Sinopsis Secret Door Episode 4 Part 2
Sebelumnya, kalian baca dulu sinopsis Secret Door episode 4 part 1. Setelah menemukan sebilah pisau di sebelah mayat Jung Woon, kita kemudian tahu kalau Pangeran Sun menghajar beberapa orang pria yang menghalangi jalannya. Ji Dam berjalan beberapa langkah di belakang Pangeran Sun, dan meminta kepada seorang pria yang mendekatinya untuk menyuruh bosnya keluar. Si bos yang dimaksud Ji Dam ternyata Chul Joo.Pangeran Sun terus menghajar pria-pria yang menghalangi jalannya hingga Chul Joo muncul - menegaskan kalau dia adalah bos dari gerombolan ini. Tanpa banyak bicara, Pangeran Sun melompat untuk menyerang Chul Joo. Sayang serangannya berhasil dipatahkan Chul Joo tanpa banyak usaha.
Chul Joo mengatakan bahwa agak kasar menyerang seseorang tanpa menjelaskan alasannya. Namun, Pangeran Sun hanya berteriak, "Kenapa kau membunuh Heung Bok?" Yap, Pangeran Sun menuduh Chul Joo telah membunuh Heung Bok, dan untuk menutupinya dia juga membunuh Jung Woon. Chul Joo tidak menjawab tuduhan Pangeran Sun, karena sibuk menghindar dan membalas Pangeran Sun.
Pada akhirnya, perkelahian itu terhenti ketika Ji Dam muncul dan meminta penjelasan Chul Joo tentang pisau berdarah milik kelompok Chul Joo berada di sebelah mayat Jung Woon. Barulah Chul Joo memahami duduk perkaranya. Mereka kemudian duduk dan berbicara.
Chul Joo memanggil salah satu anak buahnya si pemilik asli pisau yang baru saja kehilangan pisaunya. Sebagai hukuman anak buah Chul Joo ini telah dipotong telinganya, hiii. Ji Dam menduga jika pisau yang ditemukannya sengaja diletakkan di tkp untuk melibatkan kelompok Chul Joo, dan bertanya kira-kira siapa orang yang tega melakukan itu. Chul Joo mengatakan terlalu banyak nama untuk disebutkan. Terlebih setelah munculnya perpecahan antar-geng utara, selatan, timur, dan barat, sehingga fitnahan semacam ini bisa dibilang umum dilakukan.
Mereka berdua bertanya apakah Chul Joo tahu mengenai Whabootado (pesan yang ditinggalkan Jung Woon sebelum mati). Namun Chul Joo mengaku tidak tahu. Pangeran Sun mengambil pisau tersebut dan pergi keluar. Ji Dam berniat mengikutinya, tapi langkahnya ditahan oleh Chul Joo yang minta diberitahu siapa pria yang bersama Ji Dam. Dan seberapa dekat pria itu dengan Heung Bok sehingga nekat mengobrak-abrik tempatnya di tengah malam? Ji Dam mengatakan pria itu adalah Pangeran Sun.
Chul Joo keluar dengan posisi tangan bersidekap dan kepala tertunduk, kemudian meminta maaf kepada sang Pangeran karena tidak mengenalinya. Pangeran Sun mengatakan bahwa dialah seharusnya yang meminta maaf telah mengacau di tempat ini. Namun Chul Joo membuat sang Pangeran nyaman dengan mengatakan bila dirinya berada pada posisi Pangeran Sun maka dia juga telah melakukan hal yang sama.
Pangeran Sun kaget melihat Chul Joo tahu. Namun, mengatakan bila di balik pukulan Pangeran Sun yang bertenaga, itu karena dia telah kehilangan orang yang disayanginya. Chul Joo kemudian bertanya apakah Pangeran Sun ingin mengunjungi makam Heung Bok? Rupanya Heung Bok dimakamkan di dekat markas Chul Joo atas permintaan Ji Dam, dan Pangeran Sun bertanya bagaimana dia bisa berterima kasih?
Lalu, Chul Joo memberikan Pangeran Sun botol anggur, dan mengatakan bahwa peringatan anggur belumlah dilakukang. Jadi, Pangeran Sun menuangkan anggur di atas bebatuan dan menangis diam-diam.
Kembali di istana, Raja Yeongjo melihat-lihat sketsa lukisan Pangeran Sun dan menemukan potret lukisan Heung Bok. Dia ingat kapan tepatnya Pangeran Sun membuat lukisan tersebut. Itu terjadi ketika dia mengancam akan turun dari takhta di tengah musim dingin, ketika Pangeran Sun menghabiskan harinya untuk memohon kepadanya di halaman istana hingga tertutup salju.
Dia kembali ke kamar setelahnya, dalam keadaan masih setengah kaku, dan duduk melukis potret Heung Bok. Raja Yeong ingat bagaimana Pangeran Sun tersenyum, seolah-olah itu adalah satu-satunya sumber penghiburan baginya - biar apapun yang terjadi semua akan baik-baik saja karena dia punya seorang teman.
Raja Yeongjo bertanya-tanya apa yang terjadi jika Pangeran Sun lahir dari ayah seorang seniman. Maka ayahnya itu akan mengajarinya melukis apapun yang disukainya sambil menikmati hidup. Tapi faktanya, Pangeran Sun tidak lahir dari seorang pelukis, dan lahir dari ayah seorang raja, yang mengajakannya untuk menyendiri.
Dia tertawa pahit karena memainkan peran atas jabatan yang tengah didudukinya.
Pangeran Sun dan Ji Dam kembali ke tkp Jung Woon terbunuh dan menghapus pesan yang ditorehkan Jung Woon sebelum meninggal. Sehingga, pembunuh merasa semuanya berjalan sesuai rencana. Ji Dam menawarkan untuk bersaksi, tapi kali ini Pangeran Sun tidak mengizinkannya sebab itu hanya akan membawa Ji Dam sebagai target berikutnya.
Pangeran Sun mengatakan bahwa dia mempelajari ini setelah dua investigasi kasus pembunuhan Heung Bok. Dia mengatakan untuk sementara, mereka akan bekerja secara rahasia.
Para Noron bersidang untuk memastikan bahwa pembunuhan kedua dilakukan tanpa masalah. Pengawal pangeran bersumpah bahwa dia tidak membuat kesalahan kali ini. Menteri lainnya berpikir untuk tidak memburu Ji Dam sambil tertawa geli, dan meremehkan apa yang bisa dilakukan seorang gadis? Namun PM Kim menyadari bahwa dia tidak boleh gegabah, bahkan untuk seorang gadis sekalipun, karena itu dia memerintahkan untuk menemukan Ji Dam.
Ji Dam mengajak Pangeran Sun ke ruang menulis rahasianya. Di mana, banyak karakter novel yang hendak ditulis Ji Dam tersebar di mana-mana. Pada akhirnya, Pangeran sadar jika Ji Dam adalah Bingae.
Ji Dam tersenyum dan menunjukkan surat penggemar yang mengajaknya bertemu. Dia mengatakan kalau dirinya penasaran ingin menemui orang yang berhasil mengidentifikasi pembunuh di bukunya, dan fakta bahwa dia pergi untuk mengirimkan buku itu sendiri malam itu.
Pangeran Sun menyadari bahwa Ji Dam ada di tkp saat Heung Bok dibunuh. Ji Dam bertanya apa buku yang dibawa Heung Bok ditemukan di tkp? Pangeran Sun menjelaskan buku yang dipinjam Heung Bok hilang, bersamaan dengan hilangnya buku sketsa (Heung Bok biasa menggunakan buku sketsa sebagai buku harian). Ji Dam meminta Pangeran Sun melihat semua catatan tentang kasus Heung Bok yang telah dibuatnya.
Catatan Ji Dam cukup lengkap. Ada nama Petugas Min yang mengabaikan laporan petugas dan Byung Jong In yang mengabaikan kesaksian para saksi. Pangeran Sun teringat bahwa orang yang menyarankan Gye Hee untuk dijadikan pemimpin investigasi adalah Park Mun Su. Rasa curiga menyelimuti hatinya. Pada akhirnya, Pangeran Sun beringsut dari tempat duduknya dan mengatakan kepada Ji Dam bahwa dirinya akan kembali.
Chul Joo pergi mengunjungi rumah Park Mun Su untuk bertanya mengenai Heung Bok. Park Mun Su mengingatkan untuk tidak muncul di rumah secara gegabah atau menyebut nama Heung Bok lagi.
Kini kita dihadapkan pada malam kematian Heung Bok, ketika Park Mun Su tiba setelah Ji Dam memutuskan mencari polisi. Park Mun Su mengambil bungkusan buku milik Heung Bok yang tergeletak di jembatan, kemudian dia turun untuk mengecek kondisi Heung Bok. Beberapa saat kemudian Chul Joo mendekati Park Mun Su. Mereka berdua membawa mayat Heung Bok dan membuangnya ke sumur di Uhjung.
Chul Joo menginformasikan bahwa Pangeran Sun dan Ji Dam datang menemuinya, tapi kemudian terdengar suara ketukan. Tamu kedua yang datang adalah Pangeran Sun. Park Mun Su mencoba menyambutnya, tapi Pangeran Sun tidak menggubrisnya dan segera masuk ke dalam ruangan Park Mun Su. Di sana, Pangeran Sun memberitahu bahwa Jung Woon juga sudah mati dan hanya bertanya satu hal: apa motif Park Mun Su merekomendasikan Kapten Hong untuk memimpin investigasi?
Park Mun Su tidak tertarik membela diri, tapi Pangeran Sun mengatakan bahwa gurunya bukan tipe orang yang mau terlibat dalam skenario berbahaya seperti sekarang. Dia meminta penjelasan dan kebenaran - apa yang telah dilakukan Heung Bok dan Jung Woon harus mati?
Park Mun Su bertanya apa Pangeran Sun bisa menerima kebenarannya? Pangeran Sun mengiyakan, meskipun itu akan terasa berat baginya, jika tidak maka dia tidak pantas menjadi Putra Mahkota atau Raja Joseon ke-22!
Meski begitu, Park Mun Su tetap tidak memberitahu apapun kepada Pangeran Sun mengenai kebenarannya. Yang harus dilakukan Pangeran Sun adalah mencari tahunya sendiri. Dia memperingatkan Pangeran Sun untuk tidak mempercayai orang lain, bahkan tidak Park Mun sekalipun.
Pagi harinya, Park Mun Su mengantar Pangeran Sun keluar dengan bahu berat. Chul Joo kemudian keluar dari persembunyiannya dan bertanya kenapa Park Mun Su tidak memberitahu Pangeran Sun kebenarannya, dan menjelaskan bahwa itu akan mengancam mereka. Park Mun Su frustrasi sambil mengatakan dengan pasti bahwa dialah orang yang paling mau kebenarannya terungkap lebih dari siapapun. Itu sebabnya, dia membuang mayat Heung Bok ke sumur di Uhjung, meskipun tahu bahwa itu salah.
Park Mun Su mengungkapkan bahwa dirinya sebenarnya mau melihat apa yang akan dilakukan si penjahat setelah tahu mayat Heung Bok dibuang di sumur, tapi justru Jung Woon yang mati. Dia mengingatkan Chul Joo bahwa kasus tersebut bukanlah kasus pembunuhan biasa, tapi kasus yang jika kebenarannya terkuak akan menggoyang istana. Dia minta waktu untuk memikirkan langkah selanjutnya.
Tapi Chul Joo mengatakan kepadanya sebilah pisau telah diletakkan di samping mayat Jung Woo untuk menjadikan pihaknya kambing hitam. Lebih dari itu, dia menebak kalau pihak musuh tahu hubungan antara dirinya dan Park Mun Su. Karena itu, Chul Jo menjelaskan bahwa mereka harus bergerak terlebih dulu.
Pihak kepolisian yang menemukan mayat Jung Woon pada pagi harinya menyimpulkan bahwa rekan Heung Bok itu bunuh diri. Keluarga Jung Woon maratapi tubuh Jung Woon yang terbujur kaku. Sementara itu, Park Mun Su hanya melihat hal tersebut dari kejauhan. Dia membungkuk untuk memberikan penghormatan kepada Jung Woon.
Di sisi lain Ji Dam dan ayahnya membawakan obat kepada gisaeng patah hati setelah kematian Jung Woon. Ji Dam mengungkapkan kepada ayahnya bahwa dia hanya bisa menutupi tubuh gisaeng itu dengan selimut. Kemudian Ji Dam bertanya, "Ayah, apa artinya menjadi manusia?" Ji Dam berpikir bahwa harus ada sesuatu hal yang lebih yang bisa dilakukannya untuk seorang teman yang tengah berselimut duka setelah kehilangan pria yang dicintainya. Meskipun dia tidak tahu harus berbuat apa.
Pangeran Sun mengatakan kepada penasihat terpercayanya, Chae Je Gong, bahwa Jung Woon telah dibunuh. Karena itu, mereka akan melakukan investigasi ulang kedua diam-diam. Chae Je Gong terkejut mengetahui Pangeran Sun tahu tentang fakta kematian Jung Woon. Pangeran Sun setidaknya mulai menyadari bahwa ada orang yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan Kapten Hong. Namun, dia tidak mampu menerka bahwa orang itu adalah ayahnya sendiri.
PM Kim menemui Raja Yeongjo untuk mengucapkan bahwa kasus sudah ditutup dan takkan ada satu orang pun lagi yang akan membicarakan dokumen rahasia mereka lagi. Raja Yeongjo mengucapkan terima kasih dengan sinis. PM Kim tidak menyia-nyiakan waktu untuk mengajak Raja Yeongjo meluruskan sejarah, dan itu dimulai dari Kapten Hong.
Perdana Menteri Kim datang untuk melihat Yeongjo mengucapkan kasus ditutup-tidak ada yang akan pernah berbicara dokumen rahasia mereka lagi. Terima kasih Yeongjo dia sinis, dan Perdana Menteri Kim tidak menyia-nyiakan waktu untuk membuat permintaan atas nama Kapten Polisi Hong.
Dalam waktu singkat, Raja Yeongjo memanggil Pangeran Sun untuk bertemu Kapten Hong, yang hendak mundur dari posisinya sekarang pasca-investigasi khusus dilakukan. Raja Yeongjo mengatakan bahwa Pangeran Sun harus mempromosikan Kapten Hong sebagai Menteri Perang.
Mata Pangeran Sun melebar ketika Raja Yeongjo menuangkan minum untuk Kapten Hong, dan Pangeran Sun tenang. Tapi pikirannya memutar kilas balik tentang serangkaian kebohongan yang dilakukan Kapten Hong.
Raja Yeongjo memberikan Pangeran Sun botol anggur. Tapi kemudian dia melemparkannya dan menjungkirbalikkan meja, dan menendang Kapten Hong. Setelah terjungkal, Pangeran Sun memekik bahwa Kapten Hong akan mati setelah semua kebohongan yang dilakukannya.
Pangeran Sun mengatakan bahwa Kapten Hong telah menghancurkan hidup orang tidak berdaya. Raja Yeongjo tertawa melihat semuanya terungkap, tapi itu sesaat saja... detika berikutnya wajahnya berubah menjadi menakutkan. Menahan kegeraman dirinya, Raja Yeongjo berkata, "Beraninya kau berbuat seperti itu di depanku. Kau mau aku membunuhmu?!"
Bersambung ke sinopsis drama Korea Secret Door episode 5.
0 komentar:
Post a Comment