Sinopsis Secret Door Episode 2
Baca sebelumnya sinopsis Secret Door episode 1 part 3. Raja Yeong mengurung dirinya sendiri di dalam istana setelah mengancam untuk melepaskan takhtanya, sebagaimana kebiasaan yang dia lakukaan saat merasa tidak enak hati. Para pejabat memohon dengan sangat supaya Raja Yeongjo menarik kembali keinginannya untuk mengundurkan diri. Mereka memintanya bersama-sama dengan Pangeran Lee Sun.
Seorang pejabat, Menteri Hong (ayah mertua Pangeran Sun) membenturkan kepalanya di tanah berulang-ulang hingga akhirnya dia terjatuh dengan kepala penuh darah. Hal itu dilakukan Menteri Hong demi mengingatkan Raja Yeongjo, dan keinginan untuk dikenal.
Kemudian kita akan melihat Raja Yeongjo duduk dengan nyaman ketika kasim memberitahunya bahwa Menteri Hong tidak mau dirawat. Bahkan, dia justru tertawa geli. Kasim menyampaikan pesan: "Jika raja tidak membatalkan pengunduran dirinya, maka dia bersumpah akan mempersiapkan kuburannya sendiri."
Pangeran Sun menggendong Menteri Hong ke sebuah ruangan dan meminta dipanggilkan dokter secepatnya. Kepala Menteri Hong menggeleng. Itu menjadi tanda bagi Pangeran Sun untuk memerintahkan semua orang keluar. Segera ketika semua orang telah keluar Menteri Hong mengatakan bahwa dia kasihan melihat Pangeran Sun. Dia sama sekali tak mengira bahwa semuanya belum selesai - lebih lama sepuluh hari daripada prediksinya sekitar tiga puluh hari.
Raja Yeongjo terkekeh melihat Pangeran Sun bersimpuh di hadapannya, dan tingkah konyol Menteri Hong melukai diri sendiri. Dia menyalahkan Pangeran Sun atas usahanya untuk melegalkan saecheck.
Pangeran Sun bertanya sungguh-sungguh apa yang salah dengan kebebasan membaca buku bagi masyarakat luas? Yeongjo menjelaskan secara hati-hati bahwa ini adalah soal mempertahankan warisan hukum yang sudah berusia 400 tahun. Juga soal ketertiban. Jika salah satu hukum diubah, apa yang bisa menghentikan masyarakat untuk menuntut reformasi lainnya? Dengan demikian istana akan terancam kedigdayaannya.
Pangeran Sun tidak melihat kemungkinan itu. Tapi seandainya memang terjadi seperti itu, dia bertanya kenapa kedua belah pihak tidak bisa duduk satu meja untuk berunding? Amarah Yeongjo meledak: "Hanya orang yang berkuasalah yang bisa memberikan izin!"
Raja Yeongjo memberitahu Pangeran Sun andai saja dirinya tidak buru-buru menghentikan maka para menteri akan menyangkal Pangeran Sun. Setelah itu mereka akan membicarakan sakjiso (surat pengunduran diri) untuk Pangeran Sun. Raja Yeongjo menilai Pangeran Sun terlalu sok - tanpa memahami jalan pikiran para menteri, justru bertindak dan berpihak pada rakyat! Pangeran Sun terdiam. Raja Yeongjo mengingatkan jika Pangeran Sun mau melegalkan saecheck sebaiknya Pangeran Sun harus memiliki kekuatan dan kekuasaan terlebih dulu.
Ketika kembali ke kamarnya, Pangeran Sun mendapatkan surat dari Heung Bok, yang memintanya untuk tidak tidur cepat. Karena Heung Bok menemukan sesuatu yang penting. Saat itu, Heung Bok tengah dalam perjalanan pulang. Kasim Pangeran Sun bertanya apa yang mau dibahas Heung Bok? Pangeran Sun mengatakan bahwa Heung Bok telah mendapatkan apa yang diinginkannya, yaitu penulis favoritnya. Kasim bertanya siapa yang Pangeran Sun maksud?
Di ruang bawah tanah perpustakaan keluarga Seo, kita melihat jika beberapa orang - termasuk ayah dan Ji Dam - sibuk mempersiapkan buku pinjaman. Ketika semua sudah siap, mereka bergerak untuk menyebarkannya kepada para peminjam.
Kasim Pangeran Sun menebak bahwa penulis yang mau dijumpai tuannya adalah wanita. Pangeran Sun berkelit bahwa yang mau ditemuinya adalah pria. Kasim tidak percaya - terlihat dari namanya. Dia kemudian menuding bahwa Pangeran Sun bukan mau menemui penulis, tapi wanita.
Pangeran Sun tidak menggubrisnya dan tampaknya tetap pada pendiriannya. Dia berencana memberikan penulis novel misteri yang dibacanya kesempatan, setelah menilai si penulis sangat cerdas.
Ji Dam keluar dari persembunyiannya dengan wajah riang. Heung Bok sampai di sebuah jembatan. Dia menengok ke belakang karena merasa dibuntuti seseorang. Setelah memastikan tidak ada siapa-siapa, Heung Bok berjalan kembali tapi lebih cepat. Tiba-tiba saja tubuhnya terpaku dan gemetar hebat. Sampai-sampai barang yang dibawanya terjatuh. Dia menengok dan terkejut.
Ji Dam yang sedang berjalan, mendadak berhenti ketika melihat tubuh Heung Bok terjatuh dari atas jembatan. Ji Dam memutuskan pergi memeriksanya. Dan terkejut setelah menemukan Heung Bok tak bernyawa. Dia menganalisa Heung Bok mati karena dipatahkan lehernya. Dia buru-buru memanggil para petugas. Begitu kembali ke tkp, mayat Heung Bok tak ada di sana. Hal itu membuat petugas berang dan menuduh Ji Dam berbohong - padahal petugas ini telah diminta untuk mengamankan keadaan sebelumnya. Petugas mengatakan bila Ji Dam berbohong lagi, maka akan dihukum mati.
Petugas keamanan pun melaporkan kejadian tersebut kepada PM Kim. Ketika membuka pintu kamarnya PM bertanya ada di mana mayat yang ditemukan si petugas? Kemudian, kita melihat Pangeran Sun cemas karena tidak biasanya Heung Bok mengkir dari janjinya sendiri.
Keesokan harinya tampak iring-iringan Raja Yeongjo dan rombongan melewati perkampungan warga. Iring-iringan ini mengarah ke sebuah pemakaman. Raja dan Pangeran tampak memberikan penghormatan dari luar. Raja Yeongjo kemudian memerintahkan pengawal untuk memberinya air. Pasalnya, dia akan membersihkan diri untuk masuk ke dalam area pemakaman. Pengawal Raja mengerti dan segera menimba air sumur di dekat area pemakaman.
Seorang pengawal menarik tali timba. Tapi dia kesulitan menarik ember dari dalam sumur. Dia menengok untuk minta bantuan, tapi orang yang ditengokinya itu malah memintanya cepat. Si pengawal berusaha menarik tali timba sendirian tapi justru dia hampir terseret masuk sumur. Pangeran Sun meminta para pengawal lainnya untuk membantu. Bersama-sama mereka menarik tali timba. Begitu ditarik, terlihatlah seonggok mayat di ujung tali. Semua orang terkejut. Raja Yeongjo berusaha menutupi wajahnya.
Kasimnya Pangeran Sun berteriak kalau mayat itu adalah Heung Bok, pelukis potret diri Pangeran Sun. Raja Yeongjo menengok kepada para menteri. Para menteri mengatakan bahwa itu aneh. Pangeran Sun tidak percaya Heung Bok mati. Dia berjalan mendekat seolah tanpa kendali. Para pengawal menghalangi langkah Sun dan memintanya menjauh. Tapi Pangeran Sun terus melangkah.
Raja Yeongjo murka dan melepas topi kerajaan. Dia mengambil pedang salah satu pengawal dan mengacungkannya pada para menteri. Raja marah karena mereka diam saja tanpa melakukan apa-apa dan menuduh mereka ada di pihak yang menentang Pangeran Sun. Para menteri membela diri kalau mereka masih shock. Tapi Raja tidak terima dan akan menebas pedangnya . Soalnya Pangeran yang shock saja mau mencari tahu apa yang terjadi. Raja meminta mencari tahu siapa yang melakukan hal tersebut. Terlebih terjadi di makam kakak raja. Yeongjo bersumpah akan membalas perbuatan yang melakukannya jika sampai tidak ketemu pelakunya.
Mayat Heung Bok pun dibawa ke kantor polisi untuk diotopsi. Petugas polisi yang dilapori oleh Ji Dam semalam juga kaget mengetahui mayat Heung Bok ada di Elong - makam ke-20 Dinasti Raja Joseon. Ji Dam juga kaget ketika dilapori temannya, dan memastikan apa benar mayat Heung Bok ada di Uhjung - sumur makam kaum bangsawan. Kemudian Ji Dam menggumamkan keanehannya. Pasalnya, kemarin dia menemukan mayatnya bukan di sana, melainkan di Soopogyo. Teman yang memberitahu Ji Dam bertanya bagaimana bisa tahu Heung Bok pergi ke Soopogyo? Ji Dam malah balik bertanya si temannya ini apa juga tahu. Ji Dam mengira Heung Bok ke Soopogyo untuk meminjam buku, kemudian bertanya apa tujuan Heung Bok ke Soopogyo pada temannya. Teman bicara Ji Dam ketakutan, dan menyuruh Ji Dam mencari tahu sendiri dengan pergi ke kantor polisi sayap kiri.
Kepala polisi Hong Gye Hee berbincang dengan polisi yang dilapori oleh Ji Dam untuk menjelaskan bahwa sementara ini mayat Heung Bok akan diletakkan ke tempat yang lebih dekat. Polisi yang dilapori Ji Dam bertanya apa ini adalah pembunuhan? Gye Hee mengatakan belum bisa memastikan. Yang jelas adalah makam kerajaan menjadi tkp.
Raja Yeongjo melempar jubahnya. Perasaannya masih kesal dengan jadian sebelumnya, dan meminta kepastian apa benar mayat yang ditamukan itu adalah mayat si pelukis? Kemudian kita akan disuguhkan kilas balik, saat Raja Yeongjo menemui PM Kim. Itu terjadi pukul 3 pagi, delapan jam sebelum mayat Heung Bok ditemukan. Tampak Raja Yeongjo gemetar begitu membuka dokumen perjanjian antara dirinya dengan PM Kim dan para Noron. PM Kim mengingatkan bahwa dokumen tersebut bukti Yeongjo telah menerima bersekutu dengannya untuk gelar raja. Yeongjo sadar akan hal tersebut, dan mengatakan bahwa bisa saja hal itu diambil kembali, sehingga dunia akan gempar. PM Kim berseloroh kalau itu yang ditakutkannya. Yeongjo mengira PM Kim tengah bercanda dengannya. PM Kim mengatakan tidak. Dia kemudian memperlihatkan sesuatu yang disebut Maege, di mana orang yang memilikinya tengah menyembunyikan diri. Yeongjo bertanya siapa yang memberikan Maege tersebut? PM Kim menjawab Shin Heung Bok!
Kembali ke masa sekarang. Yeongjo berusaha menenangkan diri dengan membasuh wajah dan telinganya. Tapi ocehannya yang simpang siur membuktikan bahwa dirinya tidak tenang. Akhirnya dia membanting baskom alumunium ke lantai. Dia mengoceh kenapa membuang mayat Heung Bok di makam kakaknya? Yeongjo berjanji akan meringkus orang yang melakukannya? Kasim Raja Yeongjo menebak apa hal ini dilakukan oleh Pangeran Sun? Yeongjo menggeleng. Dia yakin itu bukan perbuatan putranya, sebab jika iya, maka putranya takkan sepengecut seperti sekarang. Kasim mengelus dada karena yang melakukannya bukanlah Pangeran Sun. Jika yang melakukannya adalah Pangeran Sun, maka... Raja Yeongjo melanjutkan pasti putranya akan coba mengendalikan dirinya.
Bersambung ke sinopsis drama Korea Secret Door episode 2 part 2.
0 komentar:
Post a Comment