Terakhir di sinopsis Angel Eyes episode 15: Soo Wan melepaskan cincin Jung Hwa yang telah Dong Joo berikan kepadanya. Kemudian memberikannya kepada Dong Joo.
Menatap Dong Joo dengan kedua matanya, Soo Wan meminta Dong Joo untuk pergi dari hidupnya. Dong Joo mencoba memberi pengertian kepada Soo Wan. Namun sepertinya keputusan Soo Wan sudah bulat. Meski dengan hati yang sangat terluka, Soo Wan berjalan keluar dari gereja, meninggalkan Dong Joo yang masih tercenung dengan cincin dan harapannya.
Sinopsis Angel Eyes Episode 16
Waktu bertemu Soo Wan, Min Soo mengatakan bahwa dirinya sudah mengetahui semuanya. Tentang mata Soo Wan yang didonorkan dari Jung Hwa, ibunda Dong Joo. Ya, meskipun terkejut dengan kabar tersebut, Min Soo mengatakan bahwa apa yang telah Jung Hwa berikan adalah anugerah. Dengan tutur kata yang penuh kepedihan, Soo Wan menyatakan bahwa sejak awal seharusnya dirinya nggak usah menerima apa yang disebut oleh orang-orang sebagai anugerah dari Jung Hwa. Hal itu membuat Soo Wan merasa mau muntah dan gila. Min Soo meminta Soo Wan nggak bereaksi berlebihan seperti sekarang. Terlebih setelah Soo Wan mengatakan bahwa dirinya putus dengan Dong Joo.
Min Soo: "Aku tahu kalau kau terluka dan tertekan, tapi kau dan Dong Joo saling mencintai."
Soo Wan menggeleng lemah dan bertanya apa yang harus dilakukannya? Pertanyaan itu membuat Min Soo bertanya-tanya apa yang terjadi dengan kedua sahabatnya itu.
Dong Joo mengeluh kepada Jae Beom, yang masih berbaring nggak sadarkan diri.
Dong Joo: "Soo Wan memintaku menghilang darinya. Soo Wan! Dia tidak bisa melihat mataku lagi. Dia tidak bisa melihat dan tersenyum padaku. Dia bilang dia tidak bisa memelukku lagi! Apa kau tidak tahu apa yang ada di hatiku selama ini? Merasa bersalah pada ibuku. Menelan semua kebencian pada kau dan hanya memikirkan Soo Wan. Hanya memikirkan Soo Wan! Di dunia ini hanya dia. Satu-satunya yang aku harap bisa jadi milikku. Hanya Soo Wan. Kenapa kau melakukan itu? Apa yang kau pikirkan ketika kau melakukannya? Aku sudah bilang dia tidak boleh tahu. Bukan salah Soo Wan! Kau harusnya mengatakan padanya kalau itu tidak benar. Kalau itu tidak benar... itu tidak benar! Kalau itu bohong! Itu yang harusnya kau katakan."
Saat mengatakan keluhannya itu Dong Joo nggak kuasa lagi membendung airmata yang sudah bertahan di pelupuk matanya. Sementara itu mata Jae Beom pun mengeluarkan airmata. Dong Joo kemudian berlalu dari sisi Jae Beom, ketika itu tangan kiri Jae Beom bergerak-gerak sedikit. Matanya pun terbuka. Sepertinya dia mendengar apa yang Dong Joo katakan.
Bosan berada di kamarnya Detektif Kim keluar untuk mencari angin. Dia memungut rokok dari tempat sampah. Begitu mau menyalakan puntung rokok tersebut, Detektif Kim melihat bahwa Young Ji dan bosnya Min Soo sedang berbicara. Apa yang mereka bicarakan? Pikir Detektif Kim sambil terus menatap keduanya.
Apa yang mereka bicarakan adalah bosnya Min Soo memberitahu Young Ji bahwa Min Soo telah berhasil menemukan mobil yang dipakai untuk tabrak lari itu. Mimik wajah Young Ji berubah. Bagaimana bisa? Segera setelah terjadinya kecelakaan mobil itu dibawa ke tempat pembuangan mobil untuk dihancurkan. Bosnya Min Soo mengiyakan. Hanya saja...
Bosnya Min Soo: "Masalahnya, mobil itu sangat mahal dan kerusakannya kecil. Sepertinya pemilik penghancur mobil itu diam-diam memperbaiki dan menggunakannya."
Young Ji: "Apa kau bercanda?"
Bosnya Min Soo: "Tapi untungnya, dia mengubahnya sehingga tidak bisa dikenali. Satu satunya yang bisa dikonfirmasi adalah mobil yang masuk penghancuran itu adalah mobil Jaksa Kang. Itu tidak bisa digunakan sebagai bukti untuk kecelakaan mobil."
Young Ji nggak percaya dengan itu.
Ji Won serta Dong Joo berdiri di sisi tempat tidur Jae Beom. Mendiskusikan kondisi Presdir Rumah Sakit Seyoung tersebut. Melihat mata Jae Beom yang sudah mulai terbuka, mereka berdua berharap ada keajaiban bagi Jae Beom.
Di tengah-tengah perbincangan itu, Soo Wan membuka pintu ruang perawatan. Tanpa masuk, dia menatap keduanya, khususnya Dong Joo. Bahkan, keduanya saling menatap. Terpaku selama beberapa detik, Soo Wan tersadar dan pergi kembali.
Ji Won menemukan Soo Wan duduk seorang diri di bangku taman RS. Sambil mendekatinya dan duduk di sebelah mantan kekasihnya itu, Ji Won mengatakan jika dirinya bisa mengerti mengapa Soo Wan bersikap seperti ini.
Ji Won: "Aku sudah tahu tentang Park Dong Joo dan ibunya, dan juga tentang ayahmu."
Soo Wan terkejut dengan kata-kata Ji Won. Meski Ji Won meminta Soo Wan untuk nggak terkejut. Karena dia mencoba memandang dari sisi ayahnya Soo Wan, bagaimana perasaannya. Ya, meski sedih dan menyedihkan juga mengapa Jae Beom sampai tega berbuat seperti ini. Itu karena rasa cintanya terhadap Soo Wan. Kata-kata Ji Won, meski benar, sangat menyakitkan untuk Soo Wan, yang kemudian meminta Ji Won untuk berhenti bicara. Walau begitu, ayahnya Soo Wan adalah dokter hebat yang mungkin telah menyelamatkan ribuan nyawa. Karena dia juga manusia. Dokter juga manusia. Maka kekhilafan bisa terjadi. Ji Won akhirnya pamit ingin masuk ke dalam RS lagi.
Sebelum Ji Won jauh, Soo Wan mengucapkan terima kasih atas pengertian Ji Won. Saat itu, Dong Joo lewat nggak jauh dari tempat mereka berdua bicara. Dong Joo melihat Ji Won dan Soo Wan pergi ke arah berbeda tanpa bisa berbuat apa-apa.
Sambil mengelap ayahnya dengan penuh kasih, Soo Wan
berceloteh tentang betapa ayahnya membenci menjaga kesehatan. Soo Wan menduga ini lantaran ayahnya cepat-cepat ingin bertemu ibunya di surga. Selama 12 tahun ini, Soo Wan mengatakan pasti ayahnya merasa seperti berada di neraka dan mengalami hari yang berat. Meski mengaku nggak terlalu pintar, Soo Wan mengungkapkan jika dirinya sekarang mulai bisa paham mengapa ayahnya jarang mau melihat ke arah matanya, bahkan jarang tersenyum. Soo Wan mengira Jae Beom masih marah kepadanya atas kecelakaan ibundanya dulu.
Soo Wan: "...Ini sangat menyakitkan ya, ayah? Karena setiap kali kau melihat mataku rasanya seperti kau sedang dihukum. Tapi tetap saja Ayah, kau seharusnya nggak melakukannya. Kau seharusnya nggak melakukannya. Nggak peduli seberapa menyedihkan aku, kau seharusnya nggak melakukannya.
Nggak peduli betapa berterimakasihnya aku padamu. Aku nggak bisa mengucapkan terima kasih."
Soo Wan pun menggenggam tangan kanan Jae Beom dan menyatakan bahwa dirinya nggak akan membuat ayahnya kesepian lagi. Tetap bersama dalam suka maupun duka. Sementara dirinya akan menyingkirkan Dong Joo dari kehidupan mereka berdua. Selamanya. Sebab, Dong Joo nggak bersalah. Dong Joo nggak usah mencintainya lagi. Sesudah itu Soo Wan memeluk ayahnya - mata Jae Beom terbuka dan mengeluarkan air mata lagi.
Demi menghilangkan pikiran suntuknya yang terus berkecamuk di dalam dada, Dong Joo pergi ke kedai untuk minum-minum sendirian. Sambil menatap cincin Jung Hwa yang diberikan untuk Soo Wan, dan kini telah dikembalikan kembali. Keping-keping kenangan saat bersama Soo Wan pun kembali utuh. Dia mengingat bagaimana dulu Soo Wan memintanya untuk izin terlebih dulu kalau mau pergi lagi. Dan bagaimana Soo Wan kini bersikap kebalikannya.
Pulang-pulang, Dong Joo dalam kondisi mabok. Hye Joo yang ada di dalam apartemennya menyapa kakak tercintanya itu. Namun, sang kakak sepertinya sedang kepayahan dan membutuhkan bantuan. Sehingga, Hye Joo buru-buru memapahnya supaya nggak roboh. Saat itu Hye Joo bertanya apa yang sudah terjadi pada kakaknya itu. Dong Joo menjelaskan bahwa dirinya nggak apa-apa.
Begitu masuk kamar, Hye Joo melihat jika kakaknya sedang mengigau tentang Soo Wan. Hye Joo memperlihatkan wajah prihatin dan menduga pasti ada yang terjadi antara kakaknya dengan unnie Soo Wan. Meski begitu, Hye Joo keluar dari kamar setelah mematikan lampu.
Keesokan pagi, saat keluar kamar, Dong Joo menemukan adiknya telah duduk di sofa sambil merajut. Dong Joo bertanya mengapa Hye Joo tiba-tiba merajut? Hye Joo mengungkapkan jika merajut adalah salah satu terapi yang baik untuk mengungkapkan perasaan cinta terhadap orang yang dicintai. Mau nge-rajut untuk dibuat apapun, toh hasil rajutannya akan dibuat untuk satu orang saja. Hal ini seperti kata Jung Hwa, ibu mereka berdua.
Dong Joo: "Terus kau merajut untuk siapa?"
Hye Joo nyengir sambil berkata bahwa itu adalah rahasia!
Min Soo yang ditemani Ji Won beralasan kalau keseringannya datang ke rumah sakit adalah untuk menjenguk ayahnya Soo Wan dan Detektif Kim. Ji Won merasa senang Min Soo lebih sering ke rumah sakit.
Min Soo: "Dalam penyelidikkanku, 12 tahun yang lalu Jaksa Kang membeli mobil sport dan kemudian mau menghancurkannya. Memang kenapa dengan mobil itu? Oiya, apa masih kau ingat dengan mobil itu?"
Pertanyaan itu membuat Ji Won bertanya mengapa Min Soo menyelidikinya? Min Soo menjelaskan jika dirinya tengah menyelidiki kembali kasus tabrak lari kecelakaan ibunya Dong Joo, yang mulai mengarah ke satu titik yaitu Jaksa Kang. Besar kemungkinan kalau bukti-bukti yang dikumpulkan sudah cukup, maka Jaksa Kang akan dipanggil sesuai keperluan. Min Soo memberitahu Ji Won karena hubungan baik mereka berdua. Hal itu jelas membuat Ji Won kaget. Dia bertanya...
Ji Won: "Kecelakaan itu di mana terjadinya?"
Min Soo: "Persimpangan Sewon di Sewondong."
Ji Won terperangah. Jadi?
Wah, kira-kira siapakah pelaku tabrak lari itu ya? Apakah benar Jaksa Kang - orang yang selama ini nggak pernah main di serial ini? Baca kelanjutannya dalam sinopsis drama Korea Angel Eyes episode 16 part 2.
0 komentar:
Post a Comment