Sebelumnya, baca dulu sinopsis drama Korea “The Heirs” episode 1 part 3
Tan sekarang melihat gadis yang dilihat di pantai tadi tengah berdiri di depannya di luar restoran. Namun gadis tersebut tidak melihatnya melainkan ke belakangny. Lalu, Tan menoleh ke belakang di mana mata gadis itu mengarah ke arah Eun Suk yang terlihat sedang berbicara asyik sekali dengan salah satu pengunjung pria. Bahkan ketika pengunjung tersebut menyelipkan uang tip di balik bajunya, Eun Suk diam saja.
Tan melihat terus gadis itu yang matanya berkaca-kaca, seolah tidak percaya jika Eun Suk senyum-senyum saja digodai oleh para pengunjung pria. Tan bisa menangkap gelagat kesedihan dan kemarahan dalam diri gadis itu.
Eun Suk akhirnya menyambangi meja Tan untuk kembali mengisi cangkir kopi Tan. Dia mencoba mengobrol dengan Tan, namun tak ada sahutan. Tan justru sibuk sendiri dengan penglihatannya. Hal ini membuat Eun Suk merasa penasaran dan kemudian menoleh pada objek yang dilihat Tan. Begitu melihat, Eun Suk terbelalak. Rupanya, Eun Sang adiknya ada di depannya.
Melihat semua itu, Tan cuma diam. Dia melihat Eun Suk kini menghampiri Eun Sang dan menanyakan alasan Eun Sang datang ke Amerika? Apa ibu mereka baik-baik saja? Eun Sang marah gara-gara Eun Suk masih berani menyebut nama ibu mereka, “Berapa banyak kebohongan yang telah kau katakan? Pernikahan? Kau menemukan pria yang baik? Kau kuliah di universitas? Kau benar-benar gila!!”
Eun Suk tidak menggubris pertanyaan Eun Sang. Dia justru berjongkok dan membuka koper Eun Sang. Si empunya koper tak percaya melihat kopernya dibuka oleh kakaknya, untuk kemudian mengobrak-abrik isinya. Eun Suk bertanya apakah Eun Sang membawa uang. Eun Sang merasa saat ini dirinya tengah terkena karma karena berniat tinggal ke Amerika bersama Eun Suk dan meninggalkan ibunya. Sementara itu, Eun Suk masih terus mengobrak-abrik koper namun tak menemukan uang selembar pun. Dia melemparkan barang-barang Eun Sang, termasuk notes ibu.
Eun Sang naik pitam dan mendorong kakaknya. Dia meminta kakaknya berhenti melakukan itu semua. Kemudian, Eun Sang juga mengatakan jika kakaknya adalah harapan terakhir untuk keluar dari dunia yang menyebalkan ini. Selama ini, dia mampu menahan semua tekanan. “Kau tahu kenapa? Karena aku selama ini terus bertahan menghidupi diriku sendiri sampai kau kembali!”
Eun Suk meminta maaf, namun nadanya terdengar datar. Dia meminta Eun Sang memaafkannya. Ketika itu, dia menemukan amplop uang titipan ibu. Eun Sang lantas melarang kakaknya untuk menyentuh amplop tersebut. Namun, Eun Sang tidak ambil pusing. Dia mengatakan kepada Eun Sang untuk kembali saja ke Korea dan dia akan menelepon ibu nanti.
Separuh berteriak separuh menangis, Eun Sang melarang kakaknya pergi dengan uang itu. Apa kakaknya tidak tahu bagaimana ibu membanting tulang demi mengumpulkan uang tersebut? Namun, telinga Eun Suk tertulikan. Dia tak peduli dan tetap berlari.
Eun Sang terus memanggil-manggil nama kakaknya sambil menangis. Dia bingung antara mengejar kakaknya dan harus menjaga barang-barang di kopernya. Eun Sang buru-buru memasukkan semua barang bawaannya seraya terus memanggil-manggil kakaknya, memintanya untuk menunggu. Tan yang tengah memperhatikan kejadian tersebut hanya menatap Eun Sang dengan tatapan kasihan.
Momen tersebut kemudian dirusak oleh kedatangan Jay yang mendadak muncul. Mulutnya yang tidak bisa diam segera mengatakan bahwa mereka harus pergi ke pesta temannya. Tan menyuruh Jay untuk diam. Tapi, entah setan mana yang merasuki Jay, yang melihat arah pandangan Tan, langsung berkata jika gadis tersebut macam malaikat yang jatuh dari langit.
Tiba-tiba momen itu dirusak oleh Jay yang tiba-tiba muncul dan dengan berisik berkata kalau mereka harus segera pergi ke pesta teman mereka. Tan menyuruh Jay diam. Namun entah Jay sedang kerasukan apa, ia melihat arah pandangan Tan dan langsung berkata kalau gadis itu seperti malaikat yang jatuh dari langit.
Jay lalu melihat bungkusan serbuk di koper Eun Sang dan mengatakan jika Tan tidak perlu khawatir. Dia langsung lari menuju Eun Sang dengan girang. Tan sadar jika Jay sudah salah. Dia lari mengejar Jay. Namun, Jay sudah terlebih dulu sampai di hadapan Eun Sang dan langsung merebut serbuk yang ternyata berisi tepung kedelai itu. Eun Sang hanya bengong dan shock melihat seseorang tak dikenal mengambil barangnya begitu saja. Dengan tatapan bego dia berkata, “Apa aku baru saja kecopetan?”
Eun Sang langsung mengejar Jay sampai ke pinggir pantai. Namun, Jay terjatuh gara-gara menabrak net voli pantai. Eun Sang segera merebut kantong tepung kedelai miliknya. Sayangnya, Jay tak melepaskannya begitu saja. Hingga akhirnya keduanya tarik-tarikan kantong tersebut. Alhasil, isi kantong tersebut terburai dan mengenai wajah Jay.
Setelah itu, Jay langsung kelojotan seolah tak bisa bernapas. Tan yang akhirnya berhasil mengejar mereka mencoba untuk menyadarkan Jay yang sudah pingsan. Tan meminta Eun Sang untuk menghubungi 911.
Eun Sang mengatakan jika dirinya tidak membawa ponsel. Lalu, dia terbelalak menyadari bahwa Tan tidak berbicara dengan bahasa Inggris. “Kau orang Korea?” tanya Eun Sang.
“Apa itu penting?” sergah Tan kesal.
Jay dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Dokter yang menanganinya kemudian mengatakan jika Jay pingsan akibat alergi akut yang dideritanya. Tan mengatakan jika Jay memang alergi terhadap kacang. Eun Sang menyambar omongan tersebut dengan mengatakan jika tepung itu adalah tepung kedelai. Tan menoleh ke arah Eun Sang dan mengatakan, “Aku tahu.”
Mendapat jawaban ketus dari Tan, Eun Sang terdiam. Dokter meminta Tan untuk mengisi formulir pendaftaran. Eun Sang kemudian bertanya baik-baik kepada Tan mengenai keadaan Jay, namun Tan justru membentaknya dengan bertanya mengapa juga Eun Sang membawa tepung kedelai seperti itu? Eun Sang heran dengan kemarahan Tan. “Temanmu yang mencurinya dan dia yang pengguna narkoba...” (Anda sedang membaca sinopsis drama “The Heirs” episode 1 part 4)
“Dia hanya mabuk,” bentak Tan, “Jika ia benar-benar pecandu, ia langsung bisa membedakan antara makanan dan narkoba.”
“Jadi kau sekarang menyalahkanku? Di sini aku adalah korban.”
“Di sini aku yang harus menanggung semuanya,” tukas Tan yang segera meninggalkan Eun Sang.
Masalah datang lagi tepat ketika polisi yang menyelidiki bungkusan milik Eun Sang datang. Meski Eun Sang telah meyakinkan kepada polisi dengan bahasa Inggris yang plegak-pleguk jika tepung itu adalah makanan, namun polisi tetap saja tidak percaya. Polisi meminta paspor Eun Sang dan menanyakan di mana Eun Sang tinggal. Sepertinya polisi mencurigai Eun Sang masuk dengan cara ilegal.
Eun Sang yang tidak mampu mencerna semua ucapan polisi tersebut memintanya untuk berkata pelan-pelan. “More slow, please..”
Saat itu, Eun Sang merasa ada tangan yang merangkulnya. “It’s okay, baby. She’s my girlfriend. She’s just here for vacation,” tukas Tan seraya memandangi Eun Sang seromantis mungkin. Tan berusaha menyelamatkan Eun Sang dari penyelidikan lebih lanjut.
Dan kebetulan polisi yang mengurusi hal ini adalah polisi yang sering kerap ditemui Tan. Bukan untuk minum kopi bersama, melainkan untuk mengurus kasus karena Tan sering berbuat onar. Melihat Eun Sang berhubungan dengan Tan, polisi itu malah memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut. Polisi menyita paspor Eun Sang dan akan memberikannya setelah semua penyelidikan usai.
Eun Sang bertanya pada Tan atas apa yang baru saja terjadi. Namun, Tan membiarkan pertanyaan Eun Sang, dan malah bertanya, “Kenapa kau berbicara denganku menggunakan banmal (bahasa informal)?” Eun Sang beralasan jika tidak ada tingkatan dalam bahasa Inggris. Tan segera berkata dengan kesal, “Tapi kau kan tak berbahasa inggris saat berbicara denganku.”
“Kalau begitu anggap saja kita bicara dalam bahasa Inggris,” tukas Eun Sang tak mau kalah. “Aku juga melihat umur temanmu di status pasien. Umurnya sama denganku. Berarti umurmu juga sama denganku, kan?”
Tan berdehem, dia kalah bicara. Tan bertanya kenapa Eun Sang membuang-buang waktu di sini? Di mana Eun Sang tinggal? “Aku harus tahu kemana aku harus menghubungimu saat polisi meneleponku.”
Eun Sang bingung harus tinggal di mana. Dia mencoba meminjam ponsel Tan untuk menghubungi kakaknya. Tan segera bertanya apa mungkin kakaknya mau menerima teleponnya usai pertengkaran tadi? Eun Sang terkejut, tampaknya dia tak menyangka kejadian tadi dilihat oleh Tan.
Tan pun bertanya lagi, “Kau tak berpikir untuk menelepon agar diijinkan tinggal di rumahnya, kan?”
Eun Sang menunduk. Meski hal itu ada di dalam benaknya, namun dia tak ingin Tan mengetahuinya. “Itu bukan urusanmu. Dan seperti yang tadi kukatakan, semua ini 100% bukan kesalahanku, jadi kau harus mau mengantarkanku.”
Takut Tan menolaknya, Eun Sang segera mengusulkan jika dia akan membayari bensinnya. Tan langsung menembak, “Kau pikir uang dapat menyelesaikan semuanya? Apa kau ini kaya?”
Eun Sang menunduk dan bergumam, “Aku takut kalau kau akan meninggalkanku. Kumohon..”
Tan memandangi Eun Sang. Setelah berdebat cukup lama dengan Eun Sang, Tan tidak menduga mendapat jawaban seperti itu.
Dia pun mengantarkan Eun Sang ke rumah Eun Suk. Eun Sang berkata jika dirinya akan akan menelepon Tan 3 kali sehari, setiap jam 8 pagi, 12 siang, dan 3 sore, “Kau dapat mengangkat telepon jika kau sudah memegang pasporku. Selain itu, kau hanya perlu mengabaikannya.”
Eun Sang segera menarik kopernya. Sementara Tan masih belum berlalu. Dia menunggu Eun Sang masuk ke dalam rumah. Namun, Eun Sang tak segera masuk rumah, karena pintu rumah tidak ada yang membuka meski Eun Sang berulang kali memencet bel dan memanggil nama kakaknya.
Akhirnya, Tan keluar dari mobilnya dan bertanya apakah Eun Sang masih mau menunggu di luar? Apa Eun Sang tidak pernah mendengar jalanan di Amerika ketika malam tiba?
“Jangan menakutiku,” sekarang Eun Sang jadi takut sendiri.
“Apa kau pikir ia akan pulang setelah kabur membawa uangmu?”
Kali ini perkataan Tan ada benarnya. Namun, Eun Sang tetap tak bergerak dari tempatnya. Akhirnya Tan menyerah dan berkata, “Sesukamulah.” Ia masuk ke dalam mobil dan segera pergi.
Eun Sang duduk di tangga teras dalam keadaan bingung karena merasa sendirian di lingkungan yang tidak mengenalinya. Suara sirine polisi menambah keseraman malam. Segerombolan remaja yang melewati rumah Chris melihat Eun Suk duduk. Mereka mencoba menggoda-goda Eun Sang yang segera bersembunyi di balik tembok. Para remaja itu pun berlalu, namun itu saja cukup membuat urat saraf Eun Sang menegang.
Eun Sang memutuskan pergi dari rumah tersebut dan mulai berjalan pergi. Tiba-tiba terdengar suara mobil yang berhenti tepat di belakangnya. Eun Sang menengok dan melihat Tan menatapnya sambil berkata, “Apa kau mau menginap di rumahku?”
Bersambung ke sinopsis “The Heirs” episode 2
0 komentar:
Post a Comment