Sinopsis Secret Door Episode 2 Part 2
Sebelumnya silakan baca sinopsis Secret Door episode 2 part 1. Pangeran Sun tak kuasa membendung air matanya begitu melihat mayat Heung Bok terbujur kaku di Japochung (kantor polisi sayap kiri). Dia menduga Heung Bok hanyalah korban orang yang memiliki kekuatan. Kemudian, dia menghapus air matanya dan berjanji akan mencari pelakunya sampai dapat. Setelah itu, dia baru akan menangis untuk Heung Bok.
Ji Dam pergi ke Japochung. Di sana dia ditemui oleh polisi yang dilaporinya semalam. "Kudengar Anda menemukan mayat Heung Bok?" tanya Ji Dam. Si polisi bertanya dari mana Ji Dam tahu? Ji Dam menyebutkan bahwa dirinya tahu setelah pergi ke Dowhasuh, dan mempertanyakan kenapa mayat Heung Bok ditemukan di makam raja, bukannya di Soopogyo? Si polisi menjawab bahwa mereka tengah mencari-tahu hal tersebut. Seandainya diperlukan, mereka akan memanggil Ji Dam untuk dimintai keterangan. Ji Dam mengerti dan undur diri. Lalu si polisi ini memberikan instruksi kepada kaki tangannya untuk membuntuti Ji Dam.
Di Kementerian sayap kiri, kantor Lee Jong Sung, telah berkumpul beberapa orang pejabat. Mereka mendiskusikan tentang penemuan mayat Heung Bok. Satu orang pejabat bertanya siapa tersangkanya? Namun yang lain mengatakan tersangkanya tidaklah penting. Hal terpenting adalah kenapa bisa mayat Heung Bok ada di Ehlong?
Sementara itu, tiga pejabat juga berkumpul di kantor PM Kim. Mereka merasa beruntung karena yang ditunjuk untuk menyelidiki adalah pihak mereka. Sehingga, mereka bisa dengan leluasa "bermain-main". Yang mereka butuhkan melanjutkan penyelidikan tersebut.
Kemudian, kita melihat jika PM Kim pergi menemui Hong Bong Hang (hakim kedua). PM Kim meminta hakim kedua Bong Hang untuk menutupi kasus tersebut, setidaknya membuatnya seolah-olah kasus bunuh diri. Hakim kedua Bong Hang mengatakan kalau hal ini akan sulit untuk ditutupi. Pasalnya, orang yang terbunuh adalah pelukis potret diri Putra Mahkota. PM Kim justru memiliki ide lebih baik. Jika tidak bisa, maka mereka harus menghabisi Putra Mahkota. Terkejutlah hakim kedua Bong Hang. Dia menyatakan bahwa itu adalah tindakan kriminal! PM Kim mengingatkan kebaikan yang telah dilakukannya untuk hakim kedua Bong Hang. Dia juga mengingat, untuk mengancam, apa yang bisa dilakukannya pada hakim kedua Bong Hang jika tidak menuruti kata-katanya.
Diiringi para pengawalnya, Pangeran Sun memasuki istana. Dia minta semua menteri dipanggil menemuinya. Teman Heung Bok, yang kemarin mengingatkan Heung Bok akan bahaya yang mengancam, bersembunyi di antara tiang-tiang. Ketika para menteri lewat, dia memanggil Park Mun Su dan mempertanyakan alasan Heung Bok dibunuh? Namun, Mun Su menyuruhnya menyingkir. PM Kim sempat menoleh sekilas.
Setelah diminta menyingkir, temannya Heung Bok ini pergi ke kamar Heung Bok. Di sana dia menemukan buku yang sebelumnya pernah diperlihatkan Heung Bok padanya. Ketika dibuka, dia menemukan lukisan diri Pangeran dan salinan dokumen yang hendak disampaikan Heung Bok pada Pangeran Sun.
Di ruang pertemuan, para menteri sudah duduk rapi. Pangeran Sun bertanya sudah sampai di mana penyelidikan terkait penemuan mayat Heung Bok di Ehlong, dan apa teori yang bisa diungkapkan? Para menteri terbagi dalam dua kubu. Dengan segera meributkan tentang teori siapa yang paling benar.
Raja Yeongjo hanya tersenyum sinis begitu mendapat informasi bahwa para menteri terbagi dalam dua kubu. Di mana mereka saling terpecah memperebutkan penyelidikan. Di ruang pertemuan, Pangeran Sun jengah mendengar keributan tidak berguna yang terjadi di depan matanya. Dia pun berteriak menuding mereka semua karena tidak bertindak sebagaimana mestinya. Setelah itu, Pangeran Sun memilih meninggalkan pertemuan.
Demi melampiaskan kekesalannya, Pangeran Sun berlatih memanah. Tapi pikirannya tidak fokus, sehingga berkali-kali mencoba, anak panah yang dilesatkan sama sekali tidak mengenai sasaran. Semua pengawalnya maklum akan kondisi tidak biasa tersebut.
Sementara itu, PM Kim dan dua anteknya berpikir untuk mencari solusi yang tepat. PM Kim mengatakan bahwa Raja-lah yang bertugas mencari solusi, yang paling protektif terhadap maenge melebihi mereka semua.
Kembali ke lokasi latihan memanah. Di mana, Pangeran Sun mencoba sekali lagi melesatkan anak panahnya. Lagi, anak panah itu meleset mengenai sasaran utamanya. Raja Yeongjo datang dan menyesalkan kenapa kemampuan memanah Pangeran Sun melemah. Pangeran Sun beralasan itu lantaran hatinya sedang kesal pada kementerian yang bertengkar soal kekuasaan untuk mengatasi kasus kematian Heung Bok. Raja Yeongjo mengatakan bahwa dirinya paham tentang kekesalan Pangeran Sun. Tapi, dia mengingatkan supaya Pangeran Sun tidak memperlihatkannya.
Raja Yeongjo mengambil busur dan anak panah, kemudian melesatkan satu. Bulleyes! Anak panah tertancap pada sasarannya dengan sempurna. Raja Yeongjo kemudian mengingatkan Pangeran Sun untuk melakukan sesuatu yang menurutnya benar bila terjadi masalah. Jika marah pada kementerian, maka Pangeran Sun harus melakukan sesuatu untuk itu. Toh lagipula, salah satu dari menteri yang duduk di kementerian adalah ayah mertua Pangeran Sun. Mendengar nasihat itu, Pangeran Sun terdiam, tapi sejurus kemudian dia mengatakan akan mematuhi semua perkataan ayahnya. Raja senang mendengarnya.
Di istananya, Putri Mahkota Hyegyeong bicara dengan ayahnya sambil memberi makan ikan-ikan koi di kolam. Putri Mahkota Hyegyeong meminta ayahnya untuk terus mencari tahu apa yang terjadi, walaupun akan ditutup-tutupi. Ayahnya mengiyakan. Dengan begitu, mereka akan tahu kenapa PM Kim berusaha menangani kasusnya, bahkan hingga raja pun turun tangan. Dengan keterlibatan Raja Yeongjo, Putri Mahkota Hyegyeong menduga ada rahasia besar di balik kasus tersebut yang bisa membuat hubungan antara raja dan Putri Hong melemah. Jika sudah menemukan kelemahan tersebut, maka Putri Hong bisa disingkirkan.
Pangeran Sun merasa hari ini cukup aneh. Sebab, tanpa diminta tiba-tiba saja Park Mun Su datang menemuinya. Dia kemudian mengungkapkan bahwa Raja ingin polisi yang menangani penyelidikan dengan alasan tertentu. Tapi... Pangeran Sun ragu-ragu melanjutkan kalimatnya. Park Mun Su merasa kecewa terhadap Pangeran Sun, sebab dia tidak pernah mengajarinya untuk ragu-ragu.
Menteri Young Sam mengabarkan kepada PM Kim dan dua anteknya bahwa sudah diumumkan bahwa otoritas penyelidikan kasus Heung Bok tidak diberikan kepada mereka. Kemudian tampak Hong Gye Hee (kepala biro kepolisian) datang menghadap Pangeran Sun yang menugasinya untuk memimpin penyelidikan.
Cha Je Gon menemui Park Mun Su untuk mempertanyakan alasan memilih Gye Hee untuk melakukan investigasi. Park Mun Su menjelaskan bahwa Gye Hee bukanlah tipe orang yang suka mengeluh yang dibencinya. Lebih lanjut Park Mun Su mengatakan bahwa Gye Hee adalah orang yang suka berterus terang.
Mendapat laporan kalau yang memilih Hong Gye Hee adalah Park Mun Su, PM Kim berpikir apa jangan-jangan orang yang memindahkan mayat Heung Bok adalah dia? Ketiga anteknya menengok bersamaan.
Di pusat investigasi khusus, Hong Gye Hee mulai memerintahkan anak buahnya bergerak. Dia bahkan memerintahkan untuk menyelidiki orang terdekat Heung Bok. Ketika mendapat kabar itu, Ibu Heung Bok pingsan. Beberapa orang sibuk menempel poster, lainnya mengumumkan kepada masyarakat untuk menghubungi mereka apabila mengetahui orang di dalam poster.
Sementara itu, di ruang bawah tanah keluarga Seo, Ji Dam menjelaskan kepada rekan-rekannya bahwa dirinya menemui kejanggalan pada kasus tersebut. Kenapa kasus Heung Bok harus diselidiki secara khusus - pasti ada alasan di baliknya. Ji Dam ingin menjelaskannya, tapi Ayahnya keburu datang dan membubarkan barisan. Ayahnya bertanya dari mana Ji Dam mendapatkan jobo (koran zaman Joseon), dan memintanya untuk tidak membaca bacaan seperti itu. Ji Dam mengatakan bahwa dia-lah saksi kunci kasus pembunuhan Heung Bok. Ayahnya bersikeras meminta Ji Dam tidak bersaksi. Tapi Ji Dam punya ide soal itu. Ayahnya meminta Ji Dam tidak ikut campur. Soalnya, kasus tersebut adalah kejahatan untuk melawan raja. Jika sampai Ji Dam ikut serta, nyawanya bisa melayang. Ayah Ji Dam pergi sampai menyuruh semua orang kembali bekerja dengan baik. Namun Ji Dam justu kabur dari ruang bawah tanah itu.
Ji Dam pergi melihat selebaran yang terpampang di dinding rumah warga. Dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke pusat investigasi khusus. Ketika mulai berjalan, dua orang pria membuntutinya.
Sementara itu, di pusat investigasi khusus, akan mulai dilakukan otopsi terhadap mayat Heung Bok. Ketika dokter menancapkan benda tajam ke paru-paru mayat Heung Bok, mereka melihat tidak ada air yang keluar dari sana. Mereka menebak kematian tidak disebabkan tenggelam di air.
Ji Dam menyadari bahwa dirinya dibuntuti. Karena itu, dia berlari menjauhi dua penguntitnya. Pada awalnya, Ji Dam bisa meloloskan diri dengan lincah. Tapi ketika jalan di depannya di hadang, tak ada jalan untuk meloloskan diri dari para pengejarnya. Saat itulah, Ji Dam mengeluarkan dua batu dan menimpuk dua orang pengejarnya dan berusaha meloloskan diri dengan menerabas ke rumah warga. Sayang dia hanya masuk ke dalam jalan buntu. Para pengejarnya ternyata bukan hanya empat tapi ada delapan orang. Ji Dam mengambil kayu siap melawan dan meledek bahwa untuk menangkap dirinya dibutuhkan pria sebanyak ini? Begitu para pria ini ingin menangkap Ji Dam, seorang pria yang dipanggil Bos oleh Ji Dam datang dan menghajar para cecunguk pengejar Ji Dam hingga mereka lari tunggang langgang. Ji Dam berniat menangkap salah satu pengejarnya untuk mencari tahu siapa yang menyuruhnya. Tapi, pria yang disebut Bos oleh Ji Dam itu menahannya. Dia mengatakan bahwa dirinya punya sovenir.
Chul Joo dan Ji Dam yang memberikan istilah yang sangat akrab, dan ia memperingatkan untuk tidak kacau dalam hal ini, karena geng yang menyerangnya dikenal untuk melayani pemimpin politik. Tapi dia tidak akan mendengarkannya baik, dan mengatakan bahwa dia bisa mengatasinya sendiri.
Pangeran Sun pergi menemui adik - ibu Heung Bok yang tengah sakit. Dia mengatakan bahwa dirinya menyesal ketika datang temannya sudah tiada. Sebelum pergi, Pangeran Sun meninggalkan dayangnya untuk melayani ibu Heung Bok hingga dokter datang. Kemudian berjanji pada adiknya Heung Bok bahwa dia akan menemukan pelaku pembunuh Heung Bok, sehingga mendiang temannya itu tidak dicap sebagai pengkhianat.
PM Kim mengambil tindakan yang diperlukan atas sikap lemah Yeongjo terhadap pemberontakan Pangeran Sun. Raja Yeongjo bertanya apa yang bisa dilakukannya jika anaknya secara terang-terangan menentangnya. PM Kim bertanya hal menakutkan apa yang terjadi, jika Pangeran Sun tahu tentang dokumen rahasia mereka, dan menguak rahasia di dalamnya. Raja hanya melewati gulungan rekaman kejadian pada tiga tanggal yang berbeda, mengatakan bahwa itu akan menjadi membantu.
Gye Hee meminta laporan polisi, dan pemeriksa mengatakan bahwa penyebab kematian Heung Bok adalah patah leher. Mereka menyimpulkan bahwa kematian itu disebabkan oleh bunuh diri. Namun, Gye Hee menilai tidak demikian. Pasalnya tidak ditemukan bukti kalau Heung Bok bunuh diri. Kemudian pemeriksa memberikan nama dari tiga tanggal - sebuah gulungan yang diberikan oleh PM Kim - Gye Hee membeku.
Ji Dam menemukan cara yang aman untuk pergi ke kantor polisi, yaitu dengan menyamar sebagai damo. Dia menyerahkan pernyataan kesaksian yang ditulisnya sendiri dan berpura-pura bahwa dirinya hanyalah pembawa pesan. Laporan tersebut membuat Hong Gye Hee bingung. Dia benar-benar terjebak kesaksian Ji Dam dan kesaksian pemeriksa, terlebih bila yang ditulis Ji Dam benar.
Batin Hong Gye Hee berperang antara masa depan karirnya yang hancur, atau menutupi fakta kasus kematian Heung Bok sebagai bunuh diri. Dia memegang surat pemerasan di satu tangan, dan laporan kesaksian Ji Dam di tangan yang lain. Pada akhirnya, dia membakar surat pemerasan.
Hasil penyelidikan akan diberikan untuk Raja Yeongjo dan Pangeran Sun secara bersamaan. Pangeran Sun membuka hasilnya sebelum pergi ke pengadilan. Dia ingin melihat hasil investigasi Hong Gye Hee. Tapi begitu membacanya, Pangeran Sun tidak percaya dengan hasilnya: Heung Bok dinyatakan bunuh diri.
Bersambung ke sinopsis drama Korea Secret Door episode 3.
0 komentar:
Post a Comment