya bahwa ia akan mengambil risikonya.

Saat datang ke tempat ayahnya, Sun menemukan ayahnya tengah berbaring. Ia bertanya apa alasan ayahnya melakukan ini – mogok makan? Yeongjo kemudian meminta Sun tidak menjadikan Kim Taek sebagai guru. Sun tidak mau, dan mengaku hanya mau belajar menjadi raja yang baik pada ahlinya. Lalu, ayahnya bertanya lagi kenapa Sun pergi ke gibang? Sun menjawab bahwa ia hanya mau berbicara secara santai dengan teman-temannya di masa depan, seperti ayahnya juga.

Jawaban Sun membuat Yeongjo bertanya apa Sun benar-benar berniat mengambil alih takhta itu? Apa Sun benar-benar ingin ayahnya mati?

Dengan tenang, Sun menjawab bahwa tugas utamanya sebagai putra mahkota adalah mewarisi takhta. Itulah sebabnya ia berusaha keras mempersiapkan diri menjadi penguasa yang hebat seperti ayahnya. Yeongjo jelas tidak percaya. Ia meminta Sun menjelaskan tujuan sebenarnya, apa itu untuk merebut kekuasaannya dengan cara mencuranginya? Sun mengaku sama sekali tidak berencana terlibat dalam pusaran politik. Marah, Yeongjo mengusirnya pergi.

Di luar, Sun berpapasan dengan Kim Taek. Sun mengungkapkan kekhawatirannya terhadap ayahnya, tapi Kim Taek meminta Sun tidak usah khawatir. Sebab, yang dilakukan Yeongjo tidaklah serius. Ia pun masuk ke ruangan Yeongjo dan memintanya berhenti ngambek. Tetap saja Yeongjo terlihat cemberut. Kim Taek mengingatkannya bahwa para pejabat menteri akan menolak datang jika raja tida berhenti ngambek.

Hal ini tentu saja bekerja. Sun mengucapkan terima kasih yang bisa dengan cepatnya mengubah pikiran ayahnya. Sementara itu Yeongjo terus berpikir bahwa Sun berkonspirasi dengan Kim Taek-Noron. Karena itu, ia merasa harus mencari cara untuk melawannya.

Yeongjo bertanya apa Penasihat Chae punya ide. Penasihat Chae menggeleng lemah. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya sempat ia katakan bahwa kondisi sekarang adalah akibat kesalahan raja sendiri yang telah menghabisi Soron, sehingga kekuasaan Noron menguat. Kini, siapa yang bisa menghentikan mereka?

Yeongjo meminta Penasihat Chae menjelaskan maksudnya? Penasihat Chae mengatakan bahwa ia banyak tidak sepakat dengan raja sejauh ini, walaupun raja juga telah mencapai banyak hal. Salah satunya adalah kebijakan Tangpyeong, kebijakan ini menekankan politik non-faksi. Penasihat Chae mengatakan kepada raja bahwa kebijakan ini perlu dihidupkan kembali.

Ia meminta raja untuk membawa kembali para politikus Soron yang masih hidup ke istana. Yeongjo berdebat panjang secara serius.

Bersama kasim dan Woo Sub, Sun mengendap-endap masuk ke pintu rahasia yang membawanya ke dalam perpustakaan rahasia.

Perpustakaan rahasia ini dibangun dua tahun silam. Sun mengatakan bahwa pembangunan perpustakaan ini dilakukan setelah para pembunuh mencoba membunuhnya dengan cara membakar istana. Dan dalam proses pembangunan kembali, Sun membangun pula ruangan rahasia ini.

Woo Sub mengatakan bahwa pangeran telah mengambil risiko berbahaya dengan membangun ini semua. Ia bertanya juga kenapa pangeran berusaha sedemikian keras? Sun menjawab jika semua yang dilakukannya demi kepentingan rakyat.

Bingae keluar dari gibang untuk menemui Chul Joo. Seorang teman dari pangeran, sepertinya Kim Moon, mengawasinya. Chul Joo mengingatkan bahwa Bingae dalam kondisi berbahaya. Namun Bingae tidak peduli. Keputusannya sudah bulat. Ia ingin melihat pangeran demi memperkuat tekadnya membayar apa yang telah dilakukan kepada ayahnya.

Penyerangan kapal nelayan yang dilakukan angkatan laut Qing menyebar cepat. Sepertinya ini tindakan agresi pasukan Qing. Yeongjo paham ada bahaya mendekat, tapi ia juga paham ada kesempatan di sini.

Ia memerintahkan dewan pejabat berkumpul. Kemudian menyalahkan mereka, menyalahkan kemalasan dan kebodohan mereka, atas penyerangan pasukan Qing ke daerah mereka. Karena itu, ia mengumumkan untuk membawa pejabat Soron kembali!

Jelas dong para Noron ini kaget. Yeongjo meminta mereka untuk tidak kaget. Ia mengatakan bahwa membawa para Soron tidak akan memperbaiki kekacauan. Ia mengaku mengajak Soron kembali untuk membantunya di sisi yang Noron tidak mampu. Juga, ia akan memerintahkan pangeran untuk menangani masalah utusan Qing ini.

Yeongjo pun memanggil Sun. Ia bertanya sekali lagi, apa tujuan Sun belajar dengan Kim Taek? Apa benar-benar hanya untuk belajar politik semata, atau ada rencana lain demi bisa mendapatkan gelar pangeran-bupati lagi? Yeongjo memberikan kesempatan Sun untuk melakukan itu. Ia mengatakan jika Sun benar-benar mau, maka Sun harus membujuk para serdadu Qing supaya tidak memulai perang fisik dengan Joseon. Tugas ini sulit. Karena itu Yeongjo berani berjanji akan memberikan posisi Sun kembali. Jika gagal, Yeongjo telah mempersiapkan hukuman yang setimpal untuk Sun.

Sun mengiyakan, “Aku akan melakukannya.”

Bersambung ke sinopsis 'Secret Door' episode 15.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Secret Door' Episode 14

0 komentar:

Post a Comment