Sebelumnya kalian bisa membaca sinopsis Angel Eyes episode 17 part 1.
Sinopsis Angel Eyes Episode 17
Young Ji menatap kamar perawatan Soo Wan. Saat itu Ji Won datang dan melihat ibunya. Ketika hendak berjalan, Young Ji terkejut melihat Ji Won sudah berdiri di hadapannya. Ji Won mengingatkan, "Ibu nggak seharusnya ada di sini."
Young Ji nggak berkata apa-apa dan lebih memilih pergi dari hadapan Ji Won. Hal itu nggak disia-siakan Ji Won yang justru mengejar langkah ibunya. "Katakan padaku. Kenapa Soo Wan harus dihukum karena kesalahan kita?" tanya Ji Won.
"Apa maksudmu aku berharap dia menjadi seperti itu?" sahut Young Ji. Bukan itu jawaban yang diharapkan Ji Won. Tapi sebuah jawaban yang penuh pertanggung-jawabanya. Young Ji membalikkan tubuh dan mengatakan memang benar dia melakukan kesalahan. Tapi apa hubungannya apa yang terjadi antara Soo Wan dan Jae Beom dengan dirinya? "Itu terjadi pada Soo Wan dan Direktur Yoon, karena kesalahan dan takdir mereka sendiri. Kenapa aku? Kenapa kita harus bertanggung jawab untuk penderitaan mereka?" Young Ji mempertanyakan maksud pertanyaan Ji Won.
Kata-kata Young Ji justru membuat Ji Won bertanya ibunya sedang nggak serius kan? Sedang bercanda? Ji Won yakin bahwa ibunya bukanlah orang yang seperti yang disebut ibunya sendiri. Young Ji memotong kalimat anaknya bahwa masalah yang sedang mereka hadapi sudah cukup membuat mereka gila. Young Ji juga mengingatkan jika Ji Won mau menolong Soo Wan, sebaiknya itu nggak mengorbankan diri sendiri. Bahkan ibunya sendiri. Young Ji segera berlalu dari hadapan Ji Won.
Sepeninggal Young Ji, kembali Ji Won teringat percakapan dengan ibunya sebelumnya. Tentang bagaimana ibunya membuat Jung Hwa bungkam untuk selama-lamanya, melalui tangan orang lain. Saat itu, Young Ji telah mengakui bahwa dirinya telah membunuh Jung Hwa. Itu dilakukan karena Jung Hwa masih ingat dengan mobil yang dikendarai Ji Won. Jika Jung Hwa sembuh saat itu, secara otomatis maka Ji Won akan masuk penjara. Young Ji nggak mau itu terjadi.
Kenyataan itu membuat Ji Won shock. Lalu dia bertanya bagaimana cara ibunya melakukannya?
Young Ji menjelaskan jika dia telah menyuntikkan Tetrodotoxin pasca-operasi. Sehingga, walaupun operasi berjalan dengan mulus, kondisi pasien (Jung Hwa, red.) langsung kritis. Mengetahui kekritisan pasien, Young Ji menyebutkan jika Jae Beom juga mengalami kegalauan hati yang sama. Dia membutuhkan donor mata untuk anaknya. Sehingga nggak bisa membedakan mana yang benar mana yang salah. "Direktur Yoon mungkin mengerti. Dia pasti tahu bagaimana perasaanku," ungkap Young Ji.
Kening Ji Won berkerut. Dia berseloroh hal itu nggak sama. "...Goyah setelah melihat pasien kritis, tidak sama dengan orang membunuh orang lain dengan suntikan mematikan!" sahut Ji Won. Lagipula setelah semua itu, Young Ji justru membiarkan Jae Beom hidup dalam dosa, dalam kesalahannya. Membiarkan Jae Beom berpikir bahwa dia yang telah membunuh Jung Hwa. Terlebih mereka berdua itu sahabatan, seharusnya Young Ji nggak melakukan itu kepada Jae Beom.
Young Ji sudah menutup mata hatinya. Dia nggak peduli kata-kata Ji Won anaknya. Bersikap dan bereaksi seperti itu tetap saja sama, Jae Beom akan mengerti dirinya. Mengerti apa yang dirasakannya.
Ji Won mempertanyakan mengapa ibunya tega melakukan hal penuh dosa ini? Kenapa ibunya nggak membiarkan saja dirinya di penjara? Young Ji menjelaskan bahwa sebagai wanita, hal yang paling istimewa adalah menjadi ibu. Dan anak yang paling disayangnya pun hanya Ji Won seorang. Nggak ada yang lain. Ji Won adalah orang yang Young Ji banggakan sebagai wanita. Ji Won mendesah nggak sanggup berkata apa-apa lagi.
Untuk menghilangkan perasaan galau di hati, Ji Won pergi minum.
Hye Joo telah mempersiapkan baju hasil rajutannya ke dalam box kado. Lalu Hye Joo ke kamar Dong Joo dan menemukan Dong Joo sedang merapikan baju. Hye Joo bertanya apa Dong Joo mau pergi ke Boston?
Tersenyum, Dong Joo menjelaskan jika dirinya nggak berniat pergi kemana-mana lagi. Dia akan tetap tinggal di Korea dan akan tinggal bersama Soo Wan. Ini karena Soo Wan sedang sakit. Hye Joo kaget, sakit apa unnie-nya itu?
Dong Joo menjemput Soo Wan ke rumah sakit dan mengantarkannya pulang ke rumah, hingga ke kamar Soo Wan. Sesampainya di kamar, Soo Wan segera meraba-raba dengan tangannya untuk menuju ke lemari. Ketika membuka lemari, Soo Wan meraba-raba sesuatu. Dong Joo yang melihatnya bertanya apa yang sedang Soo Wan cari? Biar Dong Joo yang mengambilkannya. Soo Wan nggak menggubris ucapan Dong Joo dan terus meraba-raba dalam lemarinya. Ternyata mengambil tongkat besi yang biasa dipakainya dulu waktu belum bisa melihat.
Melihat hal tersebut, Dong Joo bertanya, "Apa yang kau lakukan?"
"Aku akan butuh ini sekarang," sahut Soo Wan.
Soo Wan lalu menyuruh Dong Joo pergi sekarang. Namun Dong Joo justru mengatakan bahwa dia nggak akan pergi lagi dari sisi Soo Wan apapun yang terjadi. Meski begitu Soo Wan sudah kehilangan akal dan tetap memilih nggak menggubris apa-apa lagi dari Dong Joo. Bahkan, dia menekuk tongkat besinya dan pergi tidur, meninggalkan Dong Joo yang masih menunggunya di sana.
Dua pengacara Jae Beom menemui Dong Joo untuk menyampaikan wasiat terakhir almarhum terkait kekayaan yang dimilikinya. Keduanya menyampaikan bahwa Dong Joo telah menerima semua harta kekayaan yang dimiliki Jae Beom untuk dikelola bersama Soo Wan sebagai harta bersama. Dong Joo tampak bingung, terlebih ketika salah seorang pengacara memberikan Dong Joo surat yang ditulis Jae Beom.
Dong Joo membaca surat dari Jae Beom yang isinya sebuah permintaan agar Dong Joo tetap mencintai Soo Wan tanpa berubah. Jae Beom percaya jika perasaan yang dimiliki Dong Joo jauh lebih suci dan murni dibandingkan dirinya, ayah kandungnya Soo Wan. Dong Joo pun pergi nyekar ke makam Jae Beom, sambil membawakan bir kesukaan calon mertuanya itu. Di sana, Dong Joo berujar jika Jae Beom adalah ayah yang buruk. Setelah membuat masalah pergi begitu saja dan meninggalkan Dong Joo dengan tugas yang sulit. Bahkan terlalu sulit bagi Dong Joo untuk kali ini. "Ayah. Jika kau merasa bersalah padaku, ajari aku apa yang harus ku lakukan untuk Soo Wan. Apa yang harus kulakukan?" tanya Dong Joo, merasa nggak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.
Setelah mendekam di ruang perawatan selama beberapa waktu, akhirnya Detektif Kim bisa menghirup udara di luar juga. Ya, dibantu Min Soo, dia sudah bisa pergi dari rumah sakit sekarang juga. Namun, Detektif Kim menyatakan bahwa sebelum pergi ke rumah, dia akan menyapa ke kantor polisi. Min Soo bertanya, apa untuk kasus pemukulan kepala Detektif Kim? Sebab itu sudah didaftarkan oleh Min Soo. Detektif Kim mengatakan bukan untuk itu.
Detektif Kim rupanya menemui bosnya Min Soo dan menunjukkan foto yang berhasil diambil yang diberi judul "Pertemuan Rahasia". "Apa kau berselingkuh dengan Wakil Direktur Rumah Sakit Se Young?" tuduh Detektif Kim, yang langsung ditepis oleh bosnya Min Soo.
Bosnya Min Soo beralasan kalau pertemuannya dengan Young Ji adalah untuk membicarakan Jaksa Kang. Sambil tersenyum sinis, Detektif Kim mempertanyakan apa maksudnya? Apa ini zaman Joseon? Jika Jaksa Kan butuh dengan istrinya, toh dia bisa menghubungi dan bicara sendiri kan? Kemudian, Detektif Kim meledek bosnya Min Soo dengan pertanyaan, "Apa posisi yang kau tawarkan padaku masih kosong saat ini? Seharusnya aku mendengarkanmu sehingga kepalaku nggak terluka seperti ini..." Setelah meledek, Detektif Kim pergi meninggalkan ruangan. Sementara bosnya Min Soo membanting pulpen dan kertas.
Dong Joo yang melihat Soo Wan sedang membaca dengan buku berhuruf braille, menawarkan diri untuk membacakan buku. Dong Joo pun memilih salah satu judul buku yang paling menarik. Baru mau membaca, Soo Wan menutup bukunya sendiri dan berjalan ke tempat duduk. Dong Joo memutuskan nggak jadi membaca buku dan duduk di sebelah Soo Wan. Tangannya menggenggam tangan Soo Wan. Memang Soo Wan nggak mengelak tapi kepalanya melengos menjauhi muka Dong Joo.
Detektif Kim menemui Min Soo yang sedang bertugas di jalanan. Dia meminta Min Soo untuk bersiap-siap, sebab umpan sudah dilempar dan tinggal menunggu ikan datang. Min Soo bertanya siapa yang menjadi umpan? Detektif Kim menunjuk dirinya sendiri. Sebelum pergi Detektif Kim meminta Min Soo untuk bersiaga selama 24 jam. Dia mengingatkan kepada Min Soo untuk datang saat ditelpon.
Seperginya Detektif Kim, Min Soo kembali mengecek laporan 119 dari seseorang saat terjadi kecelakaan. Ketika mendengarkan kembali, terdengar suara Ji Won. Min Soo nggak percaya dan menyetel ulang. Lagi, dia menemukan suara sama yang sangat dikenalinya. Hayohhh...
Soo Wan pergi ke dokter untuk kontrol. Ketika ditanyai perkembangan kondisinya, Soo Wan justru mengoceh tentang mengapa dia dilahirkan dan hal-hal absurd lainnya. Dokter kemudian meminta Soo Wan untuk melepaskannya, karena pertanyaan-pertanyaan itu hanyalah retorika yang sulit dicari jawabannya.
Dong Joo membukakan pintu mobil untuk Soo Wan. Sebelum masuk Soo Wan meminta satu hal kepada Dong Joo untuk mengantarnya ke suatu tempat. Kemana itu? Ke tukang *nj*ng. Ya, Soo Wan berniat menggunakan jasa guide *nj*ng sebagai hewan yang bisa membantunya ke mana-mana. Sesampainya di sana, Soo Wan segera berlatih dengan satu ekor *nj*ng yang akan menjadi penjaganya. Melihat itu semua membuat Dong Joo frustasi.
Di mobil Dong Joo mengingatkan bahwa sebenarnya Soo Wan nggak membutuhkan guide dog. Yang Soo Wan butuhkan adalah terapi. Soo Wan membuka pintu dan memanjang tongkat besinya. Dia berjalan di pinggir jalan yang ramai. Dong Joo yang melihatnya pun keluar. Saat itu Soo Wan hampir saja diserempet oleh sebuah mobil. Dong Joo meminta Soo Wan nggak melakukan hal yang aneh. Soo Wan menjelaskan jika itu dilakukan untuk menyuruh semua orang pergi dari sisinya. Supaya dia nggak tergantung sama orang lain lagi.
Bersambung nih ke sinopsis drama Korea Angel Eyes episode 18.
0 komentar:
Post a Comment