Sinopsis drama Korea Terbaru ini disusun +Lilih Prilian Ari Pranowo*
Sinopsis Gu Family Book Episode 21
“Siapakah wanita itu? Kenapa dengan menatapnya saja membuat hatiku sakit?” Wol Ryung membatin ketika melihat sosok Seo Hwa.Sekilas, benak Wol Ryung teringat masa lalu. Seo Hwa memanggil namanya. ‘Wol Ryung… Wol Ryung…’ Wol Ryung terpaku sejenak.
“Wol Ryung?” Seo Hwa memanggil pria yang ada di hadapannya, “Wol Ryung, apakah ini kau?”
“Siapa kau?” tanya Wol Ryung, “Apakah kita saling mengenal?”
Air mata di pipi Seo Hwa tumpah, mengetahui wujud Wol Ryung kini. Dan, kenyataan bahwa pria itu tidak mengenali dirinya. Lalu, Kang Chi muncul. Demi melindungi ibunya, Seo Hwa, ia berdiri di tengah-tengah—di antara Seo Hwa dan Wol Ryung.
“Tidak!”
“Kang Chi-ah,” Seo Hwa memanggil Kang Chi.
“Kau tak boleh melakukannya lagi. Jangan bunuh siapapun lagi. Aku takkan membiarkanmu membunuh orang-orang. Aku akan menghentikanmu, Wol Ryung!” akhirnya Kang Chi mengungkap isi hatinya, walau dengan berat hati.
Wol Ryung terpekur. Ia diam, sambil menatap Kang Chi tajam. Tanpa menunggu aba-aba dan tanpa menunggu serangan, Kang Chi menyerang Wol Ryung. Kang Chi mencekik Wol Ryung. Namun, itu hanya sesaat gegara Wol Ryung dengan begitu mudah membalikkan keadaan. Kini posisi mereka berbalik, giliran Wol Ryung yang tengah mencekik Kang Chi.
Masih dalam posisi dicekik, Kang Chi berujar, “Hentikan! Aku tahu kau menderita. Aku juga tahu ini bukan wujudmu yang sebenarnya. Selain aku, tak ada yang dapat menghentikanmu. Aku mengerti hal itu!”
Dengan mata merah, Wol Ryung menatap tajam Kang Chi. Kang Chi berkata akan menghentikan Wol Ryung sesegera mungkin. Ia pun melancarkan pukulan kepada Wol Ryung di bagian perut. Hal itu tentu membuat Wol Ryung marah, yang kemudian membalas serangan tersebut dan kembali mencekiknya.
Ketika hendak melayangkan pukulan andalannya, Seo Hwa menjerit. “Jangan, Wol Ryung!”
Wol Ryung tampak tersentak. Di dalam mata Wol Ryung tampak ada kebimbangan.
“Jangan!” pinta Seo Hwa dengan berurai air mata, “Ia anakmu. Putra kita. Jangan lakukan itu.”
Kebimbangan Wol Ryung tadi, dipakai Kang Chi untuk membebaskan dirinya. Lalu, keduanya kembali bertahan dan menyerang. Air muka Seo Hwa terlihat khawatir.
Di saat itu, terdengar sesuatu. Ada beberapa pasukan pengawal Jo Gwan Woon sudah berada dalam posisi siap tembak anak panah ke Wol Ryung.
Kang Chi yang melihat hal tersebut, segera pasang badan. Sehingga, ia sendiri yang menjadi sasaran panah.
“Tidak!” pekik Kang Chi.
Menjadi sasaran anak panah membuat Kang Chi kesakitan. Seo Hwa dan Wol Ryung cuma terpana melihat tindakan Kang Chi. Kini, di punggung Kang Chi tertancap empat anak panah. Pasukan pengawal Jo Gwan Woong tidak ambil pusing, mereka mengambil anak panah lagi dari tempatnya dan kembali bersiap memanah.
Namun, dengan gesit, Wol Ryung menghabisi pasukan pengawal itu.
Seo Hwa menghambur kepara anaknya. Ketika ia menengok ke arah Wol Ryung, Wol Ryung sudah tidak ada di tempat.
Akhirnya, Tae Soo, Yeo Wool, dan Gon bertemu dengan Kang Chi setelah berusaha meloloskan diri dari kejaran para ninja. Begitu melihat kondisi Kang Chi, Yeo Wool terkejut. Ia langsung memeluk Kang Chi erat-erat dan memerintahkan Gon untuk mencabut anak-anak panah.
Kang Chi memeluk Yeo Wool erat-erat. Tae Soo juga ikut memegangi tubuh Kang Chi. Dan Gon, sudah mencabuti anak-anak panah di punggung Kang Chi. Kang Chi berteriak kesakitan menahan sakit.
Seo Hwa menangis demi melihat anaknya mesti mengalami penderitaan itu. Sementara itu, Yeo Wool terus memberi semangat pada Kang Chi.
Saat semua anak panah berhasil dicabut, butiran-butiran cahaya biru muncul. Seketika luka di punggung Kang Chi sembuh. Namun, Yeo Wool tetap memeluk Kang Chi erat-erat, seolah tidak ingin kehilangannya. Seo Hwa melihat semua itu dan memikirkan sesuatu.
Di kejauhan, Wol Ryung melihat mereka semua. Air mukanya tampak bingung, seolah berusaha mengingat sesuatu. Seo Hwa merasakan hawa kehadiran Wol Ryung. Begitu menoleh, Wol Ryung sudah beranjak.
Akhirnya, mereka semua kembali ke sekolah Guru Dam. Di sana, baik Guru Dam, Guru Gong, dan murid-murid lainnya telah menanti. Ini pertemuan kembali Guru Dam dan Seo Hwa sejak 20 tahun silam. Saling memberi hormat, Seo Hwa dan Guru Dam mengangguk. Yeo Wool dan Kang Chi saling menatap. Lalu, tersenyum.
***
Ninja Seo menemukan mayat para pengawalnya telah menghitam. Jiwa mereka telah dihisap Wul Ryung. Kemudian, ia membawa laporan pandangan mata itu kepada Jo Gwan Woong.
Jo Gwan Woong murka.
Apalagi, ditambah laporan bahwa Seo Hwa juga berhasil meloloskan diri. Pil Mok mengatakan jika Seo Hwa diselamatkan Kang Chi. Ninja Seo mengutarakan dugaannya jika mereka membawa Seo Hwa ke Moo Hyun Do Gwan.
Bagi Jo Gwan Woong, bukan sekolah itu yang membuatnya gelisah, melainkan Lee Soon Shin. Adakah artinya kalau Seo Hwa menemui Lee Soon Shin?
Lee Soon Shin sampai di Moo Hyung Do Gam dan masuk menemui Seo Hwa, Kang Chi, dan Guru Dam sendiri. Kang Chi memperkenalkan Seo Hwa kepada Lee Soon Shin. Seo Hwa memperkenalkan diri sebagai Ja Hong Myeong, pemimpin Goon Bon. Lee Soon Shin yang datang atas panggil Seo Hwa menanyakan apa yang ingin Seo Hwa bicarakan dengannya. Seo Hwa meminta semua orang keluar dari ruangan. Ia ingin berbicara empat mata saja dengan Lee Soon Shin. Pada awalnya, Kang Chin enggan. Namun, akhirnya menurut.
***
Seo Hwa mengatakan bahwa Jepang, yang berada di bawah pimpinan Toyotomi Hideyoshi bakal memulai perang dengan Joseon. Hal itu sudah diduga Lee Soo Shin. Yang dikhawatirkan Lee Soo Shin bukanlah serangan dari luar, melainkan serangan dalam. [baca sinopsis drama Korea terbaru lainnya]
“Selama 20 tahun terakhir, Jo Gwan Woong didanai Goon Bon untuk melebarkan jaringan politik di sepanjang Joseon. Dana itu merambah ke tokoh-tokoh penting dalam dewan dan juga bangsawan lainnya. Jaringannya lebih lebar dan lebih dalam dari yang Tuan perkirakan,” terang Seo Hwa.
“Jadi apa yang ingin kau katakan padaku?” tanya Lee Soo Shin tanpa basa-basi.
Seo Hwa menerangkan secara rinci apa yang diketahuinya. “Ada 11 pejabat dari Propinsi Selatan, yang menerima dana bantuan Goon Bon. Aku mengetahui semua nama mereka. Aku akan memberikan nama mereka semua. Sebagai gantinya, aku memiliki satu permintaan.”
Dan apakah permintaan Seo Hwa itu?
***
Tae Soo mendatangi Kang Chi untuk pamit kembali ke penginapan. Kang Chi berusaha mencegahnya. Ia khawatir Tae Soo berada dalam bahaya jika tinggal sendirian di penginapan.
Tae Soo masih punya tugas mengawasi Goon Bon. Mau tak mau, Kang Chi memberi Tae Soo jalan dengan pesan, jika ada apa-apa mintalah kepada ayah Choi (ayah Tae Soo) untuk mengabarinya. Tidak peduli hujan atau angin, Kang Chi berjanji akan datang. Tae Soo tersenyum mendapat perlakuan itu.
“Apa yang sedang kaulakukan?” tanya Tae Soo.
“Ah, ini tugas yang diberikan kepala gisaeng padaku,” Kang Chi memperlihatkan secarik kertas pemberian Gisaeng Chun kepada Tae Soo, “Aku seharusnya memotong pohon ini dan membangun rumah dengannya. Mungkin kau tahu apa artinya?”
Tae Soo menjawab, untuk mengubah pohon menjadi rumah, maka pohon harus dipotong dari bawah. Tae Soo mengeluarkan pedangnya, kemudian menebas kertas itu menjadi dua bagian.
“Apa yang kaulihat?” Tae Soo bertanya.
“Huruf bon (akar, red.)? Apa ini lagi-lagi tentang dasar?” jawab Kang Chi.
“Tanpa mengetahui asal usulnya, seseorang tidak bisa mengenal dirinya seutuhnya. Begitu kau mengetahuinya, kau juga akan menhargai siapa dirimu sebenarnya. Kupikir itulah tujuan utama tugas ini,” Tae Soo menjelaskan pemikirannya pada Kang Chi.
***
Lee Soon Shin mendapat laporan. Di beberapa daerah telah terjadi pembunuhan besar-besaran. Makin lama pembunuhan itu makin mendekati Penginapan Seratus Tahun.
Pembunuhan itu perbuatan Wol Ryung. Ia membunuhi setiap orang yang dijumpainya. Baik Jo Gwan Woong dan Lee Soon Shin sadar betul kalau pembunuhan besar-besaran yang berikutnya akan terjadi di daerah Penginapan Seratus Tahun. Karena itu, Lee Soon Shin memerintahkan para warga sekitar untuk mengungsi.
Ketika orang-orang di sekitarnya telah terbunuh, Wol Ryung menjerit. “Seseorang hentikan aku! Rasa hausku tidak juga terpuaskan. Aku hanya ingin membunuh semuanya. Seseorang tolong hentikan aku!”
Raungan Wol Ryung terdengar penuh kepedihan sekaligus kemarahan. Tampaknya ia begitu menderita.
***
Utusan Lee Soon Shin memberikan surat kepada Guru Dam. Guru Dam membaca surat tersebut, kemudian memperlihatkannya kepada Seo Hwa, yang mengangguk mengerti. Seo Hwa bergegas masuk ke kamar Kang Chi. Di sana, sudah ada Yeo Wool yang tengah terjaga menemani Kang Chi. Karena itu, ia berpamitan kepada Yeo Wool.
“Tolong jaga anakku. Kumohon jagai dan sayangi dia,” tukas Seo Hwa.
Yeo Wool bingung kenapa Seo Hwa berkata seperti itu.
Seo Hwa menjelaskan bahwa ia akan menghentikan Wol Ryung. Karena itu tugasnya, bukan tugas orang lain. Apalagi, anaknya, Kang Chi. Ia tidak bisa meletakkan beban itu di pundak putranya. Karena itu, ia sendiri yang akan menghabisi Wol Ryung.
Ketika Seo Hwa pergi. Yeo Wool membangunkan Kang Chi. Ia mengatakan bahwa Seo Hwa pergi ke desa untuk menghentikan Wol Ryung.
“Ia pergi ke desa untuk menghentikan Wol Ryung,” kata Yeo Wool.
“Apa?” Kang Chi memekik.
“Ia memintaku merahasiakan ini padamu. Tapi aku merasa aku tidak seharusnya merahasiakannya. Kupikir kau harus tahu,” terang Yeo Wool.
Kang Chi terdiam.
***
Kondisi di desa sungguh kacau balau. Masyarakat sibuk mengungsi, kecuali Jo Gwan Woong. Kepala Polisi bertanya mengapa Jo Gwan Woong tidak mengungsi. Jo Gwan Woong menjawab pasti kalau ia takkan lari dari Iblis. Ia yakin Iblis pun akan mati jika tidak punya kepala.
Di desa, keadaan kacau balau. Para warga sibuk mengungsi. Kecuali Jo Gwan Woong. Kepala polisi bingung kenapa Jo Gwan Woong tidak mengungsi. Jo Gwan Woong berkata ia tidak akan melarikan dari iblis sekalipun. Sekalipun iblis, pasti tidak akan bisa hidup tanpa kepala.
Di belakang Jo Gwan Woong, Kepala Polisi melihat Ninja Seo membawa senapan. Pil Mok memperhatikan hal ini dari kejauhan dan berkata kepada Kepala Samurai. Saat ini, angin segar (kondisi, red.) berpihak pada mereka.
Bagaimana bisa?
Pil Mok mendapat kabar kalau Angkatan Laut mengirimkan pasukannya ke desa ini untuk mengatasi huru-hara yang sedang terjadi. Itu berarti, pangkalan militer tidak berpenjaga penuh. Kepala Samurai Kakeshima paham apa yang dimaksud Pil Mook. Ini malam yang tepat untuk merebut peta kekuasaan dari pangkalan militer.
Diam-diam, pembicaraan itu dicuri-dengar oleh Tae Soo yang mengenakan pakaian hitam-hitam. Sayangnya, sebelum berhasil kabur leher Tae Soo diacungi pedang. Ia dipergoki Pil Mok dan para samurai itu.
***
Kang Chi keluar. Gon berjaga di sana. Kang Chi bertanya, apa yang sebenarnya telah terjadi. Gon memberitahu Kang Chi kalau Wol Ryung sudah membantai penduduk di beberapa desa. Kini, Seo Hwa tengah menuju ke sana untuk menghentikan Wol Ryung, sendirian.
“Apa?” Kang Chi terkejut. [Bersambung ke sinopsis Gu Family Book episode 21 [part 2]]
----------
*) Seorang cerpenis internet. Ia mengelola dua blog di Lilih Notes dan Plot Kreatif. Kini tengah belajar menulis sinopsis drama Korea terbaru. Sinopsis Gu Family Book episode 21 [Part 1] adalah sinopsisnya ketiga yang ditulisnya.
0 komentar:
Post a Comment