Sinopsis drama Korea, film, artis Korea, k-pop, k-movie, dan k-drama

April 16, 2014

Sinopsis 'Angel Eyes' Episode 3-2

Sebelumnya baca dulu dong sinopsis 'Angel Eyes' episode 3 part 1.

Sinopsis 'Angel Eyes' Episode 3


Sinopsis 'Angel Eyes' Episode 1-2

Setelah memperkenalkan diri di depan semua rekannya, dokter Jae Beom mengajak Park Dong Joo bicara di atas gedung rumah sakit. Tampak Dong Joo berjalan mendekati Jae Beom yang sudah berdiri menantinya.

"Ayah!" sapa Dong Joo. Orang yang merasa dipanggil ayah itu menengok, dan melihat bila Dong Joo berjalan makin mendekat. "Apa kau benar-benar terkejut?" Dong Joo bertanya ketika melihat raut muka Jae Beom terlihat kebingungan.

Jae Beom tidak menyangkal keterkejutannya. Dia lalu mempertanyakan keberadaan Dong Joo di rumah sakitnya. Dong Joo menjelaskan bila pekerjaan di Boston ditinggalkannya. "Pekerjaan di Boston adalah pekerjaan yang orang lain tidak bisa lakukan bahkan jika mereka ingin," tukas Dong Joo.

"Kau sudah bekerja di UGD dinegara sana tapi kau meninggalkannya untuk datang kesini. Bagaimana bisa kau melakukan ini tanpa membicarakannya denganku?" tanya Jae Beom.

Dong Joo menduga ayah angkatnya itu benar-benar marah padanya. "Kau pasti benar benar marah."

Namun Jae Beom mencoba menetralkannya dengan mengatakan bahwa Dong Joo bisa sukses jika tetap berada di Boston. Bukan Dong Joo namanya bila tidak mengelak. Dia berkelit bila dirinya juga bisa sukses jika berada di Korea.

"Kembalilah sekarang," pinta Jae Beom. Namun Dong Joo menjawab bahwa dirinya akan kembali setahun ke depan - itu pun kalau dirinya tidak kecantol oleh Soo Wan lagi :p. "Tolong kembalilah, Dong Joom..."

Doo Joo mengungkapkan jika ini pertama kalinya dirinya kembali ke Korea setelah 12 tahun berada di Boston. Tentu saja kerinduan yang dirasakan Dong Joo terhadap Korea tidak bisa digantikan dengan kesuksesan di Boston. "Kau tahu betapa inginnya aku berada disini," ungkap Dong Joo, "Lagipula, Hye Joo sudah baik-baik saja sekarang, dan sekarang aku sudah memiliki kesempatan untuk membantumu. Jadi tidak ada alasan untuk ragu ragu."

"Dong Joo!" pekik Jae Beom. Kemudian Dong Joo meminta kepada Jae Beom bila dirinya ingin dipanggil Dylan Park dan tak boleh ada yang mengetahui tentang hubungan mereka. Sebab, akan sangat rumit kalau harus menjelaskan hubungan kita kepada setiap orang. Di samping itu, Dylan sudah diterima di rumah sakit Jae Beom. Jadi, walaupun Jae Beom seorang direktur sekalipun akan sulit untuk mendepak Dylan. Semua harus mengikuti sistem.

"Oiya, kau juga perlu melakukan sesuatu dengan ekspresi di wajahmu itu di depan semua orang. Ekspresimu terlalu kentara," ucap Dylan sambil tersenyum, "Aku akan mulai kerja besok." Dylan pun pergi meninggalkan Jae Beom.

*

Jae Beom berada di kantornya dan membuka surat dari Dong Joo, yang seharusnya diberikan kepada Soo Wan. Dia ingat dua belas tahun silam pernah mendapat informasi bahwa Dong Joo adalah murid pintar. Dong Joo yang pintar diterima di sekolah kedokteran terbaik, tapi keterbatasan biaya menghambatnya terlebih setelah uang beasiswanya tidak cukup untuk uang masuk. Jae Beom juga ingat bagaimana dulu dia sempat mencoba menyelamatkan nyawa Jung Hwa yang sekarat. Namun karena teringat keinginan Soo Wan yang mau bisa melihat dan Jung Hwa adalah pendonor potensial, Jae Beom membiarkan Jung Hwa meninggal.

Hal itu kemudian memberinya perasaan bersalah. Terlebih ketika Dong Joo mengucapkan terima kasih atas perjuangan yang telah dilakukan Jae Beom. Perasaan bersalahnya itu kemudian mengantarkan Jae Beom untuk melihat Dong Joo di Boston. Jae Beom melihat Dong Joo sedang bekerja di perusahaan pengantaran barang.

Jae Beom mencoba menghilang tanpa jejak. Sayang, Dong Joo melihat dan mengenalinya. "Direktur?" pekik Dong Joo memanggil Jae Beom. Melihat yang ada di depannya adalah Jae Beom, Dong Joo segera menghampiri. Saking senangnya bertemu Jae Beom, Dong Joo memeluknya.

Jae Beom kembali pada kesadarannya. Dia melepaskan kacamatanya.

*

Dong Joo mengunjungi makam ibunya dan menyerahkan satu buket bunga. "Jung Hwa, Aku disini," kata Dong Joo, seolah-olah sedang berbicara kepada ibundanya. "Katakan padaku dengan jujur. Kau bangga kan dengan anakmu kan?"

Lalu, dengan wajah yang terlihat malu-malu, Dong Joo berkata, "Jung Hwa, bagaimana keadaan Soo Wan. Apa dia baik-baik saja? Apa aku akan bisa melihatnya lagi?"

*

Soo Wan mengambil kaset rekaman resep masakan yang diberikan Jung Hwa ketika ulang tahunnya dulu. Soo Wan berencana memasak nasi kerang, karena itu dia mengambil kaset rekaman yang benar. Soo Wan menyetel kaset rekaman itu dan terdengarlah suara Jung Hwa yang khas. Jung Hwa memberikan langkah-langkahnya dengan jelas.

Setelah matang Soo Wan mengajak ayahnya makan bersama. Namun ayahnya hanya diam saja, menatap makanan. Hal itu membuat Soo Wan bertanya, "Kenapa, apa ini rasanya tidak enak?"

Pertanyaan Soo Wan membawa kesadaran Jae Beom kembali. "Hah? Tidak, ini enak," ucap Jae Beom, "Oh ya, apa kau datang kerumah sakit lagi hari ini?"

Soo Wan mengiyakan. Dia mengatakan kalau dirinya datang ke rumah sakit tiap 3-4 kali sehari. Lalu bertanya, "Kenapa?"

Jae Beom mengatakan bila dirinya tidak ingin Soo Wan datang lagi ke rumah sakit lagi. Soo Wan bertanya apa itu karena Ahjumma (Young Ji sepertinya, red.). Namun Jae Beom berdalih jika dia tidak mau melihat Soo Wan bekerja terlalu keras dan berbahaya lagi.

*

Mengendarai sepeda, Dong Joo pergi ke sanatorium tempat Soo Wan bekerja dulu. Dia ingat waktu masih SMA ke sana naik sepeda. Sesampainya di sana, Dong Joo meletakkan sesuatu di pohon harapan yang dilihatnya di dekat pintu masuk.

Dong Joo melihat tempat di mana dia melihat Soo Wan berdiri di antara teropong-teropong.

*

Soo Wan menjadi wanita yang sangat kuat sekarang. Bahkan, dia sanggup mengangkat beban berat untuk ukuran wanita sebanyak 10 kali lebih. Seorang teman Soo Wan mengomentari stamina yang dimiliki oleh wanita itu. "Kau memiliki stamina yang bagus. Dengan stamina itu kau bisa pergi ke Olimpiade dan memenangkan pertarungan," kata temannya Soo Wan, "Apa kau tahu berapa banyak komentar di website kita tentang video kau membalikkan badan orang itu?"

"Kapan mereka merekamnya?" Soo Wan bertanya. Lalu cekcok mulut mereka berhenti dengan kedatangan Ketua Hyung, yang membawa kue labu beras.

Ketua Hyung kemudian duduk di sebelah anak baru dan bertanya, "Apa kau pernah mencoba kue labu beras sebelumnya?" Si anak baru mengatakan bahwa dia belum pernah memakannya. Semua orang mengambil satu-satu kue labu beras yang disediakan.

Soo Wan kemudian mengedipkan matanya kepada Ketua Hyun untuk mengerjai si anak baru. Dia pura-pura tersedak dan jatuh. Orang-orang lama hanya melihat dan tidak membantu Soo Wan, karena memang sudah tahu permainannya. Lalu Ketua Hyung meminta si anak baru untuk memberikan CPR. Namun si anak baru tidak melakukannya dengan benar.

Soo Wan bangkit dan memarahi anak buahnya itu. "Hei, bocah! Ada yang mengalam obstruksi pernapasan, namun kau tidak melakukan CPR? Lihat dia mencoba melakukan CPR. ini  menggelitik, bukan CPR. Kau pasti tidak akan bisa menyelamatkan seseorang kalau seperti itu," hardik Soo Wan yang galak.

Karena kesalahan itu, Soo Wan menghukum si anak baru untuk melakukan CPR dengan benar sebanyak 100 kali dengan manekin. Plus mencuci ambulans.

Lalu terdengar suara panggilan. Mereka semua pergi.

*

"Dia mengundurkan diri?" tanya Dong Joo kepada seorang polwan. Dong Joo menanyakan tentang Detektif Kim Woo Chul - orang yang menyelidiki pelaku tabrak lari ibunya dulu. Karena Woo Chul sudah mengundurkan dirinya, Dong Joo bertanya tentang kontaknya. Namun polwan tersebut mengatakan bila pihaknya akan mencarikannya untuk Dong Joo. Karena itu, dia meminta Dong Joo untuk meninggakan nomor telpon.

Dong Joon pun pergi mengendarai sepedanya. Ketika berhenti di lampur merah Dong Joo mendengar seorang petugas 119 meneriakkan kepada nama Soo Wan. Hal itu membuat Dong Joo menghentikan langkahnya. Dia menatap dalam diam Soo Wan yang tumbuh dengan baik. Kemudian Dong Joo tersenyum.

Tidak berhenti sampai di situ saja, Dong Joo rupanya mengikuti Soo Wan hingga ke tempat kerjanya. Dari kejauhan Dong Joo melihat Soo Wan sedang mencuci mobil. Raut wajahnya terlihat gembira.

Kepingan kenangan pun tergabung kembali saat Dong Joo menatap bintang bersama Soo Wan. Saat itu Soo Wan bertanya apa yang ingin Dong Joo lakukan di masa depan (pekerjaan, red.). "Tentu saja, seorang pekerja penyelamat 119," jawab Dong Joo.

Soo Wan bertanya apa ini karena ayah Dong Joo yang juga seorang penyelamat 119? Namun Dong Joo meragukannya jika dia menginginkan hal ini karena ayahnya. "Tapi sejak aku masih kecil setiap kali aku mendengar suara sirene, hatiku berdebar kencang," jelas Dong Joo.

"Hatimu berdebar kencang?"

Dong Joo menjelaskan jika itu karena dirinya sedang menunggu mereka menyelamatkan seseorang. Soo Wan mengatakan bila dirinya suka - menyukai jadi petugas penyelamat 119.

Mengingat percakapan itu membuat Dong Joo tertawa. Namun tawanya menghilang ketika ada seorang anak kecil menghampiri dan memeluk Soo Wan dari belakang. Sementara ayah anak itu berada di belakangnya, tertawa-tawa.

Dong Joo yang melihatnya dari kejauhan mengira anak itu adalah anak Soo Wan. Hal itu membuat Dong Joo sedih, terlihat dari raut wajahnya. Tidak beberapa lama kemudian, anak kecil itu digendong oleh ayahnya dan menyeberang jalan melewati Dong Joo.

Anak kecil itu mengatakan kepada ayahnya jika ibunya tentu 10 kali lebih cantik kan dibandingkan Soo Wan. "Kenapa?" tanya ayahnya.

"Karena wanita itu punya watak yang buruk..." tukas anak kecil itu, "Meski wajahnya cukup cantik."

Dong Joo tertawa kecil karena salah mengira. Setelah itu Dong Joo menyeberang jalan, menghampiri Soo Wan. Begitu sampai di hadapan Soo Wan, Dong Joo diam saja. Lalu Soo Wan bertanya, "Apa ada yang sakit? Haruskah aku menolongmu?"

Dong Joo mengatakan tidak. Dia justru bertanya soal observatorium. "Oh, kau mau pergi ke observatorium! Jadi, aku akan memberitahumu rute yang sangat bagus. Jangan ikuti tanda-tandanya. Jika kau belok di persimpangan sebelah sana, itu akan membawamu ke jalan Gobongsan. Jika kau mengikutinya akan sampai di setengah jalan gunung, kau kan melihatnya," jelas Soo Wan.

Begitu dijelaskan Dong Joo tidak langsung pergi dan diam saja di hadapan Soo Wan. Baru ketika Soo Wan ada panggilan, Dong Joo langsung pergi.

*

Di kediamannya, Dong Joo mengingat percakapannya bersama Soo Wan tadi siang. Dia membodoh-bodohkan Soo Wan yang tidak mengenali suaranya. "Kau tidak berubah sama sekali. Tidak, kau menjadi orang yang sangat bersemangat sekarang. Soo Wanku," gumam Dong Joo.

Dia mendengarkan pemutar kaset yang diberikan Soo Wan dulu.

*

Dong Joo masuk pagi-pagi dalam keadaan fresh. Seorang rekannya yang disapa curiga jika Dong Joo memiliki sesuatu yang baik. Namun Dong Joo tidak membahasnya. Dia pergi ke meja administrasi dan mendapat tugas untuk hari ini.

Young Ji yang sedang bersama Jae Beom dan rekan-rekan Dong Joo berkomentar, "Atmosfir UGD berubah."

Seorang rekan Dong Joo mengatakan bila semua ini berkat efek Dylan. Young Ji bertanya, "Efek Dylan?" Rekan Dong Joo mengatakan bila tingkat kepuasan pasien naik 200% semenjak ada Dylan dan bertanya jika bukan lantaran efek Dylan karena apa lagi?

Jae Beom tua berkata, "Jangan menilai berlebihan seperti itu. Masih terlalu dini sekarang..."

"Apa kau iri sekarang?" tanya Young Ji, "Aku senang karena  ini seperti melihat dirimu yang lama."

*

Di kantor polisi, Min Soo sedang membawa penjahat yang mau dijebloskan ke penjara. Saat itu, dia melihat detektif Kim Woo Chul sedang mengamuk-amuk di kantor. Kemudian Kim Woo Chul keluar.

Min Soo kemudian menemui Woo Chul di luar. Woo Chul mengecek Min Soo bak seorang penjahat. Namun Min Soo mengeluarkan dompetnya dan mengatakan bahwa Woo Chul bisa mengambilnya. Woo Chul mengambil beberapa lembar uang dari dompet Min Soo dan berkata bahwa dia menyimpannya. Setelah itu dia pergi.

*

Soo Wan sedang bergerak bersama si anak baru. Mereka mendapat laporan bahwa ada seorang yang terluka di bagian pergelangan tangannya. Pria itu mengalami pendarahan berat.

*

Dong Joo berdiri di depan cermin dan mematut-matutkan diri. Sepertinya rasa percaya dirinya hilang. Sebab dia mau menemui Soo Wan lagi.

*

Soo Wan sedang berusaha menahan orang yang mencoba melakukan bunuh diri.

Begitu sampai di depan rumah sakit, dan si anak baru membuka pintu belakang, Soo Wan sudah menjadi sandera dan pria yang bunuh diri itu mengancam dengan pisau. Si anak baru mundur.

Rumah sakit pun heboh dengan keberadaan orang tersebut. Dong Joo yang diberitahu bahwa Soo Wan menjadi korban sandera kemudian menolongnya.

Berbekal kerja sama dengan rekannya, Dong Joo meminta rekannya untuk mematikan lampu biar Soo Wan bisa melarikan diri. Sebab dia yakin si pria yang mau bunuh diri itu takkan bisa melihat dalam kegelapan.

Setelah usahanya membujuk gagal Dong Joo menghubungi temannya untuk mematikan lampu. Sementara dia sendiri bersembunyi di bawah meja. Begitu mati lampu, Soo Wan melarikan diri, Dong Joo lari menangkap Soo Wan. Dan seorang rekannya berlari dan meringkus si pelaku. Begitu listrik menyala Soo Wan sudah berada dalam pelukan Dong Joo, sementara si pelaku yang ingin menghujamkan pisaunya ke teman Dong Joo sudah berhasil diringkus oleh polisi. (Sebenernya aku punya unek-unek soal adegan ini, nanti kutuliskan di bawah).

Soo Wan yang berada dalam pelukan Dong Joo, teringat waktu dia berada di pelukan Dong Joo saat terjatuh dari sepeda dulu. Begitu tersadar seseorang memanggil Soo Wan.

"Soo Wan!" pekik orang itu. Soo Wan menengok ke arahnya dan menemukan Ji Woon ada di sana. Soo Wan menghampirinya dan memeluk Ji Won. Hal itu dilihat oleh Dong Joo, yang kemudian merasa terpukul. Dia tidak menyangka Soo Wan sudah punya kekasih baru, yang ternyata adalah teman sekerjanya sendiri.

*

Dong Joo berdiri terdiam di ruangannya, sambil terbengong-bengong sementara Soo Wan dimintai keterangannya terkait kasus tersebut oleh pihak kepolisian.

*

Dong Joo pergi keluar. Hal itu dilihat oleh Soo Wan.

Di luar Dong Joo terbayang-bayang ucapan Ji Won yang mengucapkan terima kasih padanya atas pertolongannya kepada Soo Wan. Ternyata Ji Won adalah pacar Soo Wan.

Soo Wan berdiri di depan Dong Joo dan bertanya, "Apa kau baik baik saja?" Kalung peluit yang pernah diberikan Dong Joo kepada Soo Wan terhuyung keluar. Dong Joo melihat kalung itu dan hendak mengambilnya, namun Soo Wan berdiri.

Dong Joo juga berdiri dan mencengkeram tangan Soo Wan. Sehingga, membuat Soo Wan bingung atas apa yang sudah terjadi.[kr]

===the comment===
Di adegan bagian terakhir, agak sedikit janggal buatku. Kenapa orang yang mengancam Soo Wan itu pakai masuk ke rumah sakit ya? Apa motivasinya masuk ke rumah sakit. Mengapa dia tidak langsung lari aja, jika dirinya merasa terancam. Lagian Soo Wan bisa berantem. Adegan ini memberikan kesan kepadaku bahwa adegan ini dibuat-buat, hanya untuk mempertemukan Soo Wan dan Dong Joo dengan kondisi yang tidak biasa. Jadi, menurutku kesan alamiah jadi kurang. Ah, tapi aku ini hanya seorang komeng tator. Kalau suruh bikin juga bingung... hehehe... Jadi cuma itu aja sih unek-unekku.

Terima kasih sudah berkunjung.

Baca selanjutnya di sinopsis 'Angel Eyes' episode 4 ya...

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Angel Eyes' Episode 3-2

0 komentar:

Post a Comment